Perkembangan teknologi digital membawa dampak signifikan dalam dunia bisnis dan operasional perusahaan. Salah satu inovasi yang mendapatkan perhatian adalah Robotic Process Automation (RPA), sebuah teknologi yang memungkinkan otomatisasi proses bisnis dengan menggunakan robot perangkat lunak. RPA dirancang untuk menangani tugas-tugas berulang yang biasanya dilakukan secara manual, seperti memasukkan data, memproses transaksi, atau menghasilkan laporan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan manusia. Penerapan RPA tidak hanya memberikan manfaat dalam hal penghematan waktu dan biaya, tetapi juga membantu perusahaan agar lebih fokus pada tugas strategis yang membutuhkan pemikiran kritis dan kreativitas. Dengan integrasi teknologi ini, perusahaan dapat merespons tuntutan pasar dengan lebih cepat, meningkatkan produktivitas, serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan. Yuk kita bahas lebih lanjut mengenai RPA, mulai dari pengertian, fungsi, cara kerja, manfaat, tantangan, hingga implementasi dan strategi penerapan RPA dalam ERP berikut ini!
Robotic Process Automation (RPA) merupakan teknologi yang menggunakan robot perangkat lunak komputer agar dapat meniru tindakan manusia dalam berinteraksi dengan sistem digital untuk menjalankan tugas dan proses bisnis yang bersifat sederhana, repetitif dan berulang. RPA bukanlah robot fisik, melainkan robot perangkat lunak yang menirukan interaksi manusia melalui klik mouse dan ketukan keyboard pada komputer atau perangkat digital lainnya. Dengan kata lain, RPA melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan campur tangan manusia, seperti entri data, pemrosesan dokumen, pengisian formulir dan pemindahan file antar system tanpa memerlukan perubahan besar pada sistem yang ada. Menggunakan teknologi berbasis aturan dan API, RPA memungkinkan integrasi serta otomatisasi aktivitas antara berbagai aplikasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi. Dengan mengotomatiskan pekerjaan yang bersifat rutin dan bervolume tinggi, RPA membantu tenaga kerja agar dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih bernilai tinggi dan kompleks. RPA menjadi pilihan strategis bagi perusahaan untuk mempercepat transformasi digital, memberikan respons yang lebih cepat terhadap tuntutan pasar serta meningkatkan Return on Investment (ROI) dari tenaga kerja mereka.
Robotic Process Automation (RPA) memiliki peran penting dalam mendukung efektivitas operasional perusahaan, khususnya dalam mengotomatisasi tugas-tugas yang repetitif dan berbasis aturan. Dengan kemampuan untuk meniru interaksi manusia pada sistem digital, RPA dapat meningkatkan efisiensi kerja, akurasi data dan mengurangi potensi kesalahan. Berikut adalah beberapa fungsi utama RPA yang membantu perusahaan dalam mencapai performa yang lebih optimal, yaitu:
RPA dapat meniru aktivitas manusia dalam menjalankan aplikasi komputer, seperti menggerakkan mouse, mengetik dan menavigasi antarmuka sistem. Fitur ini memungkinkan RPA untuk secara otomatis menyelesaikan tugas yang sebelumnya memerlukan input manusia secara langsung, seperti membuka aplikasi, memasukkan data atau mengambil informasi dari sistem yang berbeda.
RPA mampu bekerja dengan berbagai aplikasi melalui antarmuka pengguna (user interface). Hal ini menandakan bahwa RPA dapat digunakan di hampir semua jenis perangkat lunak atau sistem, tanpa memerlukan integrasi khusus atau perubahan besar pada aplikasi yang sudah ada. Dengan kemampuan ini, RPA dapat bekerja pada berbagai sistem yang berbeda secara harmonis, menjalankan alur kerja yang membutuhkan akses ke beberapa aplikasi.
RPA dirancang untuk bekerja dengan data yang terstruktur, sehingga ideal dalam pemrosesan data yang memiliki pola dan format tertentu. Dengan kemampuan untuk mengolah data, RPA dapat secara akurat mengekstraksi, memvalidasi dan memasukkan data ke dalam sistem yang tepat. Hal tersebut sangat berguna bagi perusahaan yang membutuhkan pemrosesan data dalam jumlah besar dengan konsistensi dan akurasi tinggi.
RPA memiliki kemampuan untuk bekerja 24/7 tanpa jeda, memastikan bahwa proses bisnis dapat berjalan tanpa gangguan. Fungsi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan yang ingin menjaga layanan atau proses tetap berjalan sepanjang waktu, tanpa ketergantungan pada jam kerja manusia. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mempercepat alur kerja bisnis.
Dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan secara ketat, RPA menawarkan tingkat akurasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugasnya. Berbeda dengan manusia yang rentan terhadap kesalahan saat melakukan tugas-tugas repetitif, RPA menjalankan instruksi secara konsisten dan presisi. Hal ini membantu perusahaan mengurangi risiko kesalahan data dan meningkatkan kualitas hasil kerja.
Dengan berbagai fungsi tersebut, RPA membantu perusahaan dalam mengotomatiskan tugas-tugas berulang, meningkatkan efisiensi, serta mengoptimalkan tenaga kerja agar dapat fokus pada tugas yang lebih kompleks. RPA menjadi solusi strategis dalam mendukung transformasi digital, memberikan manfaat nyata dalam produktivitas, akurasi dan respons cepat terhadap kebutuhan bisnis.
Robotic Process Automation (RPA) bekerja dengan cara yang unik dan efisien untuk mengotomatisasi proses bisnis. Teknologi ini memanfaatkan kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan sistem digital seperti manusia, baik melalui antarmuka pengguna (front-end) maupun koneksi back-end. Dengan pendekatan berbasis aturan dan teknologi integrasi yang sederhana, RPA memungkinkan perusahaan untuk menjalankan proses secara otomatis tanpa perlu perubahan besar pada infrastruktur yang ada. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai cara kerja RPA, yaitu sebagai berikut:
RPA memanfaatkan kemampuan low-code atau bahkan no-code untuk membuat skrip otomatisasi, sehingga dapat digunakan oleh pengguna tanpa latar belakang teknis yang mendalam. Pengguna cukup mendesain alur kerja melalui antarmuka visual dengan seret dan lepas (drag and drop), membuat proses pembuatan otomatisasi lebih cepat dan mudah. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengimplementasikan otomatisasi dengan sedikit usaha dan dalam waktu singkat.
RPA dapat berinteraksi langsung dengan aplikasi perusahaan yang sudah ada, baik melalui antarmuka pengguna (front-end) maupun koneksi ke back-end seperti database atau layanan web. Integrasi ini memungkinkan robot perangkat lunak untuk melakukan tugas-tugas rutin seperti login ke sistem, mengambil data, memproses transaksi, hingga memindahkan data antar aplikasi tanpa memerlukan intervensi manusia.
Dalam operasionalnya, RPA dilengkapi dengan fitur administrasi yang memungkinkan pengguna untuk mengatur, memantau dan memastikan keamanan robot perangkat lunak. Administrasi ini mencakup konfigurasi alur kerja, pelacakan aktivitas robot secara real-time, serta penerapan protokol keamanan untuk melindungi data dan mencegah akses tidak sah. Dengan adanya kemampuan orkestrasi ini, proses otomatisasi menjadi lebih terorganisir dan aman.
Salah satu keunggulan RPA adalah kemampuannya untuk berinteraksi langsung dengan antarmuka pengguna aplikasi (front-end). Teknologi ini meniru cara kerja manusia, seperti mengklik tombol, mengetik, menyalin dan menempelkan data antara satu sistem dengan sistem lainnya. Nilai utama RPA terletak pada integrasi front-end yang cepat dan sederhana, memungkinkan robot untuk segera dioperasikan tanpa perlu menunggu pengembangan perangkat lunak yang kompleks.
Selain melalui front-end, RPA juga dapat mengakses data dan layanan melalui koneksi back-end, seperti database dan layanan web perusahaan. Koneksi ini membantu meningkatkan cakupan otomatisasi, terutama untuk tugas yang membutuhkan pengolahan data dalam jumlah besar dan kompleks.
Cara kerja RPA yang fleksibel dan terintegrasi menjadikannya solusi ideal untuk mengotomatisasi proses bisnis di berbagai bidang. Dengan menggabungkan kemampuan low-code, integrasi yang mulus dan fitur administrasi yang lengkap, RPA membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional dan mempercepat transformasi digital. Integrasi front-end yang cepat dan sederhana menjadi kunci utama yang membuat RPA sangat mudah diimplementasikan, sehingga memberikan nilai tambah yang signifikan dalam operasional bisnis.
Robotic Process Automation (RPA) memberikan banyak manfaat untuk perusahaan, mulai dari peningkatan efisiensi hingga penghematan biaya yang signifikan. Teknologi ini dirancang untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin, berulang dan berbasis aturan yang biasanya dilakukan oleh manusia, sehingga membantu perusahaan untuk beroperasi dengan lebih cepat, lebih akurat dan lebih hemat biaya. Berikut ini merupakan beberapa manfaat RPA, yaitu:
Salah satu keunggulan utama RPA adalah kemampuannya untuk beroperasi dengan low-code atau bahkan no-code. Dengan antarmuka yang intuitif dan fitur seret dan lepas (drag and drop), pengguna tanpa latar belakang teknis dapat dengan mudah membuat dan mengelola alur kerja otomatisasi. Hal ini membantu tenaga kerja non-teknis untuk berkontribusi pada pengembangan solusi otomatisasi tanpa keterlibatan pengembang profesional.
Dengan mengotomatisasi tugas-tugas yang biasanya membutuhkan intervensi manusia, RPA dapat mengurangi beban kerja tim secara signifikan. Tenaga kerja dapat dialokasikan kembali untuk fokus pada pekerjaan yang lebih strategis dan memerlukan keterlibatan manusia. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memberikan penghematan biaya yang besar, menghasilkan pengembalian investasi (ROI) yang lebih cepat.
Bot RPA termasuk chatbot dapat beroperasi sepanjang waktu tanpa adanya jeda. Kemampuan ini membantu mengurangi waktu tunggu pelanggan dan meningkatkan kecepatan respons layanan. Dengan memberikan layanan yang lebih cepat dan konsisten, perusahaan dapat meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
Dengan mengambil alih tugas-tugas berulang dan monoton, RPA memungkinkan karyawan untuk fokus pada pekerjaan yang lebih bernilai tambah, seperti pengambilan keputusan strategis dan inovasi. Pergeseran dari tugas-tugas rutin ini memberikan dampak positif pada kebahagiaan dan motivasi karyawan, sehingga meningkatkan tingkat kepuasan kerja mereka.
RPA dirancang untuk mengikuti alur kerja dan aturan tertentu dengan konsistensi tinggi. Hal ini mengurangi kesalahan yang biasa terjadi akibat faktor manusia, seperti kesalahan dalam memasukkan data atau mengolah dokumen. Selain itu, RPA dapat diprogram untuk mematuhi standar kepatuhan dan peraturan, sekaligus menyediakan jejak audit yang memudahkan pemantauan perkembangan dan penyelesaian masalah.
RPA tidak memerlukan perubahan pada sistem yang mendasarinya karena bot bekerja pada lapisan antarmuka yang sudah ada. Hal ini membuat RPA ideal untuk situasi di mana integrasi mendalam tidak memungkinkan atau tidak praktis, sekaligus memastikan bahwa operasi berjalan tanpa gangguan.
Robot RPA dapat bekerja tanpa henti, menyelesaikan tugas-tugas kapan saja, bahkan di luar jam kerja manusia. Robot dapat menyelesaikan tugas dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan manusia, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat siklus proses.
RPA membantu perusahaan untuk dengan mudah meningkatkan kapasitas otomatisasi sesuai dengan kebutuhan bisnis. Sistem ini dapat digunakan untuk menangani volume pekerjaan yang lebih besar tanpa memerlukan perubahan besar pada infrastruktur, sehingga cocok untuk perusahaan yang berkembang pesat.
Manfaat RPA melebihi penghematan biaya dan efisiensi operasional. Dengan mengotomatisasi proses rutin, perusahaan dapat meningkatkan akurasi, kepatuhan dan kepuasan pelanggan. Selain itu, RPA memberikan tenaga kerja lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan yang strategis, sehingga meningkatkan motivasi dan produktivitas mereka. Dengan implementasi yang fleksibel dan tidak mengganggu sistem yang ada, RPA adalah solusi otomatisasi yang efektif untuk mendukung transformasi digital di berbagai industri.
Robotic Process Automation (RPA) menjadi salah satu solusi utama dalam meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Namun, meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, implementasi RPA sering kali menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai tantangan dalam implementasi RPA, yaitu:
Perubahan yang disebabkan oleh RPA sering kali memengaruhi cara kerja karyawan, yang bisa menimbulkan resistensi. Banyak karyawan merasa khawatir kehilangan pekerjaan karena otomatisasi, meskipun kenyataannya RPA lebih berfokus pada tugas yang repetitif dan memungkinkan mereka untuk mengerjakan aktivitas strategis lainnya. Tantangan ini juga melibatkan kebutuhan untuk mengubah pola pikir organisasi agar lebih terbuka terhadap teknologi baru. Ketidaksiapan karyawan untuk beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab yang baru sering kali menjadi penghalang keberhasilan implementasi RPA.
Meskipun RPA dapat diimplementasikan dengan mudah untuk tugas-tugas tertentu, penskalaan menjadi masalah yang signifikan bagi banyak perusahaan. RPA pada skala kecil mungkin tampak sederhana, tetapi ketika mencoba untuk menerapkan otomatisasi di berbagai departemen atau meningkatkan jumlah bot, kompleksitas mulai muncul. Perubahan regulasi eksternal atau pembaruan internal pada sistem sering kali membutuhkan penyesuaian yang rumit, sehingga memperlambat proses penskalaan. Bahkan menurut penelitian, sebagian besar perusahaan gagal melewati tahap awal implementasi RPA dan hanya sedikit yang berhasil mencapai penggunaan bot dalam jumlah besar.
Bot RPA bekerja di atas sistem yang sudah ada, sehingga sangat bergantung pada stabilitas antarmuka aplikasi dan proses yang mendasarinya. Ketergantungan ini membuat bot rentan terhadap kegagalan jika terjadi perubahan kecil pada sistem, seperti pembaruan antarmuka atau perubahan struktur data. Selain itu, sistem lama (legacy systems) yang tidak dirancang untuk integrasi modern sering kali menjadi hambatan, membatasi potensi penuh RPA. Hal ini dapat menyebabkan waktu henti operasional dan peningkatan biaya pemeliharaan.
RPA memerlukan pemahaman teknis yang memadai untuk desain, implementasi dan pemeliharaan bot. Banyak organisasi, terutama yang baru dalam teknologi ini, tidak memiliki staf dengan keahlian yang memadai untuk menangani RPA. Ketergantungan pada pihak ketiga untuk mengelola otomatisasi sering kali menjadi satu-satunya pilihan, tetapi hal ini dapat memperlambat pengambilan keputusan dan meningkatkan biaya operasional. Kurangnya keahlian internal juga dapat mengakibatkan kurangnya pemanfaatan RPA secara optimal.
Walaupun RPA dapat memberikan penghematan biaya jangka panjang, investasi awal untuk perangkat lunak, pengembangan bot dan pelatihan karyawan sering kali memerlukan biaya yang tinggi. Hal ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan kecil atau menengah yang memiliki keterbatasan anggaran. Biaya ini tidak hanya mencakup pembelian lisensi perangkat lunak, tetapi juga sumber daya untuk mengidentifikasi proses yang layak diotomatisasi serta pengujian dan pengoptimalan bot sebelum digunakan secara luas.
Tidak semua proses kerja cocok untuk diotomatisasi. Salah satu kesalahan terbesar dalam implementasi RPA adalah memilih proses yang terlalu kompleks, tidak terstruktur, atau bergantung pada keputusan subjektif. Proses seperti ini membutuhkan lebih banyak adaptasi dan pengembangan, yang sering kali mengarah pada peningkatan biaya dan kegagalan proyek. Selain itu, kurangnya analisis mendalam terhadap proses sebelum otomatisasi dapat menyebabkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan.
Karena RPA membutuhkan akses ke data sensitif dan sistem inti perusahaan, risiko pelanggaran keamanan menjadi tantangan utama. Bot RPA yang tidak dikonfigurasi dengan benar atau tidak dikelola dengan baik dapat menjadi titik lemah dalam sistem keamanan organisasi. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa RPA mereka mematuhi berbagai regulasi dan standar industri, seperti perlindungan data pribadi dan keamanan informasi. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan sanksi hukum atau reputasi perusahaan yang tercoreng.
Tantangan-tantangan dalam implementasi RPA mencerminkan kompleksitas dari teknologi ini dan perlunya perencanaan yang matang sebelum diimplementasikan. Setiap tantangan yang dihadapi mencerminkan aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan agar memastikan RPA tidak hanya berhasil diimplementasikan, tetapi juga memberikan manfaat maksimal sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Robotic Process Automation (RPA) memberikan nilai tambah yang signifikan dalam sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi kesalahan manusia. Untuk mengoptimalkan penerapan RPA dalam ERP, perusahaan perlu mengikuti strategi yang sistematis dan terstruktur. Berikut adalah langkah-langkah strategis mengenai penerapan RPA dalam ERP, yaitu:
Identifikasi proses dalam ERP adalah langkah awal yang penting untuk memastikan keberhasilan implementasi RPA. Fokuslah pada proses yang berulang, memiliki pola yang jelas dan membutuhkan intervensi manual yang signifikan. Misalnya, tugas seperti entri data pada modul keuangan, pengelolaan inventaris, atau pemrosesan pesanan biasanya rentan terhadap kesalahan manusia dan memakan waktu. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas ini, perusahaan dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi operasional sekaligus mengurangi beban kerja karyawan. Proses identifikasi ini memerlukan kolaborasi antara tim operasional dan IT untuk memastikan semua potensi otomatisasi terdeteksi dengan baik.
Keterlibatan tim lintas fungsi sangat penting untuk keberhasilan implementasi RPA dalam ERP. Tim yang terdiri dari departemen IT, operasional dan pengguna akhir akan memberikan wawasan yang berbeda tentang kebutuhan otomatisasi. IT memastikan kelancaran integrasi teknis antara RPA dan ERP, sementara pengguna akhir memberikan pandangan praktis tentang proses sehari-hari yang perlu diotomatisasi. Dengan melibatkan semua pihak sejak awal, perusahaan dapat memastikan bahwa solusi yang dikembangkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan operasional, sekaligus meminimalkan resistensi dari pengguna.
Memilih platform RPA yang sesuai dengan sistem ERP sangat penting untuk memastikan kompatibilitas dan keberhasilan implementasi. Pastikan platform RPA mendukung sistem ERP seperti SAP, Oracle, atau Microsoft Dynamics dan memiliki fitur yang memudahkan pengguna, seperti antarmuka drag and drop. Selain itu, pastikan platform tersebut mampu menangani volume pekerjaan yang besar dan memiliki kemampuan keamanan data yang kuat. Evaluasi berbagai vendor RPA melalui uji coba atau proof of concept untuk memastikan kemampuan teknisnya memenuhi kebutuhan perusahaan.
Proyek percontohan adalah langkah strategis untuk menguji efektivitas RPA sebelum implementasi skala besar. Pilih satu proses sederhana namun berdampak signifikan dalam sistem ERP untuk diotomatisasi, seperti rekonsiliasi laporan keuangan. Selama pelaksanaan pilot project, ukur keberhasilan melalui metrik seperti pengurangan waktu pemrosesan, tingkat kesalahan dan penghematan biaya. Pilot project ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi kendala teknis dan operasional yang mungkin muncul, sehingga perusahaan dapat mempersiapkan solusi sebelum implementasi penuh.
Bot yang dirancang untuk ERP harus fleksibel agar dapat beradaptasi dengan perubahan sistem dan kebutuhan operasional. Bot RPA sebaiknya dirancang menggunakan pendekatan modular sehingga mudah diperbarui atau disesuaikan ketika ada perubahan dalam proses ERP. Selain itu, pastikan bot memiliki kemampuan untuk menangani volume pekerjaan yang meningkat, terutama pada periode sibuk seperti akhir bulan atau akhir tahun. Desain fleksibel ini membantu perusahaan dalam menjaga kelangsungan otomatisasi tanpa gangguan besar pada sistem ERP.
Karena RPA sering beroperasi dengan data sensitif, keamanan dan kepatuhan data menjadi prioritas utama. Bot RPA harus dirancang dengan akses terbatas hanya pada data yang relevan untuk tugasnya agar meminimalkan risiko pelanggaran data. Selain itu, data yang diproses harus dienkripsi untuk memastikan keamanannya selama transfer. Pastikan juga bahwa implementasi RPA mematuhi peraturan seperti GDPR, HIPAA, atau standar keamanan lainnya yang berlaku, sehingga perusahaan dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan menghindari risiko hukum.
Penerapan RPA membutuhkan perubahan budaya di dalam organisasi, terutama karena karyawan mungkin merasa khawatir dengan otomatisasi yang menggantikan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan kepada karyawan tentang cara bekerja bersama bot RPA dan menjelaskan bahwa RPA dirancang untuk mendukung pekerjaan mereka, bukan menggantikan. Komunikasi yang baik dan pelatihan yang memadai dapat membantu mengurangi resistensi, sekaligus mempersiapkan karyawan untuk peran yang lebih strategis.
Penerapan RPA dalam ERP bukanlah tugas sekali jalan, melainkan proses ini membutuhkan pemantauan dan peningkatan berkelanjutan. Setelah bot RPA diterapkan, evaluasi kinerjanya secara berkala menggunakan indikator kinerja utama (KPI), seperti tingkat keberhasilan tugas, waktu pemrosesan dan penghematan biaya. Optimalkan bot sesuai dengan umpan balik dari pengguna dan perubahan dalam sistem ERP atau kebijakan perusahaan. Pendekatan ini memastikan bahwa otomatisasi tetap relevan dan efisien seiring waktu.
Setelah keberhasilan proyek awal, penskalaan otomatisasi ke seluruh modul ERP harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari gangguan operasional. Modul seperti keuangan, pengelolaan rantai pasok dan sumber daya manusia biasanya menjadi prioritas karena memiliki dampak besar pada operasional bisnis. Sebelum penskalaan, pastikan semua integrasi dan proses telah diuji secara menyeluruh untuk meminimalkan risiko. Dengan penskalaan bertahap, perusahaan dapat mengelola kompleksitas implementasi secara lebih efektif.
Implementasi RPA dalam ERP membutuhkan pendekatan yang terstruktur, mulai dari identifikasi proses hingga pemantauan berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi kesalahan, dan memanfaatkan potensi penuh ERP mereka. Hasilnya adalah sistem ERP yang lebih cerdas dan produktif, yang mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..