+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Integritas yang Membentuk Keberhasilan: Pentingnya Etika Bisnis dalam Era Kontemporer

31 May, 2023   |   AkhsanDaffa26

Integritas yang Membentuk Keberhasilan: Pentingnya Etika Bisnis dalam Era Kontemporer

Banyak perusahaan memiliki kode etik yang mengatur hubungan masyarakat dan kebijakan operasional mereka. Perusahaan mengacu pada kode ini sebagai etika bisnis, dan ini merupakan bagian penting dari beberapa lingkungan perusahaan saat ini. Jika Anda bekerja di lingkungan bisnis, mungkin akan membantu untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa itu etika bisnis dan mengapa itu penting.

 

Etika usaha tidak hanya merubah metode operasi bisnis sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi hukum-hukum yang berkaitan dengan peraturan perusahaan. Etika usaha memiliki dampak yang besar dalam lingkungan bisnis. Dalam artikel ini, kami akan membahas definisi etika usaha, mengapa hal itu sangat penting, dan cara mengidentifikasi perilaku yang etis dan tidak etis di tempat kerja.

 

Pengertian Etika Bisnis

Istilah etika bisnis merujuk pada seperangkat prinsip etika yang mengarahkan tindakan perusahaan. Prinsip-prinsip ini mengatur seluruh aspek operasional perusahaan, termasuk interaksi dengan pemerintah dan bisnis lainnya, perlakuan terhadap karyawan, serta hubungan dengan pelanggan. Ketika ada dilema etika atau kontroversi yang muncul, perusahaan mengacu pada prinsip-prinsip dasar ini untuk membantu menyelesaikan situasi tersebut.

 

Etika bisnis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana organisasi harus berperilaku dalam menghadapi situasi yang kontroversial dan beretika. Ini meliputi berbagai situasi, seperti regulasi bisnis, perdagangan saham, peran bisnis dalam isu sosial, dan lain-lain. Etika bisnis adalah bidang yang luas karena meliputi banyak topik yang berbeda. Ini dapat dipelajari dari berbagai perspektif, termasuk filosofis, ilmiah, dan hukum. Namun, hukum memainkan peran yang sangat penting dalam mempengaruhi etika usaha.

 

Banyak perusahaan menggunakan etika bisnis tidak hanya untuk mematuhi hukum, tetapi juga untuk meningkatkan citra publik mereka. Hal ini membantu membangun kepercayaan antara konsumen dan organisasi yang melayani mereka. Walaupun gagasan tentang etika bisnis sebagai bidang studi relatif baru, namun cara menjalankan bisnis secara etis telah menjadi topik perdebatan sejak perdagangan pertama kali muncul. Bahkan Aristoteles memiliki beberapa gagasan tentang etika usaha.

 

Namun, etika bisnis seperti yang kita kenal sekarang muncul pada tahun 1970-an sebagai bidang studi akademik. Sebagai bagian dari akademisi, etika usaha dibahas secara filosofis dan diukur secara empiris. Karena bidang studi ini semakin berkembang, pemerintah mulai mengesahkan ide-ide utama dalam bidang ini menjadi undang-undang, sehingga memaksa organisasi untuk mematuhi aturan dan peraturan tertentu yang dianggap etis.

 

Mengapa Etika Bisnis Penting Untuk Diterapkan?

Etika bisnis memegang peranan penting karena beberapa alasan. Pertama dan utama, hal ini memastikan bahwa bisnis beroperasi sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku, sehingga terhindar dari tindakan kriminal terhadap karyawan, pelanggan, konsumen umum, atau pihak lainnya. Selain itu, etika bisnis juga memberikan keuntungan lain yang dapat membantu bisnis meraih kesuksesan.

 

Bisnis yang menerapkan etika bisnis yang baik dapat membangun kepercayaan dengan konsumen. Jika konsumen merasa bahwa bisnis tersebut dapat dipercaya, maka mereka lebih cenderung memilih bisnis tersebut daripada pesaingnya. Beberapa bisnis bahkan menggunakan etika bisnis sebagai alat pemasaran, terutama jika mereka menyoroti isu sosial yang sedang populer. Menerapkan etika bisnis dengan bijak dapat meningkatkan nilai merek secara keseluruhan.

 

Dengan menerapkan etika bisnis juga dapat menarik investor dan pemegang saham. Mereka akan lebih cenderung memasukkan modal ke dalam perusahaan yang menerapkan praktik bisnis etis, karena hal ini dapat menjadi jalan menuju kesuksesan bagi banyak bisnis.

 

Selain itu, menerapkan etika bisnis juga bermanfaat bagi karyawan dan operasi bisnis. Bisnis yang menerapkan etika bisnis yang baik lebih mudah menarik bakat terbaik. Karyawan tidak hanya menghargai pemberi kerja yang sadar sosial, tetapi mereka juga akan menganggap bisnis tersebut sebagai jenis bisnis yang akan bertindak demi kepentingan terbaik karyawan mereka. Ini menghasilkan lebih banyak karyawan yang berdedikasi dan juga dapat mengurangi biaya perekrutan.

 

Prinsip Prinsip Etika Bisnis

Sangat krusial untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendorong perilaku etis yang diinginkan dan bagaimana ketiadaan prinsip-prinsip moral ini berdampak pada kegagalan banyak individu cerdas dan berbakat serta perusahaan yang mereka perwakilan. Secara keseluruhan, terdapat 12 prinsip etika bisnis:

 

1. Kepemimpinan

Komitmen yang disengaja untuk menerapkan, menyatu, dan menginternalisasi 11 prinsip lainnya sebagai panduan dalam mengambil keputusan dan mengatur perilaku dalam segala aspek kehidupan profesional dan pribadi.

 

2. Akuntabilitas

Memiliki keyakinan bahwa diri sendiri dan orang lain mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. Berkomitmen untuk mematuhi norma-norma etika dan memperhatikan agar orang lain juga mengikuti aturan tersebut.

 

3. Integritas

Menyatukan nilai-nilai lainnya—kejujuran, keyakinan, dan konsistensi. Individu yang memiliki integritas selalu bertindak dengan benar dan berusaha menjaga standar yang lebih tinggi.

 

4. Dapat Menghormati Orang Lain

Agar tercipta perilaku etis dan lingkungan yang baik di tempat kerja, menghargai sesama sangatlah krusial. Semua individu berhak atas penghargaan, privasi, kesetaraan, peluang, kasih sayang, dan empati.

 

5. Kejujuran

Akurasi dalam semua aspek menjadi kunci dalam membangun lingkungan etis. Ketidakakuratan, kelalaian, serta kelebihan atau kekurangan informasi tidak akan membantu kemajuan bisnis. Berita yang tidak menyenangkan harus disampaikan dengan cara yang sama seperti berita yang baik agar solusi dapat ditemukan.

 

6. Menghormati Hukum

Kepemimpinan moral harus meliputi penerapan semua peraturan lokal, regional, dan nasional. Dalam situasi di mana terdapat ketidakjelasan hukum, para pemimpin harus memilih tindakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku, bukan memanfaatkan celah hukum.

 

7. Bertanggung Jawab

Dorong partisipasi dalam sebuah perusahaan, berikan kebebasan pada karyawan untuk mengelola tugas mereka, dan bertanggung jawab terhadap komitmen Anda sendiri.

 

8. Bersifat Transparansi

Pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam bisnis tersebut, seperti pemilik saham, tenaga kerja, masyarakat sekitar tempat perusahaan beroperasi, dan keluarga karyawan. Tanpa mengungkapkan rahasia perusahaan, informasi tentang keuangan, fluktuasi harga, kebijakan rekrutmen dan pemecatan, besaran gaji, dan peluang promosi harus tersedia bagi mereka yang ingin mengikuti kesuksesan bisnis.

 

9. Memiliki Kasih Sayang

Pegawai, lingkungan sekitar perusahaan, rekan bisnis, serta konsumen semuanya harus diperlakukan dengan penuh perhatian terhadap kesejahteraan mereka.

 

10. Memiliki Sifat Keadilan

Semua individu seharusnya mendapat peluang yang setara dan diperlakukan dengan kesetaraan. Apabila sebuah tindakan atau kebiasaan menimbulkan ketidaknyamanan atau menempatkan kepentingan individu atau organisasi di atas prinsip kesetaraan, etika, dan penghargaan, hal tersebut mungkin tidak adil.

 

11. Loyalitas

Pemimpin perlu menunjukkan sikap kerahasiaan dan komitmen terhadap tim dan organisasi. Dengan memupuk rasa kesetiaan dari staf dan manajemen, hal ini memastikan bahwa mereka berdedikasi untuk menerapkan praktik-praktik terbaik

 

12. Memiliki Kepedulian Lingkungan

Dalam lingkup global yang sumber dayanya terbatas, ekosistem mengalami kerusakan akibat praktik masa lalu, dan perubahan iklim sedang terjadi, sangatlah krusial untuk memahami dan memperhatikan dampak lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas bisnis. Setiap anggota karyawan harus diintensifkan untuk mencari dan melaporkan alternatif praktik yang dapat mengurangi kerusakan yang telah terjadi.

 

Jenis Etika Bisnis

Ada beberapa teori tentang etika bisnis, dan berbagai jenis dapat ditemukan, tetapi yang membuat bisnis menonjol adalah praktik tanggung jawab sosial perusahaan, transparansi dan kepercayaan, keadilan, dan praktik teknologi.

 

a. Corporate Social Responsibility (CSR)

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan adalah memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dengan memperhatikan dampaknya terhadap karyawan, lingkungan, masyarakat, dan komunitas dimana bisnis beroperasi. Meskipun keuangan dan keuntungan penting, namun prioritas utama harus diberikan pada kesejahteraan masyarakat, pelanggan, dan karyawan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian bahwa tata kelola perusahaan yang baik dan praktik etika yang benar dapat meningkatkan kinerja keuangan. Perusahaan harus memandang diri mereka tanggung jawab dan akuntabel terhadap pengaruh mereka terhadap lingkungan, masyarakat, etika, dan ekonomi.

 

b. Transparansi dan Kepercayaan

Sangat krusial bagi perusahaan untuk memastikan bahwa mereka melaporkan kinerja keuangan mereka dengan cara yang jelas dan terang-terangan. Ini tidak hanya berlaku untuk laporan keuangan yang diwajibkan, tetapi juga untuk semua jenis laporan. Sebagai contoh, banyak perusahaan menerbitkan laporan tahunan untuk para pemegang saham mereka.

 

Mayoritas laporan tersebut tidak hanya menjelaskan laporan yang telah disampaikan kepada regulator, tetapi juga memberikan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa keputusan diambil, apakah tujuan telah tercapai, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. CEO perusahaan menulis ringkasan kinerja tahunan dan memberikan pandangan mereka. Siaran pers merupakan cara lain bagi perusahaan untuk menunjukkan transparansi. Acara penting bagi investor dan pelanggan harus dipublikasikan, terlepas dari apakah itu berita positif atau negatif.

 

c. Praktik Teknologi dan Etika

Kenaikan penggunaan teknologi dalam semua bentuk operasi bisnis secara alami membawa tuntutan bagi perusahaan untuk memastikan penggunaan teknologi dan informasi yang dikumpulkannya dilakukan secara etis. Selain itu, perusahaan harus memperhatikan keamanan teknologi dengan upaya maksimal, terutama karena banyak bisnis menyimpan informasi pelanggan dan mengumpulkan data yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

d. Keadilan

Lokasi pekerjaan harus mengakomodasi, beraneka ragam, serta merata bagi seluruh staf tanpa membedakan ras, agama, keyakinan, umur, ataupun identitas. Suasana kerja yang merata adalah tempat bagi setiap individu untuk berkembang, naik jabatan, dan mencapai kesuksesan dengan cara yang mereka pilih.

 

Bagian Bagian Etika Bisnis

Untuk sepenuhnya merinci moralitas usaha, penting untuk memahami tiga unsur pokok yang dapat diurai oleh konsep tersebut.

 

1. Sejarah

Sejarah singkat adalah bagian awalnya. Meskipun konsep etika bisnis sudah muncul seiring dengan munculnya perusahaan atau organisasi pertama, namun periode yang umumnya diakui sebagai awalnya adalah sejak tahun 1970-an. Pada saat itu, istilah tersebut mulai dipopulerkan di Amerika Serikat.

 

Dasar-dasar etika bisnis didasarkan pada penelitian akademik dan karya tulis tentang prinsip tata kelola bisnis yang benar. Praktik etika dasar diperoleh melalui penelitian dan studi praktis tentang bagaimana bisnis beroperasi dan berfungsi, baik secara individu maupun dalam hubungan dengan pihak lain.

 

2. Skandal

Makna utama lainnya yang terkait dengan istilah ini muncul ketika terjadi skandal. Salah satu contohnya adalah ketika perusahaan menjual produk di Amerika Serikat yang diproduksi dengan memanfaatkan tenaga kerja anak atau dengan kondisi kerja yang buruk.

 

3. Integrasi

Sebuah perkembangan terbaru yang terus berlangsung dalam bidang etika adalah bagian ketiga, yaitu konsep bahwa perusahaan sekarang memasukkan etika bisnis ke dalam inti operasional mereka, menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari standar yang mereka terapkan. Di tengah perkembangan dunia yang semakin dipengaruhi oleh politik dan semakin memperhatikan politik yang benar, terdapat peningkatan fokus pada penerapan etika bisnis yang tepat dan komitmen yang kuat terhadapnya yang semakin menjadi norma.

 

Bagaimana Menerapkan Etika Bisnis Yang Baik

Dengan membangun lingkungan perilaku yang etis dan pengambilan keputusan yang tepat memerlukan waktu dan usaha yang konsisten, dan harus dimulai dari puncak organisasi. Sebagian besar perusahaan harus membuat kode etik, prinsip panduan, prosedur pelaporan, dan program pelatihan untuk memastikan perilaku yang etis di seluruh perusahaan.

 

Setelah perilaku tersebut ditetapkan dan program diterapkan, komunikasi yang terus-menerus dengan karyawan menjadi kunci penting. Para pemimpin harus terus-menerus mendorong karyawan untuk melaporkan perilaku yang mencurigakan, dan pastikan bahwa tidak ada tindakan balasan terhadap pelapor.

 

Contoh Penerapan Etika Bisnis

Terdapat banyak metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan etika yang mereka pegang. Umumnya, perusahaan memiliki dokumen kode etik yang memberikan informasi kepada anggota tim tentang tanggung jawab etis yang harus dipatuhi. Selain itu, bisnis dapat mempublikasikan pernyataan nilai yang mempromosikan standar etika yang mereka anut. Berikut adalah contoh-contoh cara bisnis dapat menerapkan prinsip etika:

 

1. Kompensasi Karyawan

Perusahaan yang memegang teguh prinsip keadilan dan penghargaan, berupaya untuk memberikan gaji yang wajar kepada para anggota tim mereka sesuai dengan pengalaman, pendidikan, dan tugas pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu, mereka secara rutin meninjau kompensasi tersebut dan menyesuaikannya agar selalu mencerminkan posisi dan pengalaman karyawan. Bisnis sering memberikan bonus kepada karyawan yang telah menunjukkan kinerja yang luar biasa. Ini merupakan insentif yang efektif bagi anggota tim untuk terus bekerja keras dan tetap setia dengan organisasi. Bonus juga menjadi cara bagi bisnis untuk mengekspresikan rasa terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh para karyawan.

 

2. Perlindungan Data

Usaha sering menghimpun data tentang konsumennya. Ini bisa berupa email, tetapi juga bisa berupa alamat fisik, atau data kesehatan atau keuangan, tergantung pada jenis usahanya. Perusahaan yang mengumpulkan data konsumen biasanya menjamin keamanan data tersebut dan tidak akan membagikannya tanpa izin dari konsumen. Hal yang sama berlaku untuk data karyawan. Etika bisnis melindungi catatan pribadi karyawan dan memberikan akses hanya kepada orang-orang yang memang perlu mengetahuinya.

 

3. Perlindungan Pelapor

Bersamaan dengan perkembangan bisnis, semakin sulit untuk memastikan bahwa karyawan mematuhi standar etika yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kadang-kadang, bisnis bergantung pada pengaduan, atau seseorang yang melaporkan aktivitas yang melanggar hukum kepada pihak berwenang, untuk menarik perhatian terhadap praktik-praktik tidak etis di dalam perusahaan. Untuk mendorong karyawan untuk melaporkan praktik yang tidak etis, bisnis sering memberikan jaminan perlindungan terhadap konsekuensi negatif. Dengan perlindungan ini, karyawan tidak perlu khawatir kehilangan pekerjaan atau dihukum karena memberitahu perusahaan tentang perilaku yang tidak etis.

 

4. Prioritas Pelanggan

Salah satu metode bisnis menunjukkan penghormatan pada konsumennya yaitu dengan mengutamakan kebutuhan mereka, bahkan dengan mengesampingkan kepentingan perusahaan. Sebagai contoh, bila seorang konsumen membeli produk atau layanan yang tidak memenuhi harapan, perusahaan akan melakukan segala yang diperlukan untuk memberikan penggantian. Apabila produk tersebut cacat, perusahaan dapat menggantinya atau mengembalikan uang. Apabila konsumen mengalami pelayanan yang kurang memuaskan, perusahaan biasanya meminta maaf dan menawarkan diskon atau bentuk kompensasi lainnya.

 

5. Transparansi Perusahaan

Usaha yang menerapkan transparansi sangat terbuka dalam berkomunikasi baik dengan staf maupun konsumen. Ini berarti, komunikasi tidak samar-samar, sehingga tidak ada kebingungan tentang kebijakan atau prioritas yang menjadi dasar pengambilan keputusan bisnis. Komunikasi perusahaan yang transparan juga jujur dan tulus.

 

6. Kesadaran Lingkungan

Banyak perusahaan mengambil tindakan serius terhadap isu lingkungan, termasuk mengurangi limbah dan membersihkan lingkungan sekitar seperti tanah, air, dan udara. Ada berbagai strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal ini, seperti mengurangi perjalanan udara dan memanfaatkan teknologi telekonferensi sebanyak mungkin. Selain itu, perusahaan juga dapat mendorong praktik daur ulang di kantor mereka dengan menyediakan wadah untuk mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang.

 

7. Dapat Menjangkau Komunitas

Perusahaan sering merasa bertanggung jawab secara moral untuk membantu komunitas di mana mereka beroperasi. Hal ini dapat dilakukan melalui program sukarela untuk karyawan, yang terkadang didanai oleh perusahaan. Program seperti itu dapat mencakup kegiatan seperti bekerja di dapur umum, membantu memperbaiki rumah, membersihkan setelah bencana alam, atau mengajar keterampilan di pusat komunitas lokal. Program-program ini tidak hanya memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga membantu membangun rasa hormat dan kepercayaan di dalam masyarakat.

 

8. Keberagaman Budaya

Suatu perusahaan bisa menunjukkan keadilan dengan mengedepankan pentingnya memiliki tempat kerja yang inklusif. Mewujudkan tempat kerja yang inklusif berarti menerapkan praktik perekrutan yang memberikan peluang yang sama kepada individu dari beragam latar belakang etnis, gender, dan sosial. Meskipun membutuhkan waktu dan usaha ekstra dalam proses perekrutan, namun hal ini seringkali memberikan manfaat. Merekrut orang dengan latar belakang yang beragam memberikan keuntungan bagi bisnis dari perspektif yang berbeda. Selain itu, hal ini juga menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghargai kesetaraan dan menghormati semua individu.

 

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi konsep dan pentingnya etika bisnis dalam konteks dunia bisnis saat ini. Etika bisnis melibatkan praktik-praktik dan nilai-nilai yang memandu perilaku dan keputusan perusahaan dalam interaksi dengan karyawan, pelanggan, masyarakat, dan lingkungan.

 

Kesimpulan utama dari artikel ini adalah bahwa etika bisnis bukanlah sekadar aspek opsional atau tambahan dalam menjalankan bisnis, tetapi merupakan elemen yang fundamental dan strategis dalam mencapai keberhasilan jangka panjang. Perusahaan yang mendasarkan operasinya pada prinsip-prinsip etika bisnis yang kuat cenderung memperoleh kepercayaan pelanggan, membangun citra merek yang positif, dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.

 

Dalam era yang semakin terhubung dan transparan, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya lebih peka terhadap praktek bisnis yang etis. Perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis memiliki keunggulan kompetitif dalam memenangkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan, menghindari risiko reputasi, dan memenuhi tuntutan regulasi yang semakin ketat.

 

Selain itu, etika bisnis yang kuat juga berdampak pada budaya organisasi. Perusahaan yang memprioritaskan integritas dan tanggung jawab sosial sering kali menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan memberdayakan karyawan. Ini dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan retensi karyawan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda