Pentingnya Leverage dalam Pengembangan Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Manfaat - idmetafora

+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Pentingnya Leverage dalam Pengembangan Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Manfaat

26 November, 2023   |   syefafalih

Pentingnya Leverage dalam Pengembangan Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Manfaat

Apabila seseorang mempunyai bisnis, tentu modal merupakan salah satu pondasi utama untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Modal bisnis ini bisa berasal dari dua sumber, yaitu ekuitas dan leverage. Kebanyakan pebisnis atau pengusaha saat ini cenderung menggunakan leverage. Karena leverage mempunyai banyak kegunaan dan dapat menguntungkan, sehingga ekuitas perusahaan bisa digunakan untuk keperluan lain. Sebenarnya, apa itu pengertian dari leverage, jenis, hingga manfaatnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas mengenai leverage.

 

Pengertian Leverage

Leverage adalah cara lain yang lebih mengacu terhadap utang. Dalam dunia bisnis, leverage sering berkaitan dengan pinjaman modal untuk membiayai pembelian peralatan dan aset lainnya. Tidak jarang para pebisnis lebih cenderung menggunakan leverage daripada ekuitas untuk pembelian aset. Apabila ada seseorang pebisnis, kemudian berutang untuk membeli keperluan bisnisnya, maka kegiatan tersebut dapat disebut aktivitas leverage. Leverage merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam konteks pembahasan investasi dan lingkungan bisnis. Adapun pengertian dari leverage yang lain, adalah meminjam modal untuk kebutuhan pengembangan bisnis. Mengapa demikian? Karena tujuan dari peminjaman modal tersebut agar mendapatkan profit bisnis atau ROI (Return of Investment) dengan maksimal.

Penggunaan leverage untuk para investor sebagai peningkatan daya beli mereka di pasar. Tetapi, terdapat juga badan usaha yang menggunakan leverage untuk membiayai kebutuhan aset yang sedang mereka perlukan. Jadi, perusahaan bisa menggunakan utang untuk keperluan investasi dalam kegiatan operasional bisnisnya agar modal perusahaannya meningkat.

 

Pengertian Leverage Menurut Ahli

Setelah memahami pengertian leverage secara umum, kita juga perlu memahami pengertian leverage dari beberapa ahli, berikut ini merupakan penjelasannya:

1. Irawati
Menurut Irawati, leverage adalah suatu peraturan yang dijalankan sebuah perusahaan bisnis dengan keadaan menanamkan dana ataupun memperoleh sumber dana. Di dalamnya terdapat beban tetap yang perlu ditanggung oleh perusahaan.

2. Sartono
Sartono mengungkapkan bahwa, leverage adalah pemakaian dari sumber dana dan modal oleh suatu perusahaan yang memiliki beban tetap, sehingga laba investor bisa dikembangakan.

3. Sjahrial
Menurut Sjahrial, leverage adalah pemakaian dalam modal dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki beban tetap. Sumber dana ini berasal dari utang. Utang ini mempunyai bunga yang dimasukkan ke dalam biaya tetap, sehingga laba potensial dari investor bisa dikembangkan.

4. Fakhrudin
Fakhrudin mengungkapkan bahwa, leverage adalah sejumlah utang yang terpakai untuk membayar modal pada perusahaan.

5. Martono dan Harjito
Martono dan Harjito mengatakan bahwa leverage ratio mengarah terhadap penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan, yang berarti dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan perlu mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.

6. Syamsuddin
Syamsuddin beranggapan bahwa, leverage adalah keahlian perusahaan untuk pemakaian modal yang memiliki biaya tetap untuk memperbesar fase perolehan untuk pemilik perusahaan.

 

Pengertian Leverage Ratio

Leverage ratio adalah perbandingan antara jumlah utang di dalam perusahaan dengan total aset. Leverage ratio merupakan kemampuan sebuah perusahaan dalam pemenuhan kewajiban utangnya dengan jumlah aset yang dipunyainya. Bagaimana sebuah perusahaan dibilang memiliki nilai leverage yang tinggi? Sebuah perusahaan memiliki nilai leverage yang tinggi, jika total aset yang dipunyai perusahaan tersebut lebih sedikit daripada dengan jumlah aset kreditornya. Maka dari itu, penggunaan leverage ratio akan dapat mengetahui perusahaan sedang sehat atau tidak. Jika leverage ratio semakin besar, maka akan semakin tinggi risiko gagal bayarnya terhadap kreditor.

 

Jenis Leverage

1. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Financial leverage adalah sebuah modal yang digunakan manajer keuangan untuk pemaksimalan return dari para pemilik saham ekuitas. Modal perusahaan sendiri terdiri dari beberapa jenis, contohnya seperti ekuitas, simpanan publik, preferensi, surat utang, dan lain-lainnya. Diharapkan manajer keuangan berhati-hati dalam pemilihan sekuritas untuk mengatur dana tersebut. Penggabungan utang terhadap ekuitas perlu tepat agar dapat memperoleh return yang maksimal.

2. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Leverage operasi ini bisa menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam pemanfaatan biaya operasi tetap. Hal ini agar bisa meningkatkan pengaruh terhadap perubahan penjualan atas laba operasi bisnis. Keterkaitan dengan adanya perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional tetap pada sebuah perusahaan akan ditunjukkan pada leverage operasi.

3. Leverage Gabungan (Combined Leverage)
Combined leverage merupakan pinjaman modal yang nilai keuntungannya tinggi, dikarenakan adanya biaya tetap. Modal atau dana yang mencakup di dalamnya adalah biaya keuangan yang sifatnya pasif dan biaya operasional tetap. Keseluruhan dari biaya ini akan memberikan manfaat dan risiko leverage dalam jumlah yang tepat. Untuk perusahaan kompetitif, biasanya memilih tingkat combined leverage yang nilainya tinggi. Sementara perusahaan konservatif akan lebih memilih nilai leverage minim.

 

Manfaat Leverage

Menghitung leverage memang sangat diperlukan dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan. Perhitungan ini mempunyai beberapa manfaat yang akan dirasakan perusahaan dan kreditur. Menurut Kasmir terdapat beberapa manfaat leverage yang diperoleh saat menggunakan leverage ratio, dibawah ini merupakan penjelasan mengenai manfaatnya:

1. Penilaian Kemampuan Memenuhi Kewajiban Tetap
Dengan leverage ratio, kita bisa menilai sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban tetapnya, termasuk pembayaran angsuran pinjaman dan bunga terhadap pihak kreditor.

2. Kedudukan Perusahaan terhadap Kewajiban Kreditor
Leverage ratio memungkinkan kita untuk mengetahui posisi perusahaan yang terkait dengan kewajiban terhadap pihak kreditor, memberikan wawasan yang penting untuk analisis risiko keuangan.

3. Evaluasi Pengaruh Utang terhadap Pengelolaan Aset
Dengan leverage ratio, kita bisa menilai seberapa besar pengaruh utang pada pengelolaan aset perusahaan, membantu dalam perencanaan strategis.

4. Analisis Besaran Nilai Aset yang Dibiayai oleh Utang
Leverage ratio memberikan gambaran mengenai sejauh mana nilai aset perusahaan yang dibiayai oleh utang, memberikan perspektif tentang struktur keuangan.

5. Pengukuran Porsi Modal sebagai Jaminan Utang Jangka Panjang
Melalui leverage ratio, kita bisa melihat sejauh mana modal yang dijadikan jaminan untuk utang dalam jangka panjang, memahami tingkat keamanan finansial perusahaan.

6. Keseimbangan antara Nilai Aset dan Modal
Leverage ratio membantu dalam menilai keseimbangan antara nilai aset, seperti aktiva tetap, dengan modal, memberikan gambaran mengenai keberlanjutan operasional.

7. Informasi mengenai Dana atau Modal Pinjaman yang Akan Jatuh Tempo
Dengan leverage ratio, kita bisa mengetahui total dana atau modal pinjaman yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, memungkinkan perencanaan likuiditas yang efektif.

 

Rumus Leverage

Untuk mengukur leverage, tentunya kita perlu mengetahui rumus leverage ratio. Ada beberapa rumus untuk mengukur rumus leverage, berikut ini merupakan penjelasan mengenai rumusnya:

1. Debt to Assets Ratio (DAR) Rasio Utang Terhadap Aset
Debt to Assets Ratio (DAR) digunakan untuk menghitung atau mengukur kemampuan perusahaan yang mengandalkan utang untuk pembiayaan asetnya. Jadi, seberapa banyaknya utang perusahaan akan memengaruhi pengelolaan asetnya.

Cara perhitungannya adalah dengan membagi total utang dengan total aset perusahaan yang diformulasikan seperti berikut:

Rumus dari Debt to Total Asset Ratio (DAR):

DAR = Total Utang : Total Aset

Apabila nilai Debt to Total Asset Ratio (DAR) semakin rendah, maka berarti tingkat keamanan dananya baik, dan pencatatan transaksi keuangannya aman. Hal ini, disebabkan rasio utang akan menjelaskan sejauh mana utang yang sanggup ditutup oleh aset.

2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio Utang Terhadap Ekuitas

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang pada ekuitas. Debt to Equity Ratio ini menunjukkan keterkaitan diantara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal yang dipunyai perusahaan. Rasio keuangan mempunyai keseimbangan yang relatif antara utang dengan ekuitas. Rasio ini juga digunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan.

Cara menghitung Debt to Equity Ratio adalah menjumlahkan kewajiban utang dan membaginya dengan total ekuitas.

Rumus dari Debt to Equity Ratio (DER):

DER = Total Utang Keseluruhan : Modal sendiri x 100%

Semakin rendah nilai dari Debt to Equity Ratio-nya, maka keamanan keuangan sebuah perusahaan akan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya.

3. Debt to Capital Ratio (DCR) Rasio Utang Terhadap Modal

Debt to Capital Ratio (DCR) merupakan rasio yang berfokus terhadap kewajiban utang sebagai bagian dasar total modal dalam perusahaan. Selain utang jangka panjang, utang terhadap rasio ini melingkupi seluruh kewajiban jangka pendek, contohnya seperti modal yang termasuk ke dalam utang perusahaan dan ekuitas untuk para pemegang saham. Jika sebuah perusahaan tengah mengalami tingginya rasio utang pada modal daripada dengan perusahaan lainnya, maka berarti akan terjadi kegagalan risiko bayar yang tinggi. Karena itu, utang tersebut dapat memberikan dampak buruk pada operasional bisnisnya.

Rumus dari Debt to Capital Ratio (DCR) Rasio Utang Terhadap Modal:

DCR = Total Utang Saat Ini : (Total Utang + Total Ekuitas)

4. Time Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga
Time Interest Earned (TIE) ini bermanfaat untuk perhitungan besarnya laba operasi yang mampu membayar bunga dari utang. Jika perusahaan telah menghitung Times Interest Earned (TIE), perusahaan akan mengetahui seberapa besar laba bersih yang dipunyainya. Laba bersih ini disebut Interest Coverage Ratio.

Rumus dari Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga:

TIE = Laba Operasi( + Penyusutan) : Bunga Utang Jangka Panjang

5. Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas
Sebuah perusahaan harus menghitung banyaknya aset tetap yang bisa digunakan perusahaan untuk menjamin utang jangka panjang atau Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage).

Rumus dari Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas:

TAD Coverage = (Jumlah Aktiva + Tangible + Utang Lancar) : Utang Jangka Panjang

 

Kesimpulan

Leverage merupakan penggunaan pinjaman dana atau modal untuk peningkatan keuntungan dalam suatu bisnis. Pinjaman dana ini akan menambah ekuitas untuk pengembangan bisnis dan digunakan untuk operasional perusahaan. Meskipun demikian, pengambilan liabilitas perlu didasari dengan perhitungan yang matang. Apabila salah mengambil pinjaman dana tanpa adanya sebuah perhitungan, dampaknya yang terjadi, akan ada risiko gagal bayar.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda