Deflasi merupakan salah satu konsep utama dalam ekonomi yang sering menjadi fokus utama oleh para ahli ekonomi, pelaku bisnis, dan pemerintah. Istilah Deflasi merujuk pada sebuah keadaan dimana tingkat nilai harga pada barang dan jasa dalam perekonomian mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat. Oleh karena itu, pada artikel ini, kita akan membahas langsung mengenai pengertian Deflasi, apa saja jenis-jenisnya, penyebab umum munculnya Deflasi, serta cara mengatasi Deflasi agar dapat mengembalikan stabilitas ekonomi. Melalui pemahaman yang mendalam terkait Deflasi, diharapkan dapat mengatasi tantangan dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Apa itu Deflasi? Deflasi adalah sebuah peristiwa atau fenomena dimana nilai harga barang yang ada di dalam suatu negara mengalami penurunan. Penurunan nilai harga barang-barang tersebut dapat terjadi dalam berbagai macam, seperti secara berkala, seketika, ataupun secara bersamaan. Fenomena ini tentu memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap aspek-aspek ekonomi. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi, jika inflasi disebabkan karena menyebarnya sejumlah uang dalam jumlah yang besar dalam suatu negara, maka Deflasi terjadi disebabkan oleh kurangnya jumlah nilai uang di suatu negara karena jumlah barang yang beredar lebih banyak daripada nilai uang akibatnya nilai harga pada barang-barang menurun. Jika dilihat dari sisi perspektif masyarakat umum, peristiwa Deflasi ini mungkin akan menguntungkan bagi masyarakat. Orang-orang akan langsung berbondong-bondong untuk berbelanja dalam jumlah yang besar, dikarenakan nilai harga pada barang-barang tersebut mengalami penurunan akibat dari peristiwa Deflasi. Pada saat yang bersamaan, Deflasi yang terjadi dalam suatu negara akan memiliki dampak yang signifikan pada semua pelaku usaha, baik yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa. Hal tersebut juga berdampak pada perusahaan yang membuat produk atau barang-barang tersebut. Perusahaan akan mengalami kerugian akibat dari aktivitas transaksi tersebut. Hal itu akan membuat para pengusaha berpikir untuk mengurangi biaya dalam memproduksi barang di tokonya. Bukan hanya itu saja, beberapa perusahaan kemungkinan juga akan memberhentikan atau memutus hubungan kerja terhadap beberapa pegawainya, hal tersebut dilakukan guna untuk mengurangi biaya produksi. Sehingga perusahaan akan tetap memproduksi produk tersebut secara stabil tanpa menggunakan bahan baku yang murah. Langkah tersebut terbilang masuk akal, karena beberapa perusahaan tidak ingin mengambil risiko terjadinya peruabahan produk yang dapat berakibat pada kenyamanan konsumennya.
Deflasi adalah suatu peristiwa ekonomi yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian suatu negara. Pengertian Deflasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli terkemuka, dengan pemahaman yang mendalam tentang pemahaman mereka terkait definisi dari Deflasi, diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami peristiwa fenomena Deflasi tersebut. Berikut adalah beberapa contoh pengertian Deflasi menurut beberapa ahli terkemuka, diantaranya yaitu: 1. Pengertian Deflasi Menurut The Balance Menurut The Balance, Deflasi merupakan suatu kondisi di mana nilai mata uang meningkat, tetapi harga barang dan jasa terus menurun dari waktu ke waktu. 2. Pengertian Deflasi Menurut Irving Fisher Irving Fisher adalah seorang ekonom terkemuka asal Amerika Serikat. Beliau mengungkapkan pengertian dari Deflasi adalah sebagai penurunan umum dalam tingkat harga barang dan jasa yang berkelanjutan. 3. Pengertian Deflasi Menurut Stacia E. H. Sitohang Seorang pakar ekonom terkenal yaitu Stacia E. H. Sitohang, beliau menyampaikan pendapatnya terkait definisi dari Deflasi. Menurutnya, definisi dari Deflasi adalah kebalikan dari peristiwa Inflasi, yaitu suatu peristiwa di mana secara umum nilai harga dalam suatu barang mengalami peristiwa penurunan. 4. Pengertian Deflasi Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Selain para ahli, pengertian Deflasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penambahan nilai mata uang melalui berbagai upaya, seperti mengurangi jumlah uang kertas yang beredar, dengan maksud untuk mengembalikan daya beli uang yang telah menurun nilainya. 5. Pengertian Deflasi Menurut Putong Menurut Putong dalam “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro tahun 2015.” Deflasi merupakan penurunan harga secara terus menerus, yang berakibat dalam pembelian masyarakat yang bertambah besar, Akibatnya, pada awal barang-barang mungkin menjadi langka, namun pada tahap selanjutnya, jumlah barang akan meningkat seiring dengan penurunan daya beli masyarakat. 6. Pengertian Dr. Darmawan, M.AB Menurut Dr. Darmawan, M.AB dalam “Manajemen Keuangan Internasional, Ed 2 Tahun 2022.” Menjelaskan bahwa peristiwa Deflasi adalah kondisi di mana daya beli uang meningkat karena jumlah uang yang beredar relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Jika dilihat dari perspektif para ahli dan juga ekonomi, Deflasi bukanlah peristiwa yang baik dan menguntungkan bagi perekonomian. Peristiwa Deflasi dapat menciptakan ketidakstabilan dalam pereknomian dan lebih parahnya lagi dapat berpotensi untuk mengganggu keberlangsungan aktivitas ekonomi. Oleh sebab itu, penanganan Deflasi harus menjadi prioritas utama untuk menetralisir dampak negatif peristiwa tersebut. Hal tersebut juga dilakukan agar dapat mengurangi tingkat permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh peristiwa Deflasi. Jika Deflasi tidak diatasi secara terus menerus, Maka peristiwa tersebut akan menghambat keseimbangan perekonomian yang berkelanjutan.
Setelah memahami mengenai pengertian Deflasi menurut para ahli maupun secara umum, hal yang harus diketahui selanjutnya mengenai Deflasi adalah jenis-jenis Deflasi. Secara garis besar, jenis-jenis Deflasi dapat dikategorikan ke dalam dua jenis utama, yaitu Deflasi Strategis dan Deflasi Sirkulasi. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis Deflasi, diantaranya yaitu: 1. Deflasi Strategis Deflasi Strategis merupakan Deflasi yang terjadi akibat adanya sebuah kebijakan. Deflasi Strategis diciptakan sebagai tindakan untuk mengendalikan tingkat konsumsi yang berlebihan sebagai respons terhadap kenaikan nilai harga di pasar. Tindakan ini dipercaya dapat menekannkan lonjakan dari nilai harga produk tersebut. Hal tersebut dilakukan karena, kebijakan pemerintah masih belum sanggup dalam menurunkan tingkat konsumsi masyarakat. Akibatnya, nilai harga pada produk akan mengalami penurunan harga. Penurunan tersebut akan berdampak dalam peningkatan konsumsi dari masyarakat. Salah satu pemicu terjadinya Deflasi Strategis adalah adanya campur tangan kebijakan dari pemerintah. Selain itu, tindakan yang diambil oleh Bank Sentral juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya Deflasi. Banyak negara mengalami Deflasi sebagai dampak dari kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Bank Sentral untuk mengatur perekonomian nasional. Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Bank Sentral merupakan kebijakan yang memungkinkan untuk mengatur tingkat suku bunga agar turun. Hal tersebut dapat mengakibatkan beberapa konsumen lebih mudah untuk mendapat pinjaman dari bank. Bukan hanya itu saja, akibat dari peminjaman yang dilakukan oleh beberapa konsumen, juga akan membuat produsen untuk saling memperebutkan agar bisa menyimpan uang yang mereka miliki ke bank. Dengan menyimpan uang mereka ke bank, produsen berharap akan mendapatkan bunga yang lebih tinggi. Walapun demikian, peristiwa tersebut malah akan berdampak pada kelangkaan uang akibat dari peredaran tersebut. Hal itu akan membuat harga menjadi lebih menurun. Bukan hanya berdampak pada nilai harga saja, tetapi juga berdampak pada kondisi perekonomian negara yang akan menjadi tidak stabil. Deflasi yang dilakukan secara terus-menerus terjadi, akan mengakibatkan pembekuan aktivitas. Terutama pada sektor industri dan manufaktur. 2. Deflasi Sirkulasi Jenis Deflasi berikutnya adalah Deflasi Siklus. Deflasi ini dapat timbul akibat dari ketidakstabilan dalam perekonomian, teratama pada durasi transisi dari kondisi ekonomi yang stabil menuju ke kondisi yang mengalami penurunan. Peristiwa tersebut dapat mengakibatkan kondisi tidak kondusif, bahwasannya, Deflasi Sirkulasi akan timbul jika keseimbangan antara konsumsi dan daya produksi yang dimiliki oleh suatu negara tidak menunjukkan kata stabil. Hal tersebut dapat mengakibatkan nilai harga-harga yang dimiliki produk mengalami penurunan. Penurunan nilai harga tersebut sering terjadi di pasar selama periode resesi ekonomi. Periode ini dimulai dengan penurunan yang signifikan dalam permintaan masyarakat akan barang ekonomis, yang kemudian dapat mengakibatkan penurunan harga secara dramatis. Salah satu penyebab utama peristiwa ini terjadi adalah jika produksi barang yang tergolong sama dalam nilai yang berlebihan dan jumlah yang signifikan. Sebagai contoh, peristiwa yang terjadi pada tahun 2008, ketika banyak negara memproduksi minyak mentah dalam jumlah yang melimpah. Situasi tersebut berdampak pada penurunan harga minyak secara tajam. Hal tersebut yang membuat banyak negara mengalami deflasi akibat minyak yang sulit untuk dikendalikan.
Selain jenis-jenis Deflasi, peristiwa tersebut juga memiliki beberapa contoh fenomena yang diakibatkan oleh Deflasi, baik itu di dalam negeri maupun diluar negeri. Berikut adalah contoh-contoh fenomena yang terjadi akibat dari Deflasi, diantaranya yaitu: 1. Penurunan Harga Komoditas di Rumania Pada tahun 2008 yang lalu, tepatnya setelah terjadinya peristiwa krisis finansial global secara keseluruhan. Sebagian besar negara Eropa sedang mengalami Deflasi yang terbilang cukup signifikan. Salah satu negara yang terbilang mengalami peristiwa Deflasi yang cukup mengerikan, yaitu negara Rumania. Padahal negara ini dulunya dijuluki sebagai negara yang memiliki stabilitas ekonomi yang cukup stabil, tetapi juga terkena dampak yang cukup serius dari peristiwa Deflasi tersebut. Pada tahun 2016 yang lalu, negara Rumania mengalami peristiwa Deflasi, hingga mencapai sekitar angka 3.6%. Salah satu penyebab utama dari peristiwa Deflasi tersebut adalah karena melimpahnya produktivitas dari minyak mentah pada tahun tersebut. Banyak sekali negara yang bersaing dalam meingkatkan produksi minyak mentah, yang kemudian dapat diolah menjadi bahan bakar untuk keperluan industri. Namun, peningkatan produksi minyak yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan harga minyak mentah. Dampaknya juga akan dirasakan dalam penurunan harga komoditas di Rumania. 2. Deflasi yang Terjadi di Siprus Pada bagian peristiwa kali ini, bukan hanya negara Rumania saja yang mengalami peristiwa Deflasi, ternyata negara eropa lainnya juga mengalami dampak dari peristiwa Deflasi tersebut. Negara tersebut adalah Siprus. Hal itu disebabkan karena menurunnya nilai harga minyak dunia yang ada di negara Siprus. Angka yang disebabkan oleh peristiwa Deflasi yang terjadi di negara Siprus pada tahun 2015 bahkan mencapai sekitar angka 3,4% dan 0,4%. Nilai tersebut masih terlihat cukup rendah jika dibandingkan dengan nilai tingkat yang disebabkan oleh Deflasi di negara Rumania. Meskipun begitu, peristiwa Deflasi dapat menyebabkan dampak yang sangat besar juga. Akibat dari peristiwa tersebut, beberapa sektor yang dimiliki Siprus juga mengalami kesulitan, sektor-sektor ekonomi tersebut ialah sektor industri migas, angkutan logistik laut, dan juga pariwisata. 3. Deflasi yang Terjadi di Yunani Selain negara Siprus, dan juga negara Rumania, ada satu lagi negara Eropa yang merasakan dampak dari peristiwa tersebut. Salah satu negara tersebut adalah Yunani. Yunani adalah negara yang terkenal dengan cerita-cerita mitologi dewa dan dewinya, juga harus ikut merasakan menghadapi konsekuensi dari terjadinya peristiwa Deflasi. Pada tahun 2008, adalah tahun dimana negara Yunani mengalami peristiwa Deflasi. Selepas itu, pada tahun 2015, negara Yunani juga Kembali mengalami Krisi finansial. Angka yang disebabkan oleh peristiwa tersebut menunjukkan sekitar angka 2,9% yang dialami oleh negara Yunani. Nilai tersebut masih terbilang cukup rendah jika dibandingkan dengan negara Siprus dan juga negara Rumania, tetapi dampak dari peristiwa yang disebabkan oleh Diflasi juga sangat besar meskipun persentase nilainya rendah. 4. Menurunnya Harga Komoditas Makanan dan Bumbu di Indonesia Pada akhir tahun 2019 yang lalu, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Indonesia juga pernah mengalami peristiwa Deflasi dengan angka sebesar 0,27% pada bulan September tahun 2019. Faktor yang berperan dalam Deflasi ini adalah penurunan harga Sebagian besar komoditas makanan dan rempah-rempah, termasuk cabai merah, cabai rawit, telur, dan ayam. Tercatat bahwa sebanyak 82 kota di Indonesia juga mengalami situasi yang serupa pada peristiwa Deflasi. 5. Perkembangan Revolusi Industri Global Pada akhir abad ke-29, banyak sekali teknologi-teknologi yang muncul. Salah satunya teknologi yang sering muncul pada tahun tersebut terjadi di dalam industri. Tujuan utama dari pemanfaatan teknologi di bidang industri adalah untuk meningkatkan nilai guna dalam produksi. Semakin banyak teknologi yang digunakan dalam suatu industri, semakin banyak pula produk yang mereka hasilkan. Akibat dari peristiwa tersebut, banyak industri-industri di luar sana bersaing untuk memproduksi barang mereka menggunakan teknologi. Bahkan mereka memproduksi barang dalam jumlah yang sangat banyak (melampaui kapasitas produk). Hal tersebut mengakibatkan dampak yang sangat besar. Karena peristiwa itu, pasokan barang yang sudah dibuat meningkat secara signifikan, yang berdampak pada penurunan harga barang. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya peristiwa Deflasi secara global. 6. Deflasi yang Terjadi di Jepang Pada bulan November tahun 2020, Jepang mengalami peristiwa Deflasi yang parah sejak 10 tahun terakhir dari peristiwa tersebut. Hal tersebut terjadi sejak adanya perang semua umat manusia terhadap kebangkitan infeksi virus corona di negara tersebut. Kementerian Dalam Negeri Jepang mencatat bahwa indeks nilai harga konsumen utama, yang tidak mencakup makanan segar, mengalami penurunan dengan nilai sebesar 0,9 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Walaupun penurunan harga diperkirakan tidak akan mendorong Bank of Japan (BOJ) untuk memberikan lebih banyak stimulus dalam waktu dekat, penurunan harga yang berlangsung secara berkesinambungan dapat menciptakan ekspetasi inflasi yang lebih rendah, yang menjadi perhatian jangka panjang bagi Bank of Japan (BOJ). 7. Deflasi yang Terjadi di Spanyol Selain negara Rumania, Siprus, ataupun Yunani dan Jepang. Peristiwa Deflasi juga terjadi di negara asal klub sepakbola terkenal Real Madrid yaitu Spanyol. Meskipun pertumbuhan ekonomi Spanyol yang signifikan dari tahun 2014 sampai tahun 2016, Deflasi masih tetap menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Selama periode 2015 hingga 2016, penurunan angka yang disebabkan oleh Deflasi mencapai lebih dari 1,9 persen. Persentase tersebut masih terbilang cukup rendah dari beberapa negara Eropa lainnya yang juga berdampak akibat jatuhnya harga minyak mentah dunia.
Peristiwa Deflasi tidak akan terjadi jika tidak ada api yang membakarnya. Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya Deflasi. Apa saja faktor penyebab Deflasi? Berikut adalah beberapa faktor penyebab Deflasi, diantaranya yaitu: 1. Semakin Banyak Hasil Produk Yang Sama Dalam upaya meningkatkan persaingan, perusahaan umumnya bersaing untuk meningkatkan produksi produk atau jasa serupa. Mereka berupaya menciptakan produk atau jasa yang menggoda hati konsumen, seringkali dengan strategi menekan harga menjadi lebih terjangkau. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk memenangkan persaingan antar perusahaan. 2. Peredaran Uang Mengalami Penurunan Menurunnya jumlah uang yang luas dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa Deflasi. Hal tersebut disebabkan karna banyaknya masyarakat yang saling bersaing agar mendapatkan bunga simpanan besar dari bank. Masyarakat pastinya akan menyimpan uangnya di bank secara bersamaan. Hal itu dapat mengakibatkan peredaran uang menjadi berkurang bahkan sampai menjadi langka. 3. Permintaan Produk Mengalami Penurunan Ada banyak produk yang diproduksi oleh perusahaan tidak selalu disertai dengan perhitungan jumlah produksi yang akurat. Para perusahaan dapat memanufaktur barang sesuai dengan permintaan konsumen sebagai langkah strategis. 4. Ketersediaan Barang yang Akan Ditawarkan Mengalami Peningkatan Permintaan di pasar dapat mendorong peningkatan produksi barang, meskipun kadang-kadang situasinya bisa berbeda. Perhitungan yang tepat dan strategi yang benar dapat menghasilkan Deflasi. Produsen tidak selalu mempertimbangkan jumlah permintaan barang. Permintaan masyarakat terhadap suatu produk mungkin menurun, sehingga perusahaan harus mencari cara untuk menghabiskan persediaan produk yang telah mereka produksi. 6. Peningkatan Suku Bunga Kebijakan moneter dari bank sentral yang mengakibatkan kenaikan suku bunga. Dampaknya, masyarakat cenderung lebih memilih menabung dan menyimpan uang mereka daripada mengeluarkannya. Kenaikan suku bunga juga berarti biaya pinjaman dan kredit lebih tinggi, yang membuat masyarakat kurang termotivasi untuk membeli barang-barang, terutama yang termasuk kebutuhan sekunder dan tersier. 7. Prediksi Masa Depan Ekonomi Masyarakat percaya bahwa kondisi keuangan di masa depan dapat menjadi momentum dalam terjadinya peristiwa Deflasi. Apabila masyarakat lambat laun merasa menyerah dengan masa depan, maka mereka akan lebih suka untuk menabung dan menyimpan uang untuk mengurangi resiko pengeluaran.
Supaya kondisi perekonomian di suatu negara tidak semakin memburuk, ada beberapa cara untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh Deflasi. Apa saja caranya? Berikut adalah beberapa contoh cara mengatasi Deflasi, diantaranya yaitu: 1. Melaksanakan Kebijakan Moneter Salah satu cara mengatasi peristiwa Deflasi yaitu dengan melaksanakan kebijakan moneter yang sering dilakukan oleh Bank Sentral. Hal tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam kerangka kebijakan moneter ini, akan diterapkan sebuah kebijakan yang disebut dengan “Politik Diskonto.” Apa itu Politik Diskonto? Politik Diskonto merupakan politik kebijakan yang diciptakan oleh Bank Sentral. Kebijakan itu diciptakan guna untuk mengurangi atau bahkan menambahkan jumlah nilai uang yang beredar. Dengan cara yaitu menurunkan atau menaikkan suku bunga bank. Tindakan tersebut bertujuan untuk menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Akibatnya, masyarakat dapat diharapkan akan segera melakukan penarikan dana yang tersimpan di Lembaga perbankan. 2. Menerapkan Kebijakan Fiskal Cara kedua untuk mengatasi peristiwa Deflasi adalah dengan menerapkan kebijakan Fiskal. Apa itu kebijakan Fiskal? Kebijakan Fiskal merupakan kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh Deflasi. Kebijakan ini melibatkan pengelolaan dan perumusan strategi untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Selain itu, pemerintah juga akan bertanggung jawab dalam mengatur dan memperbarui pendapatan dan pengeluaran negara. 3. Menurunkan Tingkat Suku Bunga Cara ketiga untuk mengatasi peristiwa Deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Dengan cara menurunkan tingkat suku bung aini, maka jumlah uang yang beredar akan bertambah pada masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat cenderung akan lebih memilih untuk menyimpan uang mereka sendiri daripada menyetornya di bank. Dengan meningkatnya peredaran uang dalam masyarakat, diharapkan dapat memicu peningkatan pembelian barang, sehingga membantu mengatasi peristiwa Deflasi. 4. Menerapkan Kebijakan Non Moneter Cara keempat untuk mengatasi peristiwa Deflasi yaitu dengan cara menerapkan kebijakan non moneter. Kebijakan non moneter juga dikenal sebagai metode atau cara efektif untuk mengatasi peristiwa Deflasi. Dalam sebuah kebijakan non moneter, terdapat beberapa langkah penting yang dirancang untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, peristiwa Deflasi merupakan peristiwa yang sangat mengerikan dalam dunia keuangan maupun perekonomian. Namun, dengan adannya peristiwa Deflasi, juga dapat berdampak positif bagi masayrakat. Apa saja dampak positif yang dihasilkan dari peristiwa tersebut? Berikut adalah beberapa contoh dampak positif dari peristiwa Deflasi, diantaranya yaitu: 1. Nilai Mata Uang Semakin Kuat Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Definisi dari Deflasi merupakan penambahan nilai mata uang. Dalam konteks ini, kondisi ekonomi berkaitan dengan penguatan nilai mata uang. Ketika jumlah uang beredar menurun, maka nilai mata uang akan semakin menguat. 2. Masyarakat Menyadari Pentingnya Menabung Pada situasi kali ini, masyarakat cenderung memilih untuk menyimpan uangnya di bank, menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya menabung untuk masa depan. Namun, perlu diingat bahwa kesadaran yang berlebihan dalam mengalokasikan uang ke tabungan dan perlombaan menabung secara berkelanjutan dapat mengakibatkan penurunan jumlah uang yang beredar di masyarakat. 3. Muncul Kebiasaan Berbelanja Dengan Bijak Contoh dampak positif dari peristiwa Deflasi selanjutnya adalah muncul kebiasaan berbelanja dengan bijak. Sebagian besar masyarakat memilih untuk menyisihkan Sebagian penghasilan mereka ke dalam tabungan daripada menghabiskan uang untuk berbelanja.
Setelah mengetahui dampak positif dari Deflasi, hal yang harus diketahui selanjutnya adalah dampak negatif dari peristiwa Deflasi. Berikut adalah beberapa contoh dampak negatif dari Deflasi, diantaranya yaitu: 1. PHK Semakin Meningkat Dari konsep Deflasi dan faktor penyebabnya, dapat disimpulkan bahwa peningkatan produksi suatu produk mungkin terjadi, tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan dari masyarakat. Akibatnya, perusahaan yang mengalami kerugian akibat laba yang minim mungkin memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar terhadap pegawainya. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran gaji tenaga kerja. 2. Menurunnya Pendapatan Sektor Bisnis Deflasi di suatu negara mendorong persaingan ketat di antara pelaku bisnis yang mencoba untuk menurunkan harga jual produk mereka guna menarik minat konsumen. Dampak dari peristiwa tersebut adalah menurunnya profitabilitas bisnis. Jika situasi ini berlanjut tanpa penyelesaian, bisnis-bisnis tersebut mungkin terpaksa menghentikan operasionalnya karena tidak mampu menutupi biaya produksi. 3. Menurunnya Harga Saham dan Investasi Saat bisnis selalu mengalami penurunan akibat dari Deflasi, sehingga para investor pasti akan menarik modalnya. Para investor khawatir tidak akan mendapatkan keuntungan dari bisnis mereka. Hal tersebut yang menjadikan alasan para investor untuk menarik kembali modalnya. Dampak dari peristiwa tersebut tentunya sangat tidak bagus untuk kelangsungan sebuah bisnis.
Deflasi adalah suatu kondisi di mana harga-harga barang dan jasa dalam perekonomian mengalami penurunan yang signifikan. Untuk mengatasi peristiwa Deflasi, pemerintah dan Bank Sentral dapat menerapkan kebijakan moneter dan fiscal, menurunkan suku bunga, dan menerapkan kebijakan non moneter. Meskipun Deflasi memiliki dampak positif seperti penguatan nilai mata uang dan kesadaran menabung, itu juga dapat memiliki dampak negatif seperti PHK, penurunan pendapatan bisnis, dan penurunan harga saham dan investasi. Pemahaman yang mendalam tentang Deflasi sangat penting untuk mengatasi tantangan ekonomi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..