Hacker atau peretas adalah mimpi buruk setiap pemilik situs web. Itu sebabnya Anda setidaknya harus memiliki pengetahuan dasar tentang apa itu hacker. Karena kerugian dari serangan hacker ini tidak sedikit lho. Misalnya, jika Anda memiliki toko online, peretas dapat mencuri data pribadi pelanggan, data nomor rekening, dan data penting lainnya. Tidak usah khawatir, pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan apa itu hacker, jenis-jenis hacker dan cara mencegah serangan hacker. Tentu saja, informasi ini sangat disayangkan jika Anda melewatkannya. Oleh karena itu, simak penjelasnnya sampai selesai! Apa yang dimaksud dengan Hacker? Hacker adalah seseorang yang ahli dalam bidang jaringan komputer atau keterampilan yang dimiliki untuk mengatasi masalah teknis. Dalam bahasa Indonesia sendiri hacker itu artinya peretas. Tujuannya juga beragam, mulai dari menguji sistem keamanan hingga melakukan kejahatan. Ada hacker yang memiliki tindakan untuk merugikan pihak tertentu, itu merupakan tindakan kriminal. Misalnya mencuri data pribadi dari website toko online untuk dijual. Bahkan yang lebih ekstrim, hacker dapat mengancam dan meminta uang tebusan untuk mengembalikan situs web ke keadaan semula. Sementara itu, ada juga peretas yang digunakan untuk tindakan hukum. Misalnya seperti menguji sistem keamanan data perusahaan tertentu. Nah, pada artikel kali ini, serangan hacker yang akan dibahas adalah serangan hacker yang merugikan pemilik website. Karena hacker sering menargetkan situs web milik pemerintah, bank, lembaga keuangan, atau perusahaan besar lainnya.
Ternyata ada banyak jenis hacker di dunia ini dengan tujuan yang berbeda-beda diantaranya : - White Hat Hacker Jenis hacker ini menggunakan keterampilan hacking mereka, untuk menilai kelemahan dalam suatu sistem. Jenis ini untuk menguji kerentanan keamanan siber dan mungkin menganggap peretasan sebagai profesi. Sehingga keamanannya dapat ditingkatkan kembali dan aman dari serangan hacker. - Gray Hat Hacker Hacker ini adalah tipe hacker yang sering melakukan aktivitas tidak etis, namun tetap tidak melanggar hukum. Misalnya, dengan sengaja meretas sistem dan hanya akan diperbaiki jika diberi imbalan. - Blue Hat Hacker Jenis ini sangat mirip dengan White Hat Hacker. Perbedaannya adalah Blue Hat Hacker adalah peretas pihak ketiga yang bekerja dengan perusahaan untuk menemukan kelemahan dalam sistem mereka. - Red Hat Hacker Disebut juga Hacktivism, jenis serangan ini disebut mata elang yang selalu main hakim sendiri, mirip dengan peretas etis. Tujuan peretas ini sangat ekstrem yaitu menyebarkan serangan siber ke sistem pelaku. - Script Kiddies Peretas jenis ini hanya dapat menjalankan bisnisnya menggunakan skrip atau peretas yang masih amatir tidak memiliki pengalaman. Memang Script Kiddies sering diremehkan oleh para hacker lainnya. Namun, tindakan mereka masih merugikan orang lain. - Black Hat Hacker Jadi Black Hat adalah hacker yang melakukan aktivitas ilegal. Mulai dengan peretasan sistem, pencurian data, menyebarkan malware, mengambil keuntungan dari ransomware, merusak sistem, dan masih banyak lagi.
Untuk mengetahui lebih detail seperti apa serangan hacker, mari simak uraiannya di bawah ini. Di bawah ini adalah jenis-jenis serangan hacker yang biasa dilakukan oleh para hacker: 1. Man in the Middle (MitM) Seperti namanya, jenis serangan ini memungkinkan peretas mengganggu komunikasi antara situs web Anda dan server. Hacker dapat mengetahui semua informasi transmisi data yang terjadi antara website dan server. Salah satu jenis serangan ini adalah session hijacking. Session hijacking membajak situs web sehingga peretas dapat terhubung ke server. Jika sebuah situs web sedang down, peretas dapat membajak alamat IP komputer Anda dan mengubahnya menjadi alamat IP komputer peretas. Beginilah cara peretas mengakses server. Yang lebih berbahaya lagi, para peretas ini bisa mencuri data Anda. 2. Malware Serangan malware adalah serangan yang memasuki sistem aplikasi atau situs web melalui file, aplikasi, atau situs web yang Anda buka. Misalkan Anda membuka tautan, lalu ada aplikasi yang otomatis terinstal. Aplikasi ini memungkinkan hacker untuk membobol malware. Jika serangan malware ini menyerang sistem Anda, hacker dapat menangkap atau menyalahgunakan data penting. Jenis serangan malware yang paling umum termasuk ransomware, Trojan horse, spyware, dan masih banyak lagi. 3. Denial of Service (DoS) Serangan Denial of Service (DoS) adalah serangan pada server situs web. Jika website Anda terkena serangan ini, pengunjung website Anda tidak akan bisa mengakses website Anda. Bahkan, serangan ini membanjiri traffic server website dan menyebabkan server overload. Biasanya, serangan ini adalah serangan pertama.Saat situs Anda tidak aktif, peretas meluncurkan serangan lain. Salah satu yang paling umum adalah serangan session hijacking. 4. SQL Injeksi Serangan injeksi SQL adalah serangan yang juga dilakukan oleh banyak peretas. Jenis serangan ini menyerang server database untuk mencuri informasi username dan password, memodifikasi database, dan memasukkan konten berbahaya. Serangan ini bekerja dengan memanfaatkan kerentanan dan menyuntikkan perintah SQL ke server database. Serangan yang berhasil dapat membahayakan, memodifikasi, atau mengeksploitasi database situs web Anda. 5. Drive-by Attack Serangan ini yang umum digunakan untuk meluncurkan serangan malware. Peretas akan mencari situs web berbahaya untuk memasukkan cuplikan berbahaya ke dalam kode HTTP atau PHP di halaman mana pun. Script mungkin berisi malware yang dapat diinstal pada komputer pengguna. Serangan ini tidak hanya menargetkan situs web dengan keamanan lemah, serangan ini juga menargetkan sistem operasi atau browser. Biasanya, hacker memanfaatkan kelemahan sistem karena sistem keamanannya belum diperbarui. 6. Cross-site Scripting (XSS) Serangan ini menggunakan situs web dengan keamanan rendah sebagai cara untuk mendapatkan data pengunjung. Peretas kemudian mendapatkan beberapa kode Javascript berbahaya di situs web. Saat pengunjung mengunjungi situs web Anda, data seperti nama pengguna, kata sandi, dan detail lainnya peretas akan mengetahuinya. Hal ini memungkinkan peretas untuk menyalahgunakan informasi pribadi pengunjung. Serangan ini tidak hanya merugikan pemilik website, tetapi juga pengunjung website. 7. Phising Phishing adalah tindakan mencuri data oleh hacker dengan mengelabui korbannya. Jadi, tanpa disadari korban begitu saja menyerahkan datanya secara sukarela. Data yang dicuri berkisar dari data pribadi Anda, data akun hingga data keuangan Anda. 8. Credential Reuse Apakah Anda menggunakan nama pengguna dan kata sandi yang sama untuk tujuan yang berbeda? Jika demikian, saatnya untuk mengubah semua kata sandi itu. Ini karena kata sandi yang sama dapat digunakan oleh peretas. Oleh karena itu, penggunaan kembali kredensial terjadi ketika peretas mencoba mengakses akun lain setelah mendapatkan nama pengguna dan kata sandi. Akibatnya, semua akun dapat diretas dengan satu kata sandi.
Sekarang setelah Anda mengetahui bentuk serangan hacker, pastinya anda ingin melindungi website Anda dari serangan hacker. Mungkin Anda merasa sangat sulit atau susah untuk melindungi situs web Anda. Sehingga apa yang Anda pikirkan harus perlu tahu mengenai coding dan hal-hal teknis lainnya. Sebenarnya, ada banyak cara untuk melindungi situs web Anda tanpa memerlukan keterampilan teknis atau bantuan pengembang. Berikut ini adalah langkah-langkah keamanan yang dapat Anda gunakan untuk mencegah serangan hacker. Langkah 1: Instal plugin keamanan Jika situs Anda dibuat dengan CMS, memasang plugin security adalah cara termudah untuk melindungi situs Anda dari serangan peretas. Anda tidak perlu memahami istilah teknis atau pengkodean untuk dapat melindungi situs web Anda dari serangan peretas. Setiap CMS biasanya memiliki pilihan plugin security yang dapat Anda gunakan. Berikut adalah beberapa opsi untuk plugin security untuk WordPress. • Akismet • iThemes Security • Wordfence Security • SecuPress Free • Shield Security Jika Anda menggunakan CMS Magento, Anda dapat menggunakan opsi plugin keamanan berikut untuk Magento. • Amasty • Watching Pro • MageFence Untuk Joomla saja, Anda dapat memilih dari plugin keamanan berikut. • JhackGuard • JomDefender • RSFirewall Pada daftar plugin di atas, masing-masing plugin memiliki kelebihannya masing-masing. Namun, setiap plugin memiliki fungsionalitas dasar untuk keamanan situs web. Misalnya, keamanan login, deteksi malware, pemeriksaan kekuatan kata sandi, pemblokiran alamat IP, dan firewall. Plugin ini tersedia dalam versi gratis dan berbayar. Dengan demikian, Anda dapat memilih plugin yang sesuai dengan anggaran Anda. Langkah 2: Gunakan HTTPS Apa perbedaan antara HTTP dan HTTPS? Ternyata penambahan karakter “S” justru menentukan apakah sebuah website cukup aman untuk bertransaksi. Jika situs Anda masih HTTP, data Anda akan sangat rentan disalahgunakan. Transaksi yang dilakukan di situs juga rentan terhadap eksploitasi dan pencurian. Jadi upgrade situs web Anda ke HTTPS sangat penting. Untuk mengonversi situs web Anda ke HTTPS, Anda perlu memasang sertifikat SSL (Secure Sockets Layer). Sistem ini akan menjamin keamanan pertukaran data yang terjadi di website Anda. Selain untuk keamanan data website, sertifikat SSL juga dapat meningkatkan peringkat website di mesin pencari Google. Google cenderung lebih memilih situs web bersertifikat SSL. Google bahkan "melarang" pengunjung dari situs web yang tidak memiliki sertifikat SSL. Oleh karena itu, sertifikat SSL adalah cara yang efektif untuk menggagalkan peretas. Perhatikan juga bahwa ada SSL berbayar dan SSL gratis. Anda akan menemukan keuntungan, cara kerja SSL, jenis SSL, panduan pemilihan SSL, cara menginstal SSL. Langkah 3: Perbarui platform dan perangkat lunak Anda Menggunakan CMS dengan plugin yang berbeda menawarkan banyak keuntungan. Namun, jika Anda malas memperbarui platform dan plugin, situs web Anda bisa rentan terhadap peretas. Mengapa? Memang, ada banyak platform dan plugin sumber terbuka yang memberi peretas akses mudah ke kode sumber. Sehingga mereka dapat dengan mudah menemukan titik lemah website Anda. Oleh karena itu, pastikan CMS, plugin atau script yang Anda install selalu up to date dengan versi terbaru. Jika Anda menggunakan WordPress, Anda dapat memeriksa apakah ada plugin yang perlu diperbarui. Untuk melakukan ini, cukup klik menu Pembaruan di dasbor Anda. Langkah 4: Buat kata sandi yang kuat Prosedur ini mungkin tampak sederhana, tetapi sangat penting. Dengan membuat password yang mudah ditebak, hacker bisa membobol website Anda. Oleh karena itu, hindari penggunaan kata sandi umum seperti "12356". Selain itu, hindari membuat kata sandi yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir dan nama pribadi. Saat menggunakan kombinasi huruf, angka, dan simbol yang tidak biasa. Pastikan untuk menggunakan huruf, angka, dan kombinasi huruf untuk membuat kata sandi yang lebih kuat. Langkah 5: Cadangkan situs web Anda secara otomatis Pada akhirnya, jika situs Anda diserang oleh peretas, langkah ini dapat menyelamatkan hidup Anda. Dengan memiliki cadangan, setidaknya Anda dapat mempermudah pemulihan situs Anda. Jadi mulailah membiasakan diri untuk membackup data secara manual atau otomatis.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..