+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Memahami Likuiditas: Definisi, Jenis, Penyebab, Pengukuran, dan Cara Mengatasinya

16 October, 2023   |   rezky26

Memahami Likuiditas: Definisi, Jenis, Penyebab, Pengukuran, dan Cara Mengatasinya

Dalam guliran tak terduga dunia keuangan, ada satu faktor yang terus-menerus berdiri sebagai pilar utama likuiditas. Seakan menjadi denyut nadi bisnis, likuiditas memiliki peran sentral dalam memastikan kelangsungan operasional perusahaan, entitas keuangan, dan bahkan dalam keputusan keuangan individu. Sebelum kita menyelami lebih dalam topik yang mendalam ini, mari kita pertimbangkan mengapa likuiditas memegang peran begitu penting.
 
Keuangan bukanlah sesuatu yang hanya terbatas pada lembaran neraca dan laporan laba rugi. itu berkaitan dengan cara kita mengelola sumber daya, menghadapi tantangan finansial, dan membuat keputusan cerdas. Dan di tengah gejolak pasar dan siklus keuangan yang tak terduga, likuiditas adalah penentu utama kesuksesan atau kegagalan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas likuiditas secara komprehensif, dari definisi hingga langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.
 

Apa Itu Likuiditas?

Likuiditas adalah pondasi utama dalam dunia keuangan yang kerap dianggap sebagai jantung dari semua operasi bisnis dan pengambilan keputusan keuangan. Jika kita membongkar esensi dari kata "likuiditas," kita akan menemukan kata kunci yang sangat penting: "likuid." Likuiditas merujuk pada sejauh mana aset atau sumber daya finansial dapat dengan cepat dan efisien diubah menjadi uang tunai tanpa mengalami penurunan besar dalam nilainya. Untuk memahami dengan lebih baik, mari kita telusuri beberapa aspek esensial tentang likuiditas.
 
Peran Penting dalam Keuangan
Peran likuiditas dalam keuangan adalah vital. Sebuah perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik dapat dengan lebih mudah menghadapi tantangan finansial yang tak terduga dan berinvestasi dalam peluang yang menguntungkan. Saat likuiditas rendah, bisnis atau individu mungkin terjebak dalam situasi yang memaksa mereka untuk menjual aset-aset berharga dengan cepat, seringkali dengan harga yang merugikan. Dalam konteks keuangan perusahaan, likuiditas juga memastikan kelangsungan operasional sehari-hari, termasuk pembayaran gaji, tagihan, dan persediaan.
 
Perbedaan Antara Aset Likuid dan Aset Non-Likuid
Untuk memahami likuiditas dengan lebih baik, penting untuk memahami perbedaan antara aset likuid dan aset non-likuid. Aset likuid adalah aset yang dengan mudah dapat diubah menjadi uang tunai. Contohnya adalah uang kas, rekening tabungan, atau investasi yang dapat diperdagangkan di pasar dengan cepat, seperti saham yang diperdagangkan di bursa efek. Di sisi lain, aset non-likuid adalah aset yang memerlukan waktu dan usaha untuk dijual atau diubah menjadi uang tunai, dan seringkali nilainya cenderung lebih tidak stabil. Contoh aset non-likuid adalah properti, tanah, dan investasi jangka panjang seperti obligasi.
 
Ilustrasi Kasus Nyata
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret tentang masalah likuiditas dalam bisnis, mari kita lihat contoh kasus nyata. Bayangkan sebuah perusahaan manufaktur yang tiba-tiba menghadapi permintaan yang menurun untuk produknya, sementara pada saat yang sama, mereka memiliki kewajiban membayar gaji karyawan dan tagihan pemasok dalam waktu singkat. Jika perusahaan ini tidak memiliki aset likuid yang cukup, mereka mungkin terjebak dalam situasi yang sulit. Dalam situasi ini, perusahaan mungkin harus menjual aset non-likuid, seperti mesin produksi, dengan harga yang lebih rendah daripada nilai pasar sebenarnya.
 

Likuiditas Menurut Para Ahli

Likuiditas adalah salah satu konsep yang penting dalam dunia keuangan dan telah didefinisikan oleh para ahli ekonomi dan keuangan. Berikut adalah beberapa definisi likuiditas menurut para ahli:

1. Investopedia
Menurut Investopedia, likuiditas adalah kemampuan suatu aset atau investasi untuk dijual dengan cepat tanpa mengalami penurunan besar dalam harganya. Likuiditas mencerminkan sejauh mana aset dapat diubah menjadi uang tunai dengan cepat dan efisien.

2. John Maynard Keynes
Ekonom terkenal John Maynard Keynes menggambarkan likuiditas dalam dua bentuk, yaitu likuiditas transaksi dan likuiditas cadangan. Likuiditas transaksi adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tanpa penurunan harga aset, sedangkan likuiditas cadangan adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang meskipun dengan penurunan harga aset.

3. Frederick S. Mishkin
Ahli ekonomi Frederick S. Mishkin menggambarkan likuiditas sebagai kemampuan untuk mengubah aset menjadi uang tunai segera dan dengan biaya yang rendah. Dia juga menekankan pentingnya likuiditas dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

4. Charles P. Kindleberger
Ekonom Charles P. Kindleberger mengartikan likuiditas sebagai "kemampuan yang luas untuk memperoleh uang tunai dengan cepat dan dengan biaya rendah." Ini mencakup sejauh mana pasar memiliki tingkat likuiditas yang memadai untuk memenuhi permintaan.

5. Robert A. Merton
Robert A. Merton, seorang ekonom dan pemenang Hadiah Nobel, mendefinisikan likuiditas sebagai "kemampuan untuk menjual atau membeli aset secara cepat tanpa mengganggu harga pasar." Dia menyoroti pentingnya likuiditas dalam menghindari risiko pasar yang tidak terduga.
 

Pentingnya Likuiditas

Likuiditas adalah inti dari stabilitas keuangan dalam segala aspek, baik individu maupun bisnis. Pentingnya likuiditas terungkap ketika kita menghadapi tantangan keuangan yang tak terduga. Likuiditas yang cukup memungkinkan kita untuk dengan cepat memenuhi kewajiban keuangan, seperti membayar tagihan, membiayai kebutuhan sehari-hari, atau mengatasi situasi darurat. Selain itu, tingkat likuiditas yang baik juga memberikan kepercayaan kepada pihak luar, seperti investor dan kreditur, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis. Tanpa likuiditas yang memadai, entitas dapat mengalami kesulitan yang dapat mengancam kelangsungan operasional dan menimbulkan risiko finansial yang serius. Oleh karena itu, likuiditas adalah dasar dalam manajemen keuangan yang bijak dan pengambilan keputusan keuangan yang sukses.
 

Jenis Likuiditas

Likuiditas adalah konsep yang kompleks yang dapat terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan konteks dan cakupannya. Dalam bagian ini, kita akan menjelaskan tiga jenis utama likuiditas: likuiditas operasional, likuiditas pasar, dan likuiditas keuangan, serta memberikan contoh situasi di mana masing-masing jenis likuiditas menjadi krusial.
 
1. Likuiditas Operasional
Likuiditas operasional merujuk pada kemampuan suatu entitas untuk menjalankan operasinya sehari-hari tanpa hambatan finansial yang signifikan. Ini mencakup aspek seperti pembayaran gaji karyawan, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan untuk produksi. Likuiditas operasional menjadi krusial ketika perusahaan menghadapi lonjakan biaya operasional tiba-tiba, misalnya dalam situasi krisis atau saat perlu menghadapi perubahan mendadak dalam permintaan produk atau layanan.
 
Contoh Situasi: Sebuah perusahaan manufaktur yang menghadapi kegagalan mesin produksi krusial. Perbaikan mesin ini membutuhkan investasi segera. Likuiditas operasional menjadi penting untuk memastikan perusahaan dapat melanjutkan produksi tanpa hambatan yang mengganggu.
 
2. Likuiditas Pasar
Likuiditas pasar merujuk pada kemampuan mengubah aset menjadi uang tunai melalui pasar sekunder. Ini berlaku terutama untuk aset yang diperdagangkan di pasar, seperti saham atau obligasi. Likuiditas pasar menjadi penting ketika entitas ingin menjual aset investasi mereka dengan cepat untuk memanfaatkan peluang atau untuk mengatasi perubahan keadaan keuangan yang mendesak.
 
Contoh Situasi: Seorang investor memiliki saham yang nilainya tumbuh pesat, dan dia ingin menjualnya untuk mengambil keuntungan. Likuiditas pasar memungkinkan investor ini untuk menjual sahamnya dengan cepat, tanpa mengganggu stabilitas pasar.
 
3. Likuiditas Keuangan
Likuiditas keuangan merujuk pada kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka saat jatuh tempo tanpa kesulitan yang signifikan. Ini termasuk pembayaran utang, bunga, atau pembayaran dividen kepada pemegang saham. Likuiditas keuangan menjadi krusial ketika entitas menghadapi jatuh tempo utang, terutama jika mereka tidak memiliki dana yang cukup di tangan.
 
Contoh Situasi: Sebuah perusahaan yang harus membayar utang besar dalam beberapa bulan ke depan. Likuiditas keuangan menjadi esensial untuk memastikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban ini tanpa merusak reputasinya atau mengalami kesulitan keuangan.
 

Penyebab Masalah Likuiditas

Masalah likuiditas dapat muncul karena berbagai faktor, dan pengelolaan yang buruk dari berbagai aspek keuangan menjadi penyebab umum. Di bawah ini, kita akan mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat menyebabkan masalah likuiditas:
 
1. Pengelolaan Kas yang Buruk
Salah satu penyebab utama masalah likuiditas adalah pengelolaan kas yang buruk. Ini mungkin mencakup pengeluaran yang tidak terkendali, ketidakmampuan memantau arus kas, atau kurangnya perencanaan keuangan yang baik.
 
2. Hutang yang Jatuh Tempo
Ketika kewajiban jatuh tempo (utang yang harus segera dibayar) melebihi aset likuid, masalah likuiditas dapat timbul. Ini terutama terjadi ketika perusahaan mengandalkan pembiayaan eksternal untuk membayar utang yang jatuh tempo.
 
3. Pendapatan yang Turun Drastis
Turunnya pendapatan perusahaan secara tiba-tiba, seperti akibat penurunan permintaan pasar atau masalah operasional, dapat menyebabkan masalah likuiditas karena perusahaan tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan.
 
4. Persediaan yang Tidak Terkendali
Mempertahankan tingkat persediaan yang tinggi, terutama persediaan yang tidak dapat dengan cepat dijual, dapat mengikis likuiditas perusahaan karena aset terperangkap dalam persediaan yang tidak produktif.
 
5. Kewajiban yang Melebihi Aset Lancar
Jika kewajiban jangka pendek perusahaan melebihi aset lancar yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban ini, maka perusahaan mungkin menghadapi masalah likuiditas.

 
Studi Kasus Masalah Likuiditas dalam Praktik Bisnis

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana faktor-faktor ini dapat mengarah pada masalah likuiditas, mari kita lihat dua studi kasus:
 
Studi Kasus 1
Perusahaan Manufaktur A
Perusahaan manufaktur A berencana untuk ekspansi besar-besaran dan mengambil utang untuk mendanai investasinya. Mereka berhasil mengembangkan bisnis mereka, tetapi kemudian terjadi penurunan tajam dalam permintaan untuk produk mereka. Kewajiban jatuh tempo mereka segera harus dibayar, tetapi mereka tidak memiliki cukup kas di tangan karena sebagian besar aset mereka telah diinvestasikan dalam ekspansi. Akibatnya, perusahaan ini mengalami masalah likuiditas serius.
 
Studi Kasus 2
Perusahaan Ritel B
Perusahaan ritel B seringkali membeli barang-barang dalam jumlah besar untuk persediaan mereka tanpa mempertimbangkan tren penjualan dan kebutuhan persediaan. Ketika penjualan tiba-tiba turun, persediaan besar yang dibeli menjadi tidak produktif. Sumber daya perusahaan terperangkap dalam persediaan yang tidak dapat dijual, mengarah pada masalah likuiditas.
 
Kedua studi kasus ini menggambarkan bagaimana faktor-faktor seperti pengelolaan kas yang buruk, hutang yang jatuh tempo, dan persediaan yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah likuiditas dalam praktik bisnis.
 

Pengukuran Likuiditas

Pengukuran likuiditas adalah langkah penting dalam mengevaluasi sejauh mana suatu perusahaan atau entitas memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dengan lancar. Berikut penjelasan tentang beberapa metrik yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas:
 
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah metrik yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas. Ini mengukur kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Sebuah rasio lancar di atas 1,0 menunjukkan bahwa entitas memiliki lebih banyak aset lancar daripada kewajiban lancar, yang mengindikasikan tingkat likuiditas yang sehat.
 
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat adalah variasi dari rasio lancar yang lebih konservatif. Ini mengukur kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan yang mungkin sulit dijual dalam waktu singkat. Rasio ini dihitung dengan membagi (aset lancar - persediaan) dengan kewajiban lancar. Rasio cepat lebih ketat dalam menilai likuiditas karena mengabaikan persediaan yang kurang likuid.
 
3. Rasio Kas Terhadap Kewajiban Lancar (Cash Ratio)
Rasio ini mengukur sejauh mana entitas dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya hanya dengan menggunakan kas dan setara kas. Ini memberikan pandangan tentang kemampuan entitas untuk menghadapi situasi darurat dan memenuhi kewajiban segera.
 
4. Rasio Aset Bersih Terhadap Kewajiban Lancar (Net Working Capital Ratio)
Rasio ini mengukur selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar. Ini memberikan gambaran tentang sejauh mana entitas memiliki kelebihan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar mereka.
 

Pengukuran Likuiditas dalam Pengambilan Keputusan Keuangan

Pengukuran likuiditas memiliki relevansi yang besar dalam pengambilan keputusan keuangan, baik untuk perusahaan maupun individu. Beberapa aspek relevansi ini termasuk:
 
1. Perencanaan Keuangan
Pengukuran likuiditas membantu dalam perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Ini membantu menentukan seberapa banyak kas yang perlu dijaga atau dikelola dengan baik.
 
2. Evaluasi Risiko
 Rasio-rasio likuiditas membantu dalam mengidentifikasi risiko finansial. Rasio yang rendah dapat mengindikasikan risiko likuiditas, yang mungkin memerlukan tindakan perbaikan atau manajemen risiko yang lebih baik.
 
3. Pengambilan Keputusan Investasi
Pengukuran likuiditas membantu investor dan pemegang saham dalam mengambil keputusan investasi. Mereka dapat menilai apakah perusahaan mampu mengatasi perubahan ekonomi yang tidak terduga.
 
4. Perencanaan Pertumbuhan
Pengukuran likuiditas adalah bagian integral dari perencanaan pertumbuhan bisnis. Ini membantu perusahaan mengelola aset dan kewajiban mereka dengan bijak saat mereka berkembang.
 
5. Mengatasi Krisis Keuangan
Dengan pemahaman yang baik tentang likuiditas, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah likuiditas sebelum menjadi krisis. Ini memberi mereka waktu untuk mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
 

Cara Mengatasi Masalah Likuiditas

Masalah likuiditas dapat menimbulkan tantangan serius, tetapi ada sejumlah strategi dan taktik yang dapat membantu entitas mengatasi masalah tersebut. Berikut beberapa pendekatan yang dapat digunakan:
 
1. Manajemen Kas yang Lebih Efisien
- Monitoring Kas Secara Rutin: Memantau arus kas harian dan mingguan untuk mengidentifikasi tren dan potensi masalah likuiditas.
- Perencanaan Kas: Membuat perencanaan kas yang efektif dengan memprioritaskan pengeluaran dan mengatur dana untuk mengatasi kewajiban yang akan jatuh tempo.
 
2. Restrukturisasi Hutang
- Negosiasi dengan Kreditur: Berkomunikasi dengan kreditur untuk mencari opsi restrukturisasi yang memungkinkan pembayaran utang dalam jangka waktu yang lebih panjang atau dengan suku bunga yang lebih rendah.
- Refinansiasi Utang: Melihat peluang untuk menggabungkan beberapa utang dalam satu pinjaman dengan persyaratan yang lebih menguntungkan.
 
3. Penggunaan Sumber Daya Finansial Tambahan
- Mendapatkan Pembiayaan Tambahan: Menggali opsi pembiayaan tambahan, seperti pinjaman, ekuitas tambahan, atau investasi dari investor eksternal.
- Penjualan Aset yang Tidak Diperlukan: Mempertimbangkan penjualan aset yang tidak esensial untuk mengumpulkan modal tambahan.
 

Fungsi Likuiditas

Likuiditas memiliki beberapa fungsi penting dalam dunia keuangan dan manajemen bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari likuiditas:
 
1. Memastikan Kelangsungan Operasional
Likuiditas memastikan bahwa entitas, baik perusahaan maupun individu, dapat memenuhi kewajiban keuangannya, seperti pembayaran tagihan, gaji karyawan, dan utang jangka pendek. Ini memungkinkan kelangsungan operasional yang lancar.
 
2. Manajemen Risiko
Likuiditas membantu dalam mengelola risiko finansial. Dengan memiliki cadangan kas yang cukup, entitas dapat mengatasi kejutan ekonomi atau situasi darurat, seperti penurunan tiba-tiba dalam pendapatan atau biaya tak terduga.
 
3. Kesempatan Investasi
Likuiditas memberikan entitas kemampuan untuk mengambil keuntungan dari peluang investasi yang mungkin muncul. Dengan memiliki dana yang tersedia, entitas dapat berinvestasi dalam proyek-proyek yang berpotensi menguntungkan.
 
4. Fleksibilitas Keuangan
Kemampuan untuk mengubah aset menjadi uang tunai dengan cepat memberi entitas fleksibilitas keuangan. Mereka dapat menyesuaikan rencana keuangan mereka dengan lebih mudah ketika situasi berubah.
 
5. Kepercayaan Investor dan Kreditur
Likuiditas yang baik adalah tanda bahwa entitas dapat memenuhi kewajiban keuangannya dengan lancar. Ini meningkatkan kepercayaan investor, pemegang saham, dan kreditur, yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis.
 
6. Pengambilan Keputusan Strategis
Likuiditas memungkinkan entitas untuk membuat keputusan strategis yang lebih baik. Mereka dapat merencanakan pengembangan bisnis, ekspansi, atau diversifikasi dengan lebih baik ketika mereka tahu bahwa mereka memiliki sumber daya keuangan yang cukup.
 
7. Pengendalian Biaya
Likuiditas yang baik dapat membantu entitas menghindari biaya tambahan yang muncul akibat penjualan aset dengan harga yang merugikan atau akibat pembiayaan darurat yang mahal. Ini membantu dalam pengendalian biaya.
 
8. Kestabilan Pasar
Pada tingkat yang lebih luas, likuiditas yang baik dalam sistem keuangan membantu menjaga stabilitas pasar. Ini mengurangi risiko terjadinya kejutan ekonomi yang mungkin memicu krisis.
 

Contoh Likuiditas

Likuiditas mengacu pada sejauh mana suatu aset atau investasi dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai tanpa mengalami kerugian substansial. Di bawah ini adalah beberapa contoh likuiditas yang berbeda:
 
1. Kas dan Setara Kas
Kas adalah aset paling likuid karena ini adalah uang tunai yang tersedia segera. Setara kas mencakup investasi jangka pendek yang sangat likuid, seperti sertifikat deposito dan rekening tabungan yang bisa diakses dengan cepat. Ini adalah contoh likuiditas tinggi.
 
2. Saham Yang Diperdagangkan di Bursa
Saham yang diperdagangkan di bursa efek adalah contoh aset likuid karena dapat dengan mudah dijual di pasar terbuka untuk mendapatkan uang tunai. Saham memiliki tingkat likuiditas yang baik, terutama jika saham tersebut memiliki volume perdagangan yang tinggi.
 
3. Obligasi
Obligasi korporasi atau pemerintah yang diperdagangkan di pasar sekunder juga memiliki tingkat likuiditas yang baik. Mereka dapat dijual di pasar dengan relatif cepat. Namun, likuiditasnya mungkin sedikit lebih rendah daripada saham.
 
4. Rekening Tabungan dan Giro
Rekening tabungan dan giro di bank adalah contoh likuiditas yang tinggi untuk individu. Uang yang disimpan dalam rekening ini dapat diakses dan ditarik kapan saja.
 
5. Sertifikat Deposito (CD)
Sertifikat deposito adalah bentuk investasi jangka pendek di bank. Mereka memiliki tingkat likuiditas yang baik, tetapi uang tersebut mungkin harus diblokir selama jangka waktu tertentu sebelum ditarik tanpa penalti.
 
6. Properti
Properti adalah contoh aset dengan tingkat likuiditas yang lebih rendah. Meskipun properti dapat dijual untuk mendapatkan uang, proses penjualan properti seringkali memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya tambahan.

7. Mobil dan Barang Konsumen
Barang konsumen seperti mobil dan barang elektronik memiliki tingkat likuiditas yang rendah. Meskipun mereka memiliki nilai, menjualnya biasanya memerlukan waktu dan sering menghasilkan penurunan harga yang signifikan.
 
8. Investasi Alternatif
Investasi alternatif seperti seni, barang antik, atau mata uang kripto dapat memiliki tingkat likuiditas yang sangat rendah. Ini karena pasar untuk investasi semacam itu mungkin sangat tidak likuid, dan menemukan pembeli yang bersedia bisa sulit.
 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, likuiditas adalah elemen kunci dalam dunia keuangan yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan, baik bagi individu maupun perusahaan. Kemampuan untuk dengan cepat mengubah aset menjadi uang tunai adalah fondasi dari manajemen keuangan yang bijak, yang memungkinkan entitas mengatasi tantangan finansial yang tak terduga dan mengambil keuntungan dari peluang investasi. Likuiditas juga memberikan kepercayaan kepada investor, pemegang saham, dan kreditur, yang merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan bisnis dan stabilitas pasar.
 
Namun, penting untuk diingat bahwa likuiditas bukanlah konsep yang seragam. Aset dan investasi memiliki tingkat likuiditas yang berbeda, dan pengelolaan yang baik dari aset dan kewajiban sangat penting. Masalah likuiditas dapat muncul karena berbagai faktor, seperti pengelolaan kas yang buruk atau hutang yang jatuh tempo. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang likuiditas, pengukuran yang tepat, dan perencanaan keuangan yang cermat sangat diperlukan untuk memastikan stabilitas keuangan jangka panjang. Likuiditas adalah salah satu aspek terpenting dalam keseluruhan gambaran keuangan, yang memastikan bahwa arus kas berjalan lancar dan keputusan keuangan yang bijak dapat diambil.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda