+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Pengetahuan Tentang Akrual Terlengkap: Cara Kerja, Manfaat, dan Cara Membuat Laporan Keuangan

27 October, 2023   |   Halim

Pengetahuan Tentang Akrual Terlengkap: Cara Kerja, Manfaat, dan Cara Membuat Laporan Keuangan

Perkembangan bidang akuntansi khususnya di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunya, dan perubahan ini dapat menjadi perkembangan yang lebih positif. Tak kalah penting adalah dimulainya pengenalan terhadap Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) oleh pemerintah pada tahun 2015. SAP mengenalkan apa saja prinsip akrual, di mana transaksi dicatat, dipertanggungjawabkan, dan didokumntasikan dalam laporan keuangan.
 
Pada saat ini, basis akrual telah menjadi prinsip umum dalam praktik akuntansi, metode ini digunakan baik oleh perusahaan besar maupun UMKM. Hal ini terjadi karena dasar akrual mampu dalam memberikan gambaran kinerja keuangan yang lebih akurat. Sehingga, perusahaan dapat menentukan keputusan yang relevan dan menjalankan operasinya dengan lebih baik sehinga berguna untuk jangka panjang.

 

Apa Itu Akrual?

Gambarannya seperti ini, saat transaksi dicatat dalam buku, meskipun pembayaran belum dilakukan atau diterima, maka transaksinya disebut dengan metode akrual. Metode ini sangat tepat diimplementasikan untuk menentukkan atau menganalisa status keuangan perusahaan.
 

Memahami Metode Akrual

Agar kita lebih memahami akrual lebih lanjut, terlebih dahulu kita pahami apa itu akrual? Akrual adalah aktivitas pencatatan yang didokumentasikan ke dalam catatan akun yang berhubungan dengan pendapatan atau biaya yang dibayarkan tanpa adanya pertukaran uang tunai.
 
Akuntansi akrual sangat cocok digunakan dalam bisnis yang di dalamnya terdapat banyak sekali transaksi kredit barang atau jasa. Sehingga dari sini kita tahu bahwa akrual tidak melibatkan yang namanya pertukaran uang tunai.
 
Untuk memahami lebih lanjut, kita bisa berikan contoh, misalkan Anda berasal dari PT AB, kemudian Anda menggunakan transaksi atau metode akrual untuk mengelola pembukuan. Dari sini kita bisa tahu bahwa setiap adanya pendapatan yang berasal dari transaksi jua beli dan juga pengeluaran biaya dicatat menggunakan metode atau akuntansi akrual.
 
Atau seperti ini, ketika Anda menjual barang atau menawarkan jasa secara kredit, maka penjualan akan dicatat ke dalam buku berdasarkan faktur atau kwitansinya. Bisa diambil kesimpulan bahwa ada kemungkinan Anda mungkin belum menerima uang tunai saat itu juga.
 
Pengeluaran akan dicatat saat bahan baku dipesan dan tidak dicatat ketika ‘deal-cash’ terjadi. Kelemahan dari metode akrual cuma satu, yakni perusahaan akan tetap diwajibkan membayar pajak walaupun uang tunai masih belum diterima.
 
Dengan menggunakan metode akrual, maka biaya akuntansi akan diimbangi dengan pendapatan yang ada pada laporan laba rugi. Sehingga aktivitas tersebut dapat membantu perusahaan mendapatkan gambaran yang baik tentang bagaimana kondisi kuangan perusahaan.
 

Apa Perbedaan antara Akrual dan Basis Kas?

Yang menjadi perbedaan antara metode akuntansi akrual dan basis kas ada pada waktu (timing) dicatatnya pendapatan, apabila basis kas pendapatan akan dicatat apabila uang sudah diterima secara cash, namun untuk metode akrual meskipun pembayaran masih belum diterima melalui cash, uang akan dicatat di dalam buku pencatatan cash.
 
Akrual
Apabila menggunakan metode akrual, pendapatan akan dicatat pada saat ada yang akan membayar. Berbeda dengan basis kas, metode akrual akan mendokumentasikan pencatatan uang ketika masuk dengan harapan uang tersebut akan dibayar secara muka atau cash di hari yang ditentukkan. Artinya, uang tersbeut akan masuk juga sebelum diterima. Sebaliknya, pengeluaran juga akan dicatat walaupun keuangan tersebut belum dibayarkan secara cash.
 
Basis Kas
Untuk metode ini, pendapatan akan masuk ke dalam laporan laba rugi apabila kas sudah diterima secara uang tunai dan akan dicatat jika sudah dibayar. Penggunaan metode ini banyak diaplikasikan untuk bisnis kecil dan juga bisa untuk keuangan pribadi.
 

Penjelasan Perbedaan Utama Antara Keduanya

Metode Akrual
Metode akrual akan mencatat hutang piutang sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat mengenai kondisi keuangan perusahaan, khususnya untuk jangka panjang. Misalkan ada sebuah perusahaan yang pada tahun pertama penjualan belum mencatat pendapatan dari penjualan pada tahun pertama dengan metode basis kas. Akan tetapi, mereka akan mencatat pendapatanya pada tahun berikutnya.
 
Akibatnya, mungkin sejumlah investor akan salah paham bahwasanya perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan, padahal kita semua tahu, perusahaan masih dalam tahap proses menunggu. Dari kesalahpahaman ini dikarekanan perbedaan dalam memahami atau misinformasi dalam mencatat pendapatan. Jadi, terlihat seperti tidak menguntungkan.
 
Akrual tidak dapat melacak cash flow. Makanya sebuah perusahaan mungkin akan terlihat profit dalam jangka panjang akan tetapi memiliki kekurangan uang tunai dalam jangka pendek. Kerugian lainnya dari metode akrual ialah metode ini sangat kompleks dan perlu waktu dalam pengembangannya karena menentukkan beberapa poin seperti uang muka yang belum diterima dan pengeluaran yang belum dibayar tunai dan juga akrual membutuhkan beberapa karyawan dalam menghitung rata-rata keseluruhan dari transaksi.
 
Metode akrual digunakan oleh perusahaan yang akan melaporkan keuangan yang telah diaudit sebelumnya dan juga metode akrual diterima di bawah GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) atau prinsip akuntasi umum pada sektor komersil.
 
Metode Basis Kas
Kelebihan dari metode ini adalah simple, hanya mendokumentasikan uang yang dibayarkan atau diterima sehingga cash flow bisa dilacak lebih mudah. Metode basis kas sangat bermanfaat bagi pelaku usaha perseorangan dan UMKM karena kemungkinan besar tidak memerlukan SDM terlalu banyak dalam pengelolaanya.
 
Akan tetapi, metode ini memiliki celah kelemahan berupa kinerja kondisi keuangan bisa dilebih-lebihkan. Hal ini terjadi karena metode ini tidak mencatat transaksi yang lain seperti hutang piutang usaha yang mungkin terjadi kesalahan dalam pecatatan.
 
Sehingga, investor dapat mengambil kesimpulan sementara bahwa perusahaan akan menghasilkan laba atau keuntungan, pada kenyataannya, perusahaan mungkin mengalami kesulitan finansial. Maka dari itu metode ini tidak dapat diterima di GAAP.
 

Mengapa Perusahaan Perlu Berpindah dari Basis Kas Menuju Basis Akrual?

Perusahaan besar sering memutuskan untuk berpindah dari akuntansi berbasis kas ke akuntansi akrual dengan berbagai faktor. Pertama, basis akrual memungkinkan perusahaan memberikan gambaran kondisi keuangan yang lebih akurat antara debit, kredit, dan juga utang piutang. Berbeda dengan basis kas, yang hanya membukukan uang tunai saat uang tersebut sudah berpindah tangan (diterima). Akuntansi basis akrual memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih detail dan akurat sehingga memberikan manfaat besar bagi para stackholder seperti investor, kreditur, dan manajer perusahaan.
 
Akrual juga dapat membuktikan value nya bagi perusahaan khususnya yang melibatkan proyek atau kontak jangka panjang. Akuntansi akrual dapat membantu dalam menyamakan pendapatan dan kredit yang dikeluarkan selama proyek terjadi, sehingga terhidar dari yang namanya distorsi dalam laporan keuangan yang disebabkan cash flow yang berantakan.
 
Terakhir, dikarenakan keakuratan dalam laporan keuangannya, metode akuntansi akrual dapat menarik lebih banyak para investor atau pemberi pinjaman (kreditur). Karena metode ini lebih transparan dalam memberikan laporan keuangan sehingga dapat diandalkan dan memberikan rasa kepercayaan yang tinggi.
 

Apa Saja Manfaat dari Akuntansi Akrual?

Berdasarkan penjelasan Van Der Hoek (2005) dalam literaturnya menerangkan, bahwa manfaat menggunakan metode akuntansi yang berdasarkan akrual antara lain ialah sebagaimana berikut:
 
1. Memudahkan dan meningkatkan pengelolaan aset, termasuk juga kas.
2. Laporan Keuangan menjadi lebih optimal.
3. Memperluas dan Memperkaya infomasi terkait alokasi sumber daya.
4. Membantu dalam meningkatkan pemahaman akan biaya pengeluaran.
5. Mendorong Efisiensi dalam mengelola laporan keuangan.
6. Meningkatkan kinerja perusahaan.
 

Penjelasan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Akuntansi berbasis akrual merupakan metode akuntansi yang mencatat laporan keuangan dengan memerhatikan hutang, aset, beban (keluar-masuk), dan ekuitas perusahaan. Artinya, akrual merupakan metode yang memberikan informasi keuangan yang lebih detail terhadap perusahaan. Metode ini digunakan untuk mengukur hutang, modal, aset, dan laba yang masih ditahan.
 
Akuntansi akrual bukan hanya mengikuti standar internasional, melaikan juga menerapkan praktik keuangan modern, berdasarkan sejumah prinsip yang ada pada New Public Management (NPM) yang menegaskan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual membawa banyak dampak, termasuk di dalamnya terdapat dua jenis transaksi berikut:

1. Transaksi dilakukan secara tunai harus didaftarkan sebagai aset, bukan biaya. Aset akan dijadikan sebagai biaya apabila aset tersebut telah menjadi kredit.

2. Penerimaan uang muka harus dicatat sebagai kewajiban, bukan berupa pendapatan. Walaupun nantinya uang tersebut akan menjadi pendapatan. Kewajiban akan didokumentasikan sebagai pendapatan apabila perusahaan telah memberikan produk yang sesuai.  


Konsep Dasar Akuntansi Berbasis Akrual

Akuntansi basis akrual memiliki dua prinsip yang berbeda:

1. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pedapatan diantaranya melibatkan pihak perusahaan yang memiliki hak atas hasil kegiatan yang dilakukan, terlepas kapan uang tunai diterima. Dengan menggunakan akrual, waktu penerimaan kas bukan fokus utama.
 
Artinya. Dalam memahami akuntansi berbasis akrual, banyak sekali ditemukan bahwa kita sering memperhatikan waktu estimasi piutang yang belum bisa dipastikan watunya, karena pendapatan yang belum diakui kemungkinan belum masuk ke dalam kas perusahaan.

2. Pengakuan Beban
Pengakuan beban artinya bahwa setiap perusahaan dapat memiliki kewajiban berupa melakukan pembayaran yang akan datang, biaya tersebut nantinya akan diakui dan juga dicatat bahkan jika pembayaran tersebut belum dilakukan (belum ‘deal to deal’).
 
Berbeda halnya dengan basis kas, biaya akan dicatat ketika uang tunai telah keluar dari perusahaan. Akan tetapi, dalam akuntansi berbasis akrual, pendekatan ini dapat memberikan penjelasan yang lebih detail tentang apa saja kewajiban perusahaan.
 

Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Akuntansi Berbasis Akrual?

Metode akrual sama halnya seperti beberapa metode akuntansi lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari akuntasi berbasis akrual:
 
Kelebihan:

1. Informasi yang Diberikan Real Time.
2. Penilaian Tahunan yang Lebih Akurat.
3. Audit yang Efektif.
4. Ketersediaan Aset yang Lebih Fleksibel.
5. Transparansi dan Akuntabilitas yang Tinggi.
6. Biaya Program yang Dikerjakan Memiliki Perhitungan yang Baik.
7. Penilaian Aset, Kewajiban, dan Ekuitas yang lebih Akurat.
8. Fleksibilitas Terhadap Belanja Modal dan Akuntansi Penyusutan.
9. Laporan Keuangan yang Transparan.
10. Alokasi Sumber Daya yang Tepat.  

Kekurangan:

1. Pengelolaan yang Lebih Kompleks.
2. Penggunaan yang Kurang Relevan dalam Beberapa Kasus.
3. Berpotensi dapat Memanipulasi Laba yang Bersih.
4. Pendapatan Bisa Jadi tidak Tertagih.
5. Keterbatasan dalam Estimasi Waktu.
6. Membutuhkan SDM yang Lebih banyak.
7. Tidak Bisa Memprediksi Kapan Uang Kas Masuk.  


Apa Saja Jenis Pencatatan Berbasi Akrual?

Dalam pengerjaanya, terdapat dua model pencatatan keuangan berbasis akrual yang mana keduanya berdasarkan pada prinsip pengakuan berbasis akrual:

1. Pencatatan Berbasis Murni Akrual
Yang pertama yakni pencatatan berbasis murni akrual, model pertama ini menerapkan prinsip yakni adanya pengakuan berbasis akrual sepanjang waktu, baik selama bulan berjalan maupun juga pada saat laporang keuangan sedang ditentukan. Dengan mode ini, semua transaksi akan dicatat dan diakui dengan mengikuti prinsip akrual, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang akurat ke mana cash flow dan value transaksinya.

2. Pencatatan Berbasis Semi Akrual
Model kedua ini memiliki prinsip bahwa pengakuan berbasis akrual hanya dilakukan pada saat laporan keuangan sedang ditentukan. Namun sebaliknya, selama periode bulan berjalan, pencatatan akuntansi dilakukan sama halnya seperti basis kas. Namun, ketika waktu estimasi sudah tiba untuk menyusun sebuah laporan keuangan. Maka yang pada awalnya basis kas diterapkan berubah menjadi basis akrual. Tujuanya agar perusahaan dapat memanfaatkan kelebihan dari basis kas dalam operasionalnya sehari-hari dan untuk menyusun laporan keuangan akan menggunakan prinsip akrual.
 

Basis Akuntansi yang Digunakan Pemerintah Indonesia

Berdasarkan penemuan sebuah literatur pada tahun 2021, menjelaskan bahwasanya sebelumnya pemerintah mengaplikasikan basis kas dan juga metode basis kas menuju akrual. Akan tetapi setelah munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi bagi Pemerintahan, bisa diambil kesimpulan baik dari pemerintah pusat maupun daerah saat ini menerapkan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
 

Sejarah Akuntansi Pemerintah Indonesia

Perjalanan akuntansi Pemerintah Indonesia dibagi menjadi tiga masa:

a. Sebelum 2005, pemerintah menggunakan prinsip akuntansi berbasis kas dengan melakukan beberapa pendekatan seperti Single Fund dan juga Single Entry.

b. Antara 2005-2010. Setelah dikeluarkannya UU Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003, UU Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004, dan juga UU Tanggung Jawab Keuangan Negara Nomor 15 Tahun 2004.

c. Pasca 2010, pada masa ini ditandai dengan munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan, dan pada masa ini pula juga, pemerintah mulai menerapkan basis akrual dalam mengelola keuangan negara.

Adapun terdapat materi yang berasal dari Kemenkeu Learning Center (KLC) berjudul Akuntansi Pemerintah: Sejarah Akuntansi Pemerintah Indonesia dan Reformasi Pelaporan Keuangan Pemerintah, berikut ini adalah ringkasan mengenai sejarah ringkas mengenai akuntansi pemerintah di Indonesia:

1. Berawalan dari pasca kemerdekaan hingga berkisar tahun 2003, akuntansi keuangan pemerintah masih mengikuti aturan dari Belanda yakni Indonesische Comptabiliteitswet Stbl. 1864 No. 106. Jika kita artikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi, Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia: Pengaturan Tentang Cara Pengurusan dan Pertanggungjawaban Keuangan Republik Indonesia. ICS 1864 No. 106 lalu dikeluarkan lagi untuk yag terkahir kalinya pada S. 1925 No. 448. Dan pada tahun 1954 terjadi amandemen pada aturan ini berdasarkan pada UU Darurat Nomor 3 Tahun 1954 dan terkahir kali amandemen yakni Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1968.

2. Tahun 1975 – 1986, pemerintah kala itu masih belum mengenal sistem akuntansi, akan tetapi, terdapat sistem administrasi atau Tata Usaha Keuangan. Pengerjaanya dilakukan dengan menggunakan metode single entry, dan untuk laporan keuangan pemerintah kepada DPR dilakukan melalui Penghitungan Anggaran Negara (PAN).

3. Tahun 1986, pemerintah Indonesia memulai untuk menentukkan blueprint Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi Instansi.

4. Tahun 1992, pada tahun ini, pemerintah meresmikan sebuah lembaga yakni Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN). Tujuan adanya organisasi ini ialah sebagai Central Accounting Ofice.

5. Kisaran tahun 2002, selain dibentuk juga otonomi daerah dab desentralisasi fiskal, di masa ini pemerintah mulai menerapkan sistem akuntasi menuju akrual (Cash Toward Accrual/CTA) kemudian dibentuk juga pembukuan berpasangan yang gunanya yakni mencatat keluar masuknya keuangan pada pemerintah daerah.

6. Tahun 2003-2004, pemerintah Indonesia meresmikan Paket Undang-Undang Keuangan Negara.

7. Tahun 2005, di tahun ini, pemerintah Indonesia membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), keputusan ini diambil berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004. Di tahun ini juga, peemrintah mengeluarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 mengenai SAP berbasis CTA. Akibatnya, laporan keuangan pemerintah pusat dan juga daerah harus disusun sesuai dengan SAP yang ada.

8. Hingga pada akhirnya, pada 2010, pemerintah secara resmi mengeluarkan PP 71 Tahun 2010 mengenai SAP yang berbasis akrual.  

Langkah-Langkah Menyusun Laporan Keuangan

Secara sederhana, untuk membuat laporan keuangan cukup dengan cara penjurnalan transaksi, kemudian dicatat ke dalam buku besar, setelah itu membuat neraca saldo, lalu menyusun apa saja laporan keuangan lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut ini adalah langkah dalam menyusun laporan keuangan secara sederhana:

1. Catat dan Kumpulkan Transaksi pada Jurnal
Hal pertama yang harus diperhatikan bagi seorang akuntan ialah buat terlebih dahulu ringkasan laporan keuangan pada jurnal yang berisikan transaksi yang dilakukan perusahaan di bulan atau tahun berjalan.
 
Transaksi ialah kegiatan yang dilakukan perusahaan secara umum, ruang lingkupnya berupa pembelian, penjualan, pertukaran barang, retur barang, sewa dan beberapa transaksi lainnya. untuk bukti transaksi sendiri merupakan nota yang penting dalam akuntansi sehinga seorang akuntan harus menjaganya secara hati-hati jangan sampai berpindah tangan atau hilang. Untuk bukti transaksi contohnya yakni nota, dan kwitansi.

2. Buat dan Masukkan Jurnal ke Buku Besar
Ketika jurnal telah selesai dibuat, langkah selanjutnya yakni memasukkan jurnal ke dalam buku besar. Buku besar sendiri merupakan bentuk rinci atau penjelasan dari setiap akun-akun perusahaan. Langkah ini sangat sederhana, pindahkan transaksi yang telah didokumentasikan ke dalam akun-akun sesuai dengan rinciannya.

3. Menyusun Laporan Keuangan Neraca Saldo
Setelah transaksi sudah didokumentasikan ke dalam buku besar, langkah berikutnya yakni menyusun neraca saldo. Pengertian sederhananya, neraca saldo merupakan list yang berisikan sejumlah rekening yang di dalamnya terdapat saldo debit dan kredit.

4. Kumpulkan Data yang Ada untuk Jurnal Penyesuaian
Setiap transaksi pasti memiliki kemungkinan ada yang belum tercatat atau transaksi keuangan pada saat pembuatan laporan masih tidak sesuai dengan data yang ada, maka diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian.
 
Fungsi jurnal penyesuaian ialah untuk menyesuaikan saldo perkiraan sehingga menghasilkan keadaan keuangan secara valid sebelum pada akhirnya pembuatan laporan keuangan. Pada intinya, jurnal penyesuaian juga dapat berguna dalam menunjukkan kinerja perusahaan.

5. Menyusun Neraca Lajur
Bagaimana caranya agar laporan keuangan mudah disusun? Caranya yakni susun neraca lajur terlebih dahulu atau bisa juga disebut dengan kertas kerja dimulai dari data yang ada di neraca saldo kemudian disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.
 
Setelah itu, saldo yang telah disesuaikan akan bisa diperkirakan pada kolom neraca saldo penyesuaian dan tidak lupa saldo penyesuaian juga akan dilaporkan pada neraca dan laporan laba rugi.

6. Buat Laporan Keuangan
Caranya yakni dengan menyesuaikan laporan yang sudah ada pada neraca lajur kemudian dokumentasikan secara cermat mengikuti standar dan ketentuan dalam pembuatan laporan keuangan. Hal ini memiliki alasan karena jumlah saldo yang diperkirakan sudah dipisah pada neraca lajur karena di dalamnya sudah menentukan neraca dan laporan laba rugi.
 
Penggunaan laporan keuangan sangat penting karena berisikan informasi berupa kinerja perusahaan dan dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan perusahaan.

7. Membuat Jurnal Penutup dan Neraca Saldo Setelah Penutup
Tahapan berikutnya, setelah kita menentukan laporan keuangan, perlu juga untuk membuat laporan penutup. Dalam penyusunan jurnal penutup diperlukan beberapa dokumen seperti laporan rekening sementara ke rekening laba rugi kemudian pindahkan saldo laba rugi ke dalam rekening laba tidak dibagi.
 
Dalam memastikan kesesuaian antara saldo debit dan krdit yang masih terbuka, perlu juga membuat neraca saldo setelah jurnal penutup. Isinya yakni sejumlah rekening nyata. Maksudnya yaitu, akun yang dimasukkan ke dalam neraca sakdo adalah akun yang nyata bukan hanya nominalnya saja yag terlihat.
 
Untuk akun sebelumnya tidak perlu dimasukkan ke dalam neraca saldo setelah penutup karena sekadar berbagi pengetahuan, saldo yang telah ditentukkan sebelumnya telah dinilai dengan nol di saat tahapan jurnal penutup.
 

Bagaimana Menentukan Laporan Keuangan dengan Efisien dengan Aplikasi Bisnis?

Dalam mengelola keuangan seara efien diperlukan sebuat aplikasi bisnis yang tepat dan mudah digunakan, contohnya ialah ERPORIO.
 
ERPORIO merupakan aplikasi bisnis baik untuk UMKM maupun menengah dengan bergagam fitur menarik seperti menampilkan data bisnis, customer dan juga data transaksi, kemudian terdapat fitur pembelian berupa purchasing order kilat dan juga order poses untuk laporan sendiri, ERPORIO memiliki fitur laporan customer, invoice, penjualan, purchasing, buku kas, laba rugi, dan laporan penjualan produk yang di mana dapat memudahkan pengguna bisnis dalam mengelola data dan keuangan mereka secara efisien dan akurat.
 
Para pegusaha dapat terbantu dengan aplikasi ini karena mereka tidak perlu lagi membuat data customer dan laporan keuangan, invoice secara manual karena semuanya akan saling berhubungan satu sama lain sesuai dengan transaksi.
 
Untuk lebih lanjut Anda bisa mendaftarkan diri di erporio.com dan cobalah beragam fiturnya gratis

 
Kesimpulan

Pada intinya, proses menentukkan transaksi dengan menggunakan metode akrual dapat bermanfaat terlebih lagi untuk perusahaan besar dan kompleks. Dan untuk pembuatan laporan keuangan diperlukan data saldo dan rekening akun perusahaan agar tidak terjadi kesalah dalam perhitungan dan juga diperlukan yang namanya aplikasi bisnis yang efisien dan mudah digunakan terlebih lagi gratis agar pengerjaan dalam menentukan customer dan data keuangan dapat dilakukan dengan baik dan akurat seperti ERPORIO.
 
 
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda