+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


McKinsey 7S Framework: Menyeimbangkan Tujuh Elemen Penting dalam Organisasi

16 October, 2024   |   hurulprasetya

McKinsey 7S Framework: Menyeimbangkan Tujuh Elemen Penting dalam Organisasi

Di dunia bisnis yang selalu berubah dan penuh tantangan, kesuksesan organisasi tidak hanya bergantung pada satu aspek, tetapi juga pada berbagai elemen yang saling mendukung. Salah satu model yang bisa digunakan untuk memahami keterkaitan elemen-elemen tersebut adalah McKinsey 7S Framework. Framework ini diperkenalkan oleh konsultan manajemen McKinsey & Company pada akhir tahun 1970-an dan dirancang untuk membantu organisasi dalam menganalisis serta menyelaraskan tujuh elemen kunci yang mempengaruhi kinerja dan pertumbuhannya.

Artikel ini akan membahas bagaimana Strategy (Strategi), Structure (Struktur), Systems (Sistem), Shared Values (Nilai Bersama), Skills (Keahlian), Style (Gaya Kepemimpinan), dan Staff (Karyawan) saling berhubungan untuk memastikan organisasi berjalan dengan optimal.

 

Strategi (Strategy)

Strategi adalah rencana jangka panjang yang disusun organisasi untuk mencapai tujuan utamanya dan mengalahkan kompetitor di pasar. Ini adalah peta jalan yang mengarahkan perusahaan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang baik harus jelas, berkelanjutan, dan mampu memberikan keunggulan kompetitif.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan strategi adalah:
  • Visi dan Misi: Tujuan jangka panjang yang menjadi arah perjalanan organisasi.
  • Analisis SWOT: Evaluasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di pasar.
  • Inovasi dan Adaptasi: Strategi yang efektif harus fleksibel agar bisa beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi.
Sebagai contoh, perusahaan teknologi mungkin berfokus pada inovasi produk dan memimpin pasar melalui investasi yang besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D).
 

Struktur (Structure)

Struktur organisasi mengacu pada cara perusahaan mengorganisasikan karyawan dan aktivitasnya. Struktur yang baik harus mendukung strategi yang telah ditetapkan. Ada berbagai jenis struktur organisasi, seperti:
  • Struktur Fungsional: Karyawan dikelompokkan berdasarkan fungsi seperti pemasaran, keuangan, atau operasi.
  • Struktur Divisional: Organisasi dibagi berdasarkan produk, wilayah, atau pasar.
  • Struktur Matriks: Kombinasi dari struktur fungsional dan divisional yang memberikan fleksibilitas dan koordinasi lintas fungsi.
Struktur yang tepat memastikan tanggung jawab dan komunikasi jelas, serta memungkinkan kinerja organisasi yang lebih efisien.
 

Sistem (Systems)

Sistem meliputi proses, prosedur, dan teknologi yang digunakan organisasi untuk menjalankan operasionalnya. Sistem yang baik membantu organisasi berjalan dengan lebih lancar dan memastikan konsistensi dalam pelaksanaan tugas.

Contohnya, sebuah perusahaan manufaktur mungkin menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mengelola persediaan, produksi, dan keuangan secara terintegrasi. Selain itu, Sistem Manajemen Kinerja dapat memastikan karyawan dievaluasi secara adil dan efektif, sementara sistem CRM (Customer Relationship Management) dapat membantu meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
 

Nilai Bersama (Shared Values)

Nilai bersama adalah budaya dan nilai inti yang dipegang teguh oleh organisasi dan semua anggota timnya. Nilai-nilai ini membentuk dasar dari semua keputusan dan perilaku dalam organisasi. Nilai bersama yang kuat dapat menciptakan identitas perusahaan, meningkatkan loyalitas karyawan, dan membangun fondasi yang kokoh bagi budaya organisasi.

Sebagai contoh, perusahaan yang menempatkan inovasi sebagai nilai utama akan mendorong karyawannya untuk terus mencari cara baru dan lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Nilai-nilai ini harus dipahami dan dihayati oleh setiap individu dalam organisasi, karena mereka adalah landasan kesuksesan jangka panjang.
 

Keahlian (Skills)

Keahlian mengacu pada kompetensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam organisasi. Kemampuan ini mencakup berbagai keterampilan teknis, manajerial, dan interpersonal yang diperlukan untuk menjalankan tugas dengan efektif. Organisasi harus memastikan bahwa mereka memiliki karyawan dengan keterampilan yang tepat untuk menjalankan strategi yang telah ditetapkan.

Pelatihan dan pengembangan karyawan sangat penting untuk memastikan bahwa kemampuan mereka tetap relevan dengan kebutuhan pasar. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa proses rekrutmen yang dilakukan sudah efektif dalam memilih talenta yang tepat.
 

Gaya Kepemimpinan (Style)

Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi bagaimana organisasi beroperasi sehari-hari. Gaya ini mencakup cara manajemen memimpin, berkomunikasi, dan menginspirasi karyawan. Kepemimpinan yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan kolaboratif, sementara gaya kepemimpinan yang buruk dapat menurunkan motivasi dan kinerja.

Beberapa gaya kepemimpinan yang sering diterapkan dalam organisasi adalah:
  • Otoritatif: Pemimpin memberikan arahan yang tegas dan jelas.
  • Demokratis: Pemimpin melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
  • Laissez-Faire: Pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada karyawan untuk bekerja dengan cara mereka sendiri.
Pemimpin yang baik harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kebutuhan tim dan situasi yang dihadapi.
 

Karyawan (Staff)

Karyawan adalah aset paling penting dalam setiap organisasi. Tanpa tim yang berbakat dan termotivasi, strategi terbaik sekalipun tidak akan berhasil. Oleh karena itu, manajemen karyawan harus fokus pada:
  • Rekrutmen dan Seleksi: Mendapatkan talenta yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  • Pengembangan Karir: Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkembang dan naik ke jenjang karir yang lebih tinggi.
  • Retensi: Menyusun program-program untuk mempertahankan karyawan berbakat agar tidak pindah ke perusahaan lain.
Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik akan menghasilkan organisasi yang solid dan siap menghadapi tantangan apa pun.
 

Keselarasan Tujuh Elemen

Kesuksesan organisasi tergantung pada keselarasan antara ketujuh elemen ini. Misalnya, strategi yang hebat tidak akan berhasil jika struktur organisasi tidak mendukung implementasinya, atau jika sistem tidak memungkinkan karyawan untuk bekerja secara efisien. Begitu juga, nilai-nilai bersama harus mendukung gaya kepemimpinan dan perilaku karyawan agar tujuan organisasi tercapai dengan baik.

McKinsey 7S Framework membantu organisasi dalam menganalisis hubungan antar elemen ini dan memastikan bahwa tidak ada elemen yang terabaikan atau bertentangan satu sama lain.
 

Bagaimana Mengimplementasikan McKinsey 7S Model Di Organisasi?

Perubahan organisasi dapat secara efektif dilakukan dengan menerapkan McKinsey 7S Model menggunakan pendekatan atas-bawah. Anda harus mengidentifikasi elemen kerangka kerja 7S mana yang perlu diselaraskan kembali untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Anda juga perlu mempertahankan keselarasan dan kinerja selama perubahan lain seperti restrukturisasi, peningkatan proses, merger perusahaan, implementasi perangkat lunak baru atau perubahan kepemimpinan.

Berikut adalah beberapa cara mengimplementasikan McKinsey 7S Model.
 

Identifikasi proses tidak selaras

Identifikasi kesenjangan atau inkonsistensi dalam proses bisnis perusahaan Anda dan buat daftar area yang tidak selaras.

Lakukan juga poin-poin yang perlu diubah untuk memulihkan keseimbangan yang efektif.
 

Tentukan desain organisasi ideal

Langkah ini adalah penelitian intensif yang membutuhkan pemimpin perubahan untuk menemukan sweet spot di mana visi manajemen tentang desain organisasi yang optimal dan selaras dengan sentimen di seluruh anggota tim.
 

Action plan yang efektif

Setelah mengidentifikasi outline, Anda bisa membuat rencana implementasi yang rinci.
Rencana tindakan ini harus mencakup perubahan yang diperlukan pada hierarki perusahaan, aliran komunikasi, dan hubungan pelaporan. Hal ini akan memungkinkan perusahaan dalam mencapai desain organisasi yang diinginkan.
 

Terapkan perubahan

Tahap implementasi perubahan adalah tahap paling kritis dari setiap inisiatif perubahan.
Hanya perubahan yang diimplementasikan dengan baik yang akan terhindar dari penolakan terhadap perubahan dan mencegah kegagalan perubahan secara keseluruhan.
Anda harus mengidentifikasi agen perubahan internal atau menyewa konsultan perubahan yang cocok untuk menerapkannya.
 

Pantau proses perubahan

Ketujuh elemen ini sangat dinamis dan mudah berubah. Maka dari itu, praktisi harus melacak elemen-elemen ini dan mencari dampaknya satu sama lain untuk menjaga momentum perubahan.
 

Contoh Perusahaan Yang Terapkan McKinsey 7S Model


Nokia

Perusahaan yang menjadi pionir industri ponsel ini kehilangan pangsa pasar secara drastis dan akhirnya harus diakuisisi oleh Microsoft. Perjalanan kegagalan perubahan Nokia bisa dijelaskan dengan McKinsey 7S Model.

Strategy: Nokia menghadapi dilema dan harus mengoptimalkan biaya dan volume, meningkatkan kinerja, dan memaksimalkan keamanan. Nokia memilih pendekatan kepemimpinan biaya dan gagal total dalam inovasi dan kinerjanya.
Structure: Nokia memiliki hierarki top-down di mana karyawan bekerja dalam silo dengan komunikasi terbatas. Untuk bersaing dengan Apple, Nokia seharusnya memilih struktur yang gesit dan terdesentralisasi, bersama dengan pendekatan kolaboratif.
System: Nokia menganggap kelincahan dan kegesitan sebagai keunggulan kompetitif utamanya. Dengan tenaga kerja yang terampil, Nokia berada dalam posisi untuk berinovasi produk dan meningkatkan efisiensi operasional.
Skill: Nokia memiliki sekumpulan insinyur yang sangat terampil dan pada awalnya merancang ponsel yang sangat efisien. Tidak ada kesenjangan keterampilan yang membebani mereka.
Staff: Selama 2007-2010, Nokia secara mengejutkan mencopot posisi CTO dari manajemen puncak, yang menyebabkan tingkat pengurangan yang sangat tinggi. Karyawan baru tidak memiliki keterampilan yang baik, pada awalnya, menyebabkan jatuhnya Nokia sebagai merek terdepan.
Style: Karena kompetensi teknis pemimpin yang rendah, semangat kerja karyawan pun rendah. Alih-alih membawa orang-orang dengan latar belakang yang tepat untuk inovasi dan pertumbuhan perusahaan lebih lanjut., Nokia membutuhkan kepemimpinan perubahan transformasional untuk membantu kemajuan teknologi dan desain mutakhir.
Shared Value: Nilai-nilai inti perusahaan yang memungkinkan kinerja bisnis adalah Rasa Hormat, Prestasi, Pembaruan, Tantangan.
 

McDonald’s

Beginilah cara McDonald’s dalam memanfaatkan McKinsey 7S Model untuk mendorong perubahan perusahaan mereka:

Strategy: McDonald’s memperoleh pangsa pasar yang signifikan melalui pendekatan kepemimpinan biayanya. Selain itu, ia menetapkan tujuan SMART yang jelas untuk mencapai visi jangka panjang dan jangka pendek. 
Structure: Tidak seperti perusahaan multinasional lainnya dengan struktur hierarki yang kompleks, McDonald’s memiliki struktur datar di mana manajer toko mengelola karyawannya. Karyawan bekerja sebagai tim yang erat dan memiliki akses mudah ke manajemen senior jika diperlukan.
System: McDonald’s dikenal terus berinovasi untuk mengurangi waktu tunggu dan membuat seluruh produksi dan rantai pasokannya lebih efisien seperti aplikasi McDonalds baru dan kios pemesanan sendiri.
Shared Value: McDonald’s bertujuan untuk memiliki tingkat integritas yang tinggi, melayani berbagai pelanggan, mempekerjakan karyawan dari latar belakang yang berbeda, mendorong kerja tim, dan akhirnya, memberikan beberapa keuntungan kembali kepada masyarakat dengan nilai-nilai intinya: Melayani, Inklusi, Integritas, Komunitas, dan Keluarga.
Style: McDonald’s memanfaatkan gaya kepemimpinan partisipatif di mana para senior terlibat dengan karyawan di tingkat yang berbeda untuk mencari umpan balik mereka guna meningkatkan operasi dan menyelesaikan konflik.
Staff: Dengan lebih dari 210.000 karyawan, McDonald’s adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia. Ia percaya pada konsep keragaman dan bekerja menuju kepuasan karyawan.
Skill: McDonald’s secara teratur melatih karyawannya untuk memberikan pengalaman pelanggan yang tak tertandingi dan menangani keberatan.
 

Kesimpulan

McKinsey 7S Framework adalah alat yang sangat berguna untuk organisasi dalam menganalisis dan meningkatkan kinerjanya. Dengan memahami bagaimana Strategy, Structure, Systems, Shared Values, Skills, Style, dan Staff saling berkaitan, organisasi dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif.

Pada akhirnya, semua elemen dalam organisasi harus bekerja bersama-sama secara harmonis. Itulah kunci keberhasilan jangka panjang organisasi yang berkelanjutan.
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda