+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Pengertian Modal Kerja dan Peranannya dalam Operasional Bisnis

9 November, 2023   |   syefafalih

Pengertian Modal Kerja dan Peranannya dalam Operasional Bisnis

Untuk mengawali sebuah bisnis, kita memerlukan dana atau modal, yang umumnya disebut dengan modal kerja atau working capital supaya dapat mendanai operasional pada perusahaan. Perusahan harus mempunyai modal, guna memastikan kelancaran operasional dalam perusahaannya. Jadi, untuk mengetahui lebih lanjut tentang modal kerja dalam perusahaan, kita bisa simak penjelasannya pada artikel ini.

 

Pengertian Modal Kerja

Modal kerja (working capital) adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan jumlah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjalani kegiatan operasional dalam jangka pendek. Modal kerja terdiri dari semua aktiva lancar atau aset yang bisa diubah menjadi uang tunai dengan waktu singkat (umumnya kurang dari satu tahun) misalnya seperti kas, piutang, persediaan barang, investasi jangka pendek, dan liabilitas lancar atau hutang yang jatuh tempo dengan waktu singkat (umumnya kurang dari satu tahun) contohnya seperti hutang usaha serta biaya yang masih perlu dibayar.

Modal kerja sangat penting untuk keberlanjutan operasional perusahaan, sebab dana ini dipergunakan sebagai pembiayaan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, pengelolaan persediaan barang, serta menjalankan aktivitas operasional kesehariannya. Dengan adanya modal kerja (working capital) yang cukup, perusahaan bisa menjaga likuiditas serta terhindar dari masalah keuangan yang bisa mempengaruhi kinerja operasionalnya.

 

Fungsi Modal Kerja

Working capital mempunyai beberapa fungsi penting pada bisnis, dibawah ini adalah penjelasannya:

1. Menjaga Likuiditas Perusahaan

Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk mempunyai cukup kas dan aset lancar lainnya sebagai pemenuhan kewajiban finansial, misalnya seperti membayar gaji karyawan, pengelolaan persediaan barang, membayar tagihan, serta biaya operasional lainnya. Dengan terjaganya likuiditas yang cukup, perusahaan bisa terhindar dari masalah keuangan yang bisa mempengaruhi kinerja operasionalnya.

2. Mengurangi Risiko

Modal kerja (working capital) membantu perusahaan untuk mengurangi risiko kegagalan pada pemenuhan kewajiban finansial. Dengan mempunyai cukup kas serta aset lancar, perusahaan bisa terhindar dari masalah likuiditas yang bisa mempengaruhi reputasi perusahaan.

3. Mempercepat Pengumpulan Piutang

Modal kerja juga membantu perusahaan untuk mempercepat terkumpulnya piutang dari pelanggan, sehingga membuat perusahaan bisa mendapat kas yang cukup untuk menjalani aktivitas operasionalnya.

4. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Modal kerja (working capital) memungkinkan perusahaan untuk pembelian bahan baku, menjaga ketersediaan barang, serta membayar karyawan dengan tepat waktu, sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

5. Mengoptimalkan Penggunaan Aset Lancar

Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk pengoptimalan penggunaan aset lancar, contohnya seperti persediaan barang dan piutang dengan cara efektif serta efisien. Perusahaan bisa mengelola aset lancar ini dengan baik serta memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya.

Dalam rangka peningkatan kinerja bisnis, perusahaan perlu menjaga modal kerja (working capital) yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan operasionalnya.

 

Manfaat Modal Kerja

Modal kerja (working capital) mempunyai manfaat sebagai penghitung modal kerja, membandingkan aset lancar perusahaan dengan liabilitas lancar. Aset lancar yang tercantum pada neraca perusahaan termasuk kas, piutang, persediaan, serta aset lainnya yang diperkirakan akan dilikuidasi atau diubah menjadi kas dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Kewajiban lancar meliputi hutang usaha, upah, utang pajak, serta bagian hutang jangka panjang saat ini. Aset lancar tersedia dalam 12 bulan. Kewajiban lancar akan jatuh tempo pada 12 bulan. Modal kerja yang sama berjalan dengan atau lebih tinggi dari rata-rata industri untuk perusahaan pada ukuran yang sebanding, biasanya dianggap bisa diterima. Modal kerja yang rendah bisa mengindikasikan risiko berbahaya.

 

Jenis Modal Kerja

1. Kas atau Uang Tunai
Kas atau uang tunai merupakan modal kerja paling likuid dan bisa dipergunakan dengan langsung untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari.

2. Piutang
Piutang adalah modal kerja yang diterima perusahaan dari penjualan barang dan jasa yang belum dibayarkan oleh pelanggan. Modal kerja (working capital) pada piutang bisa digunakan sebagai pembiayaan kegiatan operasional sebelum uang dari pelanggan diterima.

3. Persediaan
Persediaan adalah barang yang dipunyai perusahaan untuk dijual atau diproses dengan lanjut sehingga menjadi barang jadi. Modal kerja pada persediaan bisa digunakan untuk membiayai pembelian bahan baku serta biaya produksi.

4. Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek merupakan modal kerja yang diinvestasikan yang berupa surat berharga atau deposito dalam jatuh tempo kurang dari satu tahun. Modal kerja dari investasi jangka pendek bisa dipergunakan sebagai pembiayaan aktivitas operasional sebelum uang pada penjualan barang atau jasa diterima.

5. Hutang usaha
Hutang usaha atau bisa disebut liabilitas yang jatuh tempo dalam waktu singkat serta dihasilkan pada pembelian barang atau jasa dari pemasok atau kreditur lainnya. Modal kerja pada hutang usaha bisa digunakan untuk membiayai aktivitas operasional kesehariannya.

6. Biaya yang Perlu Dibayar
Biaya yang belum dibayar perusahaan, misalnya seperti biaya sewa, biaya listrik, serta biaya lainnya. Modal kerja pada biaya yang masih perlu dibayar bisa digunakan untuk membiayai aktivitas operasional sebelum uang dari penjualan barang atau jasa diterima.

 

Contoh Perhitungan Modal Kerja dalam Bisnis

Modal kerja berperan penting dalam dunia kerja dan bisnis, terutama pada proses meningkatkan mutu perusahaan. Modal kerja pasti mempunyai tahapan perhitungan tertentu untuk mengetahui laba kotor, utang perusahaan sampai jumlah laba bersih atau keuntungan yang diperoleh perusahaan saat menjalankan usahanya. Dibawah ini merupakan contoh perhitungan modal kerja (working capital) dalam bisnis:

1. Perhitungan Modal Kerja Gross

Modal kerja gross bisa dihitung dengan cara perhitungan total aktiva lancar yang dipunyai perusahaan. Contohnya, perusahaan UYE mempunyai kas sebanyak Rp 200 juta, piutang sebanyak Rp 250 juta, persediaan barang sebanyak Rp 100 juta, serta investasi jangka pendek sebanyak Rp 80 juta, jadi modal kerja(working capital) gross pada perusahaan UYE adalah:

Modal Kerja Gross = Kas + Piutang + Persediaan Barang + Investasi Jangka Pendek Modal Kerja Gross = Rp 200 juta + Rp 250 juta + Rp 100 juta + Rp 80 juta Modal Kerja Gross = Rp 630 juta

2. Perhitungan Modal Kerja Net

Modal kerja net bisa dihitung dengan cara pengurangan total liabilitas lancar (hutang jangka pendek) pada total aktiva lancar. Contohnya, perusahaan UYE mempunyai hutang usaha sebanyak Rp 60 juta dan biaya yang masih perlu dibayar sebanyak Rp 120 juta, jadi modal kerja (working capital) net pada perusahaan UYE adalah:

Modal Kerja Net = Aktiva Lancar – Liabilitas Lancar Modal Kerja Net = (Kas + Piutang + Persediaan Barang + Investasi Jangka Pendek) – (Hutang Usaha + Biaya yang Masih Perlu Dibayar) Modal Kerja Net = (Rp 200 juta + Rp 250 juta + Rp 100 juta + Rp 80 juta) – (Rp 60 juta + Rp 120 juta) Modal Kerja Net = Rp 450 juta – Rp 180 juta Modal Kerja Net = Rp 270 juta

Pada contoh di atas, perusahaan UYE mempunyai modal kerja gross sebanyak Rp 630 juta dan modal kerja net sebanyak Rp 270 juta. Jumlah modal kerja yang cukup penting, guna memastikan keberlangsungan operasional perusahaan dan keseimbangan antara aset lancar serta hutang jangka pendek.

 

Modal Kerja untuk Penggunaan Sistem Aplikasi Bisnis Terintegrasi

Sistem aplikasi bisnis terintegrasi adalah alat penting untuk peningkatan efisiensi operasional, kolaborasi tim, pengalaman pelanggan, analisis data, skalabilitas, serta keamanan data dalam perusahaan tanpa harus tergantung pada modal kerja yang besar. Dengan fungsinya membagikan data dengan lebih baik antar departemen dan fungsionalitas yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, integrasi aplikasi ini dapat membantu perusahaan beroperasi lebih efisien dan beradaptasi dengan pertumbuhan tanpa membebani modal kerja secara langsung.

Modal kerja berperan penting dalam mendukung penggunaan sistem aplikasi bisnis terintegrasi, terutama dalam menghadapi biaya awal pengadaan perangkat dan lisensi, pelatihan karyawan, penyesuaian sistem, serta biaya operasional dan periode transisi. Walaupun memerlukan investasi awal, implementasi pada sistem terintegrasi dapat membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan modal kerja serta peningkatan efisiensi operasional dengan jangka panjang. Dengan demikian, manajemen modal kerja yang bijak menjadi kunci dalam mengintegrasikan teknologi bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Pilihan tepat untuk memakai sistem aplikasi bisnis terintegrasi ialah sistem IDMETAFORA, sebab sistemnya sudah terpecaya selama 9 Tahun lebih, serta telah melayani ratusan sampai ribuan klien dalam negeri dan luar negeri.

 

Kesimpulan

Modal kerja (working capital) merupakan dana yang digunakan perusahaan untuk mendukung operasional sehari-hari, terdiri dari aset lancar contohnya kas, persediaan, dan piutang, serta hutang jangka pendek. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting, sebab berkontribusi atas likuiditas, mengurangi risiko, mempercepat pengumpulan piutang, peningkatan efisiensi operasional, serta pengoptimalan penggunaan aset. Dalam pengelolaan modal kerja, perusahaan harus merencanakan pengeluaran dengan hati-hati, mengidentifikasi potensi pemborosan, dan menerapkan pembukuan yang akurat serta sesuaikan standar untuk mendapatkan laporan keuangan yang mencerminkan kondisi usaha dengan akurat.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda