+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Menggali Inovasi: Kehebatan Pengembangan Produk yang Efektif dalam Bisnis

3 June, 2023   |   AkhsanDaffa26

Menggali Inovasi: Kehebatan Pengembangan Produk yang Efektif dalam Bisnis

Dengan mengembangkan produk merupakan upaya yang menarik sekaligus menantang. Dari ide awal hingga penelitian dan pembuatan prototipe, tidak ada dua peluncuran produk yang serupa. Namun, ada proses umum yang dapat membantu Anda memulai proses pengembangan produk.

 

Proses pengembangan produk menjelaskan enam tahapan yang diperlukan untuk membawa produk dari konsep awal hingga diluncurkan di pasar. Tahapan ini termasuk mengidentifikasi kebutuhan pasar, meneliti persaingan, mencari solusi, mengembangkan peta jalan produk, dan membangun produk yang memenuhi syarat minimum atau Minimum Viable Product (MVP).

 

Proses pengembangan produk telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang umum digunakan dengan membagi setiap tahapan menjadi enam fase terpisah. Hal ini membantu mengatur proses dengan lebih baik dan memecah tugas-tugas individu menjadi tugas yang lebih kecil.

 

Pengertian Pengembangan Product

Pengembangan project merupakan upaya membangun produk baru, yang dimulai dari gagasan hingga tahap peluncuran. Tahap awal dimulai dengan sesi pemikiran intensif, di mana ide-ide awal didiskusikan. Setelah itu, prosesnya kreatif namun tetap memperhitungkan strategi, dan telah dilaksanakan dengan berbagai cara yang berbeda. Namun, tanpa adanya organisasi yang jelas, menggabungkan kreativitas dan strategi akan menjadi suatu tantangan yang sulit.

 

Tahapan Pengembangan Product

1. Pembangkitan Ide (Ideasi)

Langkah awal dalam proses pengembangan produk dimulai dengan menciptakan gagasan produk yang baru. Tahap ini dikenal sebagai inovasi produk, di mana Anda merancang konsep produk dengan mempertimbangkan kebutuhan pelanggan, menguji konsep, dan melakukan riset pasar. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut saat memulai konsep produk baru:

 

a. Sasaran Pasar : 

Sasaran pasar adalah gambaran konsumen di mana dapat digunakan untuk pegembangan produk. Mereka adalah calon pelanggan. Hal ini penting untuk dikenali dari awal sehingga dapat mengembangkan konsep produk berdasarkan sasaran pasar dari awal.

 

b. Produk Yang Ada : 

Ketika perusahaan mempunyai gagasan produk terbaru, bijaksanalah untuk meninjau kembali kumpulan produk yang sudah ada. Apakah ada produk yang sudah ada yang menyelesaikan kesulitan serupa? Atau apakah kompetitor menyajikan produk yang tidak efektif dalam segmen pasar? Jika iya, apakah gagasan terbaru cukup unik untuk bertahan? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dapat memastikan keberhasilan gagasan terbaru.

 

c. Functionality

Meskipun belum membutuhkan laporan rinci mengenai kemampuan produk, sebaiknya perusahaan perlu memahami secara umum fungsi yang akan dihadirkannya. Perhatikan penampilan serta kesan yang ingin ditampilkan oleh produk, serta alasan mengapa orang tertarik untuk membelinya.

 

d. Analisis SWOT

Dengan melakukan evaluasi terhadap kekuatan, kelemahan, potensi, dan risiko produk Anda pada tahap awal dapat membantu Anda mengembangkan konsep baru yang paling optimal. Hal ini akan menjamin bahwa produk Anda berbeda dari kompetitor dan dapat menyelesaikan kekosongan di pasar.

 

e. Metode SCAMPER

Agar gagasan  menjadi lebih sempurna, manfaatkanlah teknik brainstorming seperti SCAMPER. Metode ini melibatkan penggantian, penggabungan, adaptasi, modifikasi, penggunaan alternatif, penghapusan, atau penataan ulang konsep produk. Untuk mengkonfirmasi gagasan produk, pertimbangkan untuk mencatat ide dalam format studi kasus bisnis. Hal ini akan memungkinkan seluruh anggota tim memahami dengan jelas fitur produk awal dan maksud peluncuran produk baru.

 

2. Definisi Produk

Setelah menyelesaikan studi kasus bisnis dan berdiskusi tentang target pasar dan fungsi produk, langkah selanjutnya adalah menentukan produk. Tahap ini dikenal sebagai pelingkupan atau pengembangan konsep, dan fokusnya adalah mengasah strategi produk. Di tahap ini, sangat penting untuk menetapkan secara detail hal-hal seperti:

 

a. Analisa Bisnis

Penganalisisan bisnis melibatkan pemetaan strategi distribusi, strategi perdagangan elektronik, dan analisis pesaing yang lebih komprehensif. Langkah ini bertujuan untuk memulai pembuatan peta jalan produk yang terperinci.

 

b. Proposisi Nilai

Dengan mempertimbangkan nilai adalah isu yang diselesaikan oleh produk. Pertimbangkan perbedaannya dengan produk lain di pasar. Manfaat ini dapat berguna untuk penelitian pasar dan untuk mengembangkan strategi pemasaran.

 

c. Metrik Sukses

Sangat krusial untuk menjelaskan indikator keberhasilan sejak awal agar dapat mengevaluasi dan mengukur keberhasilan setelah produk diluncurkan. Apakah ada indikator utama yang ingin diperhatikan? Ini bisa berupa KPI dasar seperti nilai pemesanan rata-rata, atau sesuatu yang lebih khusus seperti tujuan yang ditetapkan secara eksplisit yang relevan dengan organisasi.

 

d. Strategi Pemasaran

Setelah perusahaan menentukan konsep nilai dan ukuran keberhasilan yang ingin dicapai, mulailah berdiskusi tentang rencana pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan. Pertimbangkan platform mana yang cocok untuk mempromosikan produk, seperti media sosial atau blog. Meskipun rencana ini perlu disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, sebaiknya dipikirkan sejak awal saat menentukan produk untuk memulai perencanaan.

Setelah gagasan-gagasan ini sudah ditetapkan, maka waktunya untuk memulai pembuatan produk minimum yang layak  atau Minimum Viable Product (MVP) dengan membuat prototipe awal.

 

3. Pembuatan Prototipe

Dalam proses pembuatan prototipe, tim akan melakukan penelitian yang intensif dan mendokumentasikan produk dengan membuat rencana bisnis yang lebih rinci serta menyusun produk.

 

Pada tahap awal prototipe, bisa berupa gambar atau render komputer yang lebih kompleks dari desain awal. Prototipe ini membantu mengidentifikasi area risiko sebelum produk dibuat. Selama fase pembuatan prototipe, tim akan melakukan tugas-tugas khusus seperti:

 

a. Analisis Kelayakan

Tahap berikutnya dalam proses ini adalah mengevaluasi kelayakan strategi produk yang telah Anda buat. Pastikan bahwa beban kerja dan waktu yang diperkirakan dapat dicapai. Jika tidak, sesuaikan jadwal Anda dan minta bantuan dari pemangku kepentingan tambahan.

 

b. Riset Risiko Pasar

Analisis risiko yang terkait dengan produksi produk sebelum diproduksi secara fisik sangatlah penting. Hal ini akan mencegah terjadinya kegagalan peluncuran produk di masa depan. Selain itu, dengan mendokumentasikan risiko dalam daftar risiko, perusahaan dapat memastikan bahwa tim memahami potensi risiko yang terkait dengan produksi produk tersebut.

 

c. Strategi Pengembangan

Berikutnya, mulailah menggarap rencana pengembangan yang telah perusahaan buat. Artinya, tentukan bagaimana perusahaan akan menetapkan tugas dan jangka waktu pengerjaannya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk merencanakan tugas dan memperkirakan waktu adalah dengan menggunakan teknik jalur kritis.

 

d. MVP 

Produk yang dihasilkan pada akhir tahap prototyping harus memiliki fitur minimum yang memadai. Pikirkan MVP Anda sebagai produk yang memiliki fitur yang dibutuhkan untuk diluncurkan, namun tidak melebihi apa yang dibutuhkan untuk berfungsi. Contohnya, sepeda MVP akan dilengkapi dengan rangka, roda, dan tempat duduk, namun tidak termasuk keranjang atau bel. Membuat MVP dapat membantu tim Anda meluncurkan produk lebih cepat daripada membangun semua fitur yang diinginkan, yang bisa memperlambat waktu peluncuran. Fitur yang diinginkan bisa ditambahkan nanti ketika waktu dan sumber daya tersedia.

 

4. Desain Awal

Saat tahap perancangan awal, para pemangku kepentingan proyek bekerja sama untuk menciptakan model produk berdasarkan prototipe MVP. Desain harus dipertimbangkan dengan memperhatikan target audiens dan mendorong fungsi utama produk Anda.

 

Sukses dalam desain produk mungkin membutuhkan beberapa kali perulangan untuk mencapai ketepatan, dan mungkin melibatkan komunikasi dengan pemasok untuk mendapatkan bahan yang diperlukan. Untuk menciptakan desain awal, Anda akan:

 

a. Bahan Sumber

Materi baku berperan krusial dalam perancangan model awal. Hal ini mungkin membutuhkan kolaborasi dengan pelbagai pemasok dan melakukan pemesanan materi atau membuatnya sendiri. Karena materi dapat berasal dari beragam sumber, perusahaan perlu mencatat penggunaannya di ruang kerja bersama untuk acuan di masa mendatang jika diperlukan.

 

b. Terhubung Dengan Stakeholders

Sangat penting untuk menjaga hubungan yang erat selama tahap perancangan guna memastikan bahwa desain awal Anda berjalan dengan baik. Bagikan laporan kemajuan mingguan atau harian untuk berbagi informasi terbaru dan memperoleh persetujuan sesuai kebutuhan.

 

c. Menerima Awal Feedback

Setelah tahap perancangan selesai, mintalah tanggapan awal dari manajemen senior dan pihak-pihak terkait proyek. Kemudian, lakukan revisi pada desain produk sesuai kebutuhan hingga mencapai desain akhir yang siap untuk dikembangkan dan diimplementasikan.

 

Setelah desain disetujui dan siap untuk diserahkan, melanjutkan ke tahap validasi untuk melakukan pengujian akhir sebelum meluncurkan produk.

 

5. Validasi dan Pengujian

Untuk memperlihatkan produk baru, Anda harus memverifikasi dan menguji terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menjamin bahwa segala aspek produk - dari pembuatan hingga promosi - berfungsi secara efektif sebelum dipasarkan ke khalayak. Agar mutu produk dapat terjamin, penuhi syarat berikut:

 

a. Pengembangan dan Pengujian Konsep

Perusahaan mungkin telah sukses merancang model awal, namun Anda masih perlu menyelesaikan setiap masalah yang timbul selama mengembangkan ide tersebut. Ini mungkin melibatkan pembuatan perangkat lunak atau pembuatan fisik dari model awal. Lakukan pengujian fungsionalitas dengan melibatkan rekan tim dan pengujian beta untuk memastikan kualitas pengembangan.

 

b. Pengujian Front-End

Pada tahap ini, dilakukan pengujian fungsionalitas pada bagian depan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan kode pengembangan atau kesalahan yang mungkin terjadi pada konsumen. Hal ini mencakup pemeriksaan fungsionalitas e-commerce dan memastikan bahwa semuanya stabil sebelum diluncurkan.

 

c. Uji Pemasaran

Sebelum memulai produksi produk akhir, uji strategi pemasaran untuk memastikan efektivitas dan menghindari kesalahan. Ini juga saatnya memverifikasi kesiapan semua kampanye dan memastikan kelancaran peluncurannya. Setelah pengujian awal selesai, maka perusahaan siap untuk mulai memproduksi konsep produk akhir dan meluncurkannya ke basis pelanggan.

 

6. Komersialisasi

Saat ini, tiba waktunya untuk memonetisasi ide dengan meluncurkan produk dan menerapkannya pada situs web Anda. Setelah menyelesaikan desain dan pengujian kualitas pengembangan serta strategi pemasaran, perusahaan harus merasa percaya diri dengan iterasi akhir dan siap untuk menghasilkan produk akhir. Pada tahap ini, perusahaan perlu bekerja pada:

 

a. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah hasil kreatif dari produk yang akan diluncurkan ke pelanggan Anda. Kemungkinan diperlukan produksi atau pengembangan lebih lanjut terhadap konsep perangkat lunak. Sediakanlah tim Anda dengan prototipe akhir dan iterasi MVP agar dapat menghasilkan produk dengan spesifikasi yang sesuai.

 

b. Implementasi Ecommerce

Setelah barang jadi tercipta dan siap meluncurkannya, tim pengembangan akan mengalihkan materi e-commerce ke status aktif. Ada kemungkinan perlu melakukan pengujian tambahan untuk memastikan produk langsung berfungsi sebagaimana mestinya selama tahap pengujian front-end sebelumnya. Produk akhir kini telah diluncurkan. Selanjutnya, tinggal mengukur kesuksesannya dengan metrik kesuksesan awal yang telah Anda terapkan.

 

Bagian Tim Pengembangan Produk

Terlihat banyak pihak yang terlibat dan tim-tim beragam yang turut mendukung proses pengembangan produk. Sosok yang menjadi ujung tombak adalah manajer produk, yang memimpin seluruh tahapan pengembangan produk mulai dari ide, riset, pengembangan, hingga peluncuran produk.

 

1. Manajemen Produk (Product Management)

Seorang pengelola produk memantau semua tahap siklus hidup produk dan berupaya menghubungkan kesenjangan komunikasi antara tim internal dan eksternal yang berbeda. Pengelola produk bertindak sebagai penggerak peluncuran produk baru dan memulai ide produk serta riset pasar.

 

2. Manajemen Proyek  (Project Management)

Seorang pengelola proyek bisa terlibat dalam proses pengembangan produk untuk memfasilitasi komunikasi antar departemen. Mereka juga mungkin membantu dalam penugasan tugas dan memantau pencapaian tujuan.

 

3. Desain

Tim perancang membantu dalam proses pembuatan prototipe dan desain untuk mendukung konsep visual produk. Sangat penting untuk mengintegrasikan desain produk dengan pedoman merek dan praktik terbaik pengalaman pengguna.

 

4. Development

Tim pengembang membantu menerapkan produk pada situs web Anda. Biasanya, tim pengembang akan bekerja bersama untuk mengembangkan produk baru yang sesuai dengan tingkat kompleksitas konsepnya.

 

5. Marketing

Tim pemasaran akan membantu memperluas rencana pemasaran dan menguji keefektifannya sebelum produk diluncurkan. Mereka juga akan mengevaluasi keberhasilan upaya pemasaran.

 

6. Sales

Manajer produk bekerja bersama dengan tim penjualan untuk menciptakan strategi yang berhasil dan melaporkan indikator keberhasilan setelah produk diaplikasikan.

 

7. Senior Management

Mungkin diperlukan persetujuan terakhir dari pihak yang berkepentingan tinggi sebelum produk dapat diperkenalkan. Selain peran yang sangat penting tersebut, tim lain yang mungkin terlibat adalah bagian keuangan, teknik, dan pihak terkait lainnya. Semua orang dapat berperan dalam proses ini tergantung pada seberapa kompleks konsepnya.

 

Contoh Pengembangan Produk

Siklus pengembangan produk secara organik akan berbeda-beda tergantung pada industri yang bersangkutan, oleh karena itu mari kita telaah dengan cermat apa yang sebaiknya dipertimbangkan dalam tiga industri terbesar dan paling terkenal: fashion dan pakaian jadi; perawatan kecantikan dan kosmetik; serta makanan dan minuman. Ketiga jenis industri ini memiliki proses pengembangan produk yang relatif mudah, berkat banyaknya contoh kasus yang terdokumentasikan dengan baik yang bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi.

 

a. Fashion dan Pakaian

Di industri fashion, pengembangan produk sering dimulai dengan cara tradisional: dengan membuat sketsa tangan atau menggunakan program digital seperti Procreate.

 

Setelah itu, sketsa tersebut akan dikembangkan menjadi sampel oleh pembuat pola atau penjahit. Selama tahap prototyping, berbagai ukuran dibuat, sehingga setiap ukuran yang ingin dijual memiliki sampel dengan ukuran yang berbeda. Setelah set ukuran selesai, produksi dimulai.

 

Beberapa bisnis fashion dan apparel memilih untuk menggunakan print on demand untuk memproduksi pakaian mereka. Print-on-demand memungkinkan Anda untuk mengunggah desain ke aplikasi pihak ketiga yang terhubung dengan gudang dan fasilitas sablon. Ketika ada pesanan online, desain Anda dicetak pada stok t-shirt, sweater, atau berbagai barang lainnya, sehingga produk jadi dapat dibuat tanpa harus mendesain keseluruhan produk. Berikut faktor yang dipertimbangkan, antara lain:

 

1. Hang tags : Label merek yang digantung pada pakaian dan umumnya berisi informasi seperti harga, ukuran, dan lain sebagainya.

2. Labels : Label kain yang dijahit atau dicap pada pakaian biasanya memuat informasi tentang kandungan kain dan petunjuk perawatan.

3. Wash tests : Melakukan uji coba pencucian pada produk Anda untuk mengetahui apakah produk tersebut tahan lama dan bagaimana cara merawatnya.

 

b. Kecantikan dan Kosmetik

Industri kecantikan dan kosmetik meliputi banyak produk yang terus berkembang, karena tren kesehatan dan perawatan diri. Mulai dari kosmetik hingga produk perawatan kulit dan mandi, banyak merek kecantikan yang menekankan pada penggunaan bahan-bahan alami dan keberlanjutan, sehingga memungkinkan untuk membuat prototipe produk Anda sendiri dengan bahan-bahan sehari-hari.

 

Opsi lain yang populer di industri kecantikan dan kosmetik adalah pelabelan putih. Ini melibatkan menemukan produk atau pabrik yang sudah ada, kemudian mengemas dan memberi merek pada produk yang sudah mereka hasilkan. Baik itu melalui pelabelan putih atau produksi massal, kosmetik biasanya diproduksi dengan bekerja sama dengan laboratorium dan ahli kimia untuk memastikan kualitas yang konsisten dalam skala besar. Berikut faktor yang dipertimbangkan, antara lain:

 

1. Label dan Peringatan  : Kenali semua komponen yang terdapat dalam produk dan potensi efek sampingnya.

2. Undang - Undang dan Regulasi : Pelajari ketentuan-ketentuan FDA dan bagaimana aturan tersebut berhubungan dengan produk serta kemasannya, baik saat diproduksi ataupun saat dijual.

3. Umur Simpan : Lakukan uji coba dan sertakan tanggal kadaluarsa yang sesuai untuk produk.

 

c. Makanan dan Minuman

Produk makanan dan minuman merupakan jenis produk yang paling mudah untuk dikembangkan dengan biaya yang rendah dan dapat dilakukan dari kenyamanan rumah Anda sendiri. Untuk membuat bar energi yang baru, Anda hanya perlu membeli bahan-bahan dan mencoba resep di dapur Anda sendiri, seperti yang dilakukan oleh Lara Merriken ketika ia memulai merek Lärabar.

 

Namun, jika Anda ingin beralih dari resep ke produk kemasan yang dapat dijual di toko atau online, Anda harus mencari dapur komersial yang memiliki lisensi untuk memproduksi makanan dan telah lolos pemeriksaan kesehatan dan keselamatan.

 

Dapur ini biasanya dilengkapi dengan oven dan peralatan memasak yang dapat menampung batch besar. Namun, jika Anda mempertimbangkan produksi dan pengemasan massal, co-packer atau co-manufacturer mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Co-packer atau co-manufacturer adalah fasilitas manufaktur yang khusus dalam memproses bahan mentah dan memproduksi produk makanan dan minuman dalam skala besar. 

 

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi pentingnya pengembangan produk dalam konteks bisnis modern. Pengembangan produk merupakan proses strategis yang melibatkan identifikasi, perancangan, dan peluncuran produk baru atau perbaikan produk yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

 

Kesimpulan utama dari artikel ini adalah bahwa pengembangan produk yang efektif adalah kunci kesuksesan bisnis jangka panjang. Dengan memperhatikan kebutuhan pasar yang terus berkembang, perusahaan dapat menghadirkan produk yang inovatif dan relevan, serta mendapatkan keunggulan kompetitif. Pengembangan produk yang baik juga memungkinkan perusahaan untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan menciptakan sumber pendapatan baru.

 

Penting untuk melibatkan pelanggan dan melakukan riset pasar yang komprehensif dalam proses pengembangan produk. Dengan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan secara mendalam, perusahaan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Selain itu, melibatkan pelanggan juga dapat mempercepat adopsi produk baru dan memberikan umpan balik yang berharga untuk perbaikan dan iterasi selanjutnya.

 

Secara keseluruhan, pengembangan produk adalah elemen kunci dalam strategi bisnis yang sukses. Dengan berfokus pada inovasi, penelitian pasar yang baik, kolaborasi tim, dan pendekatan berkelanjutan, perusahaan dapat menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan, memimpin pasar, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda