"Turnover" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perputaran atau pergantian sumber daya manusia di suatu organisasi atau perusahaan, khususnya terkait dengan karyawan. Dalam konteks karyawan, turnover mengacu pada jumlah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya dan harus digantikan oleh karyawan baru dalam kurun waktu tertentu. Tingkat turnover yang tinggi bisa menjadi masalah bagi perusahaan, karena akan memakan waktu dan biaya untuk merekrut dan melatih karyawan baru, serta dapat mempengaruhi produktivitas dan kontinuitas kerja di perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan sering melakukan upaya untuk meminimalkan tingkat turnover dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif, memberikan kompensasi dan fasilitas yang menarik, serta memberikan kesempatan pengembangan karir kepada karyawan. Namun, turnover juga dapat memiliki sisi positif. Pergantian karyawan dapat membawa energi dan ide-ide baru ke perusahaan, serta dapat memberikan kesempatan bagi karyawan yang lebih baik untuk bergabung dengan perusahaan. Selain itu, turnover juga dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mencari pengalaman baru dan mengembangkan karir mereka di luar perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara meminimalkan tingkat turnover yang merugikan dan memungkinkan pergantian karyawan yang positif.
Para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang turnover, namun pada umumnya mereka menyepakati bahwa turnover merupakan perubahan karyawan yang keluar dan digantikan oleh karyawan baru di sebuah perusahaan. Berikut adalah pandangan beberapa ahli tentang turnover: Menurut Price Turnover adalah perubahan dalam jumlah karyawan dalam suatu organisasi yang terjadi karena adanya resignasi atau pemecatan, serta meliputi penggantian karyawan yang mengalami promosi atau pensiun. Menurut Mobley Turnover terjadi ketika karyawan meninggalkan organisasi dan tidak lagi bekerja di sana, sehingga memerlukan penggantian karyawan yang baru. Menurut Hom dan Griffeth Turnover adalah perubahan dalam keanggotaan organisasi yang melibatkan karyawan yang keluar dan karyawan baru yang mengisi posisi yang ditinggalkan. Menurut Tett dan Meyer Turnover merupakan keputusan karyawan untuk keluar dari organisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan alternatif karir. Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, para ahli sepakat bahwa turnover memiliki dampak pada perusahaan dan perlu dikelola dengan baik untuk menghindari dampak negatif yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan.
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya turnover karyawan di suatu perusahaan, antara lain: 1. Kompensasi Yang Tidak Memadai Gaji dan tunjangan yang kurang memadai dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai dan kurang termotivasi, sehingga mereka lebih mungkin mencari pekerjaan di perusahaan lain yang menawarkan kompensasi yang lebih baik. 2. Kurangnya Peluang Pengembangan Karir Karyawan cenderung mencari perusahaan yang memberikan peluang pengembangan karir, dan jika perusahaan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, karyawan dapat merasa terjebak dalam pekerjaan dan mulai mencari alternatif lain. 3. Lingkungan Kerja Yang Tidak Menyenangkan Perusahaan dengan lingkungan kerja yang buruk, seperti manajemen yang buruk, konflik antar karyawan, atau ketidakadilan dalam memperlakukan karyawan, dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan ingin meninggalkan pekerjaannya. 4. Ketidakcocokan pekerjaan Kadang-kadang karyawan menemukan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan keahlian atau minat mereka, sehingga mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih cocok. 5. Kehidupan pribadi Beberapa karyawan dapat meninggalkan pekerjaan karena alasan pribadi, seperti perubahan situasi keluarga, pindah ke kota lain atau bahkan negara, atau masalah kesehatan. 6. Kesempatan yang lebih baik di perusahaan lain Karyawan dapat meninggalkan perusahaan karena mereka menemukan kesempatan yang lebih baik di perusahaan lain, seperti gaji yang lebih tinggi, manajemen yang lebih baik, atau peluang pengembangan karir yang lebih baik. Tentu saja, setiap perusahaan memiliki situasi yang unik dan dapat memiliki penyebab turnover yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami penyebab turnover di perusahaan mereka dan melakukan upaya untuk meminimalkan tingkat turnover yang merugikan.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah turnover karyawan: 1. Berikan kompensasi yang adil dan memadai Karyawan akan merasa dihargai dan termotivasi jika mereka merasa bahwa upah dan tunjangan mereka sesuai dengan kontribusi mereka di perusahaan. 2. Ciptakan lingkungan kerja yang positif Manajemen harus menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan produktif, dengan cara memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan. 3. Berikan peluang pengembangan karir Karyawan cenderung bertahan di perusahaan yang memberikan kesempatan untuk pengembangan karir dan pelatihan, sehingga perusahaan harus menyediakan peluang untuk pengembangan karyawan. 4. Dukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi Perusahaan dapat membantu karyawan mempertahankan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka dengan memberikan waktu fleksibel, cuti, atau fasilitas lainnya. 5. Lakukan Penilaian Kinerja dan Evaluasi Secara Teratur Manajemen harus secara teratur menilai kinerja karyawan dan memberikan feedback, sehingga karyawan dapat merasa dihargai dan tahu apa yang diharapkan dari mereka. 6. Buat Strategi Retensi Karyawan Perusahaan harus memiliki strategi retensi karyawan yang efektif, seperti program insentif atau bonus karyawan yang sukses dalam meningkatkan kinerja atau bertahan lebih lama di perusahaan. 7. Tingkatkan Proses Perekrutan Dengan memperbaiki proses perekrutan, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka merekrut karyawan yang cocok dengan budaya dan nilai perusahaan dan lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang. Setiap perusahaan memiliki situasi yang unik dan dapat memiliki penyebab turnover yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami penyebab turnover di perusahaan mereka dan melakukan upaya untuk meminimalkan tingkat turnover yang merugikan.
Untuk menghitung tingkat turnover karyawan dalam suatu perusahaan, dapat menggunakan rumus berikut: Turnover = (Jumlah karyawan yang keluar / Jumlah karyawan total) x 100% Contoh: Jika suatu perusahaan memiliki 100 karyawan dan dalam setahun terakhir ada 10 karyawan yang keluar, maka tingkat turnover perusahaan tersebut adalah: Turnover = (10 / 100) x 100% = 10% Artinya, 10% dari total karyawan perusahaan telah meninggalkan perusahaan dalam setahun terakhir. Penting untuk diingat bahwa perusahaan dapat menghitung tingkat turnover dalam periode waktu yang berbeda, seperti per tahun, per kuartal, atau per bulan. Selain itu, perusahaan dapat memilih untuk menghitung turnover keseluruhan atau turnover untuk departemen tertentu. Dengan memantau tingkat turnover secara teratur, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
Ada beberapa jenis turnover yang terjadi dalam perusahaan, antara lain: 1. Turnover sukarela (voluntary turnover) Karyawan yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan dengan alasan pribadi seperti mencari kesempatan karir yang lebih baik, kebutuhan keluarga, atau ingin mengubah profesi. 2. Turnover tidak sukarela (involuntary turnover) Karyawan yang diputuskan oleh perusahaan dengan alasan seperti kinerja buruk, pelanggaran kebijakan, atau penutupan perusahaan. 3. Turnover fungsional (functional turnover) Karyawan yang keluar dan digantikan oleh karyawan baru yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. 4. Turnover disfungsional (dysfunctional turnover) Karyawan yang keluar dan digantikan oleh karyawan baru yang kurang berkualitas atau tidak cocok dengan perusahaan, sehingga dapat menurunkan produktivitas perusahaan. 5. Turnover rotasi (turnover rotation) Karyawan yang keluar dan digantikan oleh karyawan baru dengan latar belakang dan keterampilan yang berbeda, sehingga perusahaan dapat mencapai keanekaragaman dalam timnya. 6. Turnover penggantian (replacement turnover) Karyawan yang keluar dan digantikan oleh karyawan baru dengan keterampilan dan latar belakang yang serupa, sehingga tidak ada perubahan dalam dinamika tim atau operasi perusahaan. Memahami jenis-jenis turnover ini dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi penyebab turnover dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola tingkat turnover agar tidak berdampak negatif pada perusahaan.
Dampak dari turnover karyawan dapat memiliki sisi positif dan negatif, tergantung pada situasi dan konteks di perusahaan. Positif dampak positif dari turnover, seperti: 1. Terjadinya inovasi dan perbaikan: Ketika karyawan baru bergabung, mereka dapat membawa ide-ide dan perspektif baru yang dapat meningkatkan inovasi dan perbaikan di perusahaan. 2. Meningkatkan keahlian dan pengetahuan: Karyawan baru dapat membawa keahlian dan pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam perusahaan. 3. Dapat menghilangkan karyawan yang tidak produktif atau tidak cocok: Jika karyawan yang keluar adalah karyawan yang tidak produktif atau tidak cocok, maka dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk merekrut karyawan yang lebih baik dan cocok dengan perusahaan. 4. Meningkatkan dinamika tim: Bergantinya karyawan dapat membangun dinamika tim yang baru, dan dapat membawa semangat baru di antara karyawan. Negatif Dampak negatif dari turnover antara lain: 1. Biaya yang meningkat: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk merekrut dan melatih karyawan baru, yang dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan. 2. Rendahnya produktivitas: Ketika karyawan keluar, perusahaan harus menangani tugas yang ditinggalkan dan mungkin mengalami penurunan produktivitas karena kurangnya karyawan. 3. Hilangnya pengalaman dan keahlian: Karyawan yang keluar dapat membawa pengalaman dan keahlian yang berharga dan perusahaan mungkin membutuhkan waktu untuk mengembangkan keterampilan serupa pada karyawan baru. 4. Gangguan budaya perusahaan: Karyawan yang keluar dapat mengganggu dinamika dan budaya perusahaan, terutama jika mereka adalah anggota tim yang berpengaruh. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan sisi positif dan negatif dari turnover dan memastikan bahwa mereka mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola tingkat turnover agar tidak berdampak negatif pada perusahaan.
Proses terjadinya turnover dapat dianalisis menggunakan pendekatan psikologis yakni dilihat dari respon psikis dari karyawan dan struktural yang berarti berbicara mengenai keseluruhan struktur perusahaan. Dari kedua analisis tersebut, proses terjadinya turnover dari sudut pandang karyawan dapat dilihat dengan analisis berikut. a. Evaluasi Karyawan akan melakukan evaluasi tim dalam beberapa hal saat bekerja. Biasanya mereka akan merasakan culture dan tekanan pada bulan ke-6 mereka bekerja. Mereka akan mengevaluasi kerjasama tim, rutinitas kerja, hubungan dengan atasan, dan lain-lain. b. Keputusan Pada proses ini, karyawan telah memiliki opsi untuk melanjutkan kerja dengan perusahaan atau keluar. Mereka biasanya merasakan performa kinerja yang menurun dan sedang mencari peluang kerja baru yang lebih baik. c. Pengajuan Keluar Pada fase ini, karyawan telah melangkah pada pengajuan resign kerja kepada tim dan HR. Kemudian perusahaan mulai akan melakukan exit interview dan melakukan diskusi dengan internal divisi.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..