+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Optimalkan Dana Pensiun Anda : Tips Cerdas dari Akuntan Muda Abdul Gafur Rinaldi di Bank BRI

12 November, 2023   |   Zulfahmi

Optimalkan Dana Pensiun  Anda : Tips Cerdas dari Akuntan Muda Abdul Gafur Rinaldi di Bank BRI

Pada hari Jumat, 10 November 2023, Hotel New Saphir Yogyakarta menjadi saksi utama digelarnya sebuah Event Pensiunan BRI yang penuh inspirasi dan wawasan baru. Seminar dengan tema “BRIlian Leader Retirement Program” sukses mengumpulkan sejumlah pemikir, pengusaha, dan professional dari berbagai sektor untuk berbagi pengalaman serta pengetahuan yang mereka miliki.

Acara seminar tersebut juga berhasil menampilkan sejumlah pembicara yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya masing-masing. Salah satu pembicara yang sangat dinantikan adalah Abdul Gafur Rinaldi atau akrab disapa sebagai Mas Rinaldi. Beliau merupakan mahasiswa Magister Science Akuntansi di Universitas Gadjah Mada sekaligus seorang profesional di bidang Akuntansi dan Mahasiswa Berprestasi. Dengan latar belakang yang kaya, termasuk pengalaman sebagai Wakil General Manager dan keterlibatannya dalam organisasi mahasiswa, Abdul Gafur Rinaldi menyampaikan presentasi menarik mengenai “Bisnis Model Canvas (BMC).”
 

Pemetaan Usaha Menurut Buku Cashflow Quadrant

Dalam materi yang pertama, Mas Rinaldi memberikan tinjauan terkait buku yang berjudul “Cashflow Quadrant.” Buku ini membahas terkait pemetaan mengenai usaha atau pekerjaan seseorang menjadi empat kategori. Kategori yang pertama atau disebut juga dengan Quadran E adalah seseorang yang bekerja sebagai karyawan dan jumlahnya terbilang signifikan.

Dalam konteks ini, Mas Rinaldi menjelaskan bahwa “Banyak individu awalnya memilih jalur karyawan, namun sebagian besar dari mereka pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman tersebut.” Sebagai contoh, mereka beralih ke dunia wirausaha, seperti menjadi konsultan, akuntan atau juga sebagai konsultan pajak, yang semuanya termasuk dalam Quadran S. Quadran ini menggambarkan orang yang memiliki pekerjaan sendiri, dapat mengatur sendiri aktivitasnya, dan bertujuan untuk mencapai kemandirian.

Namun, beliau juga menyampaikan bahwa berada di Quadran S saja mungkin tidak cukup. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan karena pendapatan hanya dapat diperoleh ketika bekerja, seperti dalam kasus seorang konsultan. Untuk mengatasi hal tersebut, Beliau memperkenalkan konsep Quadran B. Quadran ini menggambarkan individu yang telah membangun bisnisnya sendiri dan memiliki sistem yang berjalan di perusahaannya, misalnya seperti memiliki PT atau CV. Quadran B mencerminkan tingkat kemandirian yang lebih tinggi, di mana bisnis tersebut mampu menghasilkan pendapatan secara mandiri.

Dalam pembahasan terkait Quadran B, Mas Rinaldi menyebutkan bahwa  “Kebanyakan orang cenderung berada di Quadran E, sedangkan yang lebih sedikit berada di Quadran I, yang juga disebut sebagai Investor. Jika seseorang sudah berada di Quadran I, maka uang tersebut akan bekerja untuknya. Sebagai contoh, orang di luar negeri, seperti Amerika, dapat merencanakan liburan ke Bali. Sumber pendapatan mereka berasal dari investasi dalam beberapa unit usaha, baik di Indonesia maupun di negara lain. Dengan uang yang bekerja untuk mereka, mereka tidak lagi perlu untuk bekerja secara langsung.” tuturnya.
 

Pentingnya Memahami Bisnis Model Canvas (BMC)

Selanjutnya, Abdul Gafur Rinaldi menyoroti pentingnya memahami Bisnis Model Canvas (BMC) untuk meraih kesuksesan dalam bisnis. Dalam pengantarannya, Beliau membahas BMC dengan menggunakan analisis input-output.

Mas Rinaldi juga menguraikan bahwa “Bisnis dapat dibagi menjadi empat elemen kunci, yaitu customer segment, value proposition, channels, dan customer relationships.” Dalam Bisnis Model Canvas, segmen pelanggan disebut sebagai customer segment. Kebutuhan dari segmen pelanggan tersebut dipenuhi melalui value proposition yang dapat berupa produk atau layanan. Value proposition memberikan solusi atas kebutuhan pelanggan. Produk atau layanan tersebut diantarkan kepada pelanggan melalui saluran distribusi atau channel distribusi.

Untuk memastikan produk atau layanan sampai ke pelanggan, seringkali diperlukan kegiatan pemasaran, atau disebut juga sebagai customer relationship. Customer relationship mencakup aktivitas seperti kampanye atau iklan yang bertujuan agar pelanggan mengetahui kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Jika terjadi permintaan dari pasar atau pelanggan, perusahaan akan melibatkan aktivitas untuk mendukung proses tersebut, yang dalam Bisnis Model Canvas disebut juga sebagai “Key Activities.”

Abdul Gafur Rinaldi juga menekankan bahwa dalam Bisnis Model Canvas, aktivitas kunci seperti “Key Activity” tentu memerlukan sumber daya. Sumber daya ini bisa berupa karyawan atau produk-produk yang telah disipakan untuk bisnis, atau istilahnya disebut sebagai “Key Resources.” 

Terkait dengan sumber daya, beliau menyebutkan “jika kita tidak memiliki barangnya, kita dapat menjalin kerja sama dengan mitra, yang dikenal sebagai Key Partnership.” Dari penjelasan yang telah diutarakan oleh Mas Rinaldi, dapat digarisbawahi bahwa hal tersebut dapat mencerminkan kerja sama dengan mitra untuk menjalankan usaha bersama, namun penting untuk memahami beberapa konsep terkait agar tidak terjun tanpa pemahaman yang cukup.

Bukan hanya itu saja, Abdul Gafur Rinaldi juga memfokuskan pembahasannya pada value proposition, dengan merinci tujuh poin kunci. Ini melibatkan pengidentifikasian keunggulan produk atau layanan, penentuan proporsi nilai utama, dan pelaksanaan uji coba prototype. Mas Rinaldi juga menekankan pentingnya membedakan produk atau layanan dari pesaing serta pemahaman yang mendalam terhadap keunggulan yang ditawarkan kepada pelanggan.
 

Langkah-Langkah Bagaimana Cara Memilih Mitra yang Tepat

Pembahasan mengenai cara memilih kemitraan menjadi aspek krusial, oleh karena itu, Abdul Gafur Rinaldi memberikan tips bagaimana cara memilih Mitra yang tepat, diantaranya yaitu:

1. Pastikan Anda dapat mengidentifikasi pihak eksternal yang relevan, memastikan apakah pihak supplier tersebut sesuai dengan kebutuhan usaha kita.

2. Anda perlu melakukan evaluasi ketergantungan dan sifat kemitraan. Pertanyaannya adalah apakah kita benar-benar tergantung pada supplier tersebut dan apakah kita sudah mampu untuk mengelola ketergantungan tersebut dengan baik.

3. Evaluasi keandalan dan reputasi mitra sangat penting. Memilih mitra yang memiliki reputasi baik dapat memastikan bahwa kemitraan tersebut tidak merugikan kualitas bisnis kita.

4. Perbandingkan dengan pilihan alternatif yang diperlukan. Setelah menemunkan satu mitra, kita harus membandingkannya dengan mitra lainnya untuk memastikan bahwa kita membuat keputusan yang terbaik.

5. Lakukan evaluasi biaya dan keuntungan. Pastikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk kemitraan tersebut masih dapat dicover dan tidak mengurangi keuntungan kita secara signifikan.

6. Pertimbangkan aspek hukum dan kontrak. Pastikan bahwa kemitraan tersebut memiliki dasar hukum yang kuat dan kontrak yang jelas untuk menghindari masalah di kemudian hari.

7. Dan yang terakhir, pantau kinerja kemitraan secara berkala. Jika tidak sesuai dengan harapan, lakukan evaluasi ulang, termasuk melibatkan aspek hukum atau kontrak Kembali. Ini merupakan siklus yang perlu terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan keberlanjutan yang baik.

Dari penjelasan terkait bagaimana langkah-langkah cara memilih Mitra yang tepat, banyak spekulasi bertanya, “Mengapa, di beberapa tempat seperti Indomaret dan Alfamart, meskipun harganya terbilang lebih tinggi daripada pedagang lokal, kedua supermarket tersebut masih lebih diminati oleh sebagian masyarakat?”

Dengan sigap Abdul Gafur Rinaldi menjawab “Ada beberapa kiat yang mungkin digunakan oleh Indomaret dan Alfammart. Lokasi menjadi faktor kunci. Meskipun Indomaret dapat ditemukan di mana-mana, beberapa tempat melarang keberadaannya, seperti di Padang. Meskipun begitu, modernisasi tidak dapat dihindari, dan Indomaret akan terus berkembang. Yang kedua, terkait dengan persaingan antara Indomaret dan toko kelontong tradisional, Indomaret tetap diminati oleh konsumen. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Beliau menyebutkan:

1. Produk di Indomaret mencakup berbagai kebutuhan pelanggan, termasuk pakaian dan sikat gigi. Meskipun Indomaret tidak terlalu besar, kenyamanan dan keberagaman produk yang tersedia membuatnya menarik.

2. Indomaret memiliki strategi pemasaran yang kuat dengan penempatan produk yang terstandar. Ini membantu konsumen merasa nyaman dan terpenuhi ketika berbelanja. Toko kelontong tradisional mungkin tidak memiliki standar yang sama, sehingga bisa sulit bagi konsumen untuk menemukan barang yang mereka butuhkan.

3. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah layanan yang diberikan oleh Indomaret, seperti Alfagif, yang memungkinkan konsumen untuk memesan barang dari rumah. Ini memberikan kenyamanan dan dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih Indomaret.

4. Dalam bersaing, Indomaret membangun pasar terlebih dahulu, dan Alfamart mengikuti. Dengan adanya kampanye dan promosi yang dikenal oleh masyarakat, Indomaret berhasil menjadi pilihan pertama. Alfamart kemudian bisa menjadi pilihan kedua setelah pasar terbentuk.”

Bukan hanya pertanyaan itu saja, Beliau juga menanggapi terkait pertanyaan mengenai pengalaman Beliau dalam menghadapi teori dan praktik dalam bisnis, khususnya dalam pengembangan usaha dan pengelolaan client. Mas Rinaldi menjelaskan bahwa “Dalam pengalaman bisnis, ada situasi di mana teori yang dipelajari tidak selalu sepenuhnya sesuai dengan realitas lapangan. Namun, Beliau menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kendala-kendala yang muncul. Mas Renaldi juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana pengelolaan klien sering melibatkan praktik-praktik tertentu seperti entertain dan menghadapi permasalahan dengan pihak pemerintah.

Beberapa peserta juga menanyakan “Bagaimana pandangan Mas Rinaldi tentang potensi pengembangan bisnis di luar teori yang diajarkan, terutama dalam industri air mineral yang telah mengalami transformasi.” Beliau memberikan contoh kasus dalam industri air mineral di mana beberapa perusahaan besar mengalami transformasi dan mengubah merek mereka. Beliau menyatakan bahwa potensi pengembangan bisnis terletak pada kreativitas dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Mas Renaldi juga menegaskan bahwa kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan membaca tren merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan bisnis di luar kerangka teori yang diajarkan.
 

Kesimpulan

Dalam penutup acara "BRIlian Leader Retirement Program," para peserta dihadirkan dengan wawasan mendalam mengenai Bisnis Model Canvas (BMC) oleh Abdul Gafur Rinaldi. Dengan semangat yang menyala, beliau menekankan pentingnya pemahaman tentang customer segment, value proposition, dan key partnership sebagai dasar utama dalam merancang bisnis yang berkelanjutan. Seminar ini tidak hanya memberikan perspektif teoretis, melainkan juga menyoroti tantangan nyata dalam dunia bisnis, sebagaimana diungkapkan dalam sesi tanya jawab bersama Mas Rinaldi. Peserta diingatkan untuk membawa kebijaksanaan, kreativitas, dan ketangguhan dalam menghadapi perubahan pasar, menjadikan acara ini sebagai sumber inspirasi untuk pengembangan karir dan bisnis yang lebih baik di masa depan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda