+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Overhead Adalah: Jenis, Tujuan, Cara Menghitung, Manfaat dan Contohnya

27 April, 2023   |   Lefanre

Overhead Adalah: Jenis, Tujuan, Cara Menghitung, Manfaat dan Contohnya

Pengertian Overhead

"Overhead" adalah pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh bisnis yang tidak terkait langsung dengan produksi atau penjualan produk atau layanan tertentu. Overhead umumnya mencakup biaya seperti biaya sewa, utilitas, asuransi, gaji karyawan non-produksi, biaya administrasi, dan biaya operasi umum lainnya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis atau proyek. Biaya overhead dapat mempengaruhi keuntungan bersih bisnis dan seringkali harus diperhitungkan dalam perencanaan keuangan dan anggaran.

Biaya overhead biasanya tersebar selama periode waktu tertentu, seperti satu tahun, dan sering dinyatakan sebagai persentase dari total pendapatan perusahaan. Misalnya, jika sebuah bisnis memiliki $1 juta pendapatan tahunan dan $250.000 biaya overhead, tarif overhead mereka akan menjadi 25%.

Mengelola biaya overhead penting untuk bisnis karena dapat berdampak langsung pada profitabilitas. Dengan mengurangi biaya overhead, bisnis dapat meningkatkan margin keuntungan mereka dan menginvestasikan kembali peluang pertumbuhan. Namun, mengurangi biaya overhead terlalu banyak juga dapat berdampak negatif pada bisnis dengan menurunkan kualitas produk atau layanannya atau menciptakan inefisiensi dalam operasi.

Dalam ringkasan, overhead memiliki sejarah yang berkembang seiring dengan perkembangan bisnis dan teknologi. Sejak awal abad ke-20 hingga saat ini, overhead telah menjadi faktor penting dalam pengelolaan biaya perusahaan.
 

Jenis Biaya Overhead

Berikut adalah beberapa jenis biaya overhead yang umum dijumpai dalam bisnis:

1. Biaya overhead tetap (fixed overhead cost): Biaya overhead yang tidak berubah atau berubah secara tidak signifikan dalam jangka pendek, seperti biaya sewa, asuransi, dan biaya perawatan rutin.

2. Biaya overhead variabel (variable overhead cost): Biaya overhead yang berubah sesuai dengan aktivitas produksi atau penjualan, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

3. Biaya overhead semivariable (semi-variable overhead cost): Biaya overhead yang sebagian tetap dan sebagian berubah sesuai dengan tingkat aktivitas produksi atau penjualan, seperti biaya utilitas.

4. Biaya overhead langsung (direct overhead cost): Biaya overhead yang dapat secara langsung dikaitkan dengan produk atau layanan tertentu, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

5. Biaya overhead tidak langsung (indirect overhead cost): Biaya overhead yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan produk atau layanan tertentu, seperti biaya sewa dan gaji karyawan non-produksi.

6. Biaya overhead overhead volume-based (volume-based overhead cost): Biaya overhead yang berkaitan dengan aktivitas produksi dan dikenakan secara proporsional terhadap volume produksi, seperti biaya listrik.

7. Biaya overhead overhead non-volume-based (non-volume-based overhead cost): Biaya overhead yang tidak berkaitan dengan aktivitas produksi dan tidak dikenakan secara proporsional terhadap volume produksi, seperti biaya asuransi.

Jenis biaya overhead yang ada di suatu bisnis dapat bervariasi tergantung pada industri dan kebutuhan bisnis itu sendiri.
 

Tujuan Menghitung Biaya Overhead

Ada beberapa tujuan menghitung biaya overhead dalam bisnis, di antaranya:

1. Menentukan harga jual produk atau layanan: Dengan menghitung biaya overhead, perusahaan dapat menentukan harga jual produk atau layanan yang menghasilkan keuntungan yang diinginkan.

2. Memahami biaya produksi: Dengan memisahkan biaya overhead dari biaya produksi langsung, perusahaan dapat memahami dengan lebih baik biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi setiap produk atau layanan.

3. Menghitung margin keuntungan: Menghitung biaya overhead membantu perusahaan dalam menghitung margin keuntungan dengan lebih akurat.

4. Menilai efisiensi produksi: Dengan memperhitungkan biaya overhead, perusahaan dapat menilai efisiensi produksi dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan untuk mengurangi biaya overhead.

5. Membantu pengambilan keputusan: Menghitung biaya overhead dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan tentang alokasi sumber daya dan pengembangan strategi bisnis yang lebih efektif.

Dengan memperhitungkan biaya overhead dengan benar, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang biaya produksi dan margin keuntungan, yang membantu dalam pengambilan keputusan dan pengembangan strategi bisnis yang lebih baik.
 

Cara Menghitung Biaya Overhead

Cara menghitung biaya overhead tergantung pada jenis overhead yang akan dihitung. Berikut adalah dua metode yang umum digunakan untuk menghitung biaya overhead:

1. Metode persentase overhead
Metode ini digunakan untuk menghitung overhead berdasarkan persentase biaya produksi langsung. Persentase overhead ditentukan oleh perusahaan dan dapat berbeda-beda tergantung pada jenis bisnis dan tingkat kompleksitas produksi. Berikut adalah rumus untuk metode persentase overhead:

Biaya overhead = Persentase overhead x Biaya produksi langsung

Contoh: Jika persentase overhead adalah 20% dan biaya produksi langsung adalah $10.000, maka biaya overhead adalah:

Biaya overhead = 20% x $10.000 = $2.000

2. Metode aktivitas overhead
Metode ini digunakan untuk menghitung overhead berdasarkan aktivitas produksi. Aktivitas produksi dapat berupa jam mesin, jam kerja, atau unit produksi. Metode ini melibatkan penentuan biaya overhead berdasarkan biaya variabel overhead dan biaya overhead tetap. Berikut adalah rumus untuk metode aktivitas overhead:

Biaya overhead = Biaya overhead tetap + (Biaya variabel overhead x Jumlah aktivitas produksi)

Contoh: Jika biaya overhead tetap adalah $1.000, biaya variabel overhead per jam mesin adalah $5, dan jumlah jam mesin adalah 500, maka biaya overhead adalah:

Biaya overhead = $1.000 + ($5 x 500) = $3.500

Kedua metode ini dapat digunakan untuk menghitung biaya overhead, tergantung pada jenis overhead yang akan dihitung dan preferensi perusahaan. Namun, penting untuk memilih metode yang sesuai dengan bisnis dan memastikan bahwa biaya overhead dihitung dengan akurat.
 

Manfaat Overhead Bagi Bisnis

Overhead memiliki beberapa manfaat dalam pengelolaan bisnis, di antaranya:

1. Lebih efektif: Dengan mengelola biaya overhead yang efektif, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.

2. Biaya yang lebih baik: Overhead dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasi dan produk, dengan memperhitungkan biaya-biaya yang tidak terlihat langsung dalam biaya produk.

3. Penentuan harga yang lebih tepat: Dengan memperhitungkan biaya overhead dalam harga produk, perusahaan dapat menentukan harga yang lebih tepat dan menghindari harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

4. Pengambilan keputusan yang lebih baik: Informasi tentang biaya overhead dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait dengan investasi, pengembangan produk baru, dan pengembangan bisnis.

5. Meningkatkan efisiensi operasional: Mengelola biaya overhead dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu, sehingga meningkatkan efisiensi operasional.

6. Memaksimalkan profitabilitas: Dengan mengelola biaya overhead yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dan memaksimalkan profitabilitas.

7. Evaluasi efektivitas penggunaan sumber daya: Analisis biaya overhead juga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengelola sumber daya yang tidak efektif atau tidak diperlukan.

Dalam ringkasan, pengelolaan biaya overhead yang efektif dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan, menentukan harga produk, pengambilan keputusan, dan evaluasi efektivitas penggunaan sumber daya.

Contoh Overhead Dalam Bisnis

Berikut adalah beberapa contoh overhead yang umum dijumpai dalam bisnis:

1. Biaya sewa dan utilitas: Biaya sewa kantor, listrik, air, dan gas.

2. Gaji dan tunjangan karyawan: Gaji karyawan, tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, dan tunjangan lainnya untuk karyawan yang tidak terlibat langsung dalam produksi.

3. Biaya administrasi: Biaya akuntansi, pajak, dan biaya lain yang terkait dengan administrasi umum bisnis.

4. Biaya penjualan dan pemasaran: Biaya iklan, promosi, dan pemasaran yang tidak langsung terkait dengan produksi.

5. Biaya penelitian dan pengembangan: Biaya pengembangan produk atau teknologi baru.

6. Biaya asuransi: Biaya asuransi umum atau asuransi bisnis.

7. Biaya operasi umum: Biaya untuk perlengkapan kantor, perawatan dan perbaikan gedung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak langsung terkait dengan produksi.

Contoh-contoh ini adalah beberapa jenis overhead yang umum dijumpai dalam bisnis. Namun, jenis overhead yang ada di suatu bisnis dapat bervariasi tergantung pada industri dan kebutuhan bisnis itu sendiri.

Pengelolaan Biaya Overhead

Pengelolaan biaya overhead yang efektif sangat penting dalam menjaga profitabilitas bisnis. Berikut adalah beberapa tips pengelolaan biaya overhead yang dapat dilakukan oleh bisnis:

Identifikasi biaya overhead: Identifikasi semua biaya overhead yang ada dan analisis apakah biaya tersebut masih dibutuhkan atau bisa dikurangi.

Prioritaskan biaya overhead: Prioritaskan biaya overhead yang paling penting untuk mempertahankan operasional bisnis dan hindari pengeluaran yang tidak perlu.

Lakukan penghematan biaya overhead: Lakukan penghematan biaya overhead dengan mempertimbangkan opsi yang tersedia seperti outsourcing atau membeli peralatan yang lebih efisien.

Konsolidasi operasional: Konsolidasikan operasional bisnis dengan mempertimbangkan peralatan atau fasilitas yang dapat digunakan oleh beberapa departemen atau bisnis unit, sehingga biaya overhead dapat dikurangi.

Kelola pengeluaran secara hati-hati: Kelola pengeluaran biaya overhead dengan hati-hati dan tetap berpegang pada anggaran yang telah ditetapkan untuk setiap departemen atau bisnis unit.

Gunakan teknologi: Gunakan teknologi untuk mengelola biaya overhead seperti perangkat lunak akuntansi dan manajemen proyek.

Dengan mengelola biaya overhead secara efektif, bisnis dapat meningkatkan profitabilitas dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
 

Analisis Biaya Overhead

Analisis biaya overhead adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi atau operasi bisnis. Tujuan dari analisis biaya overhead adalah untuk menentukan berapa besar biaya yang terlibat dalam setiap aktivitas bisnis dan mengoptimalkan pengelolaan biaya tersebut.

Proses analisis biaya overhead melibatkan beberapa langkah, antara lain:

1. Identifikasi biaya overhead: Biaya overhead meliputi biaya-biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi atau operasi bisnis, seperti biaya sewa gedung, biaya listrik, biaya gaji staf administrasi, dan biaya penjualan dan pemasaran.

2. Pengukuran biaya overhead: Setelah biaya overhead teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengukur biaya tersebut dengan memperhitungkan semua faktor yang terlibat dalam setiap aktivitas bisnis.

3. Klasifikasi biaya overhead: Biaya overhead kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa kategori seperti biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi-variabel.

4. Analisis biaya overhead: Dalam tahap ini, biaya overhead dianalisis untuk menentukan bagaimana biaya tersebut dapat dikelola dengan lebih efektif dan efisien.

5. Evaluasi efektivitas biaya overhead: Langkah terakhir adalah mengevaluasi efektivitas pengelolaan biaya overhead dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis.

Dalam ringkasan, analisis biaya overhead adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi biaya overhead yang tidak langsung terkait dengan produksi atau operasi bisnis, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan biaya dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda