+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Memahami Kejiwaan Seseorang dengan Psikotes Beserta Jenis dan Contohnya

7 October, 2023   |   Halim

Memahami Kejiwaan Seseorang dengan Psikotes Beserta Jenis dan Contohnya

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku. Perilaku dapat dinilai melalui pengamatan dan juga tes psikologi. Hasil tes memberikan sampel karakteristik atau sifat seseorang. Dengan demikian, hasil tes ini dapat digunakan untuk membantu memprediksi perilaku di masa depan. Beberapa tes psikologis juga mampu mengungkap gejala kejiwaan. Meskipun hasil tes dapat menunjukkan adanya kondisi kejiwaan, kesimpulan definitif mengenai diagnosis kesehatan mental tidak dapat dibuat berdasarkan hasil tes saja.

 

Pengertian Test Psikologi

Psikotes adalah ukuran standar dari sebuah sampel untuk mengukur perilaku seseorang, perilaku seseorang yang digunakan untuk mengukur setiap perbedaan yang ada di antara individu. Tes psikologi adalah ukuran objektif dan terstandardisasi dari karakteristik mental dan/atau karakteristik perilaku seseorang.

Tes Psikologi adalah suatu prosedur sistematis atau pengamatan perilaku atau kinerja seseorang, mendeskripsikannya dengan bantuan skala numerik atau kategori sistem. Sebagian besar tes digunakan sebagai cara untuk mengukur perbedaan antara orang atau perbedaan pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Tes psikologi dapat dilakukan secara tertulis, visual, atau verbal. Tertulis, visual, atau verbal yang diberikan untuk menilai fungsi kognitif dan emosional anak-anak dan orang dewasa.
 
Menurut Britannica, tes psikologi, juga disebut psikometri, adalah penggunaan tes secara sistematis untuk mengukur perilaku psikofisik, kemampuan, dan masalah serta membuat perkiraan mengenai kinerja psikologis.
 
Kata "tes" mengacu pada segala cara (sering kali dibuat secara formal) yang digunakan untuk memperoleh respons yang dapat dikaitkan dengan perilaku manusia dalam berbagai konteks. Ketika ditujukan untuk memprediksi perilaku masa depan yang relatif jauh (misalnya, kesuksesan di sekolah), alat semacam itu disebut tes bakat. Ketika digunakan untuk mengevaluasi kemampuan akademis atau kejuruan individu saat ini, alat ini dapat disebut sebagai tes prestasi. Dalam lingkungan seperti kantor bimbingan, klinik kesehatan mental, dan rumah sakit jiwa, tes kemampuan dan kepribadian dapat membantu dalam diagnosis dan deteksi perilaku yang bermasalah. Baik dari kalangan industri maupun pemerintah, keduanya merupakan pengguna tes yang cukup besar dalam menyeleksi pekerja. Para peneliti sering mengandalkan tes untuk menerjemahkan berbagai konsep teoretis (misalnya, kecerdasan) ke dalam ukuran-ukuran yang berguna secara eksperimental.
 

Jenis-Jenis Psikotes

Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan studi psikologi, yang merupakan studi tentang pikiran dan perilaku manusia. Salah satu aliran pemikiran mengatakan bahwa ada empat aspek utama:
 
1. Psikologi uji klinis
 
2. Psikologi kognitif
 
3. Psikologi perilaku
 
4. Psikologi biologis (biopsikologi)
 
1. Psikologi uji klinis
Psikologi klinis adalah spesialisasi yang menyediakan layanan konseling untuk perawatan kesehatan mental dan perilaku bagi individu dan keluarga. Psikolog klinis mengevaluasi, mendiagnosis, dan mengobati berbagai jenis penyakit mental. Banyak praktisi juga terlibat dalam penelitian dan pengajaran.
 
Penerapan psikologi klinis dapat meliputi:
 
1. Konseling terhadap orang dewasa
 
2. Konseling anak
 
3. Psikolog sekolah
 
4. Terapi keluarga
 
5. Neuropsikologi
 
Psikolog klinis mungkin memiliki praktik umum, atau mereka mungkin memiliki spesialisasi pada rentang usia tertentu seperti anak-anak atau lansia, atau gangguan kesehatan mental tertentu seperti gangguan makan, penyakit kronis, depresi, atau fobia.
 
2. Psikologi kognitif
Psikologi kognitif adalah ilmu yang mempelajari proses mental yang berkaitan dengan persepsi, bahasa, perhatian, pemikiran, ingatan, dan kesadaran. Psikologi kognitif dapat membantu orang memahami dan mengatasi perilaku dan cara berpikir yang bermasalah. Psikologi kognitif dapat membantu orang mengubah pola pikir dan perilaku yang menyimpang menjadi pola pikir dan perilaku yang fungsional.
 
Psikologi kognitif dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah seperti:
 
a. Gangguan kecemasan
 
b. Gangguan depresi
 
c. Gangguan kepribadian
 
d. Penyalahgunaan zat
 
e. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan
 
f. Kinerja pada pencapaian akademik
 
g. Masalah terkait hubungan
 
h. Rasa trauma
 
i. Penanggulangan stres
 
j. Masalah dalam kehidupan sehari-hari
 
3. Psikologi perilaku
Psikologi perilaku didasarkan pada teori bahwa semua perilaku berasal dari pengkondisian, yaitu respons kebiasaan kita terhadap lingkungan. Ini adalah upaya untuk memahami akar mengapa orang berpikir dan bertindak seperti yang mereka lakukan.
 
Ada dua jenis pengkondisian utama dalam psikologi perilaku:
 
a. Pengkondisian klasik
Teknik yang digunakan dalam pelatihan perilaku di mana stimulus netral dipasangkan dengan stimulus yang terjadi secara alami. Pada akhirnya, stimulus netral memicu respons yang sama dengan stimulus yang terjadi secara alami, bahkan tanpa kehadiran stimulus alami. Dalam kasus ini bisa berupa eksperimen Pavlov dengan anjing contohnya: stimulus netral (asisten lab) dikaitkan dengan rangsangan tak terkondisi (makanan anjing) untuk memicu respons (mengeluarkan air liur).
 
Stimulus netral menjadi stimulus yang kondisional dan respons yang dipelajari disebut respons yang dikondisikan
 
b. Pengkondisian perilaku (juga disebut pengkondisian instrumental)
Pembelajaran yang terjadi melalui penguatan (hadiah) dan hukuman
Sebuah asosiasi dibuat antara perilaku dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
 
Jika konsekuensi yang diinginkan mengikuti suatu perilaku (hadiah), maka perilaku tersebut akan lebih mungkin terjadi lagi di masa depan
Jika respons yang tidak diinginkan (hukuman) mengikuti suatu perilaku, maka perilaku tersebut cenderung tidak akan terjadi lagi.
 
4. Biopsikologi
Biopsikologi melibatkan penelitian tentang otak, perilaku, dan proses evolusi. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang biologis. Penelitian sering kali difokuskan pada mamalia non-manusia dan mungkin melibatkan:
 
a. Proses sensorik
 
b. Pembelajaran dan memori
 
c. Motivasi dan kegembiraan
 
d. Aspek kognitif (kognisi)
 
Biopsikologi mempelajari aspek-aspek perilaku termasuk pengambilan keputusan, proses penghargaan, memori, emosi, motivasi, perhatian, perkawinan, reproduksi, perilaku agresif, dan afiliasi.
 

Apa yang Dilakukan Seorang Psikiater?

Psikiater adalah dokter medis yang telah menyelesaikan pelatihan khusus di bidang psikiatri, yaitu cara mendiagnosis, mengobati, dan mencegah gangguan mental, emosional, dan perilaku.
 
Mereka memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengatasi masalah kesehatan mental, sering menggunakan kombinasi perawatan seperti konseling, terapi, dan penggunaan obat-obatan seperti antidepresan. Jika diperlukan, mereka juga memiliki kemampuan untuk merujuk pasien ke rumah sakit.
 
Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan seorang psikiater jika Anda mengalami kondisi kesehatan mental yang serius, seperti:
 
a. Depresi berat.
 
b. Gangguan kecemasan, seperti serangan panik dan fobia.
 
c. Kondisi yang kompleks, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.
 
d. Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia.
 
e. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
 
f. Gangguan obsesif kompulsif (OCD).
 
g. Gangguan stres pascatrauma (PTSD).
 
Psikiater bekerja di rumah sakit, klinik, dan layanan kesehatan mental, komunitas, serta dalam klinik swasta. Banyak, tetapi tidak semua, psikiater terdaftar di Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Mereka harus terdaftar di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Anda dapat memeriksa registrasi mereka di situs web kki.go.id.
 

Apa yang Dilakukan Seorang Psikolog?

Seorang psikolog adalah seorang profesional kesehatan berlisensi yang memiliki pelatihan khusus dalam memahami perilaku manusia. Beberapa psikolog memilih untuk menyelesaikan pelatihan lebih lanjut untuk menjadi ahli dalam bidang psikologi tertentu, seperti psikologi klinis, neuropsikologi, kesehatan, komunitas, forensik, organisasi, dan psikologi olahraga dan latihan.
 
Psikolog profesional beroperasi dalam beragam konteks, termasuk institusi pendidikan, fasilitas medis, pelayanan masyarakat, sistem peradilan, penjara, dunia bisnis, dan praktek independen.
 
Mereka mungkin berspesialisasi dalam membantu anak-anak, remaja, atau keluarga. Informasi lebih lanjut tentang jenis-jenis psikolog tersedia di situs halodoc.
 
Anda dapat mengunjungi psikolog untuk mendapatkan bantuan dengan masalah seperti:
 
a. Depresi, kecemasan atau stres.
 
b. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
 
c. Gangguan makan.
 
d. Ketakutan dan fobia.
 
e. Rasa rendah diri.
 
f. Gangguan stres pascatrauma.
 
Seorang profesional di bidang psikologi juga memiliki kapasitas untuk mendampingi Anda dalam mengatasi permasalahan yang mungkin Anda hadapi dalam kehidupan, seperti:
 
a. Masalah tekanan finansial.
 
b. Putus hubungan.
 
c. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
 
d. Penuaan.
 
e. Kesedihan atau kehilangan.
 
Psikolog yang berpraktik harus terdaftar di IKatan Psikologi Klinis (IPK). Anda dapat memeriksanya di situs web ipkindonesia.or.id.
 

Apa Perbedaan antara Psikiater dan Psikolog?

Perbedaan sentral di antara keduanya adalah bahwa seorang psikiater memiliki latar belakang medis dan memiliki otoritas untuk menulis resep obat-obatan, sementara seorang psikolog tidak memiliki latar belakang medis dan tidak memiliki izin untuk meresepkan obat.
 
Namun, ada banyak kesamaan antara psikiater dan psikolog. Kedua profesi ini memiliki pelatihan khusus untuk memahami fungsi otak, pola pikir, dan perilaku individu. Mereka memanfaatkan berbagai jenis terapi, baik konseling maupun psikoterapi, untuk mendukung pemulihan.
 
Psikolog dan psikiater menggunakan berbagai metode terapi untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan mental. Mereka mendampingi Anda dalam pengembangan pola pikir dan perilaku yang lebih baik.
 

Mengapa Tes Psikologi Itu Penting?

1. Memahami Diri Anda dengan Lebih Baik
Sering kali seseorang menghabiskan waktu di dalam pikirannya sendiri. Namun, kita sering kali tidak memahami apa yang membuat seseorang bertingkah laku seperti itu.
 
Rasanya cukup sulit untuk mengetahui mengapa Anda berperilaku dengan cara tertentu, terutama ketika seseorang menderita penyakit mental. Asesmen psikologis dapat membantu Anda mengenal diri Anda lebih dalam.
 
Langkah ini mengacu pada proses pengujian yang bertujuan untuk memeriksa keseluruhan diri seseorang:
 
a. Wawancara
 
b. Penilaian kepribadian
 
c. Penilaian perilaku
 
d. Tes kognitif
 
e. Pengujian bakat
 
f. Pengujian pendidikan
 
g. Tes neuropsikologis
 
Psikolog berlisensi melakukan tes-tes ini bersamaan dengan peninjauan tes kesehatan fisik dan pemeriksaan darah yang relevan untuk memastikan perlunya rujukan ke profesional medis lainnya.
 
2. Menerima Diagnosis
Menerima diagnosis untuk kondisi apa pun bisa tampak seperti hal yang sangat buruk. Namun, bagi seseorang yang menderita gangguan psikologis yang memengaruhi keterampilan, kepribadian, fungsi kognitif, atau perilaku mereka, hal ini dapat terasa lebih baik.
 
Di akhir tes psikologi, seorang psikolog dapat mendiagnosis seseorang dengan cukup akurat. Hal ini memberikan validasi bagi banyak orang yang mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam diri mereka.
 
Di sisi lain, hal ini dapat membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan otak orang tersebut. Hal ini dapat terbukti bermanfaat dalam beberapa keadaan.
 
3. Mendapatkan Perawatan yang Tepat
Tes psikologi memungkinkan seseorang untuk mendapatkan perawatan yang tepat untuk gangguan psikologis. Setelah psikolog mendiagnosis suatu kondisi, mereka dapat membuat rencana perawatan.
 
Beberapa masalah kesehatan mental berhenti berdampak negatif pada kehidupan seseorang setelah mereka belajar bagaimana cara melawannya atau hidup dengannya dengan menggunakan keterampilan mengatasi masalah yang sehat dan menerima dukungan dari orang yang dicintai. Mereka dapat melihat peningkatan dalam setiap aspek kehidupan setelah mereka menyesuaikan pola pikir dan perilaku mereka dengan cara yang berhasil.
 
4. Pertolongan Tambahan
Ketika tes penilaian psikologis menunjukkan bahwa seseorang mengalami kesulitan dalam bidang tertentu, mereka dapat memberikan bantuan yang tepat. Perawatan mungkin berfokus pada terapi dan pengobatan, tetapi itu tidak selalu mencakup semuanya.
 
Sebagai contoh, semua terapi di dunia tidak dapat mengubah otak untuk tidak lagi memiliki ketidakmampuan belajar. Namun, siswa dapat mempelajari alat bantu belajar dan menerima dukungan tambahan untuk mengimbanginya sehingga mereka dapat belajar dengan kecepatan yang sama dengan teman sebayanya.
 
Mungkin terasa seperti gangguan psikologis menciptakan sebuah hambatan. Namun, dengan diagnosis yang tepat, hal ini dapat membantu seseorang menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk hidup lebih maksimal.
 
5. Memaksimalkan Kekuatan Anda
Memahami aspek-aspek apa yang digunakan untuk melakukan perbaikan adalah langkah awal untuk mendapatkan bantuan yang tepat dalam melakukan perbaikan. Namun, tes ini juga dapat menekan kekuatan Anda.
 
Dengan memahami kekuatan Anda, Anda dapat mengasahnya. Hal ini dapat berarti menemukan cara-cara di luar kebiasaan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat bekerja dengan baik untuk Anda.
 

Perbedaan Psikotes dan Penilaian Psikologis

Tes psikologi dan penilaian psikologis merupakan alat yang digunakan dalam bidang psikologi untuk mengumpulkan informasi mengenai fungsi psikologis seseorang. Namun, ada beberapa perbedaan di antara keduanya.
 
Psikotes
Tes psikologi adalah alat terstandarisasi yang digunakan untuk mengukur karakter atau ciri-ciri psikologis tertentu, seperti kecerdasan, kepribadian, atau fungsi emosional. Biasanya, tes ini diberikan dalam lingkungan yang terkendali dan memiliki norma-norma serta prosedur penilaian yang telah ditetapkan. Psikotes psikologis sering kali terdiri dari serangkaian pertanyaan atau tugas yang diselesaikan oleh individu, dan hasilnya dibandingkan dengan sampel normatif untuk menentukan bagaimana skor individu dibandingkan dengan yang lain.
 
Penilaian Psikologis
Di sisi lain, asesmen psikologis adalah proses yang lebih luas yang melibatkan pengumpulan informasi mengenai fungsi psikologis individu dari berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode. Hal ini tidak hanya mencakup pemberian tes psikologi tetapi juga teknik lain seperti wawancara, observasi, dan peninjauan catatan atau dokumen. Tujuan dari penilaian psikologis adalah untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan psikologis individu.
 
Singkatnya, tes psikologi adalah alat khusus yang digunakan untuk mengukur suatu kondisi psikologis tertentu, sedangkan asesmen psikologi adalah proses yang lebih komprehensif yang melibatkan penggunaan berbagai alat dan metode untuk mengumpulkan informasi mengenai fungsi psikologis individu.
 

Contoh Psikotes

Berikut ini ialah beberapa contoh dari tes psikologi:
 
Tes Kecerdasan
Tes inteligensi digunakan untuk mengukur tingkat fungsi intelektual seseorang secara keseluruhan. Dalam bukunya "Psychological Testing", psikiater Robert J. Gregory menyatakan bahwa terlepas dari beragamnya definisi kecerdasan, para ahli cenderung setuju bahwa kecerdasan mencakup kapasitas untuk belajar dari pengalaman dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Skala Kecerdasan Stanford-Binet adalah tes kecerdasan yang populer. Tes ini dapat diberikan sejak usia 2 tahun hingga akhir masa dewasa dan menilai penalaran, pemrosesan visual-spasial, pengetahuan, dan memori kerja. Tes kecerdasan lain yang umum digunakan adalah Wechsler Intelligence Scale for Children-III (WISC-III) dan Cognitive Assessment System (CAS).
 
Tes Kepribadian
Tes kepribadian adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk menilai sifat dan perilaku pribadi. Tes kepribadian yang paling banyak digunakan adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory. MMPI-2 terdiri dari 567 pertanyaan benar-salah dan membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menyelesaikannya. Tes ini menyentuh berbagai topik seperti masalah kesehatan, masalah hubungan, penyalahgunaan zat, harga diri, kecemasan, depresi, gejala manik, delusi dan halusinasi. MMPI-2-RF adalah versi yang lebih pendek dengan 338 pertanyaan. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes umum lainnya yang digunakan untuk mengkategorikan orang ke dalam tipe-tipe kepribadian berdasarkan empat bidang fungsi psikologis.
 
Tes Proyektif
Tes proyektif berakar pada teori psikoanalisis. Tes ini didasarkan pada keyakinan bahwa keinginan, kebutuhan, motivasi, dan naluri seseorang merupakan konstruksi bawah sadar. Untuk mengungkap pikiran terdalam seseorang, individu diperlihatkan stimulus yang bersifat ambigu dan diminta untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Sebagai contoh, rangsangan ambigu yang digunakan dalam tes Rorschach adalah 10 bercak tinta simetris. Tes Apersepsi Tematik (TAT) adalah tes proyektif lain yang umum digunakan. Apa yang ditafsirkan dari tes ini rentan terhadap subjektivitas. Oleh karena itu, interpretasi biasanya bervariasi di antara para pemeriksa.
 

Tujuan Tes Psikologi

Beberapa gejala dari masalah psikologis dan kondisi kesehatan mental dapat terlihat jelas dan mudah dikenali. Apakah mereka bertindak sebagai penghalang dalam kemampuan Anda untuk berfungsi di sekolah, karier, atau bahkan hubungan Anda, dampak dari kondisi Anda jelas terlihat. Yang tidak jelas, dan mengapa tes psikologi sangat berguna, adalah kondisi yang menciptakan tantangan-tantangan tersebut.
 
Asesmen psikologis sangat berguna dan penting bagi banyak orang yang menderita masalah psikologis yang tidak tertangani.
 
1. Mendapatkan Pemahaman Yang Lebih Baik Tentang Kelebihan dan Kelemahan Pasien
Melalui proses pengujian, psikolog akan menilai bidang-bidang yang memungkinkan seseorang untuk berhasil, dan bidang-bidang yang paling sulit baginya. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan seseorang di setiap aspek tersebut, psikolog dapat memahami bagaimana ia menjalani hidup dan dunia di sekitarnya.
 
2. Mengevaluasi Fungsi Mental, Kognitif, dan Perilaku Mereka Secara Menyeluruh
Tes psikologi dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis penilaian yang memiliki tujuan yang berbeda dan sama pentingnya. Ada tes untuk mengevaluasi perilaku, fungsi kognitif, serta kondisi mental dan emosional, di antara banyak hal lainnya.
 
3. Mengidentifikasi Apa yang Sebenarnya dapat Memengaruhi Kemampuan Mereka Untuk Berkembang
Dengan informasi yang telah mereka kumpulkan, psikolog kemudian dapat melihat lebih dalam mengenai "mengapa". Setelah melihat di mana Anda berada dan tidak berfungsi dengan kapasitas penuh, mereka dapat mengevaluasi dengan lebih baik apa yang mungkin menciptakan tantangan-tantangan tersebut.
 
4. Menentukan Apakah Ada Kondisi Psikologis atau Diagnosis yang Perlu Diberikan
Dalam situasi di mana terdapat kondisi psikologis, psikolog akan membuat kesimpulan dengan menggunakan semua hasil terperinci yang mereka kumpulkan dalam proses pengujian. Mereka kemudian akan membuat laporan komprehensif yang menjelaskan hasil-hasil tersebut serta diagnosis formal. Ini adalah tujuan yang paling signifikan dari tes psikologi.
 
5. Membuat Rencana Tentang Cara Terbaik untuk Menangani Kondisi Tersebut
Tergantung pada apa yang dihadapi pasien, psikolog klinis akan berkolaborasi dengan mereka dalam merencanakan langkah selanjutnya. Ketika seseorang menerima diagnosis, ada perasaan yang umum muncul, "baiklah, bagaimana sekarang?". Psikolog akan membantu untuk mengetahui pengobatan yang paling bermanfaat dan bagaimana melakukan pendekatan terhadap rencana pengobatan tersebut.
 
6. Memulai Pengobatan dengan Dukungan Psikolog
Dengan dukungan dari psikolog dan penyedia layanan kesehatan mental atau dokter lain, Anda dapat memulai jalan menuju penyembuhan. Apakah pengobatan itu berupa penanganan obat psikiatri, psikoterapi atau terapi "bicara", atau bentuk pengobatan perilaku lainnya, setelah menerima laporan dari psikolog, dia dapat memulai rencana pengobatannya.
 

Tips Agar Lulus Psikotes

Tidak ada yang dapat menggantikan kemampuan belajar yang baik, namun mempraktikkan strategi mengerjakan tes yang baik dapat membantu meningkatkan performa dalam ujian psikologi. Beberapa tips di bawah ini dapat diterapkan pada hampir semua topik, jadi mulailah melatih pendekatan pribadi dalam mengerjakan tes untuk menentukan teknik mana yang paling cocok.
 
Setiap kali mengerjakan tes, luangkan sedikit waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan yang bekerja dengan baik dan bagaimana Anda dapat menerapkan kemampuan tersebut di masa depan.
 
1. Mulailah dengan Melihat Kembali Tes
Mulailah dengan memeriksa soal-soal ujian segera setelah diterimanya ujian, luangkan waktu setidaknya beberapa menit untuk memeriksanya. Berapa banyak pertanyaan yang ada? Jenis pertanyaan apa saja yang ada dalam psikotes? Dalam banyak kasus, psikotes psikologi Anda akan terdiri dari berbagai jenis pertanyaan. Sebagai contoh, psikotes mungkin akan terdiri dari beberapa pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan benar-salah, dan beberapa pertanyaan esai.
 
Memahami jenis psikotes akan memberikan gambaran yang lebih baik mengenai cara mengatur waktu.
 
2. Aturlah Waktu dalam Menyelesaikan Tes
Sebagian besar tes memiliki persyaratan waktu, jadi penting untuk menjawab pertanyaan secepat mungkin agar dapat menyelesaikan ujian sepenuhnya.
 
Mulailah dengan menentukan berapa lama waktu yang Anda miliki untuk setiap pertanyaan. Umumnya, harus menyediakan waktu sekitar 30 hingga 60 detik untuk setiap pertanyaan pilihan ganda, tergantung pada jumlah waktu yang Anda miliki untuk ujian.
 
3. Jangan Melewatkan Satu Soal Pun
Beberapa orang menyarankan untuk memulai dengan pertanyaan yang paling mudah terlebih dahulu sebelum kembali untuk menyelesaikan pertanyaan yang sulit di akhir tes. Meskipun strategi ini mungkin berhasil untuk beberapa siswa, strategi ini juga membuat seseorang lebih mungkin lupa menjawab pertanyaan yang dilewati.
 
Selain itu, Anda akan kehilangan lebih banyak waktu karena harus melihat kembali hasil ujian dan mencari tahu pertanyaan mana yang tidak dapat dijawab. Sebagai gantinya, cobalah mengerjakan ujian sesuai dengan urutan pertanyaan yang disajikan.
 
Jika merasa kesulitan dengan pertanyaan tertentu, beri tanda yang jelas di sebelahnya, lalu lanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Setelah selesai dengan setiap bagian tes, Anda dapat dengan cepat kembali ke pertanyaan yang telah ditandai dan mencoba memberikan jawaban.
 
4. Gunakan Cara Eliminasi
Umumnya, beberapa pertanyaan pilihan ganda pertama akan menjadi yang termudah, namun jangan biarkan hal ini membuat Anda terlalu percaya diri. Pertanyaan-pertanyaan mungkin akan menjadi semakin sulit semakin jauh. Ketika mendalami ujian, saat itulah Anda harus mulai menggunakan metode psikotes yang dikenal dengan proses eliminasi.
 
Ketika Anda menemukan pertanyaan yang tidak langsung tahu jawabannya, mulailah dengan membaca dengan seksama setiap jawaban yang mungkin. Kemudian, mulailah mengesampingkan pilihan yang paling tidak masuk akal. Bahkan jika benar-benar bingung dengan pertanyaan tersebut, sering kali dapat menggunakan akal sehat dan pengetahuan sebelumnya tentang topik-topik psikologis untuk menentukan jawaban yang mungkin.
 
Ingatlah bahwa beberapa tes pilihan ganda memiliki lebih dari satu jawaban yang secara teknis benar. Tugas Anda adalah memilih jawaban yang sepenuhnya menjawab pertanyaan dan merupakan jawaban yang "paling benar" dari semua pilihan yang ada.
 
5. Baca Setiap Pertanyaan dengan Cermat
Ini mungkin terdengar seperti saran yang sudah sangat jelas, tetapi membaca setiap pertanyaan dengan seksama adalah salah satu strategi mengerjakan psikotes yang paling penting yang dapat digunakan dalam psikotes psikologi. Ketika mulai membaca pertanyaan, seseorang mungkin akan langsung merumuskan jawaban bahkan sebelum selesai membaca pertanyaan.
 
Jika menulis jawaban sebelum membaca soal dengan lengkap, seseorang mungkin akan kehilangan informasi penting atau bahkan memberikan jawaban yang salah.
 

Kesimpulan

Tes psikologi, juga disebut psikotes, merupakan tes yang digunakan secara sistematis untuk mengukur perilaku psikofisik, kemampuan, dan masalah serta membuat perkiraan mengenai kemampuan psikologis.
 
Pelaksanaan psikotes meliputi tes psikologi. Tes psikologis dapat berupa instrumen yang digunakan untuk menilai sifat-sifat psikologis seperti IQ, kepribadian, sikap, minat, keinginan untuk berprestasi, dan sebagainya. Tes-tes ini merupakan pengukuran yang objektif dan terstandardisasi dari sampel perilaku. Mayoritas pemeriksaan psikologis tidak bersifat bias, dan juga memiliki manfaat untuk diagnosa dan memeroleh saran. Pemeriksaan psikologis juga memiliki standar, yang mengacu pada keseragaman prosedur  dan penilaian.
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda