+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Antisipasi Resesi Ekonomi Worldwide: Tantangan dan Solusi di Tahun 2023

23 June, 2023   |   Ketrina

Antisipasi Resesi Ekonomi Worldwide: Tantangan dan Solusi di Tahun 2023

Dalam laporan berjudul "Is a Worldwide Downturn Up and coming?", Bank Dunia memprediksi adanya kemungkinan resesi ekonomi worldwide pada tahun 2023. Prediksi tersebut semakin nyata dengan adanya beberapa indikasi yang telah terjadi, seperti kenaikan suku bunga acuan yang agresif dilakukan oleh bank sentral di berbagai negara untuk mengendalikan laju inflasi.

Presiden Joko Widodo mengakui bahwa ketidakpastian worldwide saat ini menjadi kekhawatiran bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Kenaikan harga energi dan suku bunga acuan di berbagai negara telah menyebabkan lonjakan inflasi. Beliau menyebutkan bahwa sudah ada 5 negara yang mengalami lonjakan inflasi di atas 80%. Sementara itu, inflasi di Indonesia mencapai 5,42% pada bulan November 2022 dan diprediksi akan mencapai 6 persen pada akhir tahun ini. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, juga mengungkapkan bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi worldwide pada tahun 2023 bukanlah tantangan yang mudah, terutama dengan adanya ketegangan international strategy yang berdampak pada disrupsi rantai pasok worldwide dan berpotensi mempengaruhi perekonomian domestik. Selain tantangan international strategy dan resesi ekonomi, dunia juga dihadapkan pada tantangan perubahan iklim yang akan berdampak signifikan terhadap keuangan negara, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk memahami lebih lanjut tentang resesi, penting untuk mengetahui definisi resesi itu sendiri. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi terjadi ketika perekonomian suatu negara mengalami kondisi memburuk yang terlihat dari adanya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan tingkat pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Sementara menurut Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Beberapa faktor pemicu terjadinya resesi ekonomi worldwide yang dikhawatirkan akan terjadi tahun depan antara lain:

1. Pandemi Coronavirus

Meskipun wabah Coronavirus telah mulai mereda dan banyak negara telah membebaskan warganya untuk kembali beraktivitas seperti biasa, dampaknya terhadap aktivitas ekonomi worldwide pada awal tahun 2020 hingga awal tahun ini sangat signifikan. Banyak negara fokus pada penanganan Coronavirus dan menerapkan pembatasan aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi secara worldwide mengalami kontraksi. Selain itu, banyak negara melakukan proteksi terhadap hasil pangan untuk mengantisipasi wabah Coronavirus yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan kenaikan harga pangan akibat kurangnya pasokan. Indonesia juga mengalami resesi ekonomi pada akhir tahun 2020 akibat pandemi Coronavirus.

2. Perang Rusia-Ukraina

Konflik yang berlangsung sejak bulan Februari telah menghilangkan PDB worldwide hingga USD 2,8 triliun. Perang Rusia-Ukraina telah mengganggu rantai pasok worldwide dan menyebabkan krisis terutama di sektor pangan dan energi, yang pada akhirnya mempercepat laju inflasi. Perang Rusia-Ukraina menjadi faktor utama penyebab resesi ekonomi worldwide yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023.

3. Tingginya tingkat inflasi

Menurut laporan World Financial Viewpoint edisi Oktober 2022 dari Dana Moneter Internasional (IMF), diperkirakan laju inflasi worldwide akan mencapai 8,8% pada tahun 2022 dan kemudian turun menjadi 6,5% pada tahun 2023. Inflasi di Indonesia, menurut Bank Indonesia, diproyeksikan akan turun dan kembali ke sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024. Beberapa negara telah mencabut insentif moneter dan fiskal mereka sebagai upaya untuk mengatasi risiko inflasi yang terus meningkat.

 4.Kenaikan suku bunga acuan

Bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan meningkatkan suku bunga acuan sejak paruh kedua tahun ini, termasuk Bank of Britain dan Central bank (The Fed). Tekanan inflasi di negara Barat dan Amerika Serikat mendorong bank sentral untuk terus meningkatkan suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi. Hal yang sama terjadi di negara anggota G20 seperti Brasil, India, dan Indonesia. Selama tahun 2022, Bank of Britain telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 premise poin, sedangkan The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 premise poin. Merespons hal ini, Bank Indonesia juga ikut menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 premise poin menjadi 5,25% pada bulan November 2022. Kenaikan suku bunga acuan secara serentak yang dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menyebabkan resesi ekonomi worldwide. 

5. Penurunan permintaan worldwide

perusahaan di banyak negara mulai mengurangi produksi mereka karena permintaan worldwide mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kelesuan ekonomi dan berpotensi menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi secara worldwide. 
 

Dampak dari resesi ekonomi dapat dirasakan dalam berbagai aspek. Secara simultan, resesi dapat menyebabkan penurunan pada seluruh aktivitas ekonomi, termasuk lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Baik peningkatan harga secara tajam maupun penurunan harga atau deflasi dapat menyebabkan stagnasi ekonomi atau expositions yang dikenal sebagai stagflasi. Situasi ini dapat memperburuk prospek ekonomi pada tahun depan. Perlambatan ekonomi akan mendorong sektor riil untuk menahan kapasitas produksinya, yang berpotensi mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang lebih sering terjadi, bahkan beberapa perusahaan mungkin akan menutup dan tidak lagi beroperasi.

Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan, sehingga financial backer cenderung akan mengalihkan dananya ke bentuk investasi yang lebih aman. Ekonomi yang semakin sulit juga akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat, karena mereka akan lebih selektif dalam menggunakan uang mereka dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan yang withering penting terlebih dahulu.

Dalam menghadapi tantangan resesi ekonomi, pemerintah dan lembaga terkait perlu mengambil langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya. Upaya tersebut meliputi kebijakan fiskal dan moneter yang bijaksana, boost ekonomi, perlindungan sosial bagi masyarakat yang terdampak, serta langkah untuk memperkuat sektor riil dan meningkatkan daya saing ekonomi. Pembangunan infrastruktur juga tetap menjadi penting dalam situasi resesi ekonomi. Meskipun terjadi penurunan pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan, investasi dalam pembangunan infrastruktur dapat berfungsi sebagai boost ekonomi yang efektif. Infrastruktur yang baik dapat meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, pemerintah perlu tetap melanjutkan program pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan dan memastikan alokasi anggaran yang tepat untuk sektor ini.

Selain itu, resesi ekonomi juga dapat menjadi peluang untuk melakukan reformasi struktural yang lebih luas. Pemerintah dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi, meningkatkan efisiensi sektor publik, mendorong inovasi dan diversifikasi ekonomi, serta meningkatkan daya saing worldwide. Reformasi struktural yang tepat dapat membantu memperkuat fondasi ekonomi dan membuatnya lebih tahan terhadap guncangan ekonomi di masa depan. Dalam menghadapi resesi ekonomi, penting untuk menjaga komunikasi yang transparan dan efektif antara pemerintah, lembaga keuangan, bisnis, dan masyarakat. Koordinasi yang baik dan langkah yang tepat dapat membantu mengurangi dampak negatif resesi, mempercepat pemulihan ekonomi, dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.

Selain langkah yang telah disebutkan sebelumnya, dalam menghadapi resesi ekonomi, penting untuk memperhatikan beberapa aspek tambahan guna meminimalkan dampak negatif dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pemulihan ekonomi. Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

Boost Ekonomi

Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan improvement ekonomi yang bertujuan untuk mendorong konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal seperti pengeluaran publik yang meningkat, pengurangan pajak, dan insentif untuk sektor tertentu dapat merangsang aktivitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Sementara itu, kebijakan moneter yang akomodatif, seperti penurunan suku bunga, dapat mendorong pinjaman dan investasi oleh perusahaan.

Perlindungan Sosial

Dalam situasi resesi ekonomi, kelompok masyarakat yang rentan seperti pekerja terampil, buruh migran, dan pekerja casual akan terkena dampak yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat sistem perlindungan sosial, termasuk jaminan sosial, program bantuan sosial, dan pelatihan keterampilan. Hal ini akan membantu mengurangi beban ekonomi yang mereka hadapi dan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan dalam pasar kerja.

Diversifikasi Ekonomi

Salah satu pelajaran penting dari resesi ekonomi adalah pentingnya diversifikasi sektor ekonomi. Ketergantungan pada sektor tertentu dapat membuat ekonomi lebih rentan terhadap goncangan eksternal. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong diversifikasi ekonomi dengan mempromosikan pengembangan sektor baru dan meningkatkan daya saing industri nasional. Ini dapat dilakukan melalui insentif investasi, pembangunan infrastruktur yang mendukung, dan dukungan bagi sektor inovatif dan berbasis pengetahuan.

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan pelatihan yang baik menjadi kunci dalam menghadapi resesi ekonomi. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dapat membantu meningkatkan kualifikasi tenaga kerja, meningkatkan daya saing, dan mempersiapkan mereka untuk lapangan kerja masa depan. Pemerintah perlu memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja serta memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas.

Kolaborasi Internasional

Resesi ekonomi adalah tantangan worldwide yang mempengaruhi banyak negara. Oleh karena itu, penting untuk menjalin kerja sama internasional yang erat dalam menghadapi resesi ini. Kolaborasi antar negara dalam hal kebijakan ekonomi, perdagangan, dan investasi dapat membantu mengurangi dampak negatif dan mempercepat pemulihan ekonomi worldwide. Organisasi internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan G20 juga dapat berperan dalam koordinasi kebijakan dan memberikan bantuan finansial bagi negara yang terkena dampak resesi.
 

Dalam menghadapi resesi ekonomi worldwide tahun 2023, penting untuk menerapkan kebijakan boost ekonomi, perlindungan sosial, dan diversifikasi sektor ekonomi. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan kerja sama internasional juga menjadi faktor penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi. Resesi ekonomi dapat mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi secara simultan, termasuk lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, tindakan yang tepat perlu diambil untuk meminimalkan dampak negatif dan membangun fondasi yang lebih kuat. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, resesi ekonomi worldwide yang diprediksi pada tahun 2023 akan menjadi tantangan serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, dengan langkah yang tepat dalam kebijakan ekonomi, improvement ekonomi, perlindungan sosial, diversifikasi ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan kolaborasi internasional, negara dapat mengurangi dampak negatif resesi dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat perlu bekerja sama secara sinergis untuk menghadapi tantangan ini dan mengoptimalkan peluang yang ada dalam membangun ekonomi yang lebih kuat dan berdaya tahan di masa depan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda