+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Tips Mencegah Data Bocor

16 September, 2022   |   AhmadNM

Tips Mencegah Data Bocor

Kebocoran data atau data leakage adalah salah satu masalah besar bagi perusahaan di era digital saat ini. Dampak terburuk bagi perusahaan yang mengalami kebocoran data adalah hilangnya kepercayaan publik, reputasi bahkan tuntutan hukum. Sementara bagi orang yang datanya bocor kemungkinan data tersebut digunakan sebagai bahan penipuan.

Kebocoran data berbeda dengan pembobolan data. Data leakage biasanya terjadi secara tidak sengaja, bisa karena data security yang buruk atau karena kelalaian dari pengguna. Sementara data breach terjadi karena sengaja oleh orang untuk membobol sistem sehingga data sensitif dapat diakses. Agar database aman, perusahaan perlu memiliki sistem yang mumpuni dan sesuai dengan standar industrinya. Maka dari itu, setiap bagian perusahaan perlu waspada tentang masalah kebocoran data ini dan wajib memahami penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. Lalu, Mengapa data leakage bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya? Simak di bawah ini.

Kasus keborocan data sangat sering terjadi, bukan hanya masyarakat tetapi bahkan sampai instansi pemerintah juga sering mengalami data bocor, seperti contoh pada kasus beberapa waktu lalu, kebocoran data pribadi dari sejumlah peserta Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial  atau BPJS Kesehatan sempat membuat warga dunia maya ramai dan khawatir terkait keamanan data pada instansi pemerintah tersebut. Kejadian yang sama juga terulang terjadi kembali pada akhir Agustus, dengan dugaan kebocoran 1,3 juta data pribadi pengguna electronic Health Alert Card atau eHAC. Dugaan kebocoran data ini sebenarnya telah terdeteksi sejak Juli 2021. Mereka menemukan bahwa eHAC tercatat tanpa perlindungan dan kurangnya protokol yang diterapkan oleh pengembang aplikasi. Hal ini membuat ketidakpercayaan publik terhadap keamanan data pribadi mereka.

Dedy Cahyadi memberikan tanggapan mengenai kasus kebocoran data tersebut. Ia berpendapat, bahwa hal ini terjadi karena belum adanya hukum yang dapat melindungi keamanan data pribadi masyarakat. Sehingga ketika terjadi kebocoran data, masyarakat tidak dapat menuntut pihak penyedia layanan. Dedy juga mengatakan ada dua kemungkinan dapat terjadi dalam bobolnya sistem keamanan server eHAC. Pertama, hacker atau peretas telah memiliki akses dalam meretas data dan kedua adalah sistem yang memang mudah untuk diretas karena kurangnya perlindungan data secara internal.

Ia juga memiliki beberapa saran yang dapat diterapkan masyarakat agar dapat mencegah terjadinya kebocoran data pribadi.

1. Beri enkripsi file penting
Penting mengamankan file pribadi penting dengan kode enkripsi atau menggunakan sandi.

2. Baca dan  pelajari sebelum menggunakan layanan tertentu
Selalu baca dan jangan mengabaikan syarat dan ketentuan sebelum menggunakan sebuah layanan yang mungkin belum kita kenal lebih lanjut. Ini untuk menghindari kehilangan yang merugikan.

3. Browsing hanya pada website yang telah memiliki Secure Socket Layer (SSL)
Saat menjelajah internet menggunakan browser, pastikan mengakses halaman yang aman. kita dapat mengeceknya dari alamat situs. Apabila diawali dengan HTTPS, maka situs atau layanan yang dituju telah mengaktifkan SSL/TLS.

4. Pilih password yang kuat dan gunakan MFA
Ketika membuat kata sandi, usahakan menggunakan perpaduan angka, huruf besar dan huruf kecil. Kemudian sandi bisa diperkuat lagi dengan memakai Multi Factor Authentication (MFA) seperti contohnya Google Authenticator.

5. Hindari  posting data pribadi di media sosial
Usahakan untuk jangan berlebihan dalam memposting suatu hal pribadi di medsos. Hindari menggunakan tag atau hashtag yang menunjukkan lokasi sebagai pencegahan kejahatan.

6. Melakukan  pembaharuan
Lakukan update perangkat lunak jika telah tersedia versi terbaru. Update ini membantu meningkatkan keamanan pada perangkat yang di pakai.

7. Gunakan anti-malware dan firewall
Aplikasi ini berguna untuk melindungi bahaya virus dan peretasan yang mungkin dapat terjadi.

8. Selalu periksa rekening  tabungan dan kartu kredit
Periksa secara berkala rekening dan kartu kredit yang kita miliki. Pastikan tidak ada hal yang mencurigakan atau perubahan data lainnya.

Meskipun data pribadi sering kali bocor karena kesalahan pihak penyedia layanan, kita sebagai pengguna juga perlu melakukan pencegahan terlebih dahulu. Selalu waspada dalam menggunakan perangkat perangkat yang terhubung dengan internet.
 
 

Apa Penyebab dan Dampak Terjadinya Data Bocor?

Penyebab masalah kebocoran data bisa dari sumber eksternal ataupun internal. Nah berikut ini penybab kebocoran data yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal, antara lain:

1. Human Error
Sebagian besar, kebocoran data disebabkan karena human error. Misalnya, ada karyawan yang tidak sengaja mengirim informasi sensitif dan mempublikasikannya secara online. Seperti contohnya menekan tombol “balas semua” dalam email padahal terdapat ratusan orang di dalamnya saat mengirim informasi rahasia.
Ini juga bisa terjadi ketika seorang programmer membuat database yang tersedia untuk umum dan mesin pencari, kondisi saat informasi rahasia perusahaan bocor dan siapa pun dapat memperoleh akses tersebut sampai terkunci kembali. Ketika kesalahan ini terjadi, mereka yang ingin meretas sistem perusahaan akan menggunakan informasi rahasia ini sehingga mereka dapat menggunakannya di masa depan. Walaupun begitu, semua kebocoran data yang tidak disengaja tetap mengakibatkan hukuman dan kerusakan reputasi yang sama.
 
2. Malware

Malware merupakan program yang dirancang untuk merusak dengan menyusup kedalam sistem komputer. Penyusupan tersebut bisa masuk melalui email, download, atau program yang terinfeksi. Malware juga bisa menyebabkan kerusakan pada sistem komputer dan memungkinkan terjadinya pencurian informasi perusahaan. Maka dari itu, kita perlu berhati-hati dalam mengakses website yang terlihat mencurigakan atau membuka email dari pengirim yang tidak kita kenal. Kedua model ini menjadi metode populer dalam menyebarkan malware, sehingga data security menjadi lemah dan berpotensi bocor.
 
3. Karyawan yang Berniat Buruk
Kehilangan data tidak selalu terjadi melalui media elektronik. tetapi, bisa juga disebabkan oleh seorang karyawan yang berniat buruk. Walaupun memang, ada perjanjian kontrak untuk menandakan kepercayaan antara perusahaan dan karyawan. Namun, tidak ada yang bisa menghentikan mereka untuk membocorkan informasi rahasia jika mereka tidak puas dengan manajemen perusahaan atau dijanjikan bayaran yang besar oleh penjahat dunia maya. Jenis kebocoran data ini sering disebut juga sebagai eksfiltrasi data.
Dampak kebocoran informasi bisa disalahgunakan oleh penjahat, terutama yang berkaitan dengan scam dan rekayasa sosial. Selain itu, ada beberapa dampak data bocor bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
 
1. Legal liability

Perusahaan yang lengah dalam melindungi data penting miliknya, terutama yang mengandung informasi pelanggan, akan berhadapan dengan peraturan UU ITE 2008.
 
 2. Lost Productivity
Dapat mengakibatkan lost productivity bagi perusahaan yang tidak teliti dalam menjaga hasil penemuan, desain baru, ide pemasaran, dan sebagainya karena sudah bocor berpotensi pindah ke perusahaan lain dan akan digunakannya dalam proses produksi.
 
3. Business Reputation

Rusaknya reputasi bisnis akan dialami perusahaan ketika mengalami kebocoran data, apalagi data milik pelanggan. Apalagi jika perusahaan yang tidak dapat menjaga informasinya akan mengalami degradasi reputasi bisnis, baik nasional dan internasional.

Lalu bagaimana cara untuk mencegah terjadinya data bocor dalam perusahaan? Berikut adalah tips untuk menangani data bocor atau melakukan pencegahan data bocor:

1. Mengembangkan Kebijakan Keselamatan
Bagi perusahaan yang menyimpan data pelanggan, perusahaan harus mulai mengembangkan pedoman yang harus diikuti karyawan. Contohnya seperti aturan bahwa karyawan tidak boleh meninggalkan komputer/laptop mereka dalam keadaan masih login atau tidak terkunci, dan melarang berbagi akun dengan karyawan lain. Bagi perusahaan yang memberikan lebih banyak akses ke karyawan daripada yang butuhkan, harus dipertimbangkan kembali. Tujuannya adalah untuk mencegah karyawan mengakses data lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
 
2. Mengontrol dan Memindai Isi Email

Kebocoran data email sering kali terjadi. Untuk mencegahnya, perusahaan dapat mengontrol konten email. Divisi TI perusahaan perlu memperhatikan proses filter lalu lintas email, baik itu pesan masuk maupun pesan yang keluar. Email yang sudah dipindai bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, seperti spam, virus, dan lainnya. Teknologi ini juga bisa memberitahu administrator tentang ancaman internal. Sistem juga bisa memperingatkan pengguna jika mereka mencoba mengirimkan informasi sensitif ke luar perusahaan.
 
3. Perlindungan dengan Aplikasi Keamanan Data

Proses pencegahan data bocor perlu dilakukan berlapis. Selain aturan dan juga pengontrolan email, perlu adanya pengamanan pada perangkat karyawan, seperti PC, laptop, perangkat seluler, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk melindungi transfer data yang tidak sah oleh penjahat dunia maya.

Perusahaan bisa menggunakan perangkat lunak, seperti contohnya McAfee Endpoint Security. Sistem perlindungan via aplikasi ini dirancang untuk mendeteksi, menganalisis, mencegah, dan menahan serangan peretasan. Selain menggunakan perangkat lunak, kita juga harus menggunakan kode sandi yang kuat dan menggunakan kunci layar untuk melindungi perangkat.
 
4. Meningkatkan Keamanan Data
Sistem keamanan yang rusak tidak segera diperbaiki dapat memungkinkan peretas mengakses data sensitif di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghindari data bocor adalah memastikan bahwa sistem yang digunakan memiliki keamanan yang optimal dan mumpuni.

Banyak cara yang bisa dilakukan yaitu seperti pengujian penetrasi yang berkala serta meningkatkan keamanan dalam perusahaan. Solusi dalam meningkatkan keamanan siber, Pada saat yang sama, di era digital saat ini sering kali tidak terlepas dari kebutuhan akan inovasi dan faktor keamanan data. Selain menggunakan metode manual dalam melindungi data perusahaan juga perlu implementasi cloud computing. Keberhasilan penerapan cloud tergantung pada kebutuhan perusahaan dengan risiko minimal dan tanpa mengorbankan implementasinya. Cloud computing ini menggunakan server yang kuat untuk berbagai komputasi dan manajemen yang menggunakan beberapa Terminal Cloud independen.

Masalah kebocoran data ini membuat berbagai perusahaan tertantang dalam menawarkan service keamanan yang tinggi untuk mengamankan data pribadi pelanggan. Perlu melakukan audit secara berkala dalam menjalankan prosedur keamanan data dan memastikan hasil temuan tersebut terlaksana dengan baik. Sistem dan teknologi yang diimplementasikan, tentu membutuhkan ketelitian dan integritas pelaksananya.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda