+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengupas Tuntas Working Capital: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya

26 November, 2023   |   syefafalih

Mengupas Tuntas Working Capital: Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya

Working capital adalah istilah di dalam bidang usaha yang mempunyai arti modal kerja. Setiap orang yang ingin memulai suatu bisnis perlu memiliki modal usaha agar bisnisnya berjalan dengan lancar. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, sampai bagaimana cara menghitung working capital.

 

Pengertian Working Capital

Working capital adalah istilah lain dari modal kerja bersih. Arti dari modal kerja bersih sendiri, yaitu terdapatnya perbedaan di antara jumlah aset perusahaan dan liabilitas pada periode waktu tertentu. Contoh aset dalam perusahaan, yaitu seperti dana dalam bank, data tunai, potensi pemasukan dari piutang konsumen, dan aset yang belum dapat diuangkan dengan cepat.

Liabilitas dalam working capital adalah total utang sebuah perusahaan yang perlu dibayar di tahun tersebut. Aset dengan dikuranginya liabilitas menjadi modal kerja bersih. Sederhananya, working capital adalah dana yang ada atau tersedia untuk membiayai kebutuhan operasional sebuah bisnis. Peranan dari working capital sendiri sangat penting dalam perusahaan, dikarenakan bisa menjadi indikator kesehatan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Apabila selisih di antara aset dan utang jangka pendek perusahaan semakin besar, maka bisa diartikan kondisi perusahaan tersebut sehat. namun bila sebaliknya, jumlah utang melebihi batas aset sampai nominal working capital-nya negatif, maka perusahaan tersebut sedang di ambang kebangkrutan.

 

Konsep Working Capital

Munawir (2010) menggagas tiga konsep dari working capital yang biasanya digunakan dalam perusahaan. Dibawah ini merupakan penjelasan tiga konsep working capital yang perlu diketahui:

1. Konsep Kuantitatif
Konsep yang pertama dari working capital adalah konsep kuantitatif. Konsep kuantitatif berfokus terhadap kuantum untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam biaya operasionalnya. Konsep ini bersifat rutin dan menunjukan jumlah dana (fund) yang ada, dan bertujuan untuk jangka pendek. Konsep kuantitatif ini, menganggap bahwa working capital merupakan jumlah aktiva lancar.

2. Konsep Kualitatif
Konsep yang kedua dari working capital adalah konsep kualitatif. Konsep kualitatif ini berfokus terhadap kualitas modal kerja. Konsep kualitatif menganggap bahwa working capital merupakan kelebihan aktiva lancar dalam utang jangka pendek. Yang artinya jumlah aktiva lancar dari peminjaman jangka panjang atau pemilik usaha.

3. Konsep Fungsional
Yang terakhir dari konsep working capital konsep fungsional. Konsep fungsional ini berfokus terhadao fungsi dana dengan tujuannya untuk menghasilkan laba dari perusahaan.

 

Tujuan Working Capital

Pengelolaan working capital akan langsung ditangani melalui sang manajer keuangan. Manajer keuangan mempunyai tugas dalam mendapatkan laba untuk perusahaan. Hal ini dikerjakan bersama teknisi dengan pengelolaan dana yang sudah dialokasikan ke dalam operasional bisnis. Dibawah ini merupakan penjelasan tujuan-tujuan adanya working capital yang perlu kita ketahui:

1. Menjaga Likuiditas Perusahaan
Working capital bertujuan untuk memastikan perusahaan mempunyai likuiditas yang cukup. Dengan hal ini, akan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam waktu jangka pendeknya, seperti pembayaran hutang dan biaya operasional harian.

2. Mengatasi Beban Darurat
Adanya working capital akan membantu perusahaan mengatasi beban darurat dengan pemberian dana yang bisa digunakan untuk mendanai keperluan mendesak, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

3. Menjaga Persediaan Barang Dagang
Working capital akan memungkinkan perusahaan untuk menjaga persediaan barang dagang yang cukup. Dalam hal Ini penting agar perusahaan bisa memenuhi permintaan konsumen dan menjaga ketersediaan produk dalam pasar.

4. Investasi Kembali untuk Pendapatan Tambahan
Working capital bisa diinvestasikan kembali untuk memperoleh pendapatan tambahan. Contohnya, perusahaan bisa memberikan kredit terhadap konsumen dengan syarat yang sesuai, meningkatkan penjualan, dan pada gilirannya, meningkatkan pendapatan.

5. Partisipasi dalam Pasar Modal
Perusahaan bisa mengalokasikan working capitalnya ke pasar modal, contohnya dengan berinvestasi dengan saham. Hal ini memberikan kesempatan perusahaan untuk memperoleh dana tambahan dari investor dan berpartisipasi dalam pertumbuhan pasar.

6. Pengoptimalan Pemakaian Aktiva Lancar
Working capital digunakan untuk mengoptimalkan pemakaian aktiva lancar yang berkaitan dengan peningkatan penjualan dan profit perusahaan. Manajemen yang baik bisa meningkatkan efisiensi operasional.

7. Perlindungan dari Inflasi
Working capital bisa digunakan untuk melindungi nilai mata uang perusahaan. Dengan menempatkan dana dalam investasi yang terjamin, perusahaan bisa meminimalkan dampak inflasi besar-besaran.

 

Jenis Working Capital

Jenis working capital adalah hal penting dalam sebuah perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan baik. Mulai dari bisnis dengan skala besar sampai yang skala kecil juga memerlukan working capital. Secara umum, working capital terbagi menjadi dua jenis. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai keduannya:

1. Variable Working Capital
Variable working capital biasanya jumlah yang akan selalu berubah tergantung pada perubahan aktivitas proses produksi dalam perusahaan. Variabel working capital terbagi menjadi tiga jenis. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiganya:

- Seasonal Working Capital
Dalam jenis pertama adalah seasonal working capital. Perubahan dalam working capital ini biasanya akan terpengaruh karena keadaan perubahan musim.

- Cyclical Working Capital
Pada jenis kedua adalah cyclical working capital yang sifat perubahannya terjadi karena perubahan konjungtur.

- Emergency Working Capital
Pada jenis ketiganya adalah emergency working capital. Perubahan yang terjadi dalam jenis ini bersifat darurat dan tidak diketahui awal mulanya.
 

2. Permanent Working Capital
Permanet working capital ini adalah modal yang harus ada, sebab akan terus diperlukan dalam operasional bisnis. Permanent working capital terbagi menjadi dalam dua jenis. Dibawah ini merupakan penjelasan dari keduanya:

- Primary Working Capital
Dalam jenis pertama dari permanent working capital ini adalah primary working capital. Working capital harus ada dalam perusahaan untuk jaminan usaha agar dapat berjalan dengan baik.

- Normal Working Capital
Pada jenis keduan dari permanent working capital ini adalah normal working capital. Dalam jenis ini, adalah jumlah working capital yang dibutuhkan dalam memperluas produksi.

 

Cara Perhitungan Working Capital

Langkah pertama untuk perhitungan working capital adalah mengumpulkan semua data aset perusahaan untuk persiapan, misalnya dana rekening, uang tunai, inventaris perusahaan, piutang yang tertunda, ataupun aset yang dapat dicairkan dalam rentang waktu kurang dari satu tahun.

Langkah kedua untuk perhitungan working capital adalah pengumpulan data liabilitas perusahaan, contohnya seperti upah pegawai, tagihan utang, cicilan utang, dan tagihan pajak.

Setidaknya memiliki tempo waktu dalam satu tahun. Dibawah ini merupakan cara perhitungan dari working capital:

Working Capital = Current Assets (Aset) – Current Liabilities (Liabilitas)

Contoh kasus untuk perhitungan dari working capital-nya, yaitu sebagai berikut:

Perusahaan PT. Minyak Balongan memiliki aset sebanyak 500 juta rupiah dan total utang sebanyak 50 juta rupiah. Working capital-nya sebanyak 100 juta rupiah.

Angka tersebut sudah termasuk positif, sebab nominalnya lebih tinggi daripada utangnya. Hal ini dapat diartikan pembayaran utang perusahaan bisa diselesaikan.

Apabila selisih di antara working capital dengan liabilitas yang dimiliki sangat rendah, maka perusahaan akan berpotensi tidak bisa melunasi utangnya dalam jangka waktu yang dekat.

Analisis lebih lanjut tetap harus dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan lebih rinci. Rumus-rumus lainnya dalam menghitung working capital adalah current ratio, inventory-turnover ratio, receivables ratio, quick ratio, dan days payable.

Perusahaan PT. Minyak Balongan saat ini memiliki aset sebanyak 500 juta rupiah dan utang jangka pendek sebanyak 50 juta rupiah yang perlu dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan. Dibawah ini merupakan contoh perhitungannya:

Rp 500.000.000 / Rp 50.000.000 = 10

Dalam perhitungan di atas bisa diketahui bahwa kondisi keuangan perusahaan PT. Minyak Balongan sangat baik. Biasanya, pada angka rasio 2 bisa dinyatakan cukup baik.

Apabila kita ingin meningkatkan rasio working capital dengan menjadi lebih dari angka 2, maka kita perlu lebih sering dalam melunasi utang perusahaan dan mendorong penjualan terhadap perusahaan.

Jika rasio working capital bersih ini di bawah angka 1, maka perusahaan sedang terancam bangkrut. Jumlah utang perusahaan yang lebih besar dibandingkan aset yang ada. Hal ini bisa membuat perusahaan mengalami kesusahan dalam melunasi utang dengan jangka waktu yang dekat.

Biasanya, modal kerja bersih yang baik ketika perusahaan bisa melunasi hutang tanpa mengganggu biaya operasional di dalam perusahaannya.

Akan tetapi, modal kerja bersih ini tidak selalu memberikan dampak positif. Apabila aset yang tidak bergerak lebih banyak daripada uang tunai dalam rekening bank, maka bisa menimbulkan masalah lainnya.

Contohnya seperti pemasukan dana dari klien menjadi lambat bahkan pembayaran menjadi lebih cepat. Nilai working capital yang berlebihan bisa membuat perusahaan memiliki inventaris yang berlebihan tanpa adanya persediaan biaya tunai yang memadai terhadap proses operasionalnya.

 

Jumlah Ideal Working Capital

Semakin banyak modal kerja yang dipunyai perusahaan, maka akan semakin baik. Modal kerja yang baik bisa menunjukkan bahwa perusahaan bisa melunasi hutangnya tanpa mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Akan tetapi, modal kerja yang tinggi tidak akan selalu berdampak positif. Modal kerja merupakan modal yang dipunyai seseorang untuk mendanai operasi sebuah perusahaan. Tetapi, apabila rekening bank seorang mempunyai lebih banyak real estat dibandingkan uang tunai atau uang, maka mungkin seseorang tersebut mempunyai lebih banyak masalah.

Seseorang mungkin terlambat menerima uang dari pelanggannya atau seorang tersebut mungkin membayar hutangnya terlalu cepat. Apabila nilai modal kerja terlalu tinggi, hal ini memungkinkan menunjukkan bahwa perusahaan menyimpan terlalu banyak persediaan tanpa menyediakan biaya tunai yang cukup dalam operasional sehari-harinya.

 

Komponen Dalam Perhitungan Net Working Capital

Modal kerja bersih muncul dalam neraca setelah dikurangi aset lancar dari kewajiban lancar yang dipunyai perusahaan saat ini. Keduanya adalah dua unsur yang mewakili variabel-variabel yang esensial dalam penentuan nilai likuiditas sebuah perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai keduanya:

1. Aset Lancar
Komponen pertama dari net working capital adalah aset lancar. Aset lancar adalah nilai kekayaan sebuah perusahaan yang dapat dipakai dalam pembayaran biaya operasi dan biaya hutang lancar. Bentuk dari aset lancar seperti uang tunai, saldo rekening, piutang yang belum dibayar, investasi jangka pendek, dan stok produk.

2. Kewajiban Lancar
Komponen kedua dark net working capital adalah kewajiban lancar. Kewajiban lancar adalah beban yang perlu dibayar oleh perusahaan dan mempunyai batas jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun. Kewajiban lancar mencakup biaya pajak penjualan, utang usaha, gaji, utang upah, dan biaya asuransi. Pembayaran di muka oleh pelanggan termasuk ke dalam kewajiban lancar pada perusahaan.

Sekarang kita mempunyai komponen bersama untuk menentukan modal kerja perusahaan, kita bisa menghitung untuk menemukan perbedaannya. Rumus yang bisa digunakan adalah aktiva lancar, lalu dikurangi kewajiban lancar. Kemudian, perbedaan dari keduanya ialah apa yang kita sebut sebagai modal kerja perusahaan.

Mengetahui perbedaan nominal diantara aset dengan kewajiban memberi kita gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Semakin banyak selisih dan semakin banyak selisih positifnya, maka semakin banyak juga peluang perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya dalam waktu satu tahun. Yang berarti posisi keuangan perusahaan dalam keadaan sehat. Semakin besar perbedaannya, maka semakin baik kondisi perusahaannya.

Penurunan selisih diantara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek menggambarkan kondisi kesehatan perusahaan. Misalkan nilainya negatif, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Hal ini harus diperhatikan oleh para pebisnis agar bisa dengan cepat meningkatkan posisi keuangan terhadap perusahaannya.

 

Faktor Yang Mempengaruhi Net Working Capital

Modal kerja ini bisa berubah, sebab beberapa perubahan yang mungkin mempengaruhinya. Fluktuasi aset dan kewajiban biasanya bisa mempengaruhi nilai modal kerja bersih. Dibawah ini merupakan beberapa hal yang bisa mempengaruhi dalam modal kerja bersih:

1. Tingkat Perputaran Stok
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi net working capital adalah tingkat perputaran stok. Semakin cepat perputaran persediaan, maka semakin rendah biaya yang diperlukan oleh perusahaan. Memanfaatkan aplikasi inventory berbasis web untuk mendata persediaan stok barang dengan akurat. Di sisi lain, saham yang berputar terlalu lama akan meningkatkan biaya dan akan mempengaruhi nilai modal kerja terhadap perusahaan.

2. Pendapatan Perusahaan
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi net working capital adalah pendapatan perusahaan. Pendapatan yang bisa didapatkan perusahaan juga mempengaruhi nilai modal kerja bersihnya. Keuntungan dari kegiatan tenaga kerja perusahaan akan meningkatkan aset lancar, sehingga selisih diantara aset dengan kewajiban semakin besar.

3. Penjualan Saham Perusahaan
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi net working capital adalah penjualan saham perusahaan. Terdapat juga variabel lain yang dapat menambah modal, contohnya seperti penjualan saham. Perusahaan yang menjual saham bisa mendapatkan tambahan modal dari kegiatan tersebut. Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi nilai aset dalam perusahaan.

4. Penjualan Aset Tetap Perusahaan
Faktor keempat yang dapat mempengaruhi net working capital adalah penjualan aset tetap perusahaan. Aset dalam beberapa perusahaan mungkin tidak produktif atau bernilai ekonomi rendah. Kita juga bisa membuang aset tetap tersebut sebagai pengganti biaya operasional dalam perusahaan. Dana yang didapatkan juga bisa menjadi modal kerja dan bisa mempengaruhi nilai modal perusahaan.

 

Pentingnya Peran Net Working Capital

Modal kerja memerankan peranan penting dalam menjaga solvabilitas perusahaan dan memungkinkan untuk membayar seluruh hutangnya. Suatu perusahaan hanya bisa dianggap sebagai pelarut, apabila mampu memegang uang tunai. Sebagai contoh singkatnya, kas PT. Sari Wana adalah sebesar Rp 100 juta. Apabila perusahaan saat ini menginvestasikan seluruh uang tunainya, maka perusahaan akan kehilangan modal kerja yang cukup untuk membayar kewajiban atau kewajiban lancarnya.

 

Analisis dan Penilaian Dalam Net Working Capital

Net working capital adalah baik apabila nilainya positif daripada jika nilainya negatif. Perhitungan dengan hasil yang positif bisa menunjukkan kalau perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajiban lancarnya dengan lebih cepat tanpa perlu menambah utang baru atau investor. Lalu, perusahaan bisa melakukan pendanaan ekspansi melalui modalnya sendiri.

Modal kerja bersih yang bernilai negatif menunjukkan bahwa operasi sebuah perusahaan tidak bisa memperoleh pendapatan yang cukup dalam mendukung pembayaran hutang bisnis saat hal itu terjadi. Jika angka negatif terus berlangsung lama, maka perusahaan dalam menjual beberapa aset jangka waktu panjang mendapatkan laba dalam membayar kewajibannya.

Jika tren negatif dalam net working capital terus berlanjut, maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Tetapi, hal penting lainnya yaitu angka negatif tidak selalu menyatakan bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan. Hasil negatif mungkin saja hanya menyatakan bahwa nilai likuiditas dalam jangka pendeknya tidak seperti yang dipikirkan.

Terdapat beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan angka menjadi negatif atau positif. Contohnya seperti modal kerja bersih tidak masuk akal, apabila perusahaan tidak bisa mengubah persediaan atau piutang menjadi uang tunai dalam waktu yang singkat. Di sisi lain, apabila perusahaan yang bersangkutan mempunyai akses terhadap pembayaran besar, contohnya seperti melalui jalur kredit untuk pemenuhan kewajiban jangka pendek, nilai modal kerja bersih tidak negatif.

 

 

Pentingnya Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk Persediaan Barang

Sistem aplikasi terintegrasi untuk persediaan barang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan manajemen bisnis modern. Integrasi data antar departemen memastikan visibilitas real-time terhadap persediaan, mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan akurasi informasi. Keuntungannya meliputi otomatisasi proses bisnis, pengurangan waktu pemrosesan, dan peningkatan kepuasan pelanggan melalui layanan yang lebih cepat. Sistem terintegrasi juga mendukung pengambilan keputusan strategis dengan memberikan analisis mendalam terhadap tren penjualan dan kebutuhan persediaan masa depan. Dengan penggunaan dalam sistem aplikasi terintegrasi ini, perusahaan bisa mengoptimalkan strategi persediaan, mengurangi risiko overstock atau stockout, dan tetap relevan dalam pasar bisnis yang dinamis. Rekomendasi sistem aplikasi terintegrasi yang dapat Anda gunakan adalah sistem IDMETAFORA, karena dari timnya terpercaya dan akan selalu berkomitmen untuk mendukung setiap kliennya dalam penyesuaian aplikasi dengan alur bisnis yang diinginkan.

 

Kesimpulan

Dapat disimpulkan, bahwa working capital mempunyai peran penting dalam menjaga kesehatan keuangan perusahaan. Dengan memahami konsep, tujuan, dan jenisnya, perusahaan bisa mengelola modal kerja dengan efisien, memastikan likuiditas, mengatasi beban darurat, dan menjaga persediaan barang dagang. Konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional memberikan pendekatan yang menyeluruh, sementara jenis variable dan permanent memberikan fleksibilitas tergantung pada dinamika bisnis. Perhitungan net working capital memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan perusahaan, sementara faktor-faktor seperti tingkat perputaran stok, pendapatan perusahaan, dan penjualan aset tetap mempengaruhi nilai tersebut. Dengan manajemen yang baik dan bijak terhadap working capital, perusahaan bisa mengambil keputusan finansial yang tepat, menjaga operasional yang lancar, dan menciptakan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang. Karena itu, peran working capital menjadi kunci kesuksesan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda