Perubahan adalah hal yang pasti dalam dunia bisnis dan organisasi. Perubahan ini bisa bermacam-macam bentuk, mulai dari teknologi baru, restrukturisasi organisasi, hingga budaya perusahaan. Untuk menghadapi perubahan ini, organisasi harus mampu beradaptasi dengan baik, karena kegagalan dalam mengelola perubahan dapat menyebabkan hilangnya kejadian, kemunduran, bahkan kegagalan organisasi secara keseluruhan. Salah satu metode yang terbukti efektif dalam mengelola perubahan adalah Model 8 Langkah Kotter. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh John P. Kotter, seorang profesor di Harvard Business School, melalui bukunya Leading Change yang terbit pada tahun 1996. Kotter menciptakan model untuk membantu organisasi melakukan perubahan secara terstruktur dan bertahap. Artikel ini akan menjelaskan setiap langkah dalam Model 8 Langkah Kotter dan penerapannya dalam organisasi dan tidak hanya itu artikel ini juga akan membahas banyak tentang manfaat dan yang lainnya. Dengan pemahaman yang tepat tentang model ini, organisasi dapat mengalami proses perubahan dengan lebih mudah dan sukses.
Langkah pertama dalam proses perubahan adalah menciptakan rasa urgensi di antara anggota organisasi. Penting untuk memastikan semua orang memahami alasan perlunya dilakukan perubahan dan mengapa hal itu harus dilakukan sekarang. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan ancaman eksternal seperti perubahan pasar, persaingan yang semakin ketat, atau kemajuan teknologi yang dapat mengancam posisi organisasi jika tidak diadaptasi dengan cepat. Pada tahap ini, penting untuk:
Menjelaskan dampak negatif jika perubahan tidak dilakukan.
Menunjukkan peluang yang dapat dicapai jika perubahan diterapkan.
Meningkatkan kesadaran seluruh anggota organisasi tentang pentingnya perubahan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi.
Tanpa rasa urgensi, banyak orang dalam organisasi akan menganggap perubahan sebagai hal yang tidak mendesak atau tidak penting, sehingga mengurangi partisipasi dan komitmen mereka dalam proses perubahan.
Perubahan yang efektif tidak dapat dicapai hanya dengan satu orang atau kelompok kecil. Diperlukan konsensus dari kekuatan yang solid dan berpengaruh untuk mendorong perubahan. Pada tahap ini, adalah penting untuk membentuk tim perubahan yang terdiri dari individu-individu dengan otoritas, keanggotaan, kredibilitas, dan keterlibatan tinggi dalam organisasi. Koalisi ini akan berperan penting dalam mendorong perubahan, menciptakan sinergi strategi di seluruh departemen, dan menyebarkan pesan tentang pentingnya perubahan ke seluruh anggota organisasi. Tim ini akan memimpin implementasi perubahan, mengatasi hambatan, dan memberikan dukungan moral kepada yang merasa terancam oleh perubahan. Langkah-langkah yang kuat termasuk mengidentifikasi pemimpin kunci di seluruh tingkat organisasi, membentuk kelompok individu berpengaruh dan dipercaya di dalam organisasi, serta membangun kepercayaan di antara anggota agar dapat bekerja sama dengan efektif.
Langkah ketiga dalam Model Kotter adalah menciptakan visi yang jelas dan inspiratif untuk perubahan. Visi ini berperan sebagai panduan yang menunjukkan arah dan pentingnya perubahan. Tanpa visi yang jelas, perubahan dapat terasa tidak terarah dan membingungkan bagi anggota organisasi. Visi yang baik harus:
Mudah dipahami oleh semua orang dalam organisasi.
Menginspirasi dan memberikan gambaran positif tentang masa depan setelah perubahan dilakukan.
Realistis dan dapat dicapai dalam kerangka waktu yang ditentukan.
Relevan dengan situasi dan kebutuhan organisasi.
Setelah visi dibuat, tim juga perlu mengembangkan strategi untuk mencapai visi tersebut. Strategi harus mencakup langkah-langkah konkret untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
Visi perubahan harus dikomunikasikan secara efektif kepada semua anggota organisasi agar mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, langkah keempat adalah menyebarkan visi tersebut secara luas dan konsisten ke seluruh organisasi. Ini berarti menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti rapat, buletin, email, atau bahkan video untuk menyampaikan perubahan visi. Dalam mengomunikasikan visi, penting untuk:
Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh setiap anggota organisasi.
Menyampaikan pesan secara terus-menerus agar visi tetap segar dalam mengingat semua orang.
Mendorong dialog terbuka sehingga karyawan dapat bertanya, memberikan umpan balik, dan merasa lebih terlibat dalam proses perubahan.
Komunikasi yang efektif akan membantu karyawan memahami tujuan dari perubahan, sehingga mereka lebih siap untuk mendukung dan berpartisipasi dalam proses perubahan.
Setelah visi dikomunikasikan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin menghalangi perubahan. Hambatan ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti struktur organisasi yang kaku, resistensi karyawan, keterbatasan sumber daya, atau budaya perusahaan yang tidak inovatif. Beberapa langkah untuk mengatasi hambatan ini meliputi:
Memberikan pelatihan kepada karyawan agar memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan.
Mengubah struktur organisasi atau kebijakan yang dapat menghalangi inovasi.
Menciptakan insentif untuk mendorong perilaku yang mendukung perubahan.
Mendukung individu yang proaktif dalam perubahan untuk berinovasi dan lebih aktif.
Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perusahaan akan lebih mudah mencapai tujuan perubahan dan mengurangi resistensi internal.
Dalam proses perubahan yang panjang, penting untuk menciptakan kemenangan kecil yang dapat dirayakan dalam jangka pendek. Kemenangan ini akan memberikan motivasi kepada karyawan dan meningkatkan rasa percaya diri bahwa perubahan dapat berhasil. Selain itu, keberhasilan jangka pendek juga membantu membuktikan bahwa perubahan tersebut memberikan hasil yang nyata dan dapat dicapai. Untuk menciptakan keberhasilan jangka pendek:
Tetapkan tujuan yang dapat dicapai dalam waktu singkat (3-6 bulan).
Lakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur kemajuan dan mencapai pencapaian.
Gunakan hasil dari keberhasilan ini untuk memperkuat dukungan terhadap perubahan dan mempercepat proses perubahan lebih lanjut. Membangun di Atas Perubahan (Build on the Change) Setelah mencapai keberhasilan awal, penting untuk tidak berhenti. Salah satu kesalahan umum yang dilakukan organisasi adalah berhenti ketika mereka mencapai kemenangan kecil, padahal proses perubahan masih berjalan. Pada tahap ini, organisasi harus menggunakan momentum dari kemenangan awal untuk mempercepat proses perubahan dan memperluas dampaknya ke seluruh bagian organisasi. Langkah ini melibatkan:
Evaluasi keberhasilan dan area yang perlu ditingkatkan dalam perubahan awal.
Menggunakan hasil evaluasi untuk mengidentifikasi peluang perbaikan lebih lanjut.
Memperkenalkan inisiatif perubahan baru yang lebih besar berdasarkan keberhasilan sebelumnya.
Meningkatkan keterlibatan lebih banyak individu dalam proses perubahan.
Dengan terus membangun atas perubahan yang telah dicapai, organisasi dapat memperkuat dan memperluas dampak perubahan hingga menjadi bagian integral dari operasi organisasi. Kemenangan kecil ini akan membantu organisasi menjaga momentum perubahan dan menginspirasi karyawan untuk terus berusaha mencapai tujuan jangka panjang.
Langkah terakhir dalam Model Kotter adalah memastikan bahwa perubahan terjadi pada bagian dari budaya perusahaan. Ini adalah tahap di mana perubahan harus diinternalisasi oleh organisasi. Hal ini bertujuan agar perubahan menjadi bagian dari cara berpikir dan bekerja yang baru. Tanpa memperkuat perubahan dalam budaya perusahaan, ada risiko organisasi kembali ke cara lama setelah proses perubahan selesai. Untuk memperkuat perubahan dalam budaya perusahaan:
Memastikan bahwa perilaku yang mendukung perubahan dipertahankan oleh para pemimpin dan karyawan.
Mengintegrasikan nilai-nilai perubahan ke dalam sistem pelestarian.
Ketika perubahan telah menjadi bagian dari budaya organisasi, organisasi tersebut akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan dengan ketahanan dan ketahanan yang lebih besar.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari model ini:
Meningkatkan Kemampuan untuk Mengatasi Perubahan Model Kotter membantu organisasi mengelola perubahan dengan lebih sistematis, mengurangi kesalahan, dan memperjelas langkah-langkah yang perlu diambil. Dengan pendekatan terstruktur, organisasi menjadi lebih siap menghadapi perubahan besar dan kompleks.
Menciptakan Urgensi dan Komitmen terhadap Perubahan Langkah pertama dalam model ini adalah menciptakan rasa urgensi. Hal ini mendorong semua anggota organisasi untuk menyadari pentingnya perubahan dan membuat mereka lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses tersebut. Urgensi ini penting untuk membangun momentum awal yang kuat.
Membentuk Koalisi yang Kokoh Model ini menekankan pentingnya membangun kebersamaan yang kuat dan berpengaruh untuk memimpin perubahan. Dengan memiliki tim yang solid, sebuah organisasi dapat melampaui berbagai tantangan dengan lebih mudah karena pemimpin yang berkomitmen akan terus mendorong inisiatif perubahan.
Mengarahkan Perubahan dengan Visi yang Jelas Salah satu keunggulan model ini adalah pentingnya menciptakan visi yang jelas untuk perubahan. Visi ini memberikan panduan bagi semua anggota organisasi, sehingga mereka memahami arah yang dituju dan alasan dibalik perubahan. Visi yang baik membantu menyatukan tim untuk mencapai tujuan yang sama.
Mengurangi Resistensi terhadap Perubahan Dengan menyampaikan visi secara efektif dan melibatkan karyawan pada setiap tahap, model ini membantu mengurangi resistensi dari individu atau kelompok yang mungkin merasa terancam oleh perubahan. Komunikasi yang konsisten dan keterlibatan aktif membantu membangun kepercayaan dan dukungan di semua tingkat organisasi.
Mengatasi Hambatan dengan Lebih Efektif Model Kotter secara khusus mencakup langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dapat menghalangi proses perubahan. Diperlukan untuk memastikan bahwa masalah atau hambatan internal tidak menghambat implementasi perubahan. Menghapus hambatan juga memperkuat komitmen mereka yang mungkin ragu-ragu atau menentang perubahan.
Fokus pada penciptaan kemenangan jangka pendek Dapat membantu organisasi membangun momentum yang kuat dan meningkatkan motivasi. Kemenangan ini penting untuk mempertahankan semangat karyawan dan membuktikan bahwa perubahan dapat memberikan hasil yang konkret. Kemenangan jangka pendek juga membantu membuktikan kepada seluruh tim bahwa inisiatif perubahan berjalan di jalur yang benar.
Mempertahankan Momentum dan Menangani Kegagalan Model ini mengingatkan organisasi untuk tidak berhenti setelah mencapai keberhasilan awal. Hal ini mendorong organisasi untuk terus meningkatkan pencapaian tersebut dan menjaga momentum hingga perubahan menjadi stabil. Dengan langkah ini, risiko kegagalan atau kembali ke metode lama dapat dikurangi.
Menerjemahkan Perubahan Terintegrasi dalam Budaya Organisasi Manfaat besar lainnya dari model ini adalah fokusnya pada memantapkan perubahan dalam budaya organisasi. Dengan memasukkan perubahan ke dalam norma, nilai, dan praktik sehari-hari organisasi, perubahan menjadi lebih berkelanjutan dan tidak hanya bersifat sementara. Hal ini memastikan keberlanjutan kekuatan organisasi di masa depan, bahkan dalam menghadapi perubahan lebih lanjut.
Meningkatkan Keterlibatan Karyawan Dengan mendorong keterlibatan dari berbagai tingkat organisasi, model ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara karyawan. Ketika karyawan merasa terlibat dalam proses perubahan, mereka akan mendukung dan terlibat penuh dalam pelaksanaannya.
Tujuan Model 8 Langkah Kotter adalah untuk memberikan kerangka kerja yang sistematis dan efektif dalam mengelola serta melaksanakan perubahan yang berkelanjutan dalam organisasi. Model ini membantu organisasi untuk memahami serta mengatasi tantangan yang terjadi dalam proses perubahan, seperti resistansi, hambatan, dan ancaman. Secara lebih spesifik, tujuan dari model ini adalah sebagai berikut:
Membuat Pentingnya Perubahan Menjadi Mendesak Salah satu tujuan utama adalah membantu organisasi menyadari betapa pentingnya perubahan. Dengan adanya rasa urgensi, karyawan dan pemimpin akan lebih memahami kebutuhan untuk bergerak cepat dalam menghadapi ancaman eksternal atau peluang baru.
Membantu Pemimpin dalam Mengelola Perubahan Model Kotter menyoroti pentingnya membentuk kohesi yang kuat di antara para pemimpin organisasi. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa perubahan didukung dan dipimpin oleh individu yang berpengaruh, sehingga menciptakan sinergi dalam organisasi guna mencapai hasil yang diinginkan.
Menyusun Visi dan Arah yang Jelas Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengarahkan seluruh organisasi ke arah yang sama melalui visi perubahan yang jelas. Dengan memiliki visi yang kuat, organisasi dapat fokus pada apa yang ingin dicapai dan bagaimana perubahan tersebut dapat membantu mencapai tujuan strategis.
Mengurangi Resistensi terhadap Perubahan Model ini membantu organisasi mengatasi hambatan psikologis dan struktural yang sering muncul saat ada perubahan. Tujuanya adalah untuk melibatkan semua pihak dalam proses perubahan dan meminimalkan resistensi yang dapat menggagalkan upaya transformasi.
Meskipun populer dan efektif, model 8 langkah Kotter juga memiliki beberapa keterbatasan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu tantangannya adalah model yang kaku dan preskriptif, yang mungkin tidak cocok dengan perubahan yang dinamis dan kompleks dalam beberapa situasi. Model juga mempertimbangkan bahwa perubahan dianggap sebagai peristiwa tunggal yang dapat diatasi secara langsung, bukan sebagai proses berulang yang memerlukan adaptasi dan umpan balik konstan. Model tersebut mungkin tidak membahas aspek emosional dan psikologis perubahan, seperti ketakutan, kecemasan, atau kehilangan, yang dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja orang-orang yang terlibat.
Untuk mengatasi tantangan dalam penggunaan model 8 langkah Kotter, organisasi perlu bersikap fleksibel dan tanggap terhadap perubahan keadaan dan kebutuhan para pemangku kepentingan. Mereka juga harus menambahkan alat dan teknik lain ke dalam model tersebut untuk membantu mereka mengelola aspek kemanusiaan dari perubahan, seperti kecerdasan emosional, pembinaan, dan konseling. Lebih lanjut, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kemajuan dan dampak perubahan, serta melakukan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan. Dengan begitu, mereka dapat memastikan bahwa perubahan tersebut sukses, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi organisasi dan orang-orangnya.
Model 8 langkah Kotter bukanlah satu-satunya model manajemen perubahan yang tersedia. Ada banyak model dan kerangka kerja lain yang dapat membantu organisasi menavigasi dan mengelola perubahan, tergantung pada tujuan, konteks, dan preferensi mereka. Misalnya, model 3 tahap Lewin terdiri dari pencairan, perubahan, dan pembekuan ulang keadaan terkini. Model ADKAR berfokus pada tingkat perubahan individu dan merupakan bentuk kesadaran, keinginan, pengetahuan, kemampuan, dan penguatan. Model 7-S McKinsey menguji keselarasan dan koherensi tujuh elemen: strategi, struktur, sistem, keterampilan, staf, gaya, dan nilai-nilai bersama. Selain itu, model transisi Bridges membedakan antara perubahan dan transisi, dan menguraikan tiga fase: mengakhiri, kehilangan, dan melepaskan; zona netral; dan awal yang baru.
Saat memilih model manajemen perubahan terbaik untuk organisasi Anda, tidak ada solusi yang cocok untuk semua orang. Anda harus mempertimbangkan cakupan, skala, dan urgensi perubahan, kesiapan dan penolakan orang-orang, sumber daya dan kemampuan yang tersedia, hasil dan manfaat yang diinginkan, serta potensi risiko dan hambatan. Membandingkan dan mengkontraskan berbagai model dan kerangka kerja dapat membantu Anda memilih model dan kerangka kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan dan situasi Anda. Anda juga dapat menggabungkan atau mengadaptasi elemen dari berbagai model untuk membuat versi hibrida atau modifikasi Anda sendiri. Sangat penting untuk bersikap jelas, konsisten, dan kolaboratif dalam proses manajemen perubahan Anda, dan untuk mencari umpan balik dan dukungan dari para pemangku kepentingan Anda.
Prinsip ini menekankan pentingnya adanya kepemimpinan dalam mendukung inisiatif perubahan. Ada lebih dari satu eksekutif yang terlibat di sini. Langkah kedua dari metode 8 langkah Kotter adalah pembentukan tim kepemimpinan yang terdiri dari berbagai jabatan. Tim kepemimpinan harus mencakup:
Penglihatan
Tindakan
Inovasi
Perayaan
Pikiran + Hati
Orang-orang termotivasi oleh hal yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih termotivasi oleh keinginan untuk berkontribusi pada tujuan yang lebih besar dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada logika bahwa perubahan akan lebih berhasil atau produktif. Prinsip ini penting karena strategi Anda harus mempertimbangkan apa yang memotivasi setiap orang sehingga mereka dapat berhasil mengubah perilaku atau sikap mereka tentang sesuatu yang baru yang ingin Anda terapkan di tempat kerja.
Daripada memberi perintah, berikan kesempatan kepada mereka untuk memimpin. Memberdayakan individu sangat penting agar merasa terlibat dalam proyek saat Anda mengembangkan tim dalam Langkah 4 model Kotter. Prinsip teori manajemen perubahan Kotter menyatakan bahwa dengan tepat, Anda bisa menemukan pemimpin baru yang sebelumnya tidak Anda ketahui.
Konsep dalam model manajemen perubahan Kotter ini menyatakan bahwa orang merespons lebih baik dan dapat menjadi pendukung perubahan yang lebih hebat jika mereka INGIN membantu daripada sekadar melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Model Kotter 8 Langkah adalah kerangka kerja efektif untuk mengelola perubahan dalam organisasi. Model ini dikembangkan oleh John P. Kotter terdiri dari delapan langkah yang dirancang untuk membantu organisasi melaksanakan perubahan secara sistematis, terstruktur, dan bertahap. Setiap langkah dalam model ini telah dirancang untuk memudahkan transisi yang sukses dan memastikan bahwa perubahan tersebut menjadi bagian yang berkelanjutan dalam budaya organisasi. Langkah pertama, yaitu Membangun Urgensi, ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perubahan. Dengan menciptakan rasa urgensi, anggota organisasi menjadi lebih termotivasi untuk terlibat dalam perubahan. Pentingnya urgensi ini adalah agar perubahan tidak dilihat sebagai hal yang tidak mendesak, tetapi sebaliknya dipahami sebagai kebutuhan mendesak yang penting untuk kelangsungan hidup organisasi. Langkah kedua, Membentuk Koalisi yang Kuat, menekankan pentingnya tim yang solid dan memiliki pengaruh dalam memimpin perubahan. Tanpa koalisi yang solid, perubahan dapat terhambat oleh hambatan internal yang beragam. Koalisi ini harus terdiri dari individu-individu yang memiliki otoritas, kredibilitas, dan komitmen tinggi untuk mendukung perubahan. Langkah ketiga, Membuat Visi untuk Perubahan, bertujuan untuk menciptakan panduan yang jelas mengenai arah perubahan. Visi yang jelas dan inspiratif akan memberikan arahan konsisten bagi seluruh anggota organisasi, membantu mereka memahami tujuan perubahan dan alasan perubahan diperlukan. Langkah keempat, Mengkomunikasikan Visi, adalah tentang menyebarkan visi perubahan secara luas dan konsisten. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk membangun kesadaran, pemahaman, dan dukungan dari semua anggota organisasi terhadap perubahan yang diusulkan. Pentingnya melibatkan karyawan dalam dialog terbuka agar mereka merasa terlibat dalam proses ini. Langkah kelima, Mengatasi Hambatan, berfokus pada mengidentifikasi dan mengatasi berbagai hambatan yang mungkin muncul selama proses perubahan. Hambatan ini dapat berasal dari resistensi karyawan, sumber daya yang terbatas, struktur organisasi yang kaku, atau kebijakan yang menghambat. Untuk memastikan kelancaran implementasi perubahan, penting untuk mengatasi hambatan ini. Langkah keenam adalah menciptakan keberhasilan jangka pendek, dengan tujuan menciptakan kemenangan kecil yang bisa dirayakan untuk memotivasi karyawan. Keberhasilan jangka pendek menunjukkan bahwa perubahan telah mencapai hasil yang diinginkan dan dapat dicapai. Hal ini penting untuk menjaga momentum dan membangun rasa percaya diri bahwa perubahan dapat berhasil. Langkah ketujuh, Membangun Atas Perubahan, menekankan pentingnya menjaga momentum perubahan dan tidak berhenti setelah mencapai kemenangan awal. Pada fase ini, organisasi perlu memperkuat dan memperluas dampak perubahan, serta meningkatkan keterlibatan individu dalam proses perubahan. Dengan demikian, perubahan dapat menjadi bagian yang lebih stabil dari operasi organisasi. Langkah terakhir, Memantapkan Perubahan dalam Budaya Perusahaan, adalah memastikan bahwa perubahan menjadi bagian integral dari budaya organisasi. Ini adalah fase di mana perubahan perlu diserap dan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Dengan memperkuat perubahan dalam budaya perusahaan, risiko untuk kembali ke cara lama dapat diminimalkan. Model 8 Langkah Kotter memberikan banyak manfaat bagi organisasi yang ingin mengelola perubahan secara efektif. Manfaat utama dari model ini antara lain:
Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mengelola perubahan
Menciptakan urgensi dan komitmen terhadap perubahan
Membentuk bermacam-macam yang kokoh
Mengarahkan perubahan dengan visi yang jelas
Mengurangi resistensi dari karyawan Selain itu, model ini membantu mengatasi hambatan dengan lebih efektif dan mempertahankan momentum perubahan hingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Meskipun model ini efektif, terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah sifat preskriptif dan linier dari model, yang mungkin kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan dinamis dan kompleks. Untuk menghadapi tantangan ini, organisasi harus bersikap fleksibel dan responsif terhadap perubahan situasi yang ada, serta mempertimbangkan aspek emosional dan psikologis dari perubahan tersebut. Terdapat berbagai alternatif model manajemen perubahan seperti Model ADKAR, Model Lewin, dan Model 7-S McKinsey yang dapat dipilih atau dikombinasikan sesuai kebutuhan. Secara keseluruhan, Model 8 Langkah Kotter adalah pendekatan yang sistematis dan efektif untuk mengelola perubahan dalam organisasi. Dengan menerapkan model ini secara tepat dan memperhitungkan kebutuhan organisasi, dapat membantu organisasi mencapai kesuksesan dalam menghadapi perubahan dan mempertahankan hasilnya dalam jangka panjang.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..