Dalam ranah produksi, suatu kegiatan operasional perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar yang begitu besar adalah produksi massal. Peningkatan pendapatan dari perusahaan, berbanding lurus bersama dengan permintaan pasar yang bisa dipenuhi. Pemenuhan permintaan, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Pada artikel ini, kita akan lebih mendalam tentang pengertian produksi massal, karakteristik, tahapan, serta contoh-contoh produk yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari.
Menurut KBBI, kata "Massal" merupakan sebutan untuk merujuk kepada sesuatu yang melibatkan atau mengakaitkan banyak orang.
Produksi Massal (Mass Production) merupakan sistem produksi barang dengan jumlah banyak yang dilakukan secara berkelanjutan dengan ikut aturan standarisasi yang sudah ditentukan untuk terpenuhinya permintaan pasar. Tujuan dari produksi massal adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar pada barang dalam jumlah banyak, dan memprioritaskan efisiensi dari aspek waktu, biaya, serta kualitas yang seragam.
Perusahaan manufaktur yang akan melakukan kegiatan operasional dalam produksi massal harus melakukan rencana yang matang sebelum menjalankannya. Dikarenakan agar kegiatan operasional produksi massal tidak hanya mementingkan pada aspek kuantitas produknya saja, tetapi tetap menjaga kualitas serta agar terhindar dari kecacatan produk karena sifatnya yang seragam.
Istilah produksi massal awalnya dipopulerkan pada tahun 1926 oleh Encyclopedia Britannica yang mengacu pada perusahaan yang bernama Form Motor Company, produsen mobil dari Amerika Serikat yang sangat berpengaruh pada Negeri Paman Sam tersebut. Di zaman itu, Ford menggunakan metode yang cukup efisien di lini perakitan terhadap pemproduksian mobil dan sekaligus melakukan manajemen buruh dengan skala besar.
Seiring perkembangan zaman, konsep produksi massal menyebar ke industri-industri lain, misalnya pada proses produksi bahan makanan, bahan kimia, bahan bakar, cairan, hingga tekstil. Sampai kini, produksi massal sudah menjadi semakin modern, sebab dibantu dengan berbagai macam teknologi seperti Ai, robotik, teknologi nano, big data, dan lain-lainya.
Setiap perusahaan yang mementingkan profit, tentu mempunyai tujuan yang bisa mendapatkan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memadukan potensi perusahaan dengan peluang pasar. Untuk meningkatkan profit dan memberi pengaruh terhadap bisnis industri, maka perusahaan perlu melakukan suatu kegiatan produksi massal. Dibawah ini merupakan beberapa hal yang menjadikan produksi massal ini dilakukan perusahaan:
1. Meningkatnya Angka Supply dan Demand Dalam dunia industri, terdapat sebutan yang umumnya digunakan seperti "Supply dan Demand". Supply merupakan jumlah keseluruhan barang yang akan dijual oleh perusahaan kepada konsumen, atau bisa juga disebut jumlah penawaran. Sedangkan Demand merupakan jumlah keseluruhan barang yang diminta konsumen untuk dibeli, atau bisa dikatakan dengan permintaan. Peningkatan jumlah supply dan demand menjadi suatu pemicu untuk perusahaan untuk melakukan produksi massal terhadap produk yang menjadi permintaan konsumen, serta sebagai persediaan supply perusahaan.
2. Ketersediaan Barang yang Masih Terbatas Hal selanjutnya yang membuat suatu perusahaan melakukan kegiatan produksi massal adalah ketersediaan barang yang masih terbatas di tengah permintaan yang semakin meningkata, serta bertambah setiap harinya. Dengan dilakukannya kegiatan produksi massal pada perusahaan bisa menjadi solusi keterbatasan barang yang diperlukan, sebab hasil produksi pada kegiatan produksi massal mempunyai jumlah dengan skala yang banyak.
3. Masih Sedikitnya Jumlah Produsen Jumlah produsen yang masih sedikit melakukan produksi barang menjadi kebutuhan masyarakat, dan menjadikan pemicu dilakukannya kegiatan produksi massal. Faktor ini menjadi peluang untuk perusahaan agar dapat meningkatkan jumlah penjualan seiring dengah masih sedikitnya jumlah produsen pada produk yang diproduksi oleh perusahaan di bidang yang sama.
4. Munculnya Peluang Bisnis yang Menjanjikan Seorang pelaku usaha tentu mempunyai kemampuan dalam melihat peluang untuk meningkatkan suatu bisnis. Kegiatan produksi massal telah menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan untuk perusahaan yang menjalankannya dengan perencanaan dan strategi yang baik.
Karakteristik produksi massal bisa kita temui pada beberapa hal, seperti prosedurnya yang mempunyai standar, targetnya dalam skala besar, dan kegiatannya yang ditunjang oleh mesin-mesin terotomatisasi. Namun, jika kita bahas, ada 7 karakteristik produksi massal yang mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan tengah melakukan proses ini, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki Prosedur yang Terstandarisasi Proses produksi massal adalah kegiatan mengahasilkan produk dalam jumlah banyak, hingga dalam proses produk massal ini perlu mempunyai suatu standarisasi. Standarisasi akan membantu produksi massal mendapat hasil barang yang sama dalam jumlah banyak, serta waktu yang relatif lebih cepat.
Saat suatu perusahaan menginginkan perubahan terhadap output barang yang dihasilkan, maka akan membuat perubahan, serta membutuhkan waktu lama pada proses perubahan sistem. Karena itu, setiap produksi massal perlu mempunyai standarisasi yang konsisten dalam menghasilkan output barang yang dihasilkan.
2. Bertujuan Menguasai Sebagian Besar Pasar Karena volume produksi begitu banyak, jadi produk-produk yang dihasilkan nantinya perlu sampai ke tangan masyarakat luas. Penyebarluasan produk melalui berbagai macam distribusi ditujukan supaya perusahaan manufaktur bisa memenuhi permintaan pasar yang sama besarnya. Jika bisa memenuhi permintaan tersebut, maka perusahaan dapat menguasai sebagian besar pasar melalui kegiatan produksi massal dengan jangka waktu yang lama.
3. Produk Massal Mudah Ditemukan di Pasaran Kita pasti tahu, bahwa produksi massal menghasilkan barang yang mempunyai bentuk dan kualitas yang seragam. Selain itu, harga produknya terjangkau dan tersedia banyak pada pasar bebas. Hal inilah yang membuat kita dapat mudah menemukan produk massal ini tanpa harus memenuhi persyaratan tertentu.
4. Jumlah Permintaan (Demand) yang Tidak Pasti Pada suatu kegiatan produksi massal, umumnya barang diproduksi dalam jumlah yang berskala besar. Karena ini, tidak pastinya jumlah permintaan seperti pada produksi batch. Produksi massal memprioritaskan efisiensi pada suatu proses produksi. Akan tetapi, permintaan yang tidak pasti, membuat barang yang diproduksi biasanya dijual dengan harga sesuai biaya produksi atau harga murah.
5. Alur Produksi yang Lancar dan Berkesinambungan Suatu kegiatan produksi massal perlu mempunyai aliran produksi yang lancar. Di satu tahap ke tahap lainnya perlu sejalan dengan tepat dan tetap, sampai proses produksi bisa terjaga polanya. Contohnya, pada produksi makanan seperti mie instan. Maka terdapat proses pembuatan mie, pemotongan mie sesuai ukuran, penambahan bumbu, serta pengemasan, hingga pada pengepakkan ke dalam kardus.
6. Biaya Produksi per Barang yang Rendah Di saat perusahaan memutuskan untuk melakukan produksi massal, terdapat berbagai kebutuhan yang harus tersedia sebelum menjalankannya, contohnya bahan baku. Tentu kebutuhan ini memerlukan modal awal pada pengadaannya, sehingga tidak salah ada yang menyebut bahwa produksi massal perlu biaya awal yang tinggi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, disaat produk massal tersebut sudah terdistribusikan dan sampai ke tangan konsumen, kita akan menyadari bahwa biaya produksi per barang sebenarnya lebih rendah dari yang dibayangkan. Karena itu, bila kita melihat pada sisi biaya dalam jangka panjang, produksi massal akan terasa lebih murah daripada sebaliknya.
7. Spesialisasi Tugas oleh Tenaga Kerja Sebagian besar proses produksi massal merupakan pemanfaatan mesin dalam menjalankan proses produksinya. Akan tetapi, produksi massal masih perlu tenaga kerja manusia, contohnya seperti produksi kendaraan bermotor. Tenaga kerja manusia diperlukan pada titik-titik tertentu pada suatu proses produksi massal. Contohnya seperti di produksi mobil, diperlukan tenaga kerja manusia untuk bagian memasang baut, uji coba kemudi, dan lain-lainnya.
Aktivitas operasional produksi massal tidak serta-merta langsung mengeksekusi setiap bahan baku yang ada di inventori agar menjadi produk jadi, Terdapat 6 tahapan yang perlu dilalui untuk syarat melakukan suatu produksi, yaitu sebagai berikut:
Tahap 1: Perencanaan Produksi Massal Tahapan merencanakan produksi massal yang pertama ialah membuat konsep perencanaannya sendiri, di tahap ini Anda harus mampu memetakan proses produksi dari awal sampai akhir.
Tahapan produksi massal terhadap fase perencanaan, antara lain sebagai berikut:
- Tahap Mempersiapkan Perencanaan Produksi Massal. - Tahap Menyusun Penjadwalan Kegiatan Produksi. - Tahap Merencanakan Pengadaan Bahan Baku Produksi. - Tahap Menyusun Penjadwalan Kegiatan Operasional. - Tahap Jadwal Komunikasi Bersama dengan Stakaholder.
Alasan penting untuk membuat tujuan rencana produksi massal ini, supaya proses produksi bisa berjalan lancar sampai akhir dengan jaminan hasil terbaik pada setiap prosesnya tanpa ada kesalahan atau cacat sedikitpun.
Tahap 2: Pembuatan Product Requirements Document (PRD) Product Requirements Document merupakan outline pada suatu persyaratan produk yang akan dibuat, sehingga orang-orang yang terlibat akan mengetahui bagaimana gambaran produk tersebut.
Terdapat 4 hal yang harus ada pada suatu Product Requirements Document (PRD), yaitu sebagai berikut:
- Purpose, tujuan dibuatnya produk. - Features, fungsi yang ada dalam produknya. - Release Criteria, kriteria perilisannya. - Timeline, alur waktu.
Tahap 3: Engineering Validation and Testing (EVT) Dalam tahap Engineering Validation and Testing (EVT) atau validasi dan pengujian teknik, tim produksi akan melakukan proses pengujian supaya fitur-fitur teknis yang disebutkan pada PRD bisa benar-benar ada dalam produk. Selain itu, proses di tahap ini akan meminimalisir, bahkan menghilangkan risiko-risiko supaya produk bisa diproduksi sesuai dengan harapan.
Tahap 4: Design Validation and Testing (DVT) Tahap selanjutnya, adalah Design Validation and Testing (DVT) atau validasi dan pengujian desain, pada tahap ini produk yang akan diproduksi diuji terlebih dahulu, dari bagaimana bentuk dan tampilannya, mulai dari bahan sampai gambaran tentang bentuk akhirnya nanti seperti apa. Pada era modern sekarang, tak jarang banyak perusahaan menggunakan teknologi 3D CAD Modeling sampai 3D printing untuk mempermudah dan membantu tim dalam pembuatan suatu prototype.
Tahap 5: Production Validation and Testing (PVT) Pada tahap ini, adalah Production Validation and Testing (PVT) atau validasi dan pengujian produksi, biasanya disebut pra produksi, yaitu tahap pengujian kemampuan produksi dengan skala lebih kecil, tetapi tetap sesuai dengan perencanaan awal. Tahap ini akan memberi tahu sejauh mana tingkata kesiapan dan kelayakan, jika nanti masuk pada tahap produksi massal.
Tahap 6: Menjalankan Proses Produksi Massal Terakhir, tahap produksi massal merupakan tahap dilakukannya produksi massal itu sendiri, tetapi tidak harus langsung diproduksi semuanya. Akan ada penyesuaian pada kapasitas produksi hingga terkadang produksi massalnya nanti bisa dijalankan dengan beberapa gelombang.
Pada penjelasan diatas, merupakan tahapan produksi massal yang perlu dilalui mulai dari tahap perencanaan, pembuatan dokumen, pengujian-pengujian, sampai proses produksinya.
Kegiatan operasional produksi massal dilakukan dengan berkelanjutan, maka hal ini bisa berpengaruh kepada banyak hal. Karena itu untuk memahami pengaruhnya, Anda perlu mengetahui 2 prinsip dasar dalam produksi massal. yaitu pemanfaatan sumber daya manusia serta penggunaan alat yang terotomatisasi. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai keduanya:
1. Spesialisasi Tugas Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang dimaksud merupakan mereka yang mempunyai keterampilan khusus (spesialis) pada bidangnya.
2. Penggunaan Alat yang Terotomatisasi Pada proses pembuatan produksi massal, biasanya ditunjang oleh alat-alat yang sudah terotomatisasi. Selain efisien, akurat, dan terhindar kesalahan produksi, manfaat lainnya ialah bisa mengurangi biaya tenaga kerja dan cepat pada waktu proses produksinya.
Dalam praktiknya, produksi massal memberikan dampak langsung terhadap sektor bisnis dan ekonomi, sebab dua hal ini saling terkait satu sama lain. Kegiatan produksi massal memberi pengaruh pada kehidupan masyarakat di kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
- Terpenuhinya kebutuhan rumah tangga. - Penunjang kegiatan dan pekerjaan. - Meningkatkan kualitas serta taraf hidup. - Berubahnya pola dan tata nilai pada masyarakat.
Pada skala yang lebih besar, produksi massal bisa memberi dampak bagi perekonomian negara, dikarenakan kegiatannya berputar dengan aktivitas produksi, distribusi, serta konsumsi dalam satu waktu bersamaan. Dengan output berupa produk massal yang mempunyai bentuk dan kualitas yang seragam, perusahaan manufaktur menjalankan tugasnya sebagai produsen.
Kemudian, produk-produknya didistribusikan oleh distributor untuk banyak pihak seperti retail, grosir, reseller, eceran, atau pelaku distribusi lainnya. Pihak-pihak ini, kemudian langsung menyalurkan produk massalnya kepada para konsumen yang pada konteksnya ialah masyarakat luas. Dari alur ini, jadi terciptalan sebuah pola apa yang diminta dan apa yang dapat disuplai. Upaya untuk memenugi "Supply & Demand" menjadi alasan utama mengapa produksi massal berpengaruh pada perekonomian suatu bangsa, sebab nantinya akan berujung terhadap Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) yang bisa naik atau malah turun.
Ketika berbicara tentang keuntungan produksi massal, maka kita juga akan membahas tentang kelebihan produksi massal itu sendiri. Perlu diketahui, kelebihan produksi massal ialah dalam segi volume dan mekanismenya sendiri. Hal ini berdampak dengan biaya pengadaan bahan baku, biaya tenaga kerja, serta waktu yang lebih efisien. Dibawah ini merupakan produksi massal yang diterima oleh perusahaan manufaktur:
- Biaya Produksinya Rendah dan Panjang Jangka Waktunya. - Efektif dan Efisien pada Tahapan Produksi sampai Distribusi. - Menghasilkan Produk yang Seragam dengan Kualitas Baik. - Produktivitas Perusahaan Meningkat.
Sama halnya dengan kelebihan, kita juga perlu memahami apa kekurangan produksi massal sebelum mengetahui kerugiannya. Beberapa kekurangan produksi massal ialah pada prosesnya yang tidak fleksibel (kaku), sebab perlu mengikuti standar, kurangnya ragam dan variasi produk, dampak lingkungan, serta investasi pada awal yang tergolong tinggi. Dibawah ini merupakan kerugian produksi massal yang diakibatkan karena perencanaan yang tidak matang:
- Modal Awal yang Besar. - Penurunan Potensi Motivasi Para Pekerja. - Dibutuhkan Peningkatan dengan Prinsip "Zero Mistake". - Aturan dan Standarisasi yang Menuntut Kesempurnaan.
Jika dirangkum pada tabel, berikut keuntungan dan kerugian produksi massal bagi perusahaan:
Keuntungan
Kerugian
Biaya Produksinya Rendah
Investasi Awalnya Tinggi
Tahap Produksi Efektif dan Efisien
Mempengaruhi Motivasi Para Pekerja
Produk Seragam dengan Kualitas yang Baik
Pengimplementasian Prinsip "Zero Mistake"
Meningkatnya Produktivitas Perusahaan
Kesempurnaan Aturan dan Standar
1. Produksi Massal Industri Otomotif Produksi massal otomotif sudah banyak dilakukan, contohnya adalah PT. Astra Daihatsu, dengan kendaraan bermotor sebagai produk massal yang dihasilkan. PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) merupakan Agen Tunggal Merek mobil Daihatsu di Indonesia mempunyai hak untuk mengimpor, merakit dan membuat kendaraan bermerk Daihatsu atau Toyota, komponen serta bisnis yang terkait di Indonesia. ADM adalah perusahaan joint venture antara Daihatsu Motor Company bersama dengan Astra International yang telah ada tahun di 1978.
Di tahun 1973, perusahaan ADM mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Tiga tahun kemudian, Astra dipercaya menjadi agen tunggal, importir dan juga distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia. Kegiatan merakit serta membuat kendaraan bermotor merupakan contoh proses produksi massal pada kendaraan bermotor.
2. Produksi Massal Makanan Kalengan Pada sektor industri pangan dan makanan, bisa kita sebut PT. Bahtera Wiraniaga Internusa sebagai contoh produksi massal ini. Untuk produk yang dihasilkan berupa berbagai macam makanan dalam bentuk kemasan kaleng. Isinya seperti produk olahan daging sampai susu formula. Pronas adalah pelopor makanan kaleng yang awalnya memproduksi makanan kaleng serta daging beku yang bersertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
3. Produksi Massal Makanan dan Minuman Kemasan Produksi makanan dan minuman dalam kemasan merupakan suatu hal paling banyak dihasilkan dalam produksi massal. Contoh perusahaannya dalah PT. Mayora Indah Tbk. Ada berbagai macam produk yang diproduksi PT. Mayora, mulai dari biskuit, minuman serta makanan ringan lainnya.
4. Produksi Massal Perangkat Mobile (Industri Elektronik) Produk massal, juga dilakukan perusahaan yang menghasilkan produk perangkat mobile dan elektronik. Contohnya, misal perusahaan melakukan produksi massal pada merek Samsung. Ada contoh selain produk massal yang diproduksi oleh Samsung, yaitu Mobile Phone, TV, LCD, serta kebutuhan elektronik rumah, contohnya kulkas dan mesin cuci.
5. Produksi Massal Konsol Game (Industri Gim) Pada contoh produksi massal konsol game, adalah produk elektronik yang dirancang khusus untuk memainkan permainan berbasis video. Misalnya perusahaan besar yang melakukan produksi perangkat Konsol Game ialah perusahaan Sony.
6. Produksi Massal Produk Pakaian (Industri Tekstil) Dalam contoh produk massal ini, secara garis besar telah menjadi kebutuhan kita setiap harinya, dikarenakan yang diproduksi adalah produk pakaian. Pakaian menjadi produk yang diproduksi secara massal dengan jumlah kebutuhan yang cukup besar dari konsumen. Hal ini merupakan salah satu produk pakaian anak yang dihasilkan oleh perusahaan pakaian internasional HnM.
7. Produksi Massal Perabot Rumah Tangga Contoh selanjutnya dari produksi massal ini merupakan perabot rumah tangga. Permintaan perabot rumah tangga, misalnya seperti alat masak, alat pembersih dan lain-lainnya. Salah satu contoh perusahaannya ialah Tupperware Brands Corporation yang menghasilkan berbagai macam wadah. Perusahaan ini adalah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam peralatan kebutuhan rumah tangga yang materialnya menggunakan bahan dasar plastik yang berkualitas.
8. Produksi Massal Alat Berat Konstruksi Perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Caterpillar memproduksi alat berat konstruksi seperti excavator, buldoser, dan traktor dalam jumlah besar untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek konstruksi besar di berbagai belahan dunia.
9. Produksi Massal Produk Perawatan Kecantikan Perusahaan-perusahaan ternama di industri kosmetik seperti L'Oréal memproduksi beragam produk perawatan kulit, rambut, dan kosmetik dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tersebar di seluruh dunia.
10. Produksi Massal Bahan Bangunan Industri bahan bangunan melibatkan produksi massal material seperti batu bata, semen, pipa, dan komponen lainnya yang digunakan dalam konstruksi gedung dan infrastruktur, yang memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan kota-kota di seluruh dunia.
Produksi massal adalah proses manufaktur yang mencakup pembuatan produk dalam jumlah besar dengan tujuan untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Proses ini melibatkan tahapan perencanaan, pengadaan bahan baku, penjadwalan, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Kesimpulan utamanya adalah bahwa produksi massal memungkinkan efisiensi produksi dan penurunan biaya per unit produk, namun juga memerlukan perencanaan yang cermat dan pengelolaan sumber daya yang efisien. Dalam konteks bisnis, produksi massal sering menjadi kunci keberhasilan dalam memenuhi permintaan pasar yang besar.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..