+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Memahami Pengertian Aktiva: Sifat, Jenis-Jenis, hingga Contohnya Dalam Perusahaan

23 November, 2023   |   Zulfahmi

Memahami Pengertian Aktiva: Sifat, Jenis-Jenis, hingga Contohnya Dalam Perusahaan

Di dalam dunia bisnis yang selalu berkembang setiap harinya, beberapa istilah akuntansi sering kali digunakan dalam sebuah bisnis di perusahaan, salah satunya yaitu aktiva. Penting untuk diketahui bahwa aktiva memiliki peran penting dalam menentukan performa suatu bisnis, dan manajemen yang efektif terhadap aset-aset ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada keseluruhan kinerja perusahaan.

Dalam konteks pelaporan keuangan, aktiva menjadi salah satu elemen utama yang dihitung dan dipertimbangkan. Bagi mereka yang tertarik dalam dunia bisnis, pemahaman mendalam tentang aktiva sangatlah penting. Oleh karena itu, pada artikel berikut ini akan diulas mengenai konsep dasar dari pengertian Aktiva, klasifikasi sifat dan jenis-jenisnya, hingga contoh-contoh aktiva agar dapat memperkaya pengetahuan Anda dalam mengelola aset-aset perusahaan.
 

Pengertian Aktiva

Apa itu aktiva? Aktiva merupakan suatu bentuk kekayaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, entah itu merupakan aset yang sudah ada sejak awal atau hasil dari upaya-upaya usaha yang telah dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu. Secara garis besar, aktiva diidentifikasi sebagai aset dalam suatu perusahaan.

Penting untuk dicatat bahwa suatu entitas dianggap memiliki aset jika nilainya dapat diukur dalam bentuk uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktiva didefinisikan sebagai kekayaan, baik berupa uang maupun barang lain yang dapat dinilai secara moneter atau bahkan yang bersifat immaterial, seperti hak paten.

Istilah “aktiva” sering kali digunakan dalam sebuah konteks pembuatan laporan keuangan. Bagi seorang pengusaha, pemahaman yang mandalam terhadap konsep ini sangatlah penting karena seringkali terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Penting juga untuk diingat bahwa tanda kualitas suatu perusahaan dapat tercermin dari kemampuannya dalam mengelola asetnya dengan efisien, sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal.

Aktiva bukan hanya sekadar merupakan aset yang disimpan secara pasif, namun sebaliknya, perusahaan selalu mengupayakan agar aset-aset ini tetap daapt memberikan kontribusi aktif bagi kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Namun, manajemen aktiva harus dilakukan dengan cermat, karena kesalahan dalam pengelolaan dapat berpotensi menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Dengan demikian, kinerja keuangan di dalam suatu perusahaan juga dapat diukur Sebagian besar dari efisiensi dan produktivitas pengguna aktiva tersebut. Keberhasilan atau kegagalan dalam mengelola aset dapat memberikan gambaran yang sangat signifikan terhadap kondisi finansial di suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan senantiasa berupaya untuk menjaga dan mengelola aktivanya dengan optimal, karena ketersediaan aset yang baik dapat menjadi penentu penting bagi kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
 

Sifat-Sifat Aktiva

Setelah mengetahui terkait dengan pengertian aktiva, ternyata aktiva sendiri juga memiliki beberapa sifat yang harus dipahami dalam sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh aktiva, diantaranya yaitu:

1. Memiliki Bentuk Fisik dan Non Fisik
Sifat pertama dari sebuah aktiva yaitu karakteristik aktiva melibatkan dimensi fisik dan non fisik. Aktiva dengan wujud fisik umumnya terkait dengan aspek operasional, seperti mesin, tenaga kerja, inventaris, properti, kas, dan sejenisnya. Di sisi lain, aktiva dalam bentuk non-fisik mencakup kepemilikan immaterial seperti hak paten, kekayaan intelektual, hak sewa, royalty, dan elemen tak terwujud lainnya.

2. Diperoleh dari Kegiatan atau Transaksi Ekonomi di Masa Lalu
Sifat kedua dari sebuah aktiva yaitu sifat aktiva terkait denga asal-usulnya dari kegiatan atau transaksi ekonomi yang terjadi di masa lalu. Setiap transaksi ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan pada periode sebelumnya akan memberikan dampak pada kondisi saat ini, termasuk akumulasi aktiva. Peningkatan aktivs dapat berasal dari laba, hibah, dan sumber daya lainnya yang diperoleh dalam aktivitas ekonomi masa lalu.

3. Dimiliki atau Dikuasai Suatu Perusahaan atau Badan
Sifat ketiga dari sebuah aktiva yaitu aktiva harus memiliki atau dikuasai oleh suatu perusahaan atau entitas hukum agar dapat menghasilkan nilai tambah. Aset dapat diperoleh melalui kepemilikan pribadi (dengan modal sendiri), hibah, atau perolehan hak penggunaan dari pihak lain.

4. Dapat Mendatangkan Manfaat di Masa Depan
Sifat keempat dari sebuah aktiva yaitu salah satu karakteristik aktiva ialah kemampuannya untuk dapat memberikan manfaat di masa depan. Aktiva harus bersifat produktif, mampu meningkatkan kas dan mengurangi hutang. Selain itu, aktiva juga dapat berkontribusi dalam produksi barang dan jasa, membayar kewajiban perusahaan, memenuhi kebutuhan bisnis, serta dapat ditukar dengan jenis aset lainnya.

5. Bisa Untuk Dipinjam
Sifat terakhir dari sebuah aktiva yaitu sifat aktiva mencakup kemampuannya untuk dipinjamkan kepada pihak lain. Aktiva dapat dialihkan kepemilikannya kepada perusahaan atau badan lain tanpa kehilangan status kepemilikan asal. Namun, perlu dicatat bahwa aktiva yang diperoleh melalui pinjaman akan dicatat dalam laporan neraca sebagai dua elemen, yaitu aset dan kewajiban.
 

Jenis-Jenis Aktiva

Selam aini, mungkin Anda lebih sering mendengar atau familiar dengan pembagian jenis aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Meskipun begitu, sebaiknya Anda menyadari bahwa terdapat klasifikasi lain dari aktiva yang juga penting untuk dipahami. Berikut adalah beberapa jenis aktiva yang perlu Anda ketahui lebih lanjut, diantaranya yaitu:

1. Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar adalah aset yang dapat dengan mudah untuk diubah menjadi uang tunai atau dicairkan dalam jangka pendek. Secara umum, aktiva ini digunakan untuk memfasilitasi transaksi yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, aktiva lancar dianggap sebagai aset yang harus selalu tersedia. Berikut adalah beberapa contoh dari aktiva lancar, diantaranya yaitu:

A.) Kas
Kas adalah harta dalam wujud uang yang dapat disimpan di tempat yang aman, seperti di bank. Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengaksesnya kapan saja sesuai kebutuhan operasional mereka, memudahkan kelancaran kinerja perusahaan.

B.) Surat Berharga
Surat berharga mencakup harta dalam bentuk sahan atau obligasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Jenis hart aini juga dapat di uangkan kapan saja dengan cara yaitu dengan menjualnya.

C.) Piutang Dagang
Perusahaan yang menggunakan sistem transaksi kredit dalam penjualan produknya sering kali memiliki piutang dagang. Perusahaan perlu melakukan penagihan terhadap piutang ini sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Selain itu, piutang dagang juga dapat dijadikan sebagai jaminan saat perusahaan membutuhkan pinjaman.

D.) Piutang Pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan perusahaan yang telah diakui namun belum dibayarkan oleh pihak yang memiliki kewajiban membayar.

E.) Piutang Wesel
Piutang wesel adalah surat yang memuat permintaan pembayaran kepada perusahaan atau Lembaga lain yang memiliki tanggal jatuh tempo.

F.) Beban Bayar di Muka
Beban bayar di muka adalah sebuah aset perusahaan yang berupa beban yang sudah dibayarkan pada waktu awal sebelum pada akhirnya habis waktu temponya.

G.) Perlengkapan
Perlengkapan adalah aset yang akan dimanfaatkan oleh perusahaan dalam operasionalnya, termasuk dalam proses produksi barang dan penyediaan jasa kepada konsumen. Perlengkapan ini umumnya memiliki karakteristik habis pakai setelah satu kali penggunaan.

H.) Persediaan barang dagang
Persediaan barang dagang adalah sebuah aset tentang barang dagang yang akan dibeli, dan disimpan dalam suatu kurun waktu tertentu. Lalu, dijual Kembali pada periode selanjutnya.

2. Investasi Jangka Panjang
Aktiva sebagai suatu aset yang dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang, juga dapat diidentifikasi dalam sebuah perusahaan. Sebagai contoh nyatanya yaitu ketika perusahaan hendak melakukan akuisisi saham dari entitas lain. Dengan jenis aset tersebut, perusahaan berharap agar dapat meraih keuntungan yang signifikan di masa mendatang.

Namun, untuk meraih keuntungan tersebut, sebuah perusahaan perlu bersabar karena hasilnya mungkin tidak akan terwujud dalam waktu yang singkat. Selain itu, investasi tersebut juga termasuk dalam kategori high risk, high return, sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih investasi agar dapat mencapai laba yang diinginkan tanpa mengabaikan tingkat risiko yang terkait.

3. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia, kategori tersebut merujuk pada aset berwujud yang dimiliki degan tujuan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa yang akan disewakan kepada pihak lain, atau untuk keperluan adminstratif, dan diperkirakan akan digunakan lebih dari satu periode.

Menurut Lukas Atmaja pada tahun 2008, perusahaan manufaktur cenderung memiliki tingkat aktiva tetap yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan jasa. Hal ini disebabkan oleh dominasi aset berwujud seperti mesin, tanah, dan bangunan dalam struktur aset perusahaan manufaktur.

Di sisi lain, perusahaan yang beroperasi di sektor jasa, contohnya dalam industri perbankan, seringkali memiliki proporsi aktiva lancar yang lebih besar daripada aktiva tetap. Kondisi ini terjadi karena produk dalam sektor jasa, seperti kas, surat berharga, dan deposito, cenderung memerlukan likuiditas yang lebih tinggi dan dapat dicairkan dengan cepat.

Dengan demikian, aktiva tetap dapat didefinisikan sebagai aset yang memiliki umur pemakaian lebih dari satu tahun, tidak dijual, dan digunakan untuk kegiatan operasional. Contoh-contoh aktiva tetap mencakup mesin, gedung, tanah, perlengkapan kantor, dan sejenisnya. Selain dari dua jenis aktiva tersebut, terdapat juga aktiva tetap tak berwujud dan investasi jangka panjang. Berikut merupakan penjelasan aktiva tetap berwujud dan juga aktiva tetap tak berwujud, diantaranya yaitu:

A.) Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap berwujud yaitu jenis aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat, diukur, dan disentuh. Contoh aset dalam kategori ini meliputi gedung, mesin pabrik, tanah, peralatan kantor, dan berbagai jenis harta lainnya.

B.) Aktiva Tetap Tak Berwujud
Aktiva tetap tak berwujud adalah jenis aktiva tetap yang tidak memiliki bentuk fisik yang dapat diamati, tetapi memiliki nilai yang dapat diukur dan diakui sebagai aset berharga bagi perusahaan. Keberadaannya dapat memberikan keuntungan ekonomi yang dapat diuangkan. Sebagai contoh dari aktiva tetap tak terwujud, diantaranya yaitu:

- Good Will
Good will yaitu sebuah nilai lebih atau tambahan yang dimiliki perusahaan  karena telah berhasil mendapatkan kinerja yang efisien atau juga memiliki keistimewaan yang kemudian dapat membedakan dengan perusahaan lain (kompetitor).

- Hak Cipta
Hak Cipta yaitu hak yang diperoleh dari perusahaan atas produk karya yang dihasilkan perusahaan tersebut. Ketika perusahaan menjual atau menggunakan produk karya tersebut, sebuah perusahaan mendapatkan pembayaran sebagai imbalan atas hak cipta yang dimiliki.

- Hak Paten
Hak paten diberikan kepada suatu perusahaan sebagai hak eksklusif atas penemuannya di bidang tertentu. Perusahaan dapat menerima pembayaran atau royalty saat perusahaan lain menggunakan temuan atau inovasi yang dipatenkan.

- Hak Sewa
Hak sewa yaitu hak yang diperoleh bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkan aset tetap yang dimiliki oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

- Franchise
Hak franchise yaitu hak yang diperoleh bagi perusahaan disaat produknya dibeli oleh perusahaan atau organisasi lain, dan juga perusahaan tersebut akan mendapatkan pembayaran dari situ. Namun, perusahaan kemudian memiliki tanggung jawab agar dapat membantu perusahaan lain dalam membangun bisnis yang sama dengannya.
 

Contoh Aktiva

Contoh aktiva meliputi kas dan aset yang dimiliki oleh perusahaan, baik yang berada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank. Kas dapat digunakan dan ditarik kapan pun diperlukan oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh aktiva lain yang perlu Anda pahami, diantaranya yaitu:

1. Piutang Dagang: Merupakan piutang yang mencakup tagihan pembayaran kepada perusahaan akibat penjualan barang yang dilakukan dengan metode non-tunai.

2. Surat Berharga: Surat berharga dapat berbentuk obligasi atau saham perusahaan. Perusahaan dapat menjualnya jika diperlukan, dan keuntungannya dari surat berharga ini yaitu kemampuannya untuk dapat diperdagangkan atau dicairkan Kembali, seperti dalam bentuk deposito.

3. Piutang Pendapatan: Merupakan penerimaan yang seharusnya sudah diterima oleh perusahaan sebagai pendapatan, namun pembayarannya belum diterima secara tunai oleh perusahaan.
 

Kesimpulan

Aktiva merupakan suatu unsur utama dalam dunia bisnis yang memainkan peran penting dalam menetukan kinerja suatu perusahaan. Pemahaman yang mendalam terhadap pengertian, sifat, jenis-jenis, dan contoh-contoh aktiva menjadi landasan bagi para pelaku bisnis untuk dapat mengelola aset dengan efisien. Manajemen aktiva yang baik dapat memberikan dampak positif pada kesehatan finansial perusahaan, sementara pengelolaan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan senantiasa berupaya menjaga dan mengoptimalkan aktivanya agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap kesuksesan jangka panjang perusahaan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda