+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Penggunaan Internet of Things (IoT) untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional

30 October, 2024   |   Zirlynaila

Penggunaan Internet of Things (IoT) untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional

Internet of Things (IoT) atau Internet untuk Segala menjadi salah satu teknologi utama dalam transformasi digital bisnis modern. Dengan menghubungkan perangkat fisik ke internet, IoT membuka peluang baru bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, memahami operasional secara real-time, dan membuat keputusan yang lebih tepat. Seiring dengan perkembangan IoT, perusahaan semakin mampu beradaptasi dengan perubahan cepat dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

Dengan munculnya teknologi IoT, berbagai industri mulai memanfaatkan perangkat yang terhubung untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan pemeliharaan prediktif, dan memperkuat pengalaman pelanggan. IoT membantu perusahaan dalam mengintegrasikan dunia fisik dengan digital, memberikan visibilitas penuh terhadap aset dan operasional sehingga memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan data dengan lebih cepat.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan lengkap mengenai Internet of Things (IoT), yang mencakup pengertian, sejarah, komponen, cara kerja, kelebihan dan kekurangan IoT serta integrasi IoT dengan sistem ERP berikut ini!
 

Apa itu Internet of Things (IoT)?

Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep dimana berbagai perangkat fisik seperti sensor dan alat elektronik lainnya saling terhubung dan berkomunikasi melalui jaringan internet. Dengan teknologi IoT, perangkat dapat mengumpulkan, mengolah, dan mengirimkan data secara otomatis tanpa perlu adanya campur tangan manusia. Chip komputer berdaya rendah yang dipasang pada perangkat IoT memanfaatkan sensor untuk memantau aktivitas dan merespons data secara cerdas, sehingga berbagai perangkat sehari-hari seperti sikat gigi, penyedot debu, mobil, dan mesin menjadi lebih pintar dan adaptif terhadap kebutuhan pengguna.

IoT sering disamakan dengan Machine-to-Machine (M2M), tetapi cakupan IoT lebih luas dan melibatkan lebih banyak perangkat dalam satu sistem. M2M umumnya berfokus pada komunikasi antarmesin dalam lingkungan industri, dimana mesin saling berkoordinasi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Selain mencakup industri, IoT juga menghubungkan perangkat sehari-hari yang digunakan dalam kehidupan pribadi dan komersial. Tujuan dari kedua konsep ini sama, yaitu membangun sistem otomatis yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Kemajuan IoT membuka peluang besar dalam pengembangan teknologi pintar yang memberikan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan yang lebih baik. Berkat chip komputer murah dan bandwidth internet yang tinggi, berbagai perangkat dapat terhubung secara global sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti pencarian informasi atau pengolahan data melalui jaringan internet. IoT kini diterapkan di berbagai sektor, seperti rumah tangga, kesehatan, transportasi, dan industri, memberikan manfaat luas dalam penghematan energi, peningkatan kualitas layanan, serta solusi cerdas yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
 

Sejarah Internet of Things (IoT)

Perkembangan awal Internet of Things (IoT) tidak terlepas dari kemajuan teknologi nirkabel, microelectromechanical systems (MEMS) dan sensor yang mulai meluas pada akhir tahun 1980-an. Kemajuan ini mendorong para insinyur dan peneliti untuk mengeksplorasi ide menghubungkan perangkat sederhana ke jaringan internet. Salah satu eksperimen awal dilakukan oleh John Romkey dan Simon Hackett pada tahun 1989, ketika mereka berhasil menghubungkan sebuah pemanggang roti (toaster) ke internet. Toaster tersebut dapat diaktifkan dari jarak jauh melalui jaringan, yang pada saat itu merupakan inovasi luar biasa dan menjadi cikal bakal dari teknologi IoT.

Pada tahun 1994, Steve Mann menciptakan perangkat “WearCam” yang dianggap sebagai bentuk awal dari wearable technology dan implementasi IoT dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi wearable ini menginspirasi perkembangan perangkat pintar lainnya, seperti smartwatch dan pelacak kebugaran yang kini menjadi bagian integral dari gaya hidup modern. Terciptanya perangkat wearable yang dapat mengumpulkan dan mengirimkan data secara real-time menunjukkan potensi IoT dalam berbagai aplikasi sehari-hari.

Di tahun 1997, Paul Saffo mengembangkan teknologi sensor yang dapat digunakan di berbagai perangkat, sehingga membuka peluang bagi perangkat untuk merasakan perubahan lingkungan seperti suhu, tekanan, atau kelembaban dan mengirimkan data yang ada ke sistem untuk dianalisis lebih lanjut. Sensor ini menjadi elemen penting dalam sistem IoT karena memperkenalkan kemampuan bagi perangkat untuk berinteraksi lebih cerdas dengan dunia fisik. Perkembangan ini menjadi landasan bagi teknologi IoT, memudahkan perangkat untuk mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitar dan mendukung pengambilan keputusan otomatis.

Pada tahun 1999, istilah “Internet of Things” pertama kali diperkenalkan oleh Kevin Ashton, seorang pionir teknologi dari Inggris yang saat itu bekerja di Auto-ID Center MIT. Ashton menggunakan istilah ini untuk menggambarkan konsep dimana perangkat fisik dapat saling terhubung melalui internet dan berbagi data secara otomatis. Pada periode yang sama, teknologi RFID (Radio Frequency Identification) mulai diperkenalkan untuk pelacakan barang menggunakan frekuensi radio yang kemudian menjadi dasar penting bagi IoT. RFID membantu mengidentifikasi dan melacak objek tanpa perlu interaksi langsung dengan manusia, sehingga menambah fungsi otomatisasi dalam berbagai sistem IoT yang kita kenal saat ini. Sejak awal tahun 2000-an, IoT terus berkembang dan menjadikannya salah satu inovasi penting dalam era digital.
 

Komponen Utama Internet of Things (IoT)

Dalam sistem IoT, terdapat komponen-komponen dasar yang memainkan peran penting dalam proses pengumpulan data, transmisi, pengolahan, dan interaksi pengguna. Pemahaman mengenai komponen-komponen ini sangat penting, karena masing-masing komponen memberikan fungsi spesifik yang saling melengkapi dan terhubung.

Berikut ini adalah penjelasan detail mengenai komponen-komponen utama dalam sistem IoT, yaitu:

  1. Sensor

    Sensor adalah inti dari sistem IoT karena bertugas menangkap data dari lingkungan sekitar. Berbagai jenis sensor dapat digunakan dalam IoT tergantung dari fungsinya, seperti sensor suhu untuk mendeteksi perubahan suhu, sensor kelembaban untuk mengukur tingkat kelembaban udara, atau sensor gerak yang berguna dalam sistem keamanan. Data yang dikumpulkan sensor merupakan data mentah yang mencerminkan kondisi lingkungan, yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Misalnya, pada sistem kontrol smart home, sensor suhu dapat mendeteksi suhu dalam ruangan dan mengirimkan data tersebut ke sistem agar suhu dapat diatur secara otomatis. Sensor-sensor ini dapat terhubung dengan perangkat lainnya, seperti kamera atau alarm, untuk meningkatkan fungsi dari sistem IoT.

  2. Konektivitas

    Konektivitas membantu perangkat IoT untuk mengirim dan menerima data. Tanpa koneksi, data dari sensor tidak dapat diteruskan ke sistem cloud atau perangkat lain untuk diproses. Jaringan Wi-Fi, jaringan seluler, dan teknologi jaringan khusus seperti LoRaWAN atau NB-IoT adalah beberapa contoh teknologi konektivitas yang berfungsi untuk menghubungkan perangkat secara efisien. Untuk aplikasi skala besar seperti kota pintar (smart city), teknologi seperti LoRaWAN yang mampu menjangkau area luas dengan konsumsi daya rendah sangat penting. Konektivitas yang tepat dan cepat sangat penting agar perangkat IoT dapat berfungsi dengan optimal, bahkan dalam kondisi atau lokasi yang sulit dijangkau.

  3. Pengolahan Data

    Setelah data dikumpulkan oleh sensor dan dikirim melalui jaringan, data tersebut perlu diolah agar menjadi informasi yang berguna. Pengolahan data ini mencakup pemrosesan dan analisis yang seringkali menggunakan teknologi machine learning atau artificial intelligence (AI). Proses ini dapat mendeteksi pola, tren, atau anomali tertentu yang bermanfaat dalam membuat sebuah keputusan. Misalnya, dalam industri kesehatan, data dari perangkat wearable seperti smartwach dapat dianalisis untuk mengetahui tanda-tanda awal penyakit atau kondisi tertentu. Dengan demikian, pengolahan data dalam IoT memiliki peran penting dalam memberikan wawasan berharga yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga dapat membantu menyelamatkan nyawa dan meningkatkan efisiensi sistem.

  4. Antarmuka Pengguna (User Interface - UI)

    Antarmuka Pengguna atau User Interface (UI) adalah bagian dari sistem IoT yang membantu pengguna dalam berinteraksi dan mengontrol perangkat IoT dengan mudah. UI dapat berupa aplikasi seluler, dasbor berbasis web, atau tampilan grafis yang menyajikan data secara visual dan intuitif. Pada smart home, UI membuat pengguna dapat mengontrol pencahayaan, suhu, atau perangkat lainnya dengan mudah melalui aplikasi. Dalam lingkungan industri, UI pada dasbor memberikan informasi real-time mengenai performa mesin dan proses, sehingga mempermudah pengambilan keputusan dan meningkatkan kontrol sistem. UI yang dirancang dengan baik adalah yang intuitif dan responsif sehingga pengguna dapat dengan cepat memahami dan mengakses informasi yang mereka butuhkan.

IoT terdiri dari beberapa komponen utama yang saling mendukung untuk menciptakan sistem yang pintar dan terhubung. Sensor mengumpulkan data mentah dari lingkungan fisik, konektivitas membantu perangkat untuk berkomunikasi, pengolahan data mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat, dan antarmuka pengguna memudahkan pengguna untuk mengakses informasi dan mengendalikan perangkat. Dengan perpaduan komponen-komponen yang ada, IoT membuka peluang besar dalam berinovasi di berbagai bidang dan meningkatkan kualitas hidup serta produktivitas dalam berbagai aspek kehidupan.
 

Cara Kerja Internet of Things (IoT)

Internet of Things atau IoT adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat seperti sensor, kamera, atau sistem komputasi untuk saling bertukar data melalui jaringan internet. IoT bertujuan mengoptimalkan berbagai aktivitas, mulai dari manajemen energi hingga pengawasan keamanan, dengan memanfaatkan data yang dikumpulkan dan dianalisis untuk mendukung sebuah keputusan dalam berbagai bidang.

Secara mendasar, cara kerja IoT terintegrasi oleh tiga komponen utama yaitu sensor, gateway, dan cloud. Berikut merupakan penjelasan mengenai cara kerja IoT, yaitu:

  1. Sensor

    Pada dasarnya, sensor merupakan komponen utama yang mengumpulkan data dari lingkungan atau objek fisik di sekitar. Sensor dapat mendeteksi berbagai parameter seperti suhu, cahaya, kelembapan, gerakan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan akan menjadi dasar informasi yang akan diolah dalam sistem IoT. Sebagai contoh, sensor suhu dapat mencatat perubahan suhu dalam suatu ruangan.

  2. Gateway

    Setelah data berhasil dikumpulkan oleh sensor, komponen gateway bertanggung jawab mentransmisikan data tersebut ke jaringan atau cloud yang telah terhubung dengan internet. Tidak hanya itu, gateway juga dapat melakukan pemrosesan awal dan memberikan respons otomatis berdasarkan data yang diterima. Misalnya, jika suhu di suatu ruangan mencapai batas tertentu, gateway dapat menginstruksikan sistem pendingin untuk menyala. Di sini, kecerdasan buatan (AI) sering diintegrasikan untuk meningkatkan kemampuan analisis dan respons otomatis, yang membuat IoT lebih efisien.

  3. Cloud

    Data yang ditransmisikan oleh gateway akan dikirim ke cloud. Di cloud, data akan dianalisis dan diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, cloud membantu dalam penyimpanan data yang besar dengan akses data yang mudah, sehingga pengguna dapat memberikan instruksi jarak jauh pada perangkat IoT. Misalnya, dengan mengakses cloud, pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat IoT sesuai kebutuhan.

IoT menghubungkan berbagai perangkat agar dapat berkomunikasi dan bertukar data secara otomatis, sehingga menghasilkan sistem yang saling terhubung dan mampu bekerja secara mandiri untuk meningkatkan efisiensi, menghemat energi, dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan.
 

Kelebihan Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang menghubungkan perangkat fisik dengan internet sehingga membantu dalam pertukaran data dan kontrol jarak jauh. Teknologi ini telah berkembang pesat dan memberikan banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, industri, dan rumah tangga.

Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan utama dari penerapan IoT, yaitu sebagai berikut:

  • Efisiensi Energi: IoT dapat membantu meningkatkan efisiensi energi dengan kontrol yang lebih baik atas perangkat yang digunakan. Melalui IoT, pengguna bisa mengatur batas minimal dan maksimal penggunaan sumber daya, sehingga konsumsi energi dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan. Pada sektor industri, hal ini tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga membantu perusahaan mencapai target efisiensi energi yang lebih tinggi.

  • Hemat Biaya: Teknologi IoT juga dapat mengurangi biaya operasional dengan cara memantau dan menganalisis data perangkat secara real-time. Hal ini membuat pemeliharaan yang lebih efisien dan mengurangi kebutuhan untuk membeli perangkat baru atau memperkerjakan tenaga kerja tambahan. Perangkat IoT dapat menjalankan tugas-tugas yang kompleks, sehingga perusahaan bisa mengurangi pengeluaran untuk biaya sumber daya manusia dan meningkatkan efektivitas operasional.

  • Peningkatan Produktivitas: Dengan sensor dan sistem yang kompleks, IoT membantu pengguna dalam menjalankan aktivitas dengan lebih praktis dan efisien. Sistem ini mendukung proses pengambilan keputusan berdasarkan data yang akurat dan terkini, membantu perusahaan mengidentifikasi peluang atau kekurangan yang ada sehingga produktivitas bisa meningkat secara signifikan.

  • Peningkatan Kualitas Hidup: IoT tidak hanya bermanfaat dalam konteks industri atau perusahaan, tetapi juga dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup individu. Misalnya, perangkat IoT dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan keamanan seseorang, serta menghubungkan mereka dengan teknologi pendukung yang membantu dalam pemantauan rutin atau peningkatan kenyamanan di rumah.

  • Kemudahan Pengoperasian: Perangkat IoT mempermudah pengoperasian berbagai peralatan melalui aplikasi mobile atau web yang mudah digunakan. Pengguna dapat mengontrol perangkat dari jarak jauh, sehingga meningkatkan kenyamanan dan efisiensi waktu dalam pengelolaan rumah atau tempat kerja.

  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Dengan adanya data real-time yang dikumpulkan oleh perangkat IoT, organisasi dan individu dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Analisis data ini memberikan wawasan yang akurat mengenai kondisi dan kinerja, sehingga mempermudah dalam mengambil tindakan yang tepat dan strategis.

Internet of Things (IoT) memberikan banyak kelebihan dalam kehidupan sehari-hari dan operasional bisnis. Dari peningkatan efisiensi energi dan penghematan biaya hingga peningkatan kualitas hidup dan produktivitas, IoT adalah teknologi yang membawa perubahan signifikan. Dengan memanfaatkan data dan kontrol yang ditawarkan IoT, perusahaan maupun individu dapat membuat keputusan yang lebih baik, mengelola sumber daya dengan efisien, dan meraih hasil yang optimal dalam berbagai aspek kehidupan.
 

Kekurangan Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang menghubungkan berbagai perangkat melalui jaringan internet, sehingga memudahkan dalam pertukaran data yang efisien dan pengendalian jarak jauh. Namun, di balik kelebihannya, terdapat sejumlah kekurangan dan tantangan yang perlu diperhatikan. Kekurangan ini berkaitan dengan aspek keamanan, privasi, regulasi, kompleksitas, serta ketergantungan terhadap koneksi internet.

Di bawah ini merupakan beberapa kekurangan dari penerapan IoT, yaitu sebagai berikut:

  • Keamanan Data dan Privasi: Menghubungkan perangkat IoT dengan jaringan internet menjadikannya rentan terhadap serangan siber. Banyak perangkat IoT yang tidak memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga rawan menjadi target peretasan. Kasus pencurian data penting sering terjadi karena kelemahan ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya perlindungan data yang ketat, seperti enkripsi atau sistem keamanan lainnya, untuk mencegah kebocoran informasi.

  • Regulasi yang Rendah: Implementasi IoT di berbagai negara masih menghadapi kendala regulasi. Beberapa perangkat IoT belum diatur dengan hukum yang kuat, sehingga terdapat risiko jika terjadi masalah di masa depan. Meskipun regulasi bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dalam penggunaan IoT, penetapannya masih belum merata dan membutuhkan pengawasan lebih lanjut dari pemerintah.

  • Kompleksitas Sistem: Sistem IoT sering kali terdiri dari banyak perangkat yang saling terhubung dan ini dapat menjadi sangat kompleks bagi pengguna atau organisasi yang belum terbiasa dengan teknologi tersebut. Untuk pengguna baru, mengelola ekosistem IoT yang rumit memerlukan sumber daya tambahan dan pelatihan.

  • Biaya yang Tinggi: Membangun, memasang, dan memelihara infrastruktur IoT membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama jika perangkat yang digunakan memiliki spesifikasi khusus. Biaya tinggi ini bisa menjadi kendala bagi organisasi atau individu yang ingin memanfaatkan IoT, terutama jika mereka membutuhkan perangkat dan infrastruktur tambahan untuk mendukungnya.

  • Ketergantungan pada Koneksi Internet: IoT sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil dan kuat. Jika terjadi gangguan koneksi atau koneksi internet yang lemah, maka perangkat IoT tidak dapat berfungsi dengan optimal. Ketergantungan ini menjadi salah satu kelemahan utama, terutama di wilayah yang tidak memiliki akses internet yang andal.

Meskipun Internet of Things (IoT) memberikan banyak kelebihan, namun IoT juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum diimplementasikan. Kekurangan seperti keamanan data, regulasi, kompleksitas sistem, biaya, dan ketergantungan pada internet adalah beberapa hal yang bisa menghambat efektivitas IoT. Dengan memahami kekurangan ini, individu dan organisasi dapat lebih siap dalam mengelola risiko dan memanfaatkan teknologi IoT dengan lebih bijak.
 

Integrasi IoT dengan Sistem ERP

Integrasi IoT dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas melalui otomatisasi, real-time monitoring, dan pengambilan keputusan yang berbasis data. Dengan memanfaatkan data yang dihasilkan perangkat IoT, ERP dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif dan akurat, sehinggan memudahkan perusahaan untuk merespons perubahan kondisi dengan cepat dan proaktif.

Di bawah ini merupakan beberapa cara utama IoT dapat diintegrasikan dengan ERP untuk mendukung tujuan-tujuan berikut ini:

  1. Pemantauan Real-Time dan Manajemen Inventaris

    IoT membantu perangkat sensor dalam memantau inventaris dan stok secara otomatis. Data yang dihasilkan dapat dikirim ke sistem ERP untuk memperbarui inventaris secara real-time, mengurangi kesalahan manual, dan memastikan ketersediaan barang. Dengan integrasi ini, perusahaan bisa lebih efisien dalam pengelolaan stok, menghindari overstock atau stock-out dan mempercepat proses pemesanan ulang barang.

  2. Optimasi Produksi dan Pemeliharaan Preventif

    Perangkat IoT dapat memantau performa mesin dan peralatan produksi untuk mendeteksi adanya potensi kerusakan. Dengan menghubungkan data ini ke dalam sistem ERP, perusahaan dapat melakukan pemeliharaan preventif berdasarkan analisis kondisi aktual mesin, mengurangi downtime, dan meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, data IoT ini juga bisa digunakan untuk merencanakan produksi lebih baik berdasarkan kapasitas operasional yang optimal.

  3. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)

    Dengan memanfaatkan sensor IoT, perusahaan dapat memantau status pengiriman dan kondisi produk (seperti suhu, kelembapan, atau getaran) sepanjang rantai pasokan. Data yang dihasilkan disalurkan ke dalam sistem ERP untuk melacak pengiriman secara akurat dan memastikan kualitas produk tetap terjaga. ERP yang terintegrasi dengan IoT juga memudahkan transparansi dalam rantai pasokan, membantu perusahaan merespons secara cepat jika ada keterlambatan atau kendala lainnya.

  4. Otomatisasi Proses Bisnis

    IoT dapat mengotomatisasi berbagai proses bisnis dengan menghubungkan perangkat dan data secara langsung ke dalam modul-modul ERP seperti manajemen produksi, pemrosesan order, dan manajemen kualitas. Contohnya, jika IoT mendeteksi peningkatan permintaan pada suatu produk, ERP secara otomatis memicu proses untuk meningkatkan produksi atau mengirimkan notifikasi kepada tim terkait.

  5. Analisis Data untuk Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat dan Tepat

    Integrasi data IoT ke ERP membantu perusahaan untuk mengumpulkan data operasional yang lebih lengkap dan melakukan analisis yang lebih mendalam. Hal ini memberikan wawasan yang lebih akurat dan real-time mengenai kinerja bisnis yang membantu manajemen dalam membuat keputusan yang lebih cepat dan berbasis data untuk meningkatkan produktivitas.

  6. Peningkatan Pelayanan Pelanggan

    IoT dapat membantu dalam melacak status dan kondisi produk yang sudah terjual, membantu ERP untuk menyediakan layanan purna jual yang lebih baik. Misalnya, jika sensor pada perangkat mendeteksi adanya masalah, perusahaan bisa memberikan respons cepat dengan menghubungi pelanggan dan menawarkan solusi atau pemeliharaan, meningkatkan kepuasan pelanggan.

Integrasi IoT dengan ERP membantu perusahaan menggabungkan data fisik dan digital, mengoptimalkan efisiensi, dan meningkatkan responsivitas terhadap perubahan kondisi. Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional, mengelola sumber daya lebih baik, dan meningkatkan produktivitas secara menyeluruh. Integrasi IoT dan ERP adalah langkah penting bagi perusahaan yang ingin terus berkembang dan beradaptasi di era digital.
 

Kesimpulan

Internet of Things (IoT) adalah konsep teknologi yang menghubungkan berbagai perangkat melalui internet untuk melakukan pertukaran data secara otomatis dan real-time. IoT menghubungkan perangkat fisik seperti sensor, mesin, dan perangkat lainnya agar dapat mengumpulkan dan berbagi data tanpa campur tangan manusia, sehingga menciptakan jaringan perangkat yang terintegrasi. Diperkenalkan pada tahun 1982, IoT telah berkembang pesat dan diterapkan di berbagai sektor seperti manufaktur, kesehatan, dan transportasi. Komponen utama IoT meliputi sensor atau perangkat, konektivitas, analitik data, dan antarmuka pengguna yang mendukung pemantauan serta kontrol perangkat.

IoT memiliki beberapa keunggulan, termasuk peningkatan efisiensi operasional, penghematan biaya, dan pengambilan keputusan berbasis data yang lebih baik. Namun, IoT juga memiliki kekurangan seperti keamanan data, privasi, dan biaya implementasi yang tinggi. Dalam integrasi dengan sistem ERP, IoT berfungsi untuk memantau proses bisnis secara real-time, memperbarui data di ERP secara otomatis, dan meningkatkan respons terhadap perubahan dalam operasi. Integrasi IoT dengan ERP ini mempercepat analisis dan pengambilan keputusan dengan data yang lebih akurat dan up-to-date, meskipun membutuhkan investasi besar serta pengaturan keamanan yang ketat untuk melindungi data perusahaan dari ancaman siber.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda