+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Apa Itu Minimum Viable Product dan Tahapan Membuatnya

31 August, 2022   |   baguswap

Mengenal Apa Itu Minimum Viable Product dan Tahapan Membuatnya

 

Salah satu hal yang pasti dilakukan oleh sebuah startup adalah memiliki produk yang dirancang dengan baik. Namun, membangun  produk pasti harus dari awal. Konsep Minimum Viable Product (MVP) dapat menjadi titik awal yang baik untuk mulai mengembangkan produk untuk perusahaan baru. Namun sebelum Anda mendalami, pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Minimum Viable Product pada pembahasan kali ini.
 

 
Apa itu Minimum Viable Product (MVP) ?

 
Minimum Viable Product atau MVP merupakan suatu serangkaian produk yang dirancang dengan fitur serta karakteristik yang cukup untuk memuaskan pengguna pada awal dan menerima informasi atau feedback di awal. MVP dibuat agar fitur terbaru dapat dirancang setelah proses pengembangan awal sehingga tidak membuang banyak uang dan juga lebih mudah diterima konsumen. Metode MVP dikembangkan oleh Eric Ries, seorang konsultan startup yang bertujuan untuk meminimalkan pengembangan produk dengan memaksimalkan input atau pembelajaran tervalidasi dari contoh produk sederhana. Meski dikenal dengan nama minimum, MVP bukan soal menciptakan produk minimalis. Di sisi lain, MVP dicapai dengan membebankan biaya tambahan untuk produk awal dan kemudian menghabiskan banyak  energi untuk berbicara dengan pelanggan potensial.
 
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dimaksimalkan melalui berbagai masukan dari calon konsumen untuk menghasilkan produk akhir yang sempurna. Ini digunakan untuk menjangkau pasar dengan lebih mudah dan efisien. Menurut Forbes, konsep MVP tampaknya sederhana dan sering disalahpahami. Namun, dalam mencari produk yang sempurna itu, beberapa perusahaan kehilangan fokus pada nilai-nilai inti dan mencoba menjejalkan beberapa fitur ke dalam satu produk. Hal ini menyebabkan kegagalan MVP  dan pengembang membuang-buang uang dan waktu. Faktanya, MVP adalah produk entry-level sederhana yang berfokus pada penyajian dan pengumpulan umpan balik dari para calon pelanggan. Contoh produk yang dekat dengan kita dalam hal MVP ini adalah handphone. Kita mengenal ponsel sebagai alat komunikasi jarak jauh yang praktis. Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi, istilah ponsel pun  menjadi ponsel pintar. Fungsi produk ini tetap mengutamakan esensinya dalam hal kemudahan komunikasi jarak jauh. Namun, ponsel terus berkembang sehingga melalui berbagai fitur canggih dapat memenuhi kebutuhan berbagai aspek kehidupan hingga menjadi smartphone.
 

 
Tujuan Minimum Viable Product

MVP memiliki berbagai tujuan yang akan dijelaskan dibawah ini.
 
1. Perusahaan dapat segera merilis produk
Tujuan utama dari MVP  tentu saja agar para startup bisa segera memasarkan produknya. Ini karena ada kondisi yang mengharuskan produk  segera diluncurkan, misalnya bila ada hari-hari penting yang dapat mendorong penjualan produk.
 
2. Membantu testing pada pengguna sesungguhnya
Pengujian produk dilakukan sebelum perilisan agar perusahaan tahu apa kekurangan yang harus diperbaiki dari produk tersebut. Metode yang biasa digunakan untuk hal ini seperti A/B testing. Namun cara metode tersebut tidak meliputi keseluruhan tahap testing karena pengujian dilakukan masih dalam lingkungan perusahaan seperti dengan karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan menerapkan MVP, pengujian produk dapat dilakukan pada pengguna sesungguhnya. Sehingga dengan demikian, pada saat pengguna tersebut memberikan umpan balik kepada perusahaan yang akan menjadi evaluasi dalam perancangan atau membuat produk final.
 
3. Menghemat Pengeluaran
MVP juga bertujuan untuk menghemat pengeluaran biaya, karena mengingat start up yang baru merintis tidak seluruhnya memiliki banyak dana seperti start up yang sudah lama memulai perjalanannya. Sehingga dengan menerapkan MVP, start up rintisan dapat menghemat biaya pada saat akan meluncurkan produk baru mereka.
 
4. Risiko kegagalan rendah
Tujuan MVP selanjutnya yaitu meminimalisir risiko kegagalan peluncuran produk baru. Dengan MVP, kita dapat memahami apa yang diinginkan pelanggan dengan cara mempresentasikan fitur-fitur dasar dari produk yang akan diluncurkan.
 
 

Tahap membuat Minimum Viable Product

Dalam pembuatan MVP harus dilakukan dengan tahap-tahap yang sangat terstruktur. Berikut adalah beberapa tahap yang harus dilakukan perusahaan untuk memahami konsep dan penggunaannya.
 
1. Mengidentifikasi prospek bisnis serta kebutuhan pasar
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan apakah pasar sasaran membutuhkan produk Anda. Penting juga untuk menganalisis apa yang dilakukan kompetitor Anda dan menentukan bagaimana Anda dapat membuat produk Anda menonjol. Hal ini dilakukan agar Anda dapat menciptakan produk MVP yang tepat untuk kebutuhan pasar dan prospek bisnis Anda. Namun, ini tidak berarti bahwa Anda harus membangun fungsi yang canggih dan komprehensif ke dalam produk. Berkonsentrasilah pada  yang paling penting dan esensial dari produk yang akan diuji. Sehingga produk yang Anda buat benar-benar menyelesaikan masalah banyak orang.
 
2. Memetakan sudut pandang pengguna terhadap produk
Sudut pandang pengguna menjadi salah satu bagian penting yang harus di mengerti oleh perusahaan. Hal ini guna memastikan MVP yang Anda buat dapat memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Anda juga harus memperhatikan pengalaman pelanggan Anda. Misalnya, jika Anda membuat  aplikasi, Anda dapat melihat betapa mudahnya pelanggan menggunakan aplikasi tersebut. Mengetahui pengalaman dapat membantu Anda mengetahui  apa  yang harus ditingkatkan dan dikembangkan. Selain itu, Anda  dapat mengambil tindakan  untuk memecahkan masalah produk dan memastikan bahwa kepuasan pelanggan selalu diutamakan. Data ini sangat penting untuk perkembangan produk Anda, karena reaksi dan asumsi yang datang dari pengguna dapat menjadi gambaran bagaimana produk tersebut akan diluncurkan nantinya.
 
3. Membuat gain map pengguna
Gain map tidak kalah penting untuk menunjukkan kesulitan dan kekurangan produk yang dirasakan pengguna. Hal ini merupakan bagian penting karena  dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk. Anda mampu mengenali kesulitan  pengguna, dan reaksi mereka terhadap produk. Catat kesulitannya sehingga Anda  tahu solusi mana yang harus Anda lakukan.
 
4. Menentukan fitur yang akan dibuat
Langkah selanjutnya adalah menentukan fitur  yang akan dibuat. Prioritaskan fitur-fitur yang paling dibutuhkan oleh pasar sasaran dan pastikan fitur-fitur tersebut berhubungan dengan produk. Hindari menyematkan fitur yang terlalu sulit dipahami konsumen. Cobalah untuk membuat fitur-fitur ramah pengguna, solusi untuk masalah saat ini dan inovasi yang ingin Anda kembangkan. Untuk fitur-fitur lainnya, Anda bisa menambahkan jika mencoba ide bisnis ini memberikan hasil yang positif.
 
 

Penutup

Meski namanya Minimum Viable Product, MVP  bukanlah sebuah produk. Namun, dapat dikatakan bahwa itu adalah proses untuk menentukan sejauh mana kemampuan produk diterima oleh pasar dan konsumen. MVP adalah proses berulang untuk mengidentifikasi pendapat dan umpan balik saat menguji ide bisnis. Untuk itu, di dalamnya terdapat sejumlah besar hasil pengujian yang detail untuk mengetahui sejauh mana konsumen menerima MVP. Jika MVP dapat berjalan dengan baik, mereka dapat membuat rencana tindak lanjut untuk mengembangkan produk yang lengkap, matang, dan stabil. Tentunya hal ini sangat berguna untuk melindungi bisnis yang ingin Anda bangun  dari kerugian dan investasi modal yang terlalu besar.
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda