+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Tips dan Strategi Penting dalam Mengamankan Sistem ERP

5 December, 2023   |   irfan3005

Tips dan Strategi Penting dalam Mengamankan Sistem ERP

Dalam era dimana teknologi mengalami perkembangan yang pesat, kebutuhan untuk melindungi data dalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning) menjadi semakin mendesak. Sistem-sistem ini tidak hanya menjadi inti dari proses bisnis, tetapi juga menyimpan informasi sensitif yang sangat berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, pemahaman akan pentingnya keamanan sistem, ERP dan langkah-langkah yang tepat untuk melindunginya tidak boleh diabaikan.
  
Artikel ini bertujuan untuk menyajikan panduan lengkap tentang bagaimana mengamankan data dalam sistem ERP secara efektif. Dari ancaman terhadap keamanan hingga langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko, setiap aspek penting dalam menjaga keamanan data akan dibahas dengan cermat. Dengan begitu, diharapkan artikel ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi para pemimpin bisnis, profesional TI, dan siapa pun yang bertanggung jawab atas keamanan informasi dalam lingkup organisasi mereka.
 

Apa Itu Keamanan ERP?

Keamanan dalam konteks ERP merujuk pada serangkaian strategi, prosedur, dan teknologi yang diterapkan untuk melindungi data yang disimpan dan diproses oleh sistem Enterprise Resource Planning. Sistem ERP tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk mengelola informasi penting tentang keuangan, operasi, sumber daya manusia, dan lainnya, tetapi juga menjadi sasaran yang menarik bagi pihak yang ingin mencuri, merusak, atau mengganggu informasi ini.

Pentingnya keamanan data dalam sistem ERP melampaui sekadar privasi informasi perusahaan. Ini juga berkaitan dengan ketersediaan data, integritas, dan keabsahan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang kritis. Secara umum, keamanan ERP mencakup kontrol akses, enkripsi data, pemantauan aktivitas, pemulihan bencana, dan serangkaian tindakan proaktif lainnya yang dirancang untuk melindungi aset informasi perusahaan dari ancaman internal dan eksternal.
 

Mengapa Keamanan ERP Penting?

Keamanan dalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning) memiliki peran krusial dalam menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data perusahaan. Informasi yang tersimpan dalam sistem ERP meliputi data keuangan, informasi klien, rincian produk, dan informasi penting lainnya yang merupakan aset berharga. Ketika keamanan sistem terancam, hal ini membuka pintu bagi risiko pencurian data, penipuan, atau bahkan kerusakan operasional yang signifikan. Keamanan ERP bukan hanya soal melindungi informasi, tetapi juga tentang menjaga reputasi perusahaan, kepercayaan pelanggan, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Selain itu, keamanan sistem ERP juga membantu menghadapi ancaman siber yang semakin canggih. Serangan siber terus berkembang dengan teknik yang lebih canggih, termasuk malware, serangan phishing, ransomware, dan serangan siber lainnya yang dapat menyebabkan kerugian besar. Dengan memprioritaskan keamanan, perusahaan dapat mempersiapkan pertahanan yang lebih baik, mengurangi risiko serangan, dan memiliki kemampuan untuk mendeteksi, mengatasi, dan memulihkan sistem dengan cepat setelah terjadinya serangan. Ini memainkan peran kunci dalam meminimalkan dampak serangan siber yang dapat merusak operasi bisnis dan reputasi perusahaan. 
 

Mengapa para Peretas Meretas Sistem ERP?

Bagi sebagian besar perusahaan, keamanan sistem ERP seringkali menjadi area yang kurang mendapat perhatian. Meskipun upaya terfokus pada peningkatan sistem dan manajemen ERP telah menjadi fokus utama, seringkali aspek keamanan siber yang memadai untuk melindungi sistem tersebut kurang mendapatkan investasi yang memadai.

Dengan sistem ERP yang terhubung erat pada berbagai operasi harian, serangan yang mengarah ke sistem ERP bisa berdampak serius pada kelancaran operasional bisnis. Terlebih lagi, dengan meningkatnya ancaman keamanan siber, potensi kerugian finansial dan kerusakan pada reputasi perusahaan menjadi risiko yang signifikan. Oleh karena itu, perlindungan sistem dari ancaman siber baik dari dalam maupun luar menjadi esensial untuk menjaga keamanan, ketersediaan, dan integritas data.

Namun, banyak organisasi yang belum mengintegrasikan tim keamanan mereka dengan fokus pada sistem ERP atau hanya mengandalkan alat bawaan dari vendor ERP, namun hal ini tidak lagi menjadi strategi yang efektif. Hal ini berujung pada banyaknya sistem ERP yang sudah usang dan tidak diperbarui dalam waktu yang lama, juga minimnya pemahaman akan keamanan yang dibutuhkan.

Hasilnya, kelemahan dalam sistem ERP yang sudah usang ini menjadi celah bagi penyerang untuk mengeksploitasi organisasi, seperti yang terjadi pada serangan Colonial Pipeline beberapa tahun lalu. Serangan ini mengakibatkan kekurangan pasokan gas di wilayah Timur AS dan meningkatkan harga gas ke level tertinggi sejak 2014.

Mengingat kompleksitas serta kerumitan sistem ERP, tantangan utama adalah dalam mengawasi dan memelihara keamanan ERP. Hal ini membutuhkan perhatian yang terus-menerus serta pemahaman mendalam akan berbagai risiko keamanan siber yang terus berkembang dengan cepat.
 

Apa Saja Contoh Kasus Serangan Sistem ERP?

Terdapat sejumlah contoh kasus serangan terhadap sistem ERP yang telah tercatat dalam sejarah, menandakan beragamnya serangan siber yang telah mengincar dan mempengaruhi keamanan sistem-sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Beberapa contoh kasus serangan terhadap sistem ERP yang pernah terjadi adalah sebagai berikut:

1. Serangan pada Oracle E-Business Suite (2007) 
Pada tahun 2007, terdapat sebuah serangan yang mengincar kelemahan pada Oracle E-Business Suite. Serangan ini menyebabkan peretasan pada beberapa aplikasi dan data sensitif dari beberapa perusahaan. Serangan tersebut menyoroti kelemahan dalam keamanan aplikasi ERP yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang untuk mencuri data penting. 

2. Serangan pada Target (2013)
Pada tahun 2013, jaringan Target, salah satu perusahaan ritel terbesar di Amerika Serikat, mengalami serangan siber besar yang menyebabkan pencurian data kartu kredit pelanggan. Serangan tersebut dimulai dari serangan phishing yang menargetkan vendor pihak ketiga yang memiliki akses ke sistem ERP Target. Melalui vendor tersebut, penyerang berhasil memasuki jaringan Target dan mengakses sistem POS (Point-of-Sale) serta data pengguna. 

3. Serangan WannaCry pada NHS (2017)
Meskipun ini bukan secara khusus terkait dengan sistem ERP, serangan ransomware WannaCry pada tahun 2017 yang menyerang National Health Service (NHS) di Inggris menyebabkan gangguan besar pada layanan kesehatan. Serangan tersebut menunjukkan pentingnya pembaruan perangkat lunak dan keamanan yang tepat di seluruh infrastruktur TI organisasi, termasuk sistem ERP, untuk melindungi data sensitif dan menjaga kelangsungan operasional. 

4. Serangan pada Cognizant (2020)
Pada tahun 2020, perusahaan layanan TI global, Cognizant, mengalami serangan ransomware Maze yang menyebabkan gangguan pada layanan mereka. Serangan ini menyebabkan pemutusan sementara sejumlah layanan dan operasional, termasuk akses ke sistem ERP yang digunakan oleh klien mereka. Penyerang mencuri data dan mengenkripsi sejumlah file, mengancam akan merilisnya jika tebusan tidak dibayarkan.
 
5. Serangan pada SolarWinds (2020)
Serangan siber terhadap SolarWinds pada tahun 2020 merupakan serangan besar-besaran yang memanfaatkan perangkat lunak manajemen jaringan mereka untuk menyebarkan malware ke ribuan organisasi di seluruh dunia, termasuk lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Meskipun tidak secara langsung terkait dengan sistem ERP, serangan ini menyoroti pentingnya ketahanan terhadap ancaman siber dalam ekosistem TI yang luas, termasuk dalam sistem-sistem seperti ERP.
 
6. Serangan pada Colonial Pipeline (2021)
Serangan terhadap Colonial Pipeline pada tahun 2021 adalah salah satu contoh serangan yang signifikan terhadap infrastruktur penting yang menggunakan sistem ERP. Serangan ransomware yang dilakukan oleh kelompok peretas DarkSide menyebabkan Colonial Pipeline, salah satu operator pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat, harus menonaktifkan sebagian besar operasional mereka.

Penyerang mengenkripsi data dan sistem yang penting bagi operasional perusahaan, termasuk sistem pengendalian distribusi bahan bakar. Akibatnya, Colonial Pipeline terpaksa menutup aliran bahan bakar untuk sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Insiden ini menyoroti betapa rentannya infrastruktur kritis terhadap serangan siber dan bagaimana serangan terhadap sistem ERP dapat memiliki dampak yang meluas, termasuk terhadap rantai pasokan dan layanan publik yang vital. Kejadian ini juga menekankan pentingnya perlindungan infrastruktur kritis, seperti penyedia layanan energi, dari ancaman siber untuk menjaga kelangsungan operasional dan keamanan masyarakat secara keseluruhan.
 
Setiap kasus ini menyoroti pentingnya mengamankan sistem ERP dari serangan siber dengan langkah-langkah preventif dan reaktif yang kuat. Serangan-serangan ini menunjukkan berbagai cara di mana penyerang dapat memanfaatkan celah keamanan dalam sistem ERP untuk mencuri data atau menyebabkan kerusakan besar.
 

Apa Saja yang Menyebabkan Rentannya Sistem ERP?

Rentannya sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tidak hanya merupakan masalah teknis saja, tetapi juga hasil dari sejumlah faktor kompleks yang meliputi:
 
1. Ketergantungan pada Teknologi Terkini
Penggunaan teknologi terkini dalam sistem ERP seringkali membuka celah keamanan karena serangan siber terus berkembang. Ketergantungan pada teknologi canggih sering kali menjadi kelemahan karena celah keamanan yang belum terdeteksi atau diekspos.
 
2. Kekurangan Pembaruan dan Pemeliharaan Rutin
Ketidakmampuan dalam melakukan pembaruan sistem atau kurangnya perhatian pada pemeliharaan rutin dapat meningkatkan risiko keamanan. Celah keamanan baru muncul secara teratur, dan pembaruan serta pemeliharaan yang kurang dapat meningkatkan kerentanan sistem.
 
3. Kurangnya Proteksi Terhadap Akses Tidak Sah
Pengaturan akses yang tidak tepat atau lemah dapat menyebabkan akses tidak sah ke data sensitif. Jika tidak ada kontrol yang kuat terhadap siapa yang dapat mengakses data dan bagaimana mereka menggunakannya, risiko keamanan akan meningkat secara signifikan.
 
4. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
Kurangnya pemahaman atau kesadaran akan praktik keamanan cyber di antara karyawan dapat menjadi faktor yang signifikan dalam kerentanan sistem. Pelatihan yang tidak memadai meningkatkan risiko terhadap serangan phishing atau praktik keamanan yang tidak aman.
 
5. Integrasi dengan Sistem Eksternal
Integrasi sistem ERP dengan platform atau sistem eksternal dapat menjadi celah bagi serangan siber eksternal yang memanfaatkan kelemahan dalam interaksi antar platform. Hal ini dapat membuka peluang bagi serangan siber yang berpotensi mengancam keamanan sistem.
 
6. Tidak Adanya Rencana Pemulihan Bencana
Ketika sebuah sistem ERP mengalami serangan atau bencana teknis, kemampuan untuk merespons dan memulihkan sistem dengan cepat dan efektif sangatlah penting. Tidak hanya serangan siber yang harus diatasi, tetapi juga kerusakan atau kegagalan teknis yang tak terduga. Ketidaksiapan dalam merespons atau mengatasi kondisi darurat semacam ini dapat memperparah rentannya sistem ERP.
 
7. Kurangnya Pengawasan terhadap Aktivitas Pengguna
Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap aktivitas pengguna dalam sistem ERP dapat mengakibatkan kesulitan dalam mendeteksi tindakan yang mencurigakan atau akses yang tidak sah. Dengan tidak adanya pemantauan yang efektif, serangan siber atau penggunaan yang tidak sah dapat terjadi tanpa terdeteksi.
 
8. Ketergantungan pada Default Settings
Mengandalkan pengaturan bawaan atau default pada sistem ERP dapat meningkatkan risiko keamanan. Pengaturan default sering kali sudah diketahui oleh penyerang, sehingga penggunaan default dapat memudahkan serangan dan menciptakan celah keamanan yang tidak terantisipasi.
 
9. Kelalaian dalam Manajemen Sandi dan Kredensial
Manajemen sandi dan kredensial yang lemah atau tidak teratur dapat memberikan celah bagi penyerang untuk melakukan serangan dengan menggunakan kredensial yang mudah ditebak atau lemah. Penggunaan sandi yang kuat dan kebijakan pengelolaan kredensial yang ketat sangat penting untuk mengurangi risiko keamanan.
 
10. Keterbatasan Pengujian Keamanan
Kurangnya pengujian keamanan yang menyeluruh pada sistem ERP dapat menyebabkan kelemahan sistem yang tidak terdeteksi. Pengujian keamanan yang teratur dan komprehensif diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi celah keamanan sebelum dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
 
Untuk mengurangi kerentanan sistem ERP, perusahaan perlu memprioritaskan pembaruan teratur, pemeliharaan yang cermat, pelatihan keamanan bagi karyawan, serta penerapan kontrol akses yang ketat dan terencana.
 

Apa Saja Tips dan Strategi Mengamankan Sistem ERP?

Keamanan sistem ERP merupakan aspek krusial dalam melindungi data perusahaan dari ancaman eksternal dan internal. Berikut adalah serangkaian tips dan strategi yang dapat membantu dalam meningkatkan keamanan sistem ERP:

1. Evaluasi dan Identifikasi Risiko
Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem ERP merupakan langkah krusial dalam memahami kerentanan yang mungkin ada dan mengidentifikasi potensi celah keamanan. Dalam proses ini, diperlukan analisis mendalam terhadap struktur dan fungsionalitas sistem secara menyeluruh. Tim keamanan perlu memeriksa setiap aspek dari konfigurasi perangkat lunak, menguji titik-titik rentan yang mungkin ada, dan mengidentifikasi kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
 
2. Pembaruan dan Pemeliharaan Teratur
Pastikan bahwa sistem ERP selalu diperbarui dengan versi terbaru perangkat lunak serta perbaikan keamanan merupakan langkah krusial dalam menjaga keamanan sistem. Dengan memperbarui sistem secara teratur, perusahaan dapat memperoleh manfaat dari pembaruan keamanan yang diberikan oleh vendor perangkat lunak. Perbaikan keamanan dan pembaruan rutin tersebut sering kali dirancang untuk mengatasi kerentanan atau celah keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya.
 
3. Pengaturan Akses yang Tepat
Terapkan kontrol akses yang ketat untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki wewenang yang diperlukan yang dapat mengakses data sensitif. Dengan otorisasi yang tepat, pengguna diberikan akses hanya pada informasi yang diperlukan sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka dalam perusahaan.
 
4. Enkripsi Data yang Sensitif
Pastikan data sensitif yang disimpan dalam sistem ERP dienkripsi menggunakan metode keamanan yang terpercaya dan kuat. Enkripsi data melibatkan pengubahan informasi menjadi format yang tidak dapat dibaca atau dimengerti kecuali oleh pihak yang memiliki kunci dekripsi yang tepat. Dengan menerapkan teknik enkripsi yang andal, informasi rahasia yang disimpan dalam sistem ERP akan terlindungi dari akses yang tidak sah, meskipun dalam kasus terburuk jika data tersebut terbocor.
 
5. Monitoring dan Pendeteksian Dini
Menerapkan solusi pemantauan keamanan dalam sistem ERP adalah langkah penting untuk mendeteksi dengan cepat aktivitas yang mencurigakan atau bahaya potensial yang mungkin timbul. Dengan solusi pemantauan yang efektif, perusahaan dapat secara proaktif memonitor setiap kegiatan yang terjadi dalam sistem, memeriksa pola akses, dan mengidentifikasi perilaku yang tidak biasa yang dapat mengindikasikan serangan atau ancaman keamanan.
 
6. Pelatihan Karyawan tentang Keamanan
Selenggarakan pelatihan keamanan siber yang terjadwal secara rutin kepada seluruh karyawan adalah langkah yang sanagat penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman yang mendalam mengenai ancaman keamanan di ranah digital. Dalam pelatihan ini, karyawan diberikan pengetahuan mengenai berbagai jenis serangan siber, taktik yang digunakan oleh penyerang, dan praktik keamanan yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko peretasan.
 
7. Pemulihan Bencana yang Terencana
Membuat rencana pemulihan bencana yang terstruktur dan teruji merupakan langkah krusial dalam menghadapi bencana yang tidak terduga, mulai dari serangan siber hingga gangguan teknis yang dapat mengganggu operasional perusahaan. Rencana ini tidak hanya mencakup respons terhadap serangan siber, tetapi juga mengenai bagaimana perusahaan akan menanggapi kehilangan data yang kritis atau gangguan teknis lainnya yang dapat merusak kelancaran operasi.
 
8. Penggunaan Solusi Keamanan Tambahan
Pertimbangan untuk menggunakan solusi keamanan tambahan seperti firewall, antivirus, atau solusi deteksi ancaman yang canggih merupakan langkah proaktif yang dapat memperkuat lapisan keamanan dalam sistem ERP. Solusi-solusi ini menyediakan pertahanan tambahan yang dapat memitigasi risiko serangan siber dengan menghadirkan fitur-fitur keamanan yang lebih khusus dan lebih canggih.
 
9. Audit Keamanan Rutin
Melakukan audit keamanan secara teratur adalah suatu keharusan untuk mengevaluasi efektivitas langkah-langkah keamanan yang telah diimplementasikan dalam sistem ERP. Audit ini merupakan proses yang menyeluruh dan sistematis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menguji komponen-komponen keamanan yang ada dalam sistem.
 
10. Pengelolaan Vendor dan Kontrak
Membuat kontrak yang mengatur kewajiban vendor perangkat lunak ERP dalam menjaga keamanan sistem adalah langkah yang krusial dalam memastikan perlindungan yang memadai terhadap data perusahaan. Kontrak ini harus mencakup persyaratan spesifik terkait keamanan, termasuk kewajiban vendor untuk mengadopsi praktik terbaik keamanan, menjaga sistem terhadap ancaman siber, serta melakukan pemeliharaan dan pembaruan rutin.

Dengan menerapkan tips dan strategi ini secara sistematis dapat membantu meningkatkan tingkat keamanan sistem ERP dan mengurangi risiko terhadap serangan siber atau gangguan lainnya.
 

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Sistem ERP Diserang?

Ketika sistem ERP mengalami serangan, langkah-langkah tertentu harus segera diambil untuk membatasi kerusakan dan memulihkan operasional sistem. Berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan ketika sistem ERP diserang: 

1. Isolasi Sistem
Segera isolasi sistem ERP yang terkena serangan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari serangan tersebut ke bagian-bagian lain dalam jaringan perusahaan. Dengan mengisolasi sistem yang terinfeksi, Anda dapat mencegah penyebaran malware atau kerusakan yang lebih luas ke infrastruktur TI yang lain.
 
2. Evaluasi Jenis Serangan
Lakukan analisis mendalam untuk memahami jenis serangan yang terjadi. Identifikasi metode serangan, sumber serangan, dan dampak yang ditimbulkannya terhadap sistem ERP. Hal ini membantu dalam merencanakan respons yang tepat dan mendefinisikan langkah-langkah pemulihan yang diperlukan.
 
3. Aktifkan Rencana Pemulihan Darurat
Terapkan rencana pemulihan bencana yang telah disiapkan sebelumnya. Proses ini termasuk mengembalikan sistem dari backup yang terpercaya, menghapus malware, dan memulihkan data terenkripsi yang terkena dampak. Rencana ini harus didokumentasikan secara jelas dan teruji agar memudahkan proses pemulihan.
 
4. Informasikan Kepada Pihak Terkait
Segera informasikan kepada pihak terkait di dalam organisasi, seperti tim keamanan TI, manajemen, dan departemen terkait lainnya, tentang serangan yang terjadi. Ini memungkinkan koordinasi yang cepat untuk mengatasi serangan dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan.
 
5. Bekerja Sama dengan Pihak Ahli
Dalam situasi serius, penting untuk bekerja sama dengan tim keamanan siber atau pihak ahli keamanan eksternal. Mereka dapat memberikan bantuan dalam menganalisis serangan, memberikan saran terkait pemulihan, serta membantu dalam memperkuat sistem keamanan untuk mencegah serangan di masa depan.
 
6. Evaluasi Kembali Keamanan Sistem
Setelah serangan diatasi, evaluasi kembali keamanan sistem secara menyeluruh. Tinjau dan perbarui strategi keamanan yang ada, lakukan perubahan yang diperlukan, serta pastikan sistem telah dilindungi dengan lapisan keamanan yang lebih kuat.

Menghadapi serangan terhadap sistem ERP memerlukan respons yang cepat, koordinasi yang baik, dan penerapan rencana pemulihan yang efektif. Langkah-langkah ini sangat penting dalam membatasi dampak serangan serta memastikan sistem segera kembali ke kondisi operasional yang stabil.
 

Apa Saja Sertifikasi Keamanan Sistem ERP?

Sertifikasi keamanan sistem ERP memainkan peran penting dalam menegaskan standar keamanan yang diterapkan oleh penyedia layanan dan organisasi yang mengelola sistem ERP. Beberapa sertifikasi yang sering kali menjadi pedoman untuk menilai dan menguji tingkat keamanan suatu sistem ERP antara lain: 

1. ISO 27001
Sertifikasi ini menunjukkan bahwa sistem ERP telah memenuhi standar internasional dalam manajemen keamanan informasi. ISO 27001 mengacu pada kerangka kerja yang komprehensif untuk mengelola risiko keamanan informasi, termasuk kontrol keamanan teknologi informasi yang ketat.
 
2. SOC (System and Organization Controls)
SOC adalah sertifikasi yang sering dicari dalam konteks layanan teknologi informasi. Sertifikasi SOC meliputi serangkaian standar yang mengevaluasi kontrol keamanan, ketersediaan, integritas, dan privasi data yang disediakan oleh penyedia layanan, yang dalam hal ini bisa termasuk penyedia layanan ERP.
 
3. PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard)
Jika sistem ERP juga menangani informasi pembayaran atau kartu kredit, sertifikasi PCI DSS sangatlah penting. Sertifikasi ini memastikan bahwa sistem menerapkan langkah-langkah keamanan yang sesuai untuk melindungi informasi pembayaran pelanggan.
 
4. HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act)
Untuk Perusahaan yang menggunakan ERP di bidang kesehatan atau yang menangani informasi kesehatan, sertifikasi HIPAA sangat penting. Sertifikasi ini menetapkan standar keamanan dan privasi yang harus dipatuhi untuk melindungi data kesehatan yang sensitif.
 
5. GDPR (General Data Protection Regulation)
GDPR menetapkan pedoman terkait privasi dan keamanan data bagi perusahaan yang beroperasi di Uni Eropa. Meskipun bukan sertifikasi khusus yang mengatur sistem ERP, kepatuhan terhadap GDPR sangatlah penting dalam menjaga keamanan data pribadi pelanggan dengan cermat.

Mendapatkan sertifikasi keamanan semacam ini menunjukkan komitmen organisasi untuk menjaga keamanan, privasi, dan integritas data dalam sistem ERP mereka. Sertifikasi ini membantu membangun kepercayaan pengguna dan klien, menunjukkan kesiapan organisasi dalam menghadapi ancaman siber, serta memberikan keyakinan bahwa sistem yang mereka gunakan telah memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.
 

Kesimpulan

Dalam era di mana data menjadi tulang punggung operasional perusahaan, keamanan sistem ERP menjadi pondasi utama dalam melindungi informasi berharga. Artikel ini memberikan panduan komprehensif tentang pentingnya dan strategi untuk meningkatkan keamanan sistem ERP. Dari evaluasi risiko hingga langkah-langkah praktis, semuanya dirangkum untuk membantu pemimpin bisnis dan profesional TI menjaga sistem mereka aman dari ancaman internal dan eksternal.
 
Pentingnya keamanan ERP tidak hanya soal melindungi informasi, tetapi juga tentang menjaga integritas, ketersediaan, dan kepercayaan pelanggan. Dengan sertifikasi keamanan yang tepat dan penerapan strategi yang kuat, perusahaan dapat membangun sistem yang tangguh, mengurangi risiko serangan, dan memberikan perlindungan maksimal terhadap aset informasi berharga mereka. Semua ini tidak hanya mengamankan operasi bisnis, tetapi juga menjaga kepercayaan dan reputasi perusahaan dalam era di mana keamanan data menjadi aset yang tak ternilai harganya.

Menghadapi kendala dalam mengelola usaha Anda dan ingin melihat bisnis Anda berkembang? Kami menyediakan solusi yang sesuai untuk bisnis Anda! Bergabunglah dengan kami di IDMETAFORA, sebuah platform yang menyediakan berbagai fitur menarik untuk mempermudah sistem bisnis Anda. Yuk, segera konsultasikan kebutuhan sistem ERP perusahaan Anda di IDMETAFORA.COM dan saksikan perubahan positifnya!

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda