Siklus akuntansi perusahaan jasa merupakan sebuah kegiatan dalam membuat laporan keuangan dalam waktu satu bulan atau satu tahun. Siklus akuntansi dapat digambarkan sebagai kegiatan proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat semua peristiwa terkait keuangan yang terjadi di suatu perusahaan. Membuat siklus informasi akuntansi memiliki satu tujuan akuntansi untuk memberikan informasi yang akan membantu dalam membuat keputusan bisnis suatu perusahaan nantinya. Mungkin masih banyak perusahaan kecil yang tidak memiliki pengetahuan informasi akuntansi dan masih terbatasnya pencatatan akuntansi tahunan, pendapatan dan pengeluaran. Di sini, perusahaan perlu mengetahui pentingnya siklus informasi akuntansi, sampai tahapan apa saja yang terdapat dalam siklus informasi akuntansi. Selanjutnya mengetahui Akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa sebagai profesional yang telah memiliki izin dari negara untuk melakukan praktik sebagai akuntan swasta yang bekerja secara independen. Tugas akuntan publik meliputi analisis laporan keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan sebagainya. Untuk akuntansi Perpajakan lebih bisa menekankan asas keadilan sehingga wajib pajak bisa menentukan sendiri besarnya pajak sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan.
Siklus Akuntansi adalah proses berulang yang mengidentifikasi dan menganalisis semua aktivitas ilmu akuntansi menajemen dalam perusahaan dan berjalan selama periode waktu tertentu, hingga satu tahun. Ketika ilmu akuntansi dilakukan dari awal tahun, yaitu saat buku dibuka dan saat jurnal ditutup pada akhir tahun. Selama perusahaan masih berjalan, setiap proses siklus akan berulang catatan dipelihara dengan menggunakan prinsip, aturan, dan teknik ilmu akuntansi yang membantu mencatat semua aktivitas perdagangan. jadi intinya Siklus akuntansi merupakan suatu proses akuntansi secara sistematis dan bertahap yang dilakukan dengan fungsi akuntansi untuk memproses berbagai bukti transaksi keuangan dan mengolahnya menjadi sebuah laporan.
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Sebelumnya telah mengetahui siklus ilmu akuntansi perusahaan jasa, kita perlu mengetahui apa itu perusahaan jasa dan ciri-cirinya. Perusahaan Jasa adalah perusahaan bebas properti yang menawarkan produk tidak berwujud. Oleh karena itu, produk yang dijual bersifat abstrak dan tidak berwujud, namun tetap bermanfaat bagi masyarakat dan konsumen. Contoh perusahaan jasa termasuk layanan khusus seperti akuntansi dan layanan perjalanan seperti bimbingan lalu lintas tradisional dan layanan pendidikan. Sebagian orang masih beranggapan bahwa perusahaan jasa tidak membutuhkan periode penggunaan layanan, mungkin karena produk yang mereka tawarkan bersifat abstrak. Di sisi lain, siklus siklus dari perusahaan jasa itu sendiri memainkan peran penting. 2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang digunakan untuk mewakili siklus perusahaan jasa yang sekarang menjadi perusahaan perdagangan. Perusahaan sendiri percaya bahwa produk yang ditawarkannya tidak abstrak dan benar-benar dapat dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli dan menjual komoditas. Siklus buku besar biasanya berisi penjualan, biaya persediaan, harga pokok penjualan, dan akun lainnya.
Ada perbedaan antara kedua jenis siklus akuntansi. perbedaan antara siklus perusahaan jasa dan siklus perusahaan dagang adalah terletak pada fungsi akuntansi pencatatan transaksi dari pembelian dan penjualan barang inventaris adalah untuk melihat apakah bisnis menguntungkan. Oleh karena itu, siklus akuntansi memiliki pedoman sebagai pedoman perhitungan laba. Sebuah metode menghasilkan keuntungan di sebuah perusahaan perdagangan dengan mengurangkan biaya operasional dari harga pokok penjualan. Meskipun perusahaan jasa tidak harus mengumpulkan dan menjual persediaan. Untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan jasa mengurangi biaya operasi dengan pendapatan dan menunggu berbulan-bulan untuk mengetahui tingkat pendapatan.
1. Identifikasi transaksi Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi catatan untuk setiap transaksi. Transaksi yang tercatat memang berdampak langsung pada perubahan posisi keuangan perusahaan. Setiap transaksi juga harus menyertakan bukti untuk membantu mengidentifikasi transaksi yang terjadi. Bukti transaksi biasanya diberikan dalam bentuk kuitansi, invoice, atau memo yang dianggap sah. Oleh karena itu, setiap transaksi harus disertifikasi agar dapat diidentifikasi dan dicatat oleh seorang akuntan. 2. Analisis Transaksi Langkah kedua setelah mencatat transaksi adalah menganalisis setiap transaksi yang dieksekusi. Hal ini karena analisis transaksional mempengaruhi posisi keuangan perusahaan ketika mengambil keputusan. Sistem akuntansi menggunakan sistem oleh karena itu, transaksi akuntansi mempengaruhi debit dan kredit keuangan secara merata. Secara sistematis gunakan persamaan berikut: Aset = Kewajiban + Modal 3. Catatan transaksi Kemudian, setelah menganalisis transaksi, data transaksi dikumpulkan dalam jurnal keuangan. Saat memproses pencatatan transaksi diperlukan ketelitian agar transaksi tidak hilang. Pemrosesan jurnal keuangan dibagi menjadi dua area, debet dan kredit, dan jurnal umum dapat digunakan. 3. Melakukan Pencatatan Transaksi Selanjutnya setelah menganalisis transaksi adalah melakukan pendataan transaksi di jurnal keuangan. Dalam mengerjakan catatan transaksi dibutuhkan ketelitian agar tidak ada transaksi yang terlewat, untuk memproses jurnal keuangan dibagi menjadi dua yaitu debit dan kredit dan kamu bisa menggunakan jurnal umum. 4. Tulis ke Buku Besar Setelah mencatat di jurnal, tulis juga transaksi yang terjadi di buku besar. Buku besar dikenal sebagai sarana pencatatan laporan keuangan, termasuk ringkasan yang diambil dari jurnal umum. Setiap perusahaan juga memiliki akun buku besar sendiri, dan setiap akun diberi kode khusus, sehingga memudahkan akuntan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi transaksi keuangan. Akuntan kemudian membuat neraca saldo yang mencantumkan saldo di setiap akun buku besar. 5. Saldo yang terdapat dalam buku besar diringkas dan jumlahnya harus sama Oleh karena itu, neraca saldo yang belum disesuaikan dapat dibuat setelah jurnal diposting ke buku besar. Untuk memasukkan neraca saldo yang belum disesuaikan, pindah dari akun besar ke neraca saldo, jika transaksi tidak dicatat dan ditemukan masalah dalam neraca saldo, maka akan dicatat dalam jurnal koreksi. 6. Buat jurnal koordinasi Transaksi rekonsiliasi adalah jurnal yang dibuat saat mencatat perubahan saldo di akun yang mencerminkan jumlah sebenarnya, seperti dijelaskan sebelumnya, masalah yang ditemukan dalam neraca saldo dicatat dalam jurnal rekonsiliasi. Pembuatan jurnal rekonsiliasi ini bersifat reguler dan hasilnya sama dengan jurnal umum, ketika semua transaksi dicatat dalam jurnal rekonsiliasi, maka hasil laporan keuangan adalah nyata. 7. Penyusunan laporan tahunan dan penutupan jurnal Langkah selanjutnya adalah terlebih dahulu memperhatikan jurnal penyesuaian dan membuat neraca saldo berdasarkan neraca saldo sebelumnya. Keseimbangan didistribusikan secara merata antara aset dan kewajiban. Laporan keuangan kemudian terdiri dari beberapa laporan, seperti laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan neraca, kemudian dilanjutkan dengan membuat jurnal penutup. Tentu saja, pembukuan dibuat dengan mengosongkan nilai akun dan menutup laporan laba rugi pada akhir periode. Tujuannya adalah untuk melihat aliran dana selama periode berjalan. Postingan penutup akhir semester berikutnya akan membantu memulai siklus siklus berikutnya. 8. Siapkan neraca akhir dan jurnal pembatalan Fase terakhir ini opsional. dapat menjalankan atau menghentikannya sampai jurnal selesai. Saldo akhir biasanya dibuat pada akhir periode dan saldo awal digunakan pada awal periode akuntansi berikutnya. Jurnal terbalik dibuat untuk membantu menyelesaikan proses pencatatan transaksi berulang. Ini adalah fase siklus akuntansi yang harus dilakukan oleh perusahaan jasa dan komersial. Jadi, sudah tahu bahwa siklus akuntansi penting bagi perusahaan untuk mengelola keuangannya.
Segala sesuatu yang termasuk kedalam bidang akuntansi telah dicatat selama periode tertentu dengan menggunakan prinsip, aturan, proses, metode, dan juga teknik akuntansi.
Siklus akuntansi biasanya mulai dengan transaksi serta berakhir dengan pembuatan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, saldo harus selesai pada jurnal penutup atau pada saat mencapai jurnal pembalik. Beriktu ini adalah tahapan siklus akuntansi.
1. Identifikasi Transaksi
Identifikasi dari setiap transaksi adalah tahap pertama siklus akuntansi. Akuntan harus secara akurat menyelesaikan tugas identifikasi ini, yang dapat mereka lakukan dengan melacak setiap transaksi yang sudah terjadi.
Transaksi akuntansi yang kamu catat yakni transaksi yang secara langsung mempengaruhi perubahan status keuangan perusahaan dan kamu evaluasi secara objektif. Untuk dapat melakukan identifikasi, transaksi juga harus memuat dokumentasi transaksi.
Kwitansi, faktur, nota, dan dokumen lain yang sah dalam bidang akuntansi dapat berguna sebagai bukti dari transaksi ini. Oleh karena itu, setiap transaksi akuntansi harus mencakup dokumentasi transaksi yang dapat akuntan catat dan juga identifikasi, terutama yang terkait dengan perubahan situasi keuangan perusahaan..
2. Menganalisis Transaksi
Setelah mencatat transaksi, tahapan yang selanjutnya dari siklus akuntansi adalah memeriksa setiap transaksi yang telah dilakukan. Sebab, dalam mengambil keputusan, analisis transaksi dapat berdampak pada situasi keuangan suatu perusahaan.
Double-entry system ini digunakan dalam akuntansi sebagai metode pencatatan. Oleh karena itu, transaksi akuntansi mempengaruhi debit dan kredit keuangan dengan cara yang sama. Secara sistematis, menggunakan persamaan seperti berikut ini:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal
Langkah siklus akuntansi yang selanjutnya setelah kamu sudah menyelesaikan analisis transaksi adalah mencatat setiap transaksi dalam jurnal keuangan. Jurnal adalah catatan kronologis transaksi selama periode waktu tertentu yang dapat berguna dalam akuntansi. Sedangkan, penjurnalan adalah tindakan dari memasukkan informasi tersebut.
Setiap transaksi terbagi menjadi dua kategori selama proses penjurnalan, yakni debit serta kredit. Kamu dapat menuliskan pencatatan ini kedalam jurnal umum.
Tanpa menghilangkan transaksi apapun, pencatatan harus kamu lakukan secara sistematis dan juga hati-hati. Sehingga, kamu akan menerima jumlah debit dan juga kredit yang sama pada masa akhir.
4. Membukukan Jurnal Penyesuaian ke Buku Besar
Kemudian, siklus akuntansi berikutnya adalah memindahkan semua transaksi dari jurnal ke buku besar setelah kamu catat.
Buku besar sering dapat dianggap sebagai sekelompok rekening pembukuan yang merinci aset tertentu yang bisa dilaporkan dalam satu periode. Tidak diragukan lagi bahwa terdapat berbagai daftar rekening dari buku besar dalam sebuah perusahaan.
Pada tahapan siklus akuntansi ini, nomor-nomor kode tertentu diberikan untuk setiap rekening yang berada di buku besar. Tujuannya, adalah untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal. Selain itu, jika transaksi akuntan catat dalam buku besar, akan lebih mudah untuk memeriksanya kembali atau juga melihat referensi terkait.
5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Menyusun neraca saldo serta jurnal penyesuaian adalah langkah-langkah berikutnya dalam tahapan proses akuntansi yang harus seorang akuntan selesaikan. Setiap saldo akun dalam buku besar untuk periode waktu tertentu akan tercantum dalam neraca saldo.
Saldo buku besar bersatu dan harus dalam keadaan yang sama saat akan membuat neraca saldo. Selain itu, kamu harus membuat pencatatan dalam jurnal penyesuaian jika ternyata beberapa transaksi belum tercatat atau jika menemukan kesalahan dalam neraca saldo.
Jurnal penyesuaian ini sifatnya berkala dengan menggunakan metode yang sama seperti jurnal biasa. Hasilnya, laporan keuangan menjadi aktual setelah dimasukkan ke dalam jurnal penyesuaian.
6. Membuat Neraca Saldo Penyesuaian Serta Laporan Keuangan
Pembuatan laporan penyesuaian dan laporan keuangan adalah fase berikutnya yang ada dalam siklus ini. Buku neraca saldo yang telah kamu buat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian menjadi dasar dari penyusunan neraca penyesuaian.
Tergantung pada posisinya, saldo terbagi menjadi aktiva dan juga pasiva. Kemudian, kamu susun sehingga kedua saldo yang jumlahnya sama besar. Jumlah keseluruhan dalam aktiva dan pasiva harus diperhitungkan saat akan menyusun neraca saldo penyesuaian ini.
Jika tidak, akan terjadi kesalahan perhitungan sehingga laporan keuangan tidak dapat kamu buat. Setelah aktiva dan pasiva dalam buku neraca saldo junmlahnya sama, maka laporan keuangan ini bisa mulai dibuat.
Banyak laporan, termasuk laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan juga neraca yang menghitung likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas, disiapkan sebagai bagian dari laporan keuangan. Setelah itu, kemudian kamu lanjut ke tahap yang terakhir, yaitu pembuatan jurnal penutup dalam proses akuntansi.
7. Menyusun Jurnal Penutup
Seorang akuntan harus menyiapkan jurnal penutup sebagai langkah terakhir pada tahapan siklus akuntansi ini. Pada akhir periode akuntansi, jurnal penutup ini kamu buat dengan menutup rekening nominal maupun rekening laba rugi. Kamu dapat menutup kedua akun dengan menyetel nilai dari setiap rekening ke nol.
Rekening ini akan ditutup untuk melihat aliran di sumber untuk periode akuntansi yang masih berjalan. Jurnal penutup ini dapat kamu gunakan untuk mengevaluasi setiap tindakan yang kamu lakukan selama periode setelah rekening tutup. Dalam siklus yang berikutnya, jurnal penutup dapat membantu awal baru periode selanjutnya
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Dalam siklus akuntansi, tahap yang satu ini bersifat opsional. Setelah jurnal penutup kamu buat, kamu nantinya akan menyusun neraca saldo. Isi neraca saldo ini adalah daftar dari saldo rekening buku besar yang ada setelah jurnal penutup.
Singkatnya, neraca saldo ini hanya menunjukkan saldo untuk rekening yang permanen saja. Tujuan adanya penyusunan ini adalah untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan terkait dengan keseimbangan saldo. Oleh karena itu, tahapan siklus akuntansi ini dapat bersifat opsional.
9. Buat Jurnal Pembalik
Sama halnya seperti menyusun neraca saldo setelah penutupan, tahap siklus akuntansi ini juga merupakan opsional. Jurnal pembalik dibuat untuk dapat memudahkan pencatatan transaksi tertentu yang akan terjadi berulang kali pada periode berikutnya.
Jurnal pembalik ini sering dilakukan pada awal dari periode berikutnya. Selain itu, jurnal penyesuaian dapat kamu gunakan sebagai acuan dalam pembuatan jurnal ini, yang mana dalam setiap transaksi dalam jurnal penyesuaian akan kamu balik. Lalu, dalam jurnal pembalik, transaksi yang awalnya kredit dan juga tercatat dalam jurnal penyesuaian akan berubah menjadi debit.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan tahunan perusahaan dan hasil operasi untuk periode tertentu dalam laporan keuangan tahunan, investor dan manajemen dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Buat keputusan tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk memajukan bisnis jalankan dan dapatkan keuntungan yang diinginkan. Tujuan akuntansi dalam pelaporan harus menginformasikan Aset perusahaan, status keuangan dan aset perusahaan yang melayani banyak pengguna pilihan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan umum mayoritas. pengguna yang menunjukkan apa yang telah dilakukan administrator, atau akuntabilitas atas sumber daya yang dipercayakan kepada pengguna menilai apa yang telah dilakukan atau apa yang menjadi tanggung jawab mereka.
1. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca Keadaan informasi dan posisi keuangan perusahaan untuk periode tertentu keamanan. Dapat melihat data tentangnya dengan membuat neraca total aset berupa aset atau aset yang dimiliki perusahaan, kewajiban berupa hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang, dan ekuitas atau modal perusahaan. Neraca terdiri dari tiga komponen: aset, kewajiban, dan ekuitas. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan perkembangan Informasi tentang hasil yang telah dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan jika perusahaan menghasilkan keuntungan kehilangan, ketika pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan tinggi dibandingkan dengan total biaya yang diterima perusahaan Keuntungan, tetapi total biaya yang dikeluarkan Pendapatan yang dihasilkan, perusahaan mengalami kerugian. 3. Laporan perubahan modal Pemberitahuan perubahan modal adalah pemberitahuan informasi tentang perubahan modal perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal ini digunakan untuk menunjukkan besarnya perubahan Modal yang terakumulasi dalam perusahaan dan penyebab fluktuasi modal tersebut. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang digunakan untuk membuat Informasi tentang arus kas masuk dan arus keluar pada titik waktu tertentu. Arus kas masuk berasal dari berbagai sumber, yaitu Pembiayaan atau pinjaman, mengelola dengan menjual aset dan uang tunai Keuntungan dari aset tetap dan pelepasan aset tetap. Arus kas keluar dimungkinkan untuk keduanya, selain biaya perusahaan Kegiatan penjualan atau investasi pada perusahaan lain, pembelian aktiva tetap dan Pembayaran dividen tunai. 5. Catatan atas laporan tahunan Memberikan gambaran tentang laporan keuangan tahunan yang disusun. Laporan ini dibuat untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang hal-hal yang dijelaskan dalam laporan lain dan mengapa dibuat.
Saat menyiapkan laporan keuangan semua perusahaan diharapkan menggunakan standar akuntansi yang berlaku untuk menyusun laporan keuangan tahunan dan juga menuyusun jurnal penutup. Ini terstruktur dan mudah dipahami oleh pengguna. Standar Akuntansi adalah konsep, prinsip, metode yang dipilih oleh badan standar sebagai kerangka kerja yang akan digunakan di lingkungan atau negara dalam bentuk dokumen resmi. Tujuannya adalah untuk melayani sebagai pedoman standar untuk transaksi yang akan dilakukan, bagaimana transaksi dicatat dan bagaimana dicatat presentasi. Di Indonesia ada beberapa standar akuntansi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu: 1. Standar Akuntansi Keuangan-Standar Pelaporan Keuangan Internasional (PSAK-IFRS) 2. Prinsip Akuntansi Perusahaan Bukan Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) 3. Standar Akuntansi Syariah (SAK Syariah) 4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 5. Standar Akuntansi UKM (SAK EMKM
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..