+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Augmented Reality (AR): Teknologi Masa Depan yang Menghubungkan Dunia Nyata dan Virtual

4 November, 2024   |   Zirlynaila

Augmented Reality (AR): Teknologi Masa Depan yang Menghubungkan Dunia Nyata dan Virtual

Perkembangan teknologi digital telah melahirkan inovasi baru yang semakin memperkaya pengalaman pengguna dalam dunia nyata. Salah satu teknologi yang kini banyak diterapkan dalam berbagai bidang adalah Augmented Reality (AR) atau realitas tertambah. Dengan kemampuan untuk menambahkan elemen digital seperti gambar, suara dan informasi visual lainnya ke dalam dunia nyata, AR memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan mendalam bagi penggunanya. Teknologi ini telah membawa revolusi dalam sektor hiburan, pendidikan, periklanan hingga industri manufaktur.

Penerapan AR tidak hanya memberikan hiburan atau keindahan visual saja, tetapi juga berkontribusi pada efektivitas dan efisiensi di berbagai industri. Melalui perangkat seperti smartphone, tablet hingga kacamata pintar, AR memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi tambahan secara real time, membantu proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan produktivitas dalam situasi yang memerlukan data secara cepat dan akurat. Inovasi AR membuka peluang untuk berbagai potensi besar, mulai dari peningkatan pembelajaran interaktif di sekolah hingga optimasi proses kerja di perusahaan.

Mari kita bahas lebih lanjut mengenai Augmented Reality (AR), mulai dari pengertian, sejarah, jenis, cara kerja dan perangkat pendukung serta contoh penerapannya dalam berbagai bidang berikut ini!
 

Pengertian Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang menghubungkan konten digital dengan dunia nyata secara real time. Dengan menggunakan teknologi ini, pengguna dapat melihat objek digital dua atau tiga dimensi yang diproyeksikan ke dalam lingkungan dunia nyata, sehingga menciptakan pengalaman yang interaktif dan mendalam. AR umumnya menggunakan perangkat seperti smartphone, tablet, atau kacamata pintar untuk menampilkan elemen virtual tersebut. Teknologi ini menghubungkan dunia digital dengan dunia nyata sehingga pengguna dapat melihat, mendengar, bahkan merasakan informasi dalam bentuk visual, suara dan elemen interaktif lainnya.

Saat ini, AR telah diterapkan di berbagai bidang seperti industri, kesehatan, militer, pendidikan hingga hiburan. Pada bidang pendidikan, AR membantu memvisualisasikan konsep abstrak agar lebih mudah dipahami. Di bidang industri, teknologi ini digunakan untuk memberikan informasi tambahan atau instruksi di lingkungan kerja. Misalnya, aplikasi AR pada smartphone memungkinkan pengguna menambahkan objek 3D atau filter ke gambar dunia nyata, seperti petunjuk arah atau mengubah gambar suatu objek. Dengan potensi untuk meningkatkan pemahaman dan interaksi, AR menjadi bagian yang semakin penting dalam kehidupan sehari-hari.
 

Sejarah Augmented Reality (AR)

Pada tahun 1960-an, seorang pionir dalam dunia komputer grafis dengan nama Ivan Sutherland menciptakan perangkat “Head-Mounted Display” (HMD) pertama yang dikenal sebagai “Sword of Damocles”. Perangkat ini memungkinkan pengguna untuk melihat grafik sederhana yang dihasilkan oleh komputer di lingkungan dunia nyata, meskipun kualitas visualnya masih sangat dasar. Penemuan ini menjadi landasan awal teknologi yang kita kenal sekarang sebagai AR yang memperkenalkan konsep integrasi elemen digital dengan dunia nyata.

Memasuki tahun 1990-an dan 2000-an, penelitian AR terus berkembang terutama pada teknologi “Marker-based AR” dan “Markerless AR”. Marker-based AR bekerja dengan memanfaatkan gambar atau kode tertentu sebagai penanda untuk menampilkan elemen digital di layar, sedangkan Markerless AR menggunakan metode yang lebih canggih seperti teknologi Simultaneous Localization and Mapping (SLAM) untuk mengidentifikasi dan memetakan lingkungan fisik tanpa memerlukan penanda visual. Teknologi SLAM ini memungkinkan objek virtual ditempatkan lebih bebas dan alami dalam dunia nyata, sehingga memberikan pengalaman yang lebih realistis bagi pengguna.

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan sensor, perangkat mobile seperti smartphone menjadi media yang ideal untuk AR. Dilengkapi dengan kamera, sensor gerak dan kemampuan komputasi yang kuat, smartphone dapat menjalankan aplikasi AR dengan lebih baik sehingga menjadikannya populer di kalangan pengguna. Teknologi AR terus meningkat dan semakin terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, memberikan pengalaman yang semakin kaya dan menarik di berbagai bidang, mulai dari hiburan hingga industri dan pendidikan.
 

Jenis-jenis Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan elemen digital dengan dunia nyata sehingga memberikan pengalaman interaktif bagi pengguna. Terdapat beberapa jenis AR yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda tergantung pada cara elemen digital tersebut diintegrasikan dengan dunia nyata.

Berikut ini merupakan jenis-jenis Augmented Reality (AR), yaitu:

  1. Marker Based Augmented Reality (Image Recognition)

    Marker Based AR juga dikenal sebagai Image Recognition adalah teknologi AR yang menggunakan objek visual tertentu dan kamera untuk mendeteksi serta memindai marker atau penanda visual. Marker ini bisa berbentuk kode QR, simbol khusus atau gambar tertentu. Setelah kamera perangkat mengenali marker, AR akan menghitung posisi dan orientasi marker tersebut untuk menampilkan konten digital yang sesuai seperti animasi atau model 3D. Jenis AR ini sering digunakan untuk materi interaktif seperti brosur, buku atau kartu nama yang dapat menampilkan elemen visual digital ketika dipindai.

  2. Markerless Augmented Reality

    Markerless AR adalah jenis AR yang tidak memerlukan marker visual untuk bekerja, melainkan memanfaatkan teknologi GPS, kompas digital, akselerometer dan gyroscope yang tertanam dalam perangkat seperti smartphone untuk menentukan lokasi pengguna. Teknologi ini sering digunakan pada aplikasi berbasis lokasi seperti peta digital dan game berbasis lokasi. Karena tidak memerlukan penanda fisik, jenis AR ini menjadi sangat populer dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi modern, termasuk untuk memandu arah dan memberikan informasi berdasarkan lokasi pengguna.

  3. Projection Based Augmented Reality

    Projection Based AR bekerja dengan memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan nyata. Teknologi ini sering disamakan dengan hologram, seperti yang muncul dalam film sci-fi. Pengguna dapat berinteraksi langsung dengan proyeksi tersebut dalam beberapa kasus karena teknologi ini mampu mendeteksi perubahan dan interaksi di permukaan tempat proyeksi ditampilkan. Projection Based AR sering digunakan dalam presentasi interaktif atau untuk menghadirkan pengalaman visual yang unik dan futuristik.

  4. Superimposition Based Augmented Reality

    Superimposition Based AR adalah teknologi AR yang menggantikan tampilan asli lingkungan fisik dengan elemen augmented baik secara keseluruhan maupun sebagian. Dengan menggunakan object recognition, AR ini menempatkan elemen digital pada objek yang dikenali di dunia nyata sehingga pengguna dapat melihat versi yang diperbarui dari objek fisik tersebut. Teknologi ini umum digunakan dalam aplikasi medis untuk memberikan visualisasi yang lebih mendalam atau pada aplikasi yang memerlukan penggantian atau penyesuaian tampilan fisik seperti mencoba furnitur secara virtual di rumah.

  5. Web-based Augmented Reality (WebAR)

    Web-based AR memungkinkan pengguna untuk mengakses pengalaman AR secara langsung melalui browser tanpa perlu mengunduh aplikasi khusus. Teknologi ini menggunakan platform berbasis web untuk menampilkan elemen augmented yang menyatu dengan lingkungan fisik pengguna, sehingga membuatnya mudah dan cepat diakses oleh siapa saja yang memiliki perangkat yang mendukung browser modern. WebAR semakin populer karena kemudahannya sehingga cocok untuk kampanye iklan atau promosi produk yang bersifat interaktif.

  6. Location-based Augmented Reality (Geo AR)

    Location-based AR atau Geo AR adalah jenis AR yang menggunakan informasi geografis dari perangkat untuk menambahkan elemen digital ke lingkungan sekitar berdasarkan lokasi spesifik pengguna. AR ini sering digunakan pada aplikasi tur virtual atau untuk menunjukkan informasi tambahan di lokasi tertentu seperti informasi sejarah atau panduan audio saat pengguna berada di tempat wisata. Contohnya, pengguna dapat melihat informasi sejarah suatu bangunan hanya dengan mengarahkan perangkat ke arah bangunan tersebut.

  7. Recognition-based Augmented Reality

    Recognition-based AR menggunakan teknologi pengenalan objek untuk mendeteksi objek fisik atau gambar tertentu dan kemudian menambahkan elemen digital sebagai informasi tambahan atau pengalaman interaktif. Ketika kamera perangkat mengenali objek atau gambar yang diinginkan, AR menampilkan konten digital yang sesuai seperti informasi produk, instruksi atau konten multimedia lainnya. Jenis ini banyak digunakan dalam aplikasi ritel dan pemasaran untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih menarik.

  8. Projection Mapping

    Projection Mapping adalah teknik yang menggunakan proyektor untuk menutupi permukaan fisik yang kompleks seperti bangunan atau objek 3D lainnya dengan efek visual yang menarik. Dengan teknologi ini, AR dapat menciptakan ilusi perubahan tampilan objek atau menampilkan animasi pada permukaan yang rumit, sehingga memberikan pengalaman visual yang realistis. Projection Mapping sering digunakan dalam event atau pertunjukan yang membutuhkan tampilan visual yang dinamis seperti konser atau pameran seni interaktif.

Setiap jenis Augmented Reality memiliki karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Dari penggunaan marker untuk menampilkan animasi hingga proyeksi visual dalam bentuk hologram, AR menyediakan baerbagai cara untuk meningkatkan interaksi antara pengguna dan lingkungan fisiknya.
 

Cara Kerja Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) menggabungkan elemen digital dengan dunia nyata melalui perangkat seperti smartphone, tablet dan kacamata khusus. Untuk menciptakan pengalaman interaktif ini, teknologi AR memanfaatkan sejumlah komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang saling terintegrasi seperti kamera, sensor, prosesor dan teknologi SLAM.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana AR bekerja secara keseluruhan, yaitu:

  1. Kamera dan Sensor

    Kamera dan sensor memainkan peran penting dalam pengumpulan data lingkungan di sekitar pengguna. Kamera berfungsi untuk menangkap gambar atau video secara langsung, sementara sensor seperti akselerometer, GPS dan kompas mengumpulkan informasi tambahan. GPS membantu dalam menentukan lokasi pengguna, sedangkan kompas memastikan orientasi perangkat yang akurat. Data dari kamera dan sensor ini dikirim ke perangkat lunak AR untuk diproses lebih lanjut, seperti dalam deteksi objek dan pemetaan area sekitar pengguna.

  2. Pemrosesan Gambar dan Deteksi Objek

    Setelah informasi dari kamera dan sensor diperoleh, perangkat lunak AR melakukan pemrosesan gambar untuk memahami objek di lingkungan pengguna. Teknologi ini dapat mengenali permukaan datar dan objek tiga dimensi, sehingga AR dapat menyelaraskan elemen digital dengan objek fisik secara tepat. Teknik pemrosesan gambar yang canggih ini memungkinkan perangkat untuk mengidentifikasi dan memetakan ruang sehingga elemen digital dapat berinteraksi dengan dunia nyata.

  3. SLAM (Simultaneous Localization and Mapping)

    Teknologi SLAM digunakan untuk melokalisasi posisi dan orientasi perangkat dalam lingkungan fisik. Dengan SLAM, AR dapat mengidentifikasi posisi perangkat secara akurat di ruang 3D dan memetakan lingkungan secara real time. Hal ini memungkinkan AR untuk mempertahankan elemen virtual tetap pada tempatnya bahkan saat pengguna bergerak, sehingga elemen-elemen virtual seolah-olah menjadi bagian dari dunia nyata yang diamati.

  4. Proyeksi

    Beberapa perangkat AR menggunakan proyektor kecil untuk memproyeksikan konten digital langsung ke permukaan atau ke mata pengguna. Pada headset AR, proyektor ini menampilkan gambar terkomputerisasi pada permukaan nyata yang dapat dilihat langsung oleh pengguna. Meskipun komponen ini belum banyak diterapkan pada perangkat mobile, proyeksi memungkinkan pengguna melihat konten AR di permukaan fisik dengan tingkat interaksi yang tinggi.

  5. Refleksi

    Refleksi adalah salah satu komponen penting dalam AR yang memanfaatkan cermin untuk memantulkan cahaya ke mata pengguna. Perangkat seperti AR glasses sering kali menggunakan cermin kecil yang dirancang khusus, termasuk cermin sisi ganda yang memungkinkan pengguna melihat elemen virtual dengan akurasi tinggi. Dengan memanfaatkan refleksi, perangkat dapat mengatur posisi dan ukuran gambar agar sesuai dengan perspektif pengguna, sehingga menciptakan pengalaman AR yang lebih nyata dan tepat.

  6. Penambahan Elemen Digital ke Lingkungan Fisik

    Setelah perangkat memahami lingkungan fisik dan posisi pengguna, AR dapat menambahkan elemen Digital seperti gambar, teks, model 3D atau objek interaktif. Proyeksi elemen-elemen ini disesuaikan dengan perspektif dan posisi pengguna secara real time. Contohnya, ketika pengguna melihat suatu permukaan melalui perangkat AR, elemen-elemen digital seperti objek 3D atau informasi tambahan akan muncul sesuai dengan perspektif, sehingga menciptakan ilusi bahwa elemen-elemen tersebut benar-benar ada di dunia nyata.

Teknologi AR bekerja dengan memanfaatkan kamera, sensor, teknik pemrosesan gambar, teknologi SLAM, proyeksi dan refleksi untuk menggabungkan elemen digital ke dalam lingkungan fisik. Dengan integrasi komponen-komponen ini, AR dapat memberikan pengalaman visual yang mendalam serta mampu menghubungkan dunia nyata dengan dunia digital. Dengan demikian, pengguna dapat melihat dan berinteraksi dengan informasi dan objek digital dalam dunia nyata, sehingga membuka peluang besar untuk berbagai aplikasi mulai dari hiburan hingga sektor industri.
 

Perangkat Pendukung Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kemampuan perangkat yang mendukung teknologi ini. Berbagai perangkat telah dikembangkan mualai dari yang paling umum seperti smartphone hingga perangkat khusus seperti AR glasses untuk memberikan pengalaman AR yang semakin mendalam dan bermanfaat. Setiap perangkat memiliki fungsi dan spesifikasi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam berbagai bidang.

Di bawah ini merupakan berbagai perangkat pendukung augmented reality (AR), yaitu sebagai berikut:

  • Mobile Devices (Smartphone dan Tablet): Berkat sensor canggih seperti kamera, GPS, akselerometer dan giroskop yang terintegrasi, smartphone dan tablet adalah perangkat paling umum yang mendukung aplikasi Augmented Reality. Perangkat mobile ini dapat menampilkan elemen digital di berbagai aplikasi AR, termasuk bisnis, olahraga, game dan media sosial.

  • Special AR Devices (Perangkat Khusus AR): Perangkat ini dirancang khusus untuk memberikan pengalaman AR yang lebih optimal. Salah satunya adalah Head-Up Display (HUD) yang menampilkan data dalam bentuk transparan agar mudah diakses pengguna. HUD sering digunakan di bidang otomotif dan penerbangan untuk menampilkan informasi seperti kecepatan dan instruksi navigasi langsung pada kaca depan atau panel kendaraan, memungkinkan pengguna menerima informasi tanpa terganggu.

  • AR Glasses (Kacamata AR): Kacamata AR seperti Google Glass, Laster See-Thru dan Meta 2 Glasses memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menerima notifikasi atau mengakses informasi tanpa harus melihat layar ponsel. AR glasses ini berguna untuk berbagai sektor seperti perakitan di pabrik di mana pekerja dapat melihat petunjuk secara langsung tanpa perlu menggenggam perangkat. AR Glasses juga memungkinkan pengalaman interaktif dan multimedia yang lebih kaya baik untuk penggunaan pribadi maupun profesional.

  • Virtual Retinal Displays (VRD): Perangkat VRD bekerja dengan menampilkan gambar langsung ke retina pengguna melalui sinar laser, sehingga menciptakan visual berkualitas tinggi dengan kontras dan resolusi yang tajam. Teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan pengujian, namun memiliki potensi besar untuk menghadirkan pengalaman AR yang lebih mendalam dan natural. Dengan VRD, pengguna dapat melihat elemen digital seolah-olah mereka benar-benar ada di lingkungan nyata.

Setiap perangkat pendukung AR membawa keunikan tersendiri dalam meningkatkan pengalaman interaktif di dunia nyata, mulai dari perangkat mobile yang mudah diakses, perangkat khusus seperti HUD hingga teknologi yang lebih maju seperti VRD. AR menghubungkan elemen digital dengan dunia nyata, sehingga membuka peluang baru di berbagai bidang.
 

Contoh Penerapan Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang memperkaya dunia nyata dengan elemen digital interaktif seperti objek 3D, informasi tambahan, atau animasi yang ditampilkan secara real time melalui perangkat seperti smartphone, tablet dan kacamata khusus. AR menjadi semakin populer dan bermanfaat di berbagai bidang, sehingga menciptakan pengalaman baru yang mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Di bawah ini beberapa contoh penerapan AR di berbagai bidang yang memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

  1. Game

    Game menjadi salah satu bidang pertama yang menerapkan teknologi AR secara mendalam. Contoh penerapanya yang paling terkenal adalah Pokemon Go yang menciptakan menggabungkan dunia nyata dengan karakter Pokemon melalui perangkat seluler. Dengan konsep serupa, game seperti Harry Potter: Wizards Unite dan Jurassic World Alive membawa pemain ke dunia yang penuh dengan makhluk dan karakter yang dihidupkan di lingkungan nyata mereka, sehingga menciptakan pengalaman bermain yang realistis dan interaktif. Teknologi AR dalam game mengubah dunia di sekitar pengguna menjadi arena permainan yang menarik.

  2. Media Sosial

    Media sosial juga memanfaatkan AR untuk memberikan pengalaman baru bagi penggunanya. Pada aplikasi Instagram, AR diimplementasikan melalui filter berbasis AR yang menggabungkan objek 3D dengan teknologi AI. Filter ini dapat membantu pengguna untuk menambahkan elemen interaktif pada foto dan video, menjadikan ekspresi diri lebih menarik dan kreatif. Banyak filter populer memungkinkan pengguna untuk mengubah wajah, menambahkan efek animasi atau bahkan melihat visualisasi kreatif yang tidak dapat dihasilkan tanpa teknologi AR.

  3. Bidang Medis

    Pada bidang medis, AR digunakan sebagai alat pelatihan dan panduan operasi. Misalnya, para mahasiswa kedokteran klinik Case Western Reserve University di Cleveland menggunakan headset AR untuk mempelajari anatomi tubuh manusia dengan lebih mendalam. Teknologi ini memungkinkan visualisasi struktur tubuh manusia secara detail, mempercepat proses pembelajaran dan memberi pemahaman yang lebih komprehensif. Selain itu, AR juga digunakan dalam operasi untuk memberikan panduan langsung kepada dokter, sehingga meningkatkan akurasi dan keselamatan prosedur medis.

  4. Broadcasting dan Hiburan

    Dalam industri broadcasting, AR memberikan visualisasi kreatif pada acara TV, siaran olahraga dan film. Teknologi AR memungkinkan penonton untuk melihat elemen visual yang lebih hidup dan informatif, seperti grafik yang muncul langsung di layar saat cuaca atau data pertandingan olahraga ditampilkan. Film seperti Star Wars juga memanfaatkan AR untuk menciptakan efek visual yang memukau, membuat produksi film lebih kaya secara visual dan menarik.

  5. Pendidikan

    AR membawa dimensi baru dalam dunia pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, materi pelajaran yang kompleks dapat divisualisasikan dalam bentuk elemen interaktif yang menarik bagi siswa. Teknologi AR dapat membantu siswa mempelajari konsep-konsep abstrak dengan lebih mudah, seperti visualisasi planet di ruang angkasa atau struktur molekul dalam kimia. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga membuat proses belajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.

  6. Pariwisata

    Dalam industri pariwisata, AR digunakan untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam dan interaktif. Dengan teknologi AR, wisatawan dapat mengikuti tur virtual di lokasi bersejarah atau objek wisata dengan tambahan elemen visual yang informatif. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam, seperti melihat visualisasi dari struktur bangunan bersejarah atau animasi dari kehidupan di zaman dulu, sehingga dapat memperkaya pemahaman mereka tentang lokasi yang dikunjungi.

  7. Arsitektur dan Desain

    Di bidang arsitektur, AR digunakan untuk memvisualisasikan desain bangunan dalam lingkungan fisik sebelum konstruksi dimulai. Teknologi ini memungkinkan arsitek, klien dan pemangku kepentingan lainnya melihat model 3D dari proyek dalam skala nyata, sehingga lebih mudah untuk berkomunikasi dan memverifikasi desain. AR membantu mengurangi kesalahan dalam perencanaan dan memastikan bahwa visi desain dapat dipahami secara visual sebelum realisasi bangunan.

Augmented Reality (AR) menunjukkan potensi besar dalam berbagai bidang mulai dari hiburan hingga industri professional dengan memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan informatif. Dengan kemampuan mengintegrasikan dunia digital dengan dunia nyata, AR membuka peluang baru dalam inovasi dan meningkatkan cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga membawa pengalaman yang lebih menarik dan mendalam.
 

Kesimpulan

Augmented Reality (AR) adalah teknologi canggih yang menggabungkan elemen dunia nyata dengan elemen virtual secara interaktif dan real-time. AR memungkinkan pengguna untuk tetap berada di lingkungan nyata dengan tambahan informasi digital yang dapat dilihat melalui perangkat seperti smartphone, tablet atau kacamata AR. Perkembangan AR telah lama dimulai sejak tahun 1960-an dan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, mulai dari aplikasi sederhana hingga penggunaan yang lebih kompleks dan canggih di berbagai bidang.

AR memiliki beragam jenis seperti marker-based, markerless, projection-based dan superimposition-based yang masing-masing memiliki cara kerja dan kegunaan yang berbeda. Teknologi AR memanfaatkan sensor, kamera dan software khusus untuk melacak dan menampilkan objek digital yang sesuai dengan lingkungan fisik di sekitar pengguna. Alat pendukung AR yang umum digunakan meliputi smartphone, headset dan kacamata AR yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek virtual yang terintegrasi secara mudah dengan lingkungan nyata mereka. Selain itu, perangkat lunak yang mendukung AR juga memerlukan algoritma canggih untuk mendeteksi objek dan memetakan lingkungan.

Pemanfaatan AR terus berkembang dalam berbagai bidang seperti game, pendidikan, medis, media sosial, hingga industri penyiaran. Misalnya, di sektor pendidikan, AR digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam dunia medis, AR membantu para profesional kesehatan dalam memahami anatomi manusia secara lebih mendetail. Potensi besar AR sebagai teknologi inovatif menunjukkan bahwa AR akan terus memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memberikan pengalaman yang lebih imersif, mendalam dan memperkaya interaksi manusia dengan teknologi.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda