Dalam dunia akuntasi, laba ditahan merupakan salah satu aspek penting. Tidak dipungkiri, ketika memulai suatu bisnis, tentu seseorang akan selalu bersinggungan dengan peningkatan modal yang tujuannya untuk peningkatan laba. Kegunaan dari jenis laba ini, penting untuk perhitungan finansial perusahaan dan neraca ekonomi. Mungkin masih terdengar asing, namun di artikel ini kita akan membahas lebih mendalam tentang laba ditahan tersebut.
Laba ditahan merupakan sebagian dari laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan digunakan untuk dana darurat, penambah cadangan modal, atau kebutuhan investasi perusahaan. Laba ditahan sering disebut dengan retained earning. Retained earning mengacu pada sisa laba bersih setelah selesai dikurangi dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang dibuat oleh perusahaan untuk para pemegang saham secara proporsional dengan kepemilikan saham mereka.
Penetapan saldo laba didasarkan terhadap pemungutan suara bersama pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berbagai aspek dipengaruhi pada pengambilan keputusan, misalnya seperti posisi keuangan perusahaan, strategi pemasaran, serta kebutuhan dana operasionalnya untuk waktu yang akan datang.
Berbagai faktor lain juga mempengaruhi naik turunnya profitabilitas, contohnya seperti perubahan pajak perusahaan, perubahan biaya produksi, perubahan biaya penjualan, perubahan harga pokok barang, perubahan laba bersih, serta perubahan jumlah dividen yang perlu dibayarkan perusahaan untuk pemegang saham, dan perubahan biaya administrasi.
Laba ditahan adalah bagian penting dari keuangan perusahaan. Manfaat laba ditahan memiliki peran dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai beberapa manfaat laba ditahan:
1. Investasi dalam Perluasan Bisnis Laba ditahan bisa diinvestasikan untuk memperluas bisnis yang ada, seperti meningkatkan kapasitas produksi atau merekrut lebih banyak personil pemasaran. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk tumbuh dan menghadapi persaingan lebih baik.
2. Pengembangan Produk Baru Laba ditahan juga bisa digunakan untuk mengembangkan produk atau varian baru. Contohnya, produsen keripik singkong yang mulai membuat keripik singkong tapi dengan rasa dan bumbu berbeda. Hal ini akan membantu perusahaan untuk berinovasi dan akan meningkatkan beragam portofolio produknya.
3. Mendukung Merger dan Akuisisi Laba ditahan dapat digunakan untuk mendukung merger, akuisisi, atau kemitraan dengan perusahaan lain. Hal ini bisa meningkatkan prospek bisnis dan memungkinkan perusahaan untuk tumbuh lebih cepat.
4. Pembelian Kembali Saham Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk membeli kembali sahamnya sendiri. Hal ini bisa meningkatkan nilai saham bagi pemegang saham yang ada.
5. Pengurangan Utang Laba ditahan juga dapat digunakan untuk membayar kembali pinjaman yang dimiliki perusahaan. Dengan mengurangi utang, perusahaan dapat mengurangi beban bunga dan meningkatkan profil keuangan mereka.
6. Pembayaran Dividen Laba ditahan bisa digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Dividen adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham dan dapat menjadi sumber pendapatan yang penting bagi investor.
Retained earning (laba ditahan) memiliki fungsi penting, dan terdapat beberapa urgensi yang memaksa semua pemegang saham sepakat bahawa perusahaan tidak dapat memberikan dividen. Dibawah ini merupakan penjelasan fungsi dari laba ditahan:
1. Membantu Membayar Hutang Perusahaan Ketika perusahaan mempunyai utang yang besar, perusahaan bisa meningkatkan pendapatan dengan menahan lama laba untuk jangka waktu yang panjang.
Dengan pemanfaatan sisa pendapatan, akuntan perusahaan bisa melakukan pembayaran utang dengan tepat waktu. Selain itu, melunasi utang tidak mempengaruhi sumber pendanaan perusahaan lainnya, sehingga dapat menjaga keamanan dana utama.
2. Membiayai Keuangan Operasional Perusahaan Suatu perusahaan perlu mempunyai dana operasional yang memadai, baik itu kas besar atau kas kecil. Fungsi laba ditahan merupakan pembiayaan kegiatan operasional, sehingga memberi kesempatan untuk melanjutkan aktivitas dengan harapan ekspansi pada masa depan.
Perusahaan bisa menahan laba untuk membiayai kegiatan yang lebih menguntungkan daripada mengembalikan laba untuk pemegang saham dengan syarat yang sudah mendapat persetujuan pemegang saham atau shareholder.
3. Sebagai Modal Cadangan Laba ditahan juga berfungsi untuk cadangan modal, ketika perusahaan mengalami kesulitan finansial. Tujuan dari dana cadangan ialah untuk menumbuhkan modal usaha hingga bisa terus berfungsi secara baik dan efisien tanpa perlu meminjam kepada pihak ketiga, yaitu bank.
4. Untuk Ekspansi Bisnis Selain berfungsi untuk sumber modal cadangan, saat usaha mengalami kesulitan finansial, retained earning (laba ditahan) juga bisa berfungsi untuk sumber modal pengembangan perusahaan. Ekspansi korporasi ini tak terbatas pada pembangunan gedung, dan bisa juga penambahan personil.
5. Modal Investasi Perusahaan Pastinya, pemilik bisnis mengharapkan bisnis yang tidak stagnan, melainkan bisnis yang dapat berkembang pesat dan penuh dengan inovasi. Fungsi lain dari laba ditahan ialah untuk sebagai modal investasi perusahaan serta memperluas bisnis.
Laba ditahan memiliki komponen penting yang lantas didebit atau dikreditkan ke dalam laporan laba ditahan. Berikut ini merupakan karakteristik yang meliputi berbagai unsur-unsurnya:
1. Penutupan Saldo Rekening Ikhtisar Laba/Rugi Laba ditahan seringkali mencerminkan saldo akhir dari rekening ikhtisar laba/rugi setelah seluruh pendapatan dan biaya telah dihitung. Hal ini adalah titik awal untuk perhitungan laba ditahan.
2. Distribusi Dividen kepada Pemegang Saham Salah satu karakteristik laba ditahan adalah bahwa sebagian dari laba tersebut dapat didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham.
3. Perubahan Prinsip Akuntansi Laba ditahan dapat berubah karena perubahan dalam prinsip akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Ini dapat terjadi jika perusahaan mengadopsi metode akuntansi yang berbeda.
4. Koreksi Laporan Periode Sebelumnya Terkadang, perusahaan harus melakukan koreksi terhadap laporan periode sebelumnya. Koreksi ini dapat mempengaruhi laba ditahan karena perubahan dalam angka-angka yang dilaporkan.
5. Penyisihan Laba Ditahan Perusahaan mungkin membuat penyisihan laba ditahan untuk mengantisipasi pengeluaran masa depan atau menghadapi kerugian yang mungkin timbul. Hal ini bisa mempengaruhi jumlah laba ditahan yang tersedia.
6. Transaksi Saham Treasury Jika perusahaan memiliki saham treasury (saham yang dibeli kembali oleh perusahaan), transaksi yang terkait dengan saham treasury ini dapat memengaruhi laba ditahan.
7. Quasi Reorganisasi Quasi reorganisasi mengacu pada perubahan dalam struktur perusahaan, contohnya seperti penggabungan atau pemisahan bisnis. Perubahan ini dapat memengaruhi laba ditahan perusahaan.
Laba ditahan (retained earning) mempunyai keterkaitan yang kuat dengan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham atas perolehan laba yang didapatkan oleh perusahaan. Laba ditahan sebenarnya adalah hak milik pemegang saham yang masih dipegang perusahaan untuk ekspansi bisnis. Saat laba ditahan ini diputuskan untuk didistribusikan ke pemegang saham, dan barulah disebut sebagai pembian dividen. Pembagian dividen berdasarkan jumlah lembar saham yang dipunyai setiap pemegang saham.
Dividen juga terbagi dalam beberapa jenis, berikut ini merupakan penjelasannya:
1. Dividen Tunai Dividen kas adalah jenis dividen yang lazim diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Dalam hal ini, pemegang saham menerima pembayaran dalam bentuk uang tunai berdasarkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Dividen dalam Bentuk Aktiva Dividen aktiva selain kas adalah jenis dividen di mana pemegang saham menerima surat-surat berharga atau aset lainnya sebagai dividen. Nilai dividen ini sesuai dengan nilai pasar aset tersebut.
3. Dividen Utang Dividen utang terjadi ketika perusahaan memiliki laba ditahan yang cukup untuk dibagikan kepada pemegang saham, tetapi kas perusahaan tidak mencukupi. Dalam situasi ini, perusahaan menerbitkan dividen utang yang akan dibayarkan kepada pemegang saham saat kas mencukupi.
4. Dividen Saham Dividen saham adalah jenis dividen di mana perusahaan membagikan saham tambahan kepada pemegang saham tanpa membebankan biaya tambahan. Pemegang saham menerima saham baru sebagai dividen.
5. Dividen Likuidasi Dividen likuidasi terdiri dari sebagian pembagian modal. Penting bagi pemegang saham untuk memahami perbedaan antara dividen laba dan dividen modal. Ini memungkinkan pemegang saham untuk memahami bagaimana pembagian ini memengaruhi nilai investasi mereka.
Alasan pertama unutk menahan laba adalah supaya yang diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan sehingga dapat menjadi penopang utama untuk keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, atau bisa juga untuk melunasi utang-utang perusahaan.
Pada kasus perusahaan menahan laba, dikarenakan ingin menambah cadangan modal yang biasanya terjadi karena kondisi kas perusahaan sedang menipis atau penggunaan laba untuk kondisi kepentingan yang bisa mengakibatkan operasional produksi terhambat.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang mengakibatkan laba tertahan. Dibawah ini merupakan penjelasannya:
1. Perubahan Struktur Organisasi pada Manajemen Perusahaan Faktor pertama ialah perubahan struktur organisasi pada manajemen perusahaan. Tujuan penahanan laba adalah untuk menjaga konsistensi kinerja dan operasional manajemen baru dan meminimalisir potensi terjadinya kecurangan.
Manajemen perlu menyesuaikan diri dan menunjukkan kemampuannya dalam pengelolaan finansial pada perusahaannya tersebut.
2. Kesalahan Pada Pembuatan Laporan Keuangan di Periode Sebelumnya Kesalahan pada pembuatan laporan pada periode sebelumnya mengakibatkan nilai laba tertahan. Karena itu, laporan keuangan ini perlu diperbaiki terlebih dahulu, selanjutnya baru dapat memperhitungkan kembali nilai laporan laba ditahan sebenarnya.
3. Perubahan Metode Perhitungan Faktor selanjutnya, merupakan perubahan metode perhitungan yang menyebabkan laba bisa tertahan. Misalnya, ketika sebelumnya perusahaan selalu menggunakan sistem bulanan, lalu diganti menjadi mingguan, maka hal ini dapat menyebabkan perubahan dengan hasil perhitungan. Karena itu, akuntan umumnya akan menahan modal yang ada.
4. Penggunaan Prinsip Akuntansi yang Berbeda dari Periode Sebelumnya Perubahan pada penggunaan prinsip akuntansi juga bisa mempengaruhi nilai dari laporan laba ditahan. Contohnya, ketika laporan keuangan ini disusun dengan menggunakan sistem pencatatan akuntansi yang berbeda, maka laba di periode sebelumnya perlu ditahan terlebih dahulu dan setelah itu disesuaikan dengan yang terbaru.
5. Perubahan Nilai Mata Uang dari Periode Sebelumnya Terakhir, faktor yang menyebabkan laba tertahan ialah penyesuaian nilai mata uang pada Rupiah sempat berubah. Nilai tukar Rupiah biasanya mengalami perubahan sewaktu-waktu, sehingga bisa mempengaruhi hasil perhitungan pada laba perusahaan.
Cara perhitungan atau pencarian nilai laba ditahan menggunakan rumus adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data yang Dibutuhkan dari Laporan Keuangan Perusahaan Setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan dokumentasinya atas riwayat keuangan perusahaan dengan resmi.
Jika Anda dapata mengumpulkan data dan melakukan analisis pada laporan keuangan perusahaan, Anda bisa lebih mudah dalam operasi perhitungan sisa laba bersih selama periode yang berjalan.
Gunakan angka-angka dari laporan resmi untuk mengetahui jumlah laba ditahan di tanggal tertentu, laba bersih, serta dividen yang sudah dibayar, dibandingkan bila Anda harus melakukan perhitungannya dengan manual.
Laba ditahan termasuk akun perusahaan hingga periode pencatatan terakhir yang nantinya ditampilkan pada neraca, selain itu laba bersih perusahaan akan ditampilkan pada laporan laba rugi terhadap periode yang berjalan.
2. Bila Anda Dapat Memperoleh Semua Informasi Diatas, Maka Cara Perhitungan Laba Ditahan Bisa Menggunakan dengan Rumus Berikut:
Laba Ditahan = Laba Bersih - Dividen yang Terbayarkan
Setelah itu, untuk menghitung laba bersih kumulatif, tambahkan angka laba ditahan yang baru saja Anda hitung bersama saldo laba ditahan yang telah ada pada saat ini.
Contohnya, misal pada akhir tahun 2011 bisnis Anda memiliki saldo laba ditahan kumulatif sebesar Rp412 juta.
Selama tahun 2012, bisnis Anda mendapatkan laba bersih sebanyak Rp19,5 juta dan membayar dividen sebanyak Rp4,5 juta.
Saldo akhir laba tertahan pada bisnis Anda ialah sebanyak:
Rp19,5 juta - Rp4,5 juta = Rp15 juta Rp412 juta + Rp15 juta = Rp427 juta
Maka, pada laporan tersebut, laba ditahan bisnis Anda ialah sebanyak Rp528 juta.
3. Jika Tidak Mempunyai Informasi Laba Bersih, Mulailah dengan Menghitung Laba Kotor
Bila Anda tidak bisa mengakses nilai laba bersih dengan pasti, Anda dapat menghitung laba bersih dari suatu bisnis dengan perhitungan secara manuali melalui suatu proses yang sedikit lebih panjang.
Mulailah dengan cara menghitung laba kotor perusahaan. Laba kotor merupakan suatu angka yang didapat dari laporan laba rugi dan dihitung dengan cara mengurangi uang dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
Contohnya, misal suatu perusahaan berhasil mendapat angka penjualan sebanyak Rp150.000 dalam satu kuartal, namun perlu membayar Rp90.000 untuk barang-barang yang dibutuhkan dalam menghasilkan angka penjualan sebanyak Rp150.000 tersebut.
4. Cara Menghitung Laba Kotor Selama Satu Kuartal Sebagai Berikut:
Rp150.000 - Rp90.000 = Rp60.000
5. Menghitung Laba Operasi Laba yang dihitung pada laba bruto dikurangi dengan jumlah biaya operasi merupakan laba operasi. Laba operasi mengacu pada laba perusahaan setelah membayar biaya-biaya penjualan serta biaya-biaya operasi, misalnya seperti upah yang sudah dibayar.
Untuk menghitung laba ditahan, diperluka data dari laba operasi. Menghitung laba operasi ini, mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasi perusahaan (tidak termasuk harga pokok penjualan). Contohnya, pada kuartal yang sama di suatu bisnis kita menghasilkan laba kotor sebanyak Rp60.000, ada pembayaran biaya-biaya administrasi serta upah sebanyak Rp15.000.
Jadi, cara menghitung laba operasi perusahaan sebagai berikut:
Rp60.000 - Rp15.000 = Rp45.000
6. Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak Pada perhitungan laba bersih sebelum pajak, hal yang perlu dikurangi ialah laba operasi perusahaan dengan bunga, depresiasi, serta amortisasi.
Depresisasi dan amortisasi ialah penyusutan pada nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa ekonomisnya.Hal ini dicatat untuk biaya dalam laporan laba rugi perusahaan jasa, dagang serta manufaktur.
Bila suatu perusahaan membeli peralatan yang harganya Rp10.000 dengan masa ekonomis 10 tahun, maka akan mengakibatkan biaya depresiasi sabanyak Rp1.000 per tahun, dengan asumsi nilainya terdepresiasi dengan merata.
Contohnya, misal perusahaan kita membayar biaya bunga sebanyak Rp1.200 serta biaya depresiasi sebanyak Rp4.000.
Maka, cara perhitungan laba bersih sebelum pajak dari perusahaan Anda sebagai berikut:
Rp45.000 - Rp1.200 - Rp4.000 = Rp39.800
7. Menghitung Laba Bersih Setelah Pajak Salah satu data yang perlu untuk menghitung laba ditahan ialah mengetahui terlebih dahulu laba bersih setelah pajak.
Biaya akhir, yang perlu kita hitung adalah pajak, Jadi bagaimana cara perhitungan laba bersih setelah pajak?
Untuk perhitungan laba bersih setelah pajak, pertama kalikan tarif pajak perusahaan dengan laba bersih sebelum pajak. Lalu, untuk perhitungan laba bersih setelah pajak, kurangi hasil perkalian tarif pajak perusahaan pada angka laba bersih sebelum pajak.
Pada contoh yang kita bahas, kita asumsikan bahwa tarif pajak perusahaan ialah sebanyak 34%. Biaya pajak yang perlu dibayar ialah sebanyak berikut:
34% (0,34) x Rp39.800 = Rp13.532
Lalu, kita kurangi angka ini dari jumlah laba bersih sebelum pajak dengan perhitungan berikut:
Rp 39.800 - Rp13.532 = Rp26.268
Kurangi dengan Jumlah Dividen yang Sudah Dibayarkan
Selanjutnya, kita hitung besarnya laba bersih perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya-biaya yang jadi kewajiban kita, disini kita memiliki suatu angka yang dapat kita gunakan untuk perhitungan besarnya laba ditahan selama periode pembukuan yang berjalan.
Untuk perhitungannya, kurangi laba bersih setelah pajak dengan dividen yang telah dibayarkan.
Pada contoh yang kita bahas, kita asumsikan bahwa kita membayar dividen terhadap para investor sebanyak Rp10.000 untuk kuartal ini.
Jadi, cara perhitungan laba ditahan untuk periode yang berjalan sebagai berikut:
Rp26.268 - Rp10.000 = Rp16.268.
8. Menghitung Saldo Akhir dari Akun Laba Ditahan Penting untuk diingat, bahwa laba ditahan merupakan akun kumulatif yang menghasilkan perubahan bersih dari laba sejak terbentuknya perusahaan hingga saat ini.
Untuk mengetahui besarnya laba ditahan secara keseluruhan, tambahkan laba ditahan dari periode yang sedang berjalan dengan saldo terakhir laba ditahan pada waktu periode pembukuan yang lalu berakhir.
Kita asumsikan, bahwa perusahaan kita telah menahan laba sebesar 30.000 hingga saat ini.
Dan sekarang, saldo di akun laba ditahan kita akan memiliki nilai berikut:
Rp30.000 + Rp16.268 = Rp46.268
Contoh soalnya sebagai berikut:
PT Beran Inovasi melaporkan hasil-hasil berikut ini untuk periode yang berakhir di tanggal 28 Februari 2023.
- Laba ditahan 1 April 2022 = Rp 2.000.000.000 - Laba bersih = Rp 300.000.000 - Dividen tunai yang diumumkan = Rp 40.000.000 - Dividen saham yang diumumkan = Rp 200.000.000
Diatas merupakan elemen-elemen yang akan didata, maka cara membuat laporan laba ditahan sebagai berikut:
PT. Beran Inovasi
Laporan Laba Ditahan
Untuk periode yang berakhir tanggal 28 Februari 2023
Laba ditahan, 1 April 2022
Rp 2.000.000.000
Laba bersih
Rp 300.000.000
Dikurangi dividen yang diumumkan
Rp 40.000.00
Kenaikkan laba ditahan
Rp 200.000.000
Laba ditahan, 28 Februari 2023
Rp 2.200.000.000
Dalam penyajian laporan laba ditahan, terdapat 3 contoh yang bisa digunakan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Contoh Laporan Laba Ditahan Terpisah Dalam laporan ini, saldo awal laba ditahan dilapor, lalu ditambahkan laba bersih atau dikurangi rugi bersih. Selanjutnya, hasilnya dikurangi dividen untuk mendapatkan saldo akhir di periode tersebut.
Contoh laporan laba ditahan terpisah, yaitu sebagai berikut:
Untuk periode yang berakhir tanggal 30 November 2022
Laba Ditahan 01/07/2022
Laba Bersih
Rp 150.000.000
Dikurangi Dividen
Saham Preferen
Rp 20.000.000
Saham Biasa
Rp 60.000.000
Rp 80.000.000
Kenaikan Laba Ditahan
Rp 70.000.000
Laba Ditahan 30/11/2022
Rp 370.000.000
2. Contoh Laporan Laba Ditahan dalam Penyajian Bersama dengan Laporan Ekuitas Pemegang Saham Laporan laba ditahan juga bisa disajikan dengan laporan ekuitas pemegang saham. Setiap perubahan terhadap ekuitas pemegang saham perlu dilaporkan pada waktu terjadinya periode tersebut. Bila perubahan cuma terjadi di laba bersih, rugi bersih atau dividen, maka perusahaan hanya membuat laporan laba ditahan saja.
Akan tetapi, ketika terjadi perubahan dalam saham serta akun modal disetor lainnya, maka perusahaan harus mempersiapkannya dalam laporan ekuitas pemegang saham. Dibawah ini adalah contoh laba ditahan pada laporan ekuitas pemegang saham:
Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Untuk periode yang berakhir tanggal 30 November 2023 (dalam Ribuan Rupiah)
Tambahan Setor Dimodal
Laba Ditahan
Saham Tresuri
Total
Saldo 01/01/23
Rp 150.000
Rp 170.000
Rp 200.000
Rp 30.000
Rp 700.000
Dividen Saham Preferen
Divden Saham Biasa
Penerbitan Tambahan Saham Biasa
Rp 100.000
Rp 50.000
Pembelian Saham Tresuri
Rp 20.000
Saldo 30/11/23
Rp 270.000
Rp 250.000
Rp 870.000
3. Digabung dengan Laporan Laba Rugi Selain kedua format tadi, laporan laba ditahan bisa digabungkan bersama dengan laporan laba rugi. Salah satu keuntungan menggunakan format penyajian ini ialah bisa menekankan laba bersih untuk perantara laporan laba rugi dengan bagian laba ditahan pada ekuitas pemegang saham.
Laba ditahan merupakan bagian penting dalam laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan akumulasi laba bersih dari periode sebelumnya. Laba ditahan memiliki berbagai karakteristik dan manfaat, termasuk kemampuan untuk diinvestasikan dalam perluasan bisnis, pembayaran dividen kepada pemegang saham, mendukung perubahan dalam prinsip akuntansi, dan lainnya. Perusahaan harus memahami cara mengelola dan menggunakan laba ditahan dengan bijak sesuai dengan tujuan keuangan dan operasional mereka. Selain itu, pemahaman tentang jenis-jenis dividen, seperti dividen kas, dividen dalam bentuk aktiva, dividen utang, dividen saham, dan dividen likuidasi, juga penting dalam merencanakan penggunaan laba ditahan dan pembagian keuntungan kepada pemegang saham.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..