Dunia bisnis yang semakin kompetitif, sang pebisnis perlu menambahkan atribut baru terhadap produknya. Salah satu atribut yang harus ditambahkan agar dapat meraih keunggulan secara keseluruhan adalah dengan memberikan value chain kepada pelanggan. Tetapi, apa itu value chain dan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkanya untuk meraih keunggulan produk yang lebih kompetitif. Mari kita simak pada pembahasan artikel ini.
Value chain diambil dari bahasa Inggris, yang berarti rantai nilai, atau dalam dunia bisnis bisa diartikan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah terhadap suatu bisnis dalam setiap proses yang ada, mulai dari pengadaan, proses produksi, pemasaran, sampai distribusinya.
Mungkin, banyak yang beranggapan konsep ini hanya akan menambah kerepotan saja, sebab pada dasarnya, tanpa adanya value chain pun bisnis masih tetap bisa dijalankan. Tidak salah, karena memang yang menjadi fokus dalam value chain adalah nilai tambah bisnis.
Kegunaan dari value chain adalah memberikan pandangan menyeluruh tentang semua proses bisnis yang terlibat dalam menciptakan, mengembangkan, dan mendistribusikan produk atau jasa terhadap pelanggan. Melalui penerapan konsep ini, perusahaan dapat menggapai tujuan bisnis yang diinginkan. Selain itu, terdapat beberapa fungsi lain dari penerapan konsep value chain. Berikut ini merupakan fungsi value chain yang perlu untuk diketahui:
1. Meningkatkan kesetiaan terhadap konsumen. 2. Mendapatkan penghasilan secara jangka waktu yang panjang. 3. Mempermudah perusahaan untuk melakukan penelitian dan mengembangkan produk. 4. Memudahkan perusahaan untuk membuat produk yang berkualitas. 5. Mengefisiensi biaya serta jumlah produksi hasil. 6. Membuka peluang pasar dan meningkatkan penjualan produk. 7. Mengidentifikasi kegiatan dalam sistem produksi sampai bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan yang ada di dalamnya.
Value chain bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu primary activities dan support activities. Dibawah ini merupakan penjelasan tentang keduanya:
1. Primary Activities (Aktivitas Primer) Primary activities (aktivitas primer) adalah kategori value chain yang terkait langsung pada proses produksi dan penjualan produk. Aktivitas ini yang membuat produk atau jasa yang diproduksi mempunyai keistimewaan terhadap konsumen.
Ada lima jenis primary activities dalam value chain, berikut ini penjelasannya:
a. Inbound Logistic Inbound logistic mencakup semua aktivitas yang terlibat dalam pengadaan, penyimpanan, serta pengolahan bahan baku atau komponen lain yang dibutuhkan dalam proses produksi.
b. Operations Operations merupakan tahap terhadap bahan baku atau komponen diproses menjadi produk jadi melalui tahapan produksi.
c. Outbound Logistic Outbound logistic adalah hal yang berkaitan dengan aktivitas penyimpanan dan distribusi produk akhir kepada pelanggan.
d. Marketing atau Sales Marketing atau sales merupakan upaya untuk pemasaran produk atau jasa terhadap pelanggan dan menjualnya.
e. Service Service adalah hal yang berkaitan dengan pemberian layanan purna jual terhadap pelanggan setelah membeli produk atau jasa.
2. Support Activities (Aktivitas Pendukung) Support activities (aktivitas pendukung) merupakan aktivitas yang tidak langsung berkaitan dalam proses produksi, namun mendukung primary activities agar dapat berjalan dengan efisien. Ada empat jenis support activities, berikut penjelasannya:
a. Procurement (Pengadaan) Procurement (pengadaan) adalah suatu hal yang berkaitan terhadap akuisisi sumber daya, bahan baku, atau komponen yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Technology Development Technology development merupakan suatu hal penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pada proses bisnis untuk peningkatan efisiensi waktu serta inovasi produk.
c. Human Resource Management Human resource management adalah hal yang berkaitan dalam pengelolaan sumber daya manusia, seperti perekrutan, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
d. Infrastructure Infrastructure merupakan hal yang mencakup fasilitas dan infrastruktur yang mendukung dalam seluruh value chain, seperti sistem informasi, manajemen umum, dan fasilitas fisik.
Strategi value chain digunakan perusahaan untuk pengoptimalan seluruh elemen yang terdapat dalam rantai nilai produk atau jasa mereka dengan tujuan untuk meraih keunggulan kompetitif, efisiensi operasional, dan mengurangi biaya. Dibawah ini merupakan strategi value chain yang dapat diterapkan:
1. Strategi Diferensiasi Strategi diferensiasi berfokus terhadap menciptakan produk atau jasa yang berbeda dan mempunyai nilai tambah lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor.
2. Strategi Keunggulan Biaya Strategi keunggulan biaya adalah penawaran harga produk yang relatif terjangkau sehingga dapat memenangkan kompetisi pada pasar.
3. Strategi Keunggulan Bersaing Strategi keunggulan bersaing adalah pendekatan yang mengukur keuntungan perusahaan dengan kompetitor sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menguasai industri pasar.
Ada banyak sekali contoh value chain yang dapat dicoba dalam bisnis. Pada dasarnya, setiap upaya yang dilakukan untuk peningkatan profit bisnis dengan memangkas pengeluaran yang dapat dihemat sudah termasuk dalam contoh value chain. Berdasarkan penjelasan tersebut, sebenarnya kegiatan memilih supplier yang mampu menyediakan bahan baku dengan kualitas yang sama, namun dengan harga yang lebih murah sebenarnya dapat dijadikan sebagai contoh penerapan konsep dari value chain.
Tidak hanya untuk pengadaan bahan baku saja, konsep ini sebenarnya dapat diimplementasikan juga untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam rantai bisnis, contohnya seperti melakukan riset untuk pengembangan produk yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan konsumen.
Apabila sang pemilik usaha berhasil memberikan nilai tambah terhadap bisnisnya, apa pun bentuknya, mulai dari harga jual murah, proses pengiriman barang cepat dan terjangkau, sampai menghabiskan biaya yang lebih kecil untuk pemasaran produk. Sebenarnya kegiatan tersebut sudah bisa menjadi contoh dari value chain yang diterapkan dengan baik.
Tidak hanya berlaku dalam bisnis saja, ada juga contoh value chain perusahaan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan performa karyawan secara efektif dan efisien. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan pengembangan kapasitas karyawan. Tentu saja perusahaan perlu mempersiapkan biaya yang cukup untuk menjalankan kegiatan ini, namun dengan meningkatkan kapasitas karyawan, perusahaan pun dapat lebih mudah menghadirkan proses kerja yang efisien dalam mendapatkan keuntungan.
Memastikan adanya komunikasi yang baik dalam setiap divisi juga bisa menjadi contoh value chain perusahaan, sebab dengan konsep ini, risiko terjadinya kesalahan ketika menyelesaikan pekerjaan pun bisa dihindari. Komunikasi antardivisi yang baik juga bisa mencegah terjadinya kekeliruan ataupun overlap beban kerja yang tidak efektif. Dengan sistem kerja yang efektif dan efisien, pengeluaran perusahaan pun bisa ditekan sehingga margin profit yang didapatkan akan lebih besar.
Sebenarnya cara membuat value chain tergolong mudah, apabila memang dipersiapkan dengan matang. Pada pembahasan sebelumnya mengenai elemen penting dalam value chain, pemilik usaha harus melakukan riset terlebih dahulu untuk memahami model pengelolaan yang dilakukan pada saat ini. Dari hasil riset tersebut, pemilik usaha pun dapat mengidentifikasi hambatan yang membuat alur kerjanya menjadi kurang efisien.
Efisiensi pun dapat dilakukan dengan berfokus terhadap area perbaikan yang berhasil ditemukan tersebut. Kemudian, untuk hasil terbaik, lakukan satu riset lagi untuk mengetahui nilai apa saja yang diperlukan pelanggan dari bisnis kita, lalu kembali lakukan perbaikan atau peningkatan layanan sesuai hasil riset dan temuan tersebut.
Sistem aplikasi terintegrasi memiliki peran yang penting dalam meningkatkan efisiensi dan produksi perusahaan. Integrasi ini tidak hanya memastikan pencatatan data secara otomatis dan real-time, mengurangi risiko kesalahan dan mempercepat pengambilan keputusan, tetapi juga mendukung koordinasi yang lebih baik antarberbagai tahapan produksi. Keberlanjutan operasional dan penyesuaian terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan diperkuat oleh visibilitas menyeluruh yang diberikan oleh sistem ini. Karena itu, sistem aplikasi terintegrasi bukan hanya bergunan sebagai efisiensi operasional, namun juga tentang menciptakan fondasi yang adaptif dan inovatif untuk menjaga daya saing perusahaan dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Pilihan tepat untuk menggunakan sistem aplikasi terintegrasi adalah sistem IDMETAFORA, karena lebih dari 9 tahun terpercaya menerapkan aplikasi terintegrasi, dan bisa membantu dalam pemeliharaan sistem untuk kliennya hingga tuntas.
Value chain adalah konsep penting dalam menghadapi persaingan bisnis. Dari procurement (pengadaan) sampai distribusi produk atau jasa, setiap elemen dalam value chain berperan penting dalam memberikan nilai tambah dan meraih keunggulan kompetitif. Fungsi rantai nilai mencakup peningkatan loyalitas pelanggan, pemasukan jangka panjang, efisiensi biaya, dan penemuan peluang pasar. Strategi diferensiasi, keunggulan biaya, dan keunggulan bersaing menjadi acuan untuk pengoptimalan value chain, menciptakan produk atau jasa yang unggul. Contoh penerapan dalam bisnis menjelaskan bahwa setiap langkah untuk meningkatkan keuntungan bisa diartikan sebagai implementasi value chain.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..