+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Rumus BEP: Rumus, Tujuan menghitung, Fungsi menghitung, Pengertian, Contoh

5 April, 2023   |   alphi

Rumus BEP: Rumus, Tujuan menghitung, Fungsi menghitung, Pengertian, Contoh

Break Even Point atau yang lebih dikenal sebagai BEP adalah parameter atau tolak ukur yang biasa digunakan untuk menentukan apakah bisnis anda naik atau sedang mengalami penurunan. Menghitung BEP bisa dibilang sulit karena banyak detail yang harus dipahami. Berikut adalah penjelasan lengkap untuk membantu Anda mempelajari BEP dari arti hingga perhitungan. 


Pengertian Break Even Point (BEP)

Sebelum memahami cara menghitung Break Even Point (BEP) suatu perusahaan komersial dan bisnis, ada baiknya jika anda mengetahui terlebih dahulu apa itu BEP (Break Even Point) pada perusahaan tersebut. Break Even Point (BEP) adalah titik seimbang dimana total pendapatan dan biaya sama. Jadi, perusahaan tidak untung atau rugi. Profitabilitas dan analisis hubungan antara biaya, volume dan laba merupakan teknik perencanaan laba jangka pendek yang mendasarkan analisisnya pada perubahan penjualan atau biaya berdasarkan volume operasi bisnis.

Sangatlah penting dalam menghitung Break Even Point (BEP) suatu usaha dan bisnis apapun karena sebagai pebisnis tentunya anda harus bijak dalam menghitung untung rugi dari usaha yang anda geluti dan jalankan karena setiap badan usaha pasti membutuhkan . modal yang banyak dan tidak sedikit. Oleh karena itu BEP (Break Even Point) sangat berguna bagi pengusaha untuk menghitung kapan modal usaha akan kembali, sehingga pengusaha mengetahui kapan usaha bisa menguntungkan dengan mengetahui kapan modal usaha memiliki payback period. 

Hal ini dimungkinkan jika perusahaan menggunakan biaya tetap dalam usahanya dan volume penjualan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel saja. 

Kemudian jenis break even point (BEP) perusahaan dibagi menjadi dua jenis BEP yang berisi satuan break even point (BEP), yaitu recovery point (modal) yang ditunjukkan dalam volume penjualan produk pada waktu tertentu. Jenis kedua adalah Break Even Rupiah Point (BEP) adalah titik pemulihan kunci yang dinyatakan oleh volume penjualan atau harga penjualan tertentu.  
 


Fungsi Menghitung Break Even Point (BEP)

Jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas akan ditampilkan oleh Break Even Point (BEP) . Perusahaan menggunakan BEP untuk menentukan titik impas perusahaan. Berikut fungsi-fungsi menghitung Break Even Point, diantaranya:

1. Hitung laba nol
Break Even Point atau BEP menghitung jumlah produk atau layanan yang harus dijual sampai titik impas. Dengan menghitung Break Even Point (PEB), perusahaan dapat menentukan titik dimana total pendapatan dan biaya yang dikeluarkan sama sehingga menghasilkan titik impas. 

2. Digunakan untuk target penjualan
Perusahaan bisa menentukan target penjualan yang tepat untuk titik impas tersebut dengan mengetahui titik impas yang ditentukan oleh BEP. Perusahaan juga bisa menentukan strategi yang tepat untuk mencapainya kalau mengetahui target penjualan.

3. Memberi pengetahuan terkait keuntungan
Sebuah perusahaan bisa menetapkan jumlah produk atau layanan yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan jika perusahaan tersebut mengetahui Break Even Point (BEP). Perusahaan juga bisa menentukan jumlah produk atau layanan yang harus dijual untuk mencapai titik impas dengan menghitung Break Even Point (BEP). 

4. Menetapkan harga jual
Dengan mengetahui Break Even Point (BEP), perusahaan bisa menetapkan harga jual yang cocok untuk produk atau layanan yang akan dijual. Perusahaan bisa mencapai titik impas yang diinginkan dengan mengetahui secara pasti berapa harga jualnya, 

5. Membiayakan pengetahuan terkait biaya operasional
Dengan menghitung Break Even Point (BEP), perusahaan dapat mengetahui biaya operasi yang sudah keluar dan menetapkan banyaknya produk atau layanan yang harus dijual untuk menutupi biaya tersebut. Perusahaan juga bisa menetapkan strategi yang sesuai untuk mencapai profitabilitas dengan mengetahui biaya operasi.


Tujuan menghitung Break Even Point (BEP) dalam operasi bisnis.

Break Even Point atau BEP memberi pengusaha informasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja perusahaan mereka. Berikut Tujuan dari menghitung Break Even Point (BEP) dalam bisnis:

1. Menetapkan total laba atau rugi dari usaha yang sedang berjalan
Dengan menghitung Break Even Point (BEP), pemilik usaha dapat menentukan kapan usahanya akan mulai menghasilkan keuntungan atau kerugian. Mengetahui Break Even Point (BEP) memungkinkan pengusaha untuk menentukan berapa banyak yang harus mereka jual untuk mencapai titik impas. 

2. Membantu mengukur efisiensi operasi
Break Even Point atau BEP dapat digunakan untuk mengukur kinerja bisnis suatu perusahaan. Break Even Point (BEP) menunjukkan seberapa efisien biaya produksi dibandingkan dengan pendapatan. Ini menunjukkan kepada pengusaha bagaimana mengelola biaya dan pendapatan untuk mencapai profitabilitas. 

3. Mengukur tingkat laba
Break Even Point atau BEP bisa digunakan untuk mengukur laba dari penjualan. Pengusaha juga digunakan untuk menentukan berapa banyak produk yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan jika perusahaan mengetahui Break Even Point (BEP).

4. Membantu mengukur efisiensi pemasaran
Break Even Poin (BEP) bisa digunakan untuk mengukur kinerja pemasaran. Ini penting karena pemasaran adalah bagian penting dari mencapai titik seimbang/impas. Mengetahui Break Even Point (BEP) memungkinkan pengusaha untuk menentukan berapa banyak produk yang perlu dipasarkan untuk mencapai titik impas. 

5. Membantu mengukur tingkat risiko 
Break Even Point (BEP) juga bisa digunakan untuk mengetahui tingkat risiko bisnis. Dengan mengetahui Break Even Point (BEP), pemilik usaha dapat menentukan seberapa besar resiko yang harus diambil untuk mencapai keuntungan. 


Rumus Break Even Point

Break Even Point (BEP) merupakan hal yang sering digunakan dalam dunia akutansi. BEP sering digunakan untuk mencari persamaan dimana harga pokok produksi suatu barang sama dengan pendapatan yang dihasilkan dalam suatu periode.  Ada beberapa rumus yang biasa digunakan untuk menghitung BEP (Break Even Point Analysis). Berikut rumus - rumusnya:

1. BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit)
Harga jual dan biaya variabel yang digunakan dalam perhitungan adalah harga jual atau harga variabel per unit produksi. Selisih antara potongan-potongan ini adalah nilai Excess Margin. Metode ini digunakan untuk menentukan apakah total biaya sama dengan total biaya ditambah jumlah saham yang terlibat. 

2. BEP =  Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
BEP tidak selalu dihitung secara penuh. Anda juga dapat mengalikan produk dengan harga satuan jika Anda sudah mengetahui jumlah minimum yang akan Anda jual untuk menutup biaya produksi. Nilai margin ini adalah harga jual dikurangi biaya variabel. 

3. BEP dalam bentuk rupiah = harga jual per unit x BEP per unit
Metode menghitung margin kontribusi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar laba yang dijual suatu produk dengan mengukur pengaruh penjualan atau pendapatan terhadap laba. Perhitungan ini harus memperhitungkan besaran biaya variabel yang dihitung, karena berkaitan dengan total biaya dan penjualan perusahaan. Perusahaan dapat memisahkan antara biaya tetap produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menghitung margin kontribusi. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengubah harga per satuan produk yang dijual. 


Cara Menghitung Break Even Point (BEP) 

Di bawah ini adalah contoh dan rumus untuk menghitung atau mencari titik impas dengan menggunakan studi kasus.

Contoh:
Sebuah perusahaan start up yaitu IDMetafora memiliki data-data biaya dan rencana produksi seperti di bawah ini:

1. Memiliki biaya tetap sejumlah Rp.150 juta yang terdiri dari:
• Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp.70.000.000
• Biaya Penyusutan Mobil : Rp.2.000.000
• Biaya Asuransi Kesehatan : Rp.8.000.000
• Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp.20.000.000
• Biaya Sewa Pabrik : Rp.50.000.000
 
2. Memiliki biaya variabel per unit sejumlah Rp.80.000 yang terdiri dari:
• Biaya Bahan Baku : Rp.30.000
• Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp.30.000
• Biaya Lain : Rp.20.000

3. Harga jual satuannya Rp. 110.000

Tahap selanjutnya adalah menghitung tingkat BEP perusahaan baik dalam satuan maupun dalam rupiah dengan menggunakan rumus. Berikut contoh perhitungan Break Even Point (BEP) “IDMetafora”:  

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit)

    BEP Unit    = Rp. 150.000.000 : (Rp.110.000-Rp.80.000)
            = Rp. 150.000.000 : Rp. 30.000
            = Rp. 5.000
    Jadi, nilai Break Even Point (BEP) jika menggunakan rumus ini adalah Rp. 5.000

    
BEP =  Biaya tetap : (Margin kontribusi / unit harga / unit)

    BEP Rupiah    = Rp. 150.000.000 : (Rp. 30.000 : Rp. 110.000)
            = Rp. 150.000.000 : 0,2727
            = Rp. 550.055.006

Jadi dengan menggunakan rumus perhitungan diatas maka BEP dalam Rupiah dari contoh diatas adalah Rp. 550.055.006. Kurang lebih seperti ini contoh rumus untuk menghitung Break Even Point (BEP) dalam Rupiah dan nilai satuan. 

Yang bisa disimpulkan dari hasil tersebut adalah untuk mencapai titik seimbang/impas dengan harga Rp 110.000, perusahaan harus mampu menjual 5.000 unit. Jika volume penjualan tidak mencapai 5.000 unit, maka biaya produksi yang dikeluarkan tidak dapat dikembalikan. 

Mengetahui kapan sebuah perusahaan melebihi BEP juga memungkinkan Anda menghitung berapa penjualan minimum untuk mencapai target laba. Sebagai seorang manajer atau pengusaha, Anda dapat menambahkan target laba ke biaya tetap Anda. 

Misalnya target keuntungan per bulan adalah Rp 60 juta, maka minimal penjualan yang dicapai adalah sebagai berikut:
BEP Laba    = (biaya tetap + target laba) : (harga/unit- biaya variabel/unit)
= (150.000.000 + 60.000.000) : (110    .000 – 80.000)
= 210.000.000 : 30.000
= 7.000 unit


Kesimpulan

Tentunya dalam bisnis, analisis titik impas sangat berguna bagi para pebisnis untuk memprediksi berapa banyak barang yang harus diproduksi dan membandingkannya dengan uang atau penjualan yang diterima. Break Even Point (BEP) ini merupakan komponen terpenting yang harus ada pada software akuntansi dan bisnis.  Pada dasarnya dalam menjalankan sebuah perusahaan harus memperhatikan perhitungan yang jelas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan atau kerugian pada perusahaan. Meski tidak bisa dipungkiri, kesalahan atau kerugian dalam bisnis adalah hal yang pasti. Tidak ada salahnya mencoba meminimalisir terjadinya hal tersebut. 

Selain itu, Break Even Point (BEP) juga berfungsi sebagai dasar penjualan yang strategis, misalnya dalam penentuan harga komoditas, pengambilan keputusan dan metode produksi. Mengetahui cara menghitung atau mencari nilai BEP yang benar dalam sebuah perusahaan sangatlah penting. Secara khusus menentukan target penjualan yang harus dipenuhi untuk menghasilkan laba usaha. 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda