+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


SOSTAC Planning Model: Strategi Pemasaran Efektif untuk Bisnis

12 October, 2024   |   Zirlynaila

SOSTAC Planning Model: Strategi Pemasaran Efektif untuk Bisnis

Strategi yang efektif dalam pemasaran tidak hanya bergantung pada produk yang baik, tetapi juga pada perencanaan yang matang. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengembangkan rencana pemasaran yang terstruktur adalah SOSTAC Planning Model. Metode ini membantu bisnis dalam menyusun strategi pemasaran yang sistematis dengan mempertimbangkan berbagai elemen penting, mulai dari analisis situasi pasar hingga langkah implementasi yang harus diambil.

Dengan SOSTAC, pemilik bisnis dapat dengan mudah merancang langkah-langkah strategis yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan pada bisnisnya. Metode SOSTAC Planning Model juga memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mengevaluasi efektivitas strategi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Ayo pelajari lebih lanjut mengenai SOSTAC Planning Model dan bagaimana metode ini dapat membantu menyusun rencana pemasaran yang lebih tepat sasaran dan efisien melalui penjelasan berikut!
 

Apa yang Dimaksud SOSTAC Planning Model?

SOSTAC Planning Model adalah model perencanaan yang dirancang untuk membantu bisnis dalam menyusun strategi pemasaran yang terarah dan sistematis. Dikembangkan oleh PR Smith pada tahun 1990-an, SOSTAC bertujuan untuk memberikan metode yang mudah dipahami dalam merencanakan aktivitas pemasaran, baik dalam konteks pemasaran tradisional maupun digital. Model SOSTAC telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan dan pengelola pemasaran karena memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana merancang strategi yang mencakup berbagai aspek penting dalam pengembangan bisnis.

Terbentuk dari keperluan untuk menghadapi tantangan pemasaran yang semakin kompleks di era modern, SOSTAC membantu perusahaan dalam menyusun rencana yang lebih terorganisir dan jelas, sehingga setiap langkah dalam strategi pemasaran bisa diatur dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Dalam menciptakan model SOSTAC, PR Smith merangkum berbagai elemen penting dalam proses perencanaan ke dalam format yang logis dan berurutan. Sehingga, SOSTAC menjadi kerangka kerja yang bisa digunakan oleh bisnis dari berbagai ukuran, membantu perusahaan dalam menganalisis situasi pasar, menetapkan tujuan, dan menjalankan strategi secara efektif.

SOSTAC juga sangat cocok diterapkan dalam pemasaran digital, di mana strategi harus cepat menyesuaikan dengan perubahan teknologi dan perubahan perilaku konsumen. SOSTAC membantu perusahaan dalam melihat gambaran besar tanpa melupakan detail operasional yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Seiring dengan berkembangnya pemasaran digital, SOSTAC Planning Model telah disesuaikan agar dapat membantu perusahaan dalam merancang strategi digital yang lebih terukur dan efisien.

SOSTAC Planning Model menjadi salah satu model perencanaan yang paling populer dan banyak digunakan di dunia pemasaran karena kesederhanaannya dalam memberikan panduan yang menyeluruh. SOSTAC tidak hanya fokus pada pembuatan strategi, tetapi juga mencakup evaluasi dan penyesuaian yang terus-menerus, sehingga membantu perusahaan untuk tetap bersaing dan sejalan dengan tuntutan pasar yang selalu berubah.
 

Elemen Utama pada SOSTAC Planning Model

SOSTAC Planning Model memiliki 6 elemen utama di mana di setiap elemennya dirancang untuk membantu perusahaan agar dapat menyusun rencana yang terarah dan terukur serta memastikan setiap aspek perencanaan diperhatikan dengan baik. Elemen-elemen ini memberikan struktur yang jelas dalam merancang strategi pemasaran, mulai dari analisis awal hingga evaluasi hasil.

Berikut adalah penjelasan rinci tentang masing-masing elemen dalam SOSTAC, yang dapat memberikan panduan dalam implementasi rencana pemasaran.

  1. Situasi Analisis (Situation Analysis)

    Elemen pertama dalam SOSTAC adalah analisis situasi atau situation analysis, yang merupakan tahap pertama di mana perusahaan mencari informasi dan data-data yang dibutuhkan agar dapat menilai kondisi perusahaan saat ini di pasar. Situasi Analisis melibatkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis, seperti analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT), serta penilaian terhadap pesaing, pelanggan, dan tren industri. Pada tahap ini, informasi yang dikumpulkan akan digunakan untuk memahami kondisi bisnis secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi acuan dalam merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan kedepannya. Analisis situasi yang tepat akan memberikan panduan yang jelas mengenai peluang yang bisa dimanfaatkan dan tantangan yang perlu diatasi.

  2. Tujuan (Objectives)

    Setelah memahami situasi pasar, perusahaan perlu menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Elemen Objectives berfokus pada penentuan hasil yang diinginkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Tujuan yang efektif harus mengikuti prinsip SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (terikat waktu). Dengan menetapkan tujuan yang jelas, perusahaan dapat lebih fokus dalam menentukan strategi dan taktik yang tepat.

  3. Strategi (Strategy)

    Strategi adalah rencana dari perusahaan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi menjelaskan bagaimana bisnis akan mencapai targetnya, termasuk segmen pasar yang ingin dituju, positioning produk, dan keunggulan kompetitif yang akan digunakan. Strategi berfungsi sebagai panduan untuk memastikan bahwa semua upaya pemasaran sejalan dengan tujuan perusahaan. Misalnya, jika tujuan perusahaan adalah meningkatkan pangsa pasar, strategi yang mungkin bisa digunakan yaitu dengan memperkuat saluran distribusi, meningkatkan komunikasi merek, atau menawarkan promosi khusus untuk pelanggan yang kurang terlayani.

  4. Taktik (Tactics)

    Taktik adalah detail spesifik dari strategi yang akan dijalankan. Elemen Taktik mencakup alat, aktivitas, dan teknik yang akan digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Taktik lebih konkret dan operasional, seperti kampanye iklan yang akan dijalankan, media sosial yang digunakan, dan jenis konten yang diproduksi. Dalam pemasaran digital, taktik mencakup optimasi mesin pencari (SEO), iklan pay-per-click (PPC), pemasaran email, atau strategi media sosial. Taktik ini harus diselaraskan dengan strategi keseluruhan, dan setiap tindakan harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur.

  5. Aksi (Action)

    Elemen Aksi mengacu pada pelaksanaan dari taktik yang telah direncanakan yang mencakup rincian operasional tentang siapa yang melakukan apa, kapan, dan bagaimana tugas-tugas tersebut akan dikerjakan. Elemen Aksi memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang jelas tentang peran mereka dalam menjalankan rencana pemasaran. Dalam pemasaran digital, aksi bisa berupa pembuatan konten untuk kampanye, penjadwalan posting media sosial, atau implementasi iklan berbayar. Tahap ini menekankan pentingnya manajemen proyek yang baik untuk memastikan bahwa semua taktik dijalankan sesuai jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.

  6. Kontrol (Control)

    Kontrol adalah tahap evaluasi, di mana bisnis mengukur kinerja dan hasil dari strategi dan taktik yang telah dijalankan. Kotrol melibatkan penggunaan alat analitik dan metrik untuk memantau seberapa baik rencana telah berjalan dan apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai. Metrik ini bisa mencakup konversi penjualan, engagement di media sosial, atau ROI dari kampanye pemasaran. Jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, elemen kontrol dapat membantu perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap strategi atau taktik agar tetap relevan dan efektif. Kontrol juga mencakup penerapan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan performa di masa mendatang.

Setiap elemen dalam SOSTAC saling berhubungan, dan implementasi yang sukses bergantung pada koordinasi yang baik antara setiap tahap. SOSTAC Planning Model memberikan kerangka yang lengkap dan fleksibel untuk perencanaan pemasaran di berbagai industri.
 

Manfaat SOSTAC Planning Model

SOSTAC Planning Model memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan yang ingin merancang dan menjalankan strategi pemasaran yang efektif. SOSTAC menjadi alat yang sangat berharga dalam menciptakan dan mengelola strategi pemasaran yang dapat meningkatkan daya saing di pasar.

Berikut ini adalah beberapa manfaat utama dari penerapan SOSTAC dalam perencanaan pemasaran, yaitu:

  1. Struktur yang Jelas dan Sistematis

    Salah satu manfaat terbesar dari SOSTAC adalah kemampuannya untuk memberikan struktur yang jelas dalam proses perencanaan. Dengan memecah rencana menjadi enam elemen yang terorganisir, perusahaan dapat mengikuti alur yang logis. Hal ini membantu tim pemasaran untuk tidak melewatkan langkah penting dan memastikan setiap aspek rencana, mulai dari analisis pasar hingga implementasi dan evaluasi, diperhatikan dengan baik. Dengan struktur yang jelas dan sistematis, perusahaan dapat lebih mudah menyelaraskan setiap bagian dari strategi pemasaran mereka.

  2. Fokus pada Tujuan yang Terukur

    SOSTAC menekankan pentingnya menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART). Dengan focus pada tujuan yang terukur, membuat perusahaan dapat lebih fokus dalam menentukan sasaran yang jelas dan dapat dilacak sepanjang pelaksanaan strategi. Karena setiap langkah perencanaan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan ini, SOSTAC membantu memastikan bahwa setiap taktik yang dijalankan memiliki dampak yang nyata pada pencapaian target bisnis. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi hasil dari upaya pemasaran dan mengukur keberhasilannya.

  3. Fleksibilitas dan Adaptabilitas

    Model SOSTAC bersifat fleksibel, sehingga dapat diterapkan pada berbagai jenis bisnis dan sektor industri. SOSTAC Planning Model dapat digunakan baik oleh perusahaan kecil maupun perusahaan besar, serta dapat diadaptasi untuk berbagai jenis pemasaran, termasuk pemasaran tradisional dan digital. Selain itu, SOSTAC juga memberikan fleksibilitas dalam proses penyesuaian strategi. Melalui elemen Kontrol, bisnis dapat mengevaluasi kinerja dan melakukan perubahan jika diperlukan, memudahkan perusahaan agar tetap responsif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan konsumen.

  4. Pengawasan dan Evaluasi yang Berkelanjutan

    Manfaat lain dari SOSTAC adalah penekanan pada evaluasi dan kontrol yang terus-menerus melalui elemen Kontrol, sehingga memastikan bahwa perusahaan tidak hanya menjalankan strategi, tetapi juga memantau kinerjanya secara berkala. Dengan demikian, perusahaan dapat segera mendeteksi jika ada taktik yang tidak efektif atau jika tujuan tidak tercapai sesuai jadwal. Metrik dan analitik yang digunakan dalam tahap ini membantu perusahaan dalam mengambil tindakan korektif tepat waktu, memastikan bahwa setiap upaya pemasaran terus dioptimalkan untuk hasil yang lebih baik.

SOSTAC membantu bisnis dalam menciptakan rencana yang lebih terstruktur, fokus pada hasil, fleksibel, dan mudah untuk dievaluasi. SOSTAC Planning Model sangat berguna dalam mengarahkan strategi pemasaran yang terencana dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pasar.
 

Kelebihan SOSTAC Planning Model

SOSTAC Planning Model adalah kerangka kerja yang membantu perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran yang terstruktur dan terarah. Model SOSTAC mencakup enam elemen kunci yang dirancang untuk memastikan bahwa setiap tahap perencanaan pemasaran diperhatikan dengan baik. SOSTAC memberikan panduan yang mudah diikuti dan diterapkan, sehingga memudahkan perusahaan dari berbagai industri dalam merancang, menjalankan, dan mengevaluasi strategi pemasaran secara efektif.

Berikut adalah beberapa kelebihan dari SOSTAC Planning Model yang membuatnya unggul dibandingkan metode perencanaan lainnya, yaitu:

  • Sederhana dan Mudah Dipahami: SOSTAC merupakan model dengan struktur yang jelas dan tidak rumit, sehingga memudahkan pengguna baik pemula maupun ahli di bidang pemasaran untuk memahami model dengan cepat.

  • Menyeluruh dan Berurutan: Setiap elemen dalam SOSTAC saling terhubung dengan baik dan berurutan, mulai dari analisis situasi hingga control, sehingga memastikan bahwa seluruh aspek pemasaran diperhatikan tanpa melewatkan tahapan penting.

  • Dapat Diterapkan di Berbagai Industri: SOSTAC Planning Model bersifat fleksibel dan dapat digunakan untuk bisnis dari berbagai sektor industri, baik tradisional maupun digital, sehingga sangat relevan bagi perusahaan di era modern.

  • Menekankan Penyesuaian: SOSTAC memfasilitasi evaluasi berkelanjutan dan penyesuaian yang dapat membantu perusahaan dalam beradaptasi terhadap perubahan pasar atau kebutuhan konsumen dengan cepat.

  • Integrasi Strategi dan Taktik: SOSTAC Planning Model menggabungkan strategi jangka panjang dengan taktik operasional harian, sehingga menghasilkan rencana yang terarah namun tetap fleksibel untuk dijalankan dalam jangka pendek.

Kelebihan-kelebihan ini menjadikan SOSTAC sebagai model yang efektif dalam perencanaan pemasaran yang sistematis dan mudah diimplementasikan di berbagai jenis bisnis.
 

Kekurangan SOSTAC Planning Model

Meskipun SOSTAC Planning Model memiliki berbagai kelebihan seperti fleksibilitas dan struktur yang jelas, Model SOSTEC juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sebelum diimplementasikan.

Berikut adalah beberapa kekurangan dari SOSTAC Planning Model, yaitu:

  • Terlalu Umum: Meskipun SOSTAC Planning Model bersifat fleksibel, SOSTAC sering kali dianggap terlalu umum dan tidak memberikan solusi yang sangat spesifik untuk industri tertentu. Pemilik bisnis harus menyesuaikan model ini dengan kebutuhan dan konteks bisnis masing-masing.

  • Memerlukan Waktu untuk Implementasi: Mengikuti semua langkah dalam SOSTAC Planning Model, mulai dari analisis situasi hingga proses kontrol, dapat memakan waktu yang cukup lama. Hal ini bisa menjadi hambatan, terutama bagi perusahaan yang memerlukan hasil cepat atau tidak memiliki banyak waktu untuk perencanaan yang mendalam.

  • Fokus pada Teori daripada Praktik: SOSTAC memberikan struktur yang kuat untuk perencanaan, namun terkadang lebih condong pada pendekatan teoretis. Implementasi praktis dari strategi yang direncanakan bisa saja lebih kompleks dan membutuhkan penyesuaian tambahan.

  • Kurang Menekankan Inovasi: SOSTAC Planning Model lebih menekankan pada analisis dan perencanaan berdasarkan data yang ada, tetapi tidak terlalu fokus pada penciptaan inovasi baru atau ide-ide kreatif yang dapat membedakan bisnis dalam pasar yang kompetitif.

  • Tidak Memprioritaskan Sumber Daya Internal: SOSTAC tidak secara eksplisit memperhitungkan sumber daya internal perusahaan seperti alokasi tim dan anggaran. Oleh karena itu, perusahaan harus menambahkan aspek ini dalam perencanaannya agar strategi yang dirumuskan dapat diimplementasikan secara realistis.

Dengan memahami berbagai kekurangan dalam SOSTAC Planning Model, perusahaan dapat lebih bijak dalam menyesuaikan dan mengoptimalkan penggunaan SOSTAC agar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan spesifik perusahaan.
 

Implementasi SOSTAC dalam Proyek ERP

Implementasi SOSTAC Planning Model dalam proyek ERP (Enterprise Resource Planning) dapat membantu memastikan bahwa seluruh aspek perencanaan strategis ERP dikelola dengan baik. Dengan struktur sistematis, SOSTAC memberikan panduan yang jelas pada setiap tahap implementasi ERP, dari analisis situasi awal hingga kontrol dan evaluasi akhir.

Berikut ini adalah penerapan SOSTAC dalam setiap tahap proyek ERP, yaitu:

  1. Situation Analysis (Analisis Situasi)

    Pada tahap ini, perusahaan melakukan analisis situasi untuk memahami kebutuhan bisnis, kondisi saat ini, dan masalah yang ada. Dalam proyek ERP, analisis ini mencakup:

    Analisis internal: Melihat proses bisnis yang ada dan bagaimana setiap fungsi bisnis beroperasi, termasuk kendala yang muncul akibat kurangnya integrasi antar sistem atau ketidaklancaran dalam operasional.

    Analisis eksternal: Memahami perkembangan teknologi ERP di pasar, tren industri, dan solusi ERP yang tersedia. Analisis eksternal termasuk melakukan analisis pesaing agar dapat melihat bagaimana perusahaan lain menggunakan ERP untuk meningkatkan produktivitas.

    Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats): Menilai kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal yang bisa mempengaruhi implementasi ERP. Misalnya, perusahaan mungkin memiliki tim TI yang kuat (kekuatan), tetapi juga terbatasnya anggaran (kelemahan).

    Hasil dari analisis situasi ini membantu menentukan alasan mendasar mengapa perusahaan membutuhkan ERP, misalnya untuk mengintegrasikan proses bisnis, meningkatkan efisiensi, atau mendukung ekspansi bisnis.

  2. Objectives (Tujuan)

    Setelah memahami situasi, perusahaan menetapkan tujuan implementasi ERP. Tujuan yang ditetapkan harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Contoh tujuan dalam proyek ERP meliputi:

    Specific: Mengintegrasikan semua fungsi bisnis utama (keuangan, HR, logistik, produksi) dalam satu platform ERP.

    Measurable: Meningkatkan efisiensi operasional sebesar 20% dalam 12 bulan setelah implementasi.

    Achievable: Memastikan pelatihan bagi semua karyawan selesai dalam 6 bulan.

    Relevant: Mendukung pertumbuhan bisnis dengan sistem ERP yang skalabel.

    Time-bound: ERP harus siap digunakan dalam 18 bulan.

    Penetapan tujuan dalam ERP sangat penting untuk mengarahkan tim dalam merancang strategi implementasi yang sesuai.

  3. Strategy (Strategi)

    Strategi ERP melibatkan bagaimana perusahaan akan mencapai tujuan tersebut. Strategi dalam ERP melibatkan pengambilan keputusan seputar

    Pemilihan vendor ERP: Memilih penggunaan ERP yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik itu vendor besar seperti SAP atau Microsoft Dynamics, atau ERP open-source.

    Metodologi implementasi: Memutuskan apakah akan menggunakan metode Big Bang (implementasi seluruh modul sekaligus) atau metode phased rollout (modul diimplementasikan secara bertahap).

    Pengelolaan perubahan (change management): Menyiapkan rencana untuk mengelola perubahan di tingkat organisasi, termasuk strategi komunikasi dan pelatihan bagi karyawan.

    Tahap strategi juga mencakup alokasi sumber daya dan pembentukan tim proyek ERP internal yang berkolaborasi dengan konsultan atau vendor.

  4. Tactics (Taktik)

    Taktik adalah rincian dari strategi yang telah dirumuskan. Pada tahap ini, perusahaan membuat rencana yang lebih detail tentang cara melaksanakan strategi implementasi ERP yang sudah dibuat, termasuk

    Pelatihan karyawan: Menyusun program pelatihan ERP untuk pengguna akhir (end user).

    Konfigurasi dan kustomisasi sistem: Menentukan spesifikasi teknis, menyiapkan lingkungan sistem, dan memutuskan apakah akan melakukan kustomisasi modul ERP untuk menyesuaikan dengan proses bisnis yang spesifik.

    Migrasi data: Merencanakan cara memindahkan data dari sistem lama ke sistem ERP yang baru secara akurat dan aman.

    Uji coba sistem (system testing): Mengatur uji coba untuk memastikan bahwa sistem ERP bekerja sesuai harapan sebelum diluncurkan.

    Pada tahapan taktik dapat memastikan bahwa setiap langkah implementasi jelas dan operasional, sehingga meminimalkan risiko kegagalan saat implementasi ERP berlangsung.

  5. Action (Aksi)

    Tahap aksi mengacu pada eksekusi dari tahap taktik yang telah direncanakan. Pada tahap ini, berbagai aktivitas di lapangan dilakukan, seperti:

    Mengimplementasikan modul ERP: mengiplementasikan modul ERP sesuai dengan jadwal dan urutan yang telah direncanakan (misalnya, memulai dari modul keuangan lalu beralih ke modul HR).

    Pelatihan karyawan: Pelatihan karyawan dilakukan untuk memastikan bahwa mereka dapat menggunakan sistem ERP dengan efisien.

    Monitoring proyek: Secara berkala, monitoring proyek dilakukan untuk memastikan bahwa tugas-tugas selesai sesuai tenggat waktu dan anggaran.

    Di tahap aksi, manajemen proyek menjadi sangat penting karena implementasi ERP sering kali melibatkan berbagai pihak terkait dari bisnis.

  6. Control (Kontrol)

    Tahap kontrol melibatkan pengukuran kinerja dan evaluasi hasil implementasi ERP. Tahapan control ini mencakup:

    Metrik kinerja: Menggunakan KPI (Key Performance Indicators) untuk menilai keberhasilan proyek ERP. Misalnya, waktu pemrosesan transaksi sebelum dan sesudah implementasi atau tingkat adopsi ERP oleh pengguna.

    Analitik dan evaluasi: Memantau seberapa baik sistem ERP mendukung proses bisnis dan apakah tujuan awal dari efisiensi operasional dan integrasi sistem telah tercapai.

    Penyesuaian: Jika terdapat bagian dari sistem ERP yang tidak berjalan sesuai harapan, perusahaan dapat melakukan evaluasi dan penyesuaian baik melalui update sistem, perubahan proses, atau peningkatan pelatihan bagi karyawan.

    Tahap kontrol juga memastikan bahwa sistem ERP terus diperbarui dan dioptimalkan seiring berjalannya waktu untuk mendukung perubahan kebutuhan bisnis.

SOSTAC Planning Model dalam implementasi ERP menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi proyek ERP. Dengan SOSTAC, perusahaan dapat lebih fokus dalam setiap tahap penting mulai dari memahami kebutuhan bisnis, menetapkan tujuan yang jelas, mengembangkan strategi implementasi, hingga memastikan bahwa sistem ERP bekerja optimal melalui evaluasi dan kontrol yang berkelanjutan.
 

Kesimpulan

SOSTAC Planning Model adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menyusun strategi bisnis atau pemasaran secara efektif. Model ini terdiri dari enam elemen utama yaitu Situation Analysis (Analisis Situasi), Objectives (Tujuan), Strategy (Strategi), Tactics (Taktik), Action (Aksi) dan Control (Kontrol). Situation Analysis menggambarkan posisi bisnis saat ini di pasar, Objectives menetapkan hasil yang ingin dicapai, Strategy menentukan cara mencapai tujuan tersebut, Tactics adalah langkah-langkah spesifik untuk menjalankan strategi, Action menjabarkan implementasi dari taktik, dan Control memantau hasil agar memastikan bahwa tujuan tercapai.

Manfaat utama dari model SOSTAC adalah memberikan panduan yang jelas dan terstruktur dalam proses perencanaan, sehingga membantu perusahaan agar dapat fokus pada setiap tahap pengambilan keputusan. SOSTAC Planning Model bersifat fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai bisnis, termasuk digital marketing dan pengembangan proyek. Dengan mengikuti urutan elemen dalam SOSTAC, perusahaan dapat meminimalisir risiko kegagalan dan merespons perubahan pasar dengan lebih cepat. SOSTAC juga mendorong perusahaan untuk selalu mengukur dan mengevaluasi performa secara teratur, sehingga bisa melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Kelebihan dari SOSTAC adalah strukturnya yang logis dan mudah dipahami, sehingga membantu dalam merancang strategi yang jelas dan terarah. Selain itu, model ini sangat fleksibel dan bisa digunakan dalam berbagai ukuran organisasi dan proyek, termasuk implementasi ERP. Namun, kekurangannya adalah model ini bisa jadi terlalu teoritis jika tidak diterapkan dengan benar, dan membutuhkan sumber daya yang signifikan untuk analisis mendalam, terutama pada tahap awal (Analisis Situasi) dan pemantauan yang mendalam.

Dalam implementasi proyek ERP (Enterprise Resource Planning), SOSTAC membantu merencanakan setiap tahap dengan lebih terstruktur. Pada tahap Situation Analysis, perusahaan dapat menganalisis kebutuhan dan tantangan yang dihadapi terkait integrasi sistem. Tahap Objectives yang jelas dapat berupa peningkatan efisiensi operasional atau optimasi proses bisnis. Tahap Strategy mencakup cara-cara pengelolaan perubahan, pelatihan karyawan, dan pengembangan modul ERP. Tahap Tactics menjelaskan langkah-langkah seperti pemilihan vendor, waktu peluncuran modul, dan tahap Action mencakup implementasi dari tahap teknis. Terakhir, tahap Control memastikan bahwa implementasi ERP berjalan sesuai rencana dan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda