+62 896 6423 0232
|
info@idmetafora.com
Home
(current)
ERP System
Purchasing System
Warehouse Management System
Point of Sales System
Finance & Budgeting System
Accounting System
Legal & Administration System
Audit System
Tax System
Business Intelligent
Pharmacy Management System
Architect Management System
Project Management System
Web Development
Web Development Services
Our Web Portfolio's
Web Development Price List
Internet Of Things
Tech News
Our Company
About Us
Contact
Telephone
APA ITU SAHAM IHSG? YUK KENALI INDEKS SAHAM IHSG !!!
28 March, 2023
|
AnjasLeonardi
Indeks Harga Saham Gabungan disingkat IHSG (Dalam Bahasa Inggris: Indonesia Composite Index, ICI, atau IDX Composite) adalah salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; sebelumnya Bursa Efek Jakarta [BEJ]). IHSG pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator perubahan harga saham di BEJ. Indeks ini berisi perubahan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Tanggal dasar penghitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Saat itu, nilai dasar indeks ditetapkan 100 dan jumlah saham yang tercatat saat itu adalah 13 saham. Posisi intraday tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 7.377,49 poin, tercatat pada 15 September 2022. Posisi penutupan tertinggi yang pernah dicapai adalah 7.318,20 poin pada 13 September 2022. Saat kita memasuki pasar saham Indonesia atau melakukan aplikasi investasi, biasanya kita melihat grafik IHSG.
Apa itu IHSG?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Di pasar dunia, IHSG juga dikenal sebagai Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX Composite. IHSG dihitung sebagai rata-rata tertimbang jumlah saham di pasar saham atau rata-rata tertimbang indeks nilai pasar. Data ini dihitung setiap hari kerja, yaitu. dari Senin sampai Jumat pukul 09:00 - 16:00 WIB untuk memberikan informasi terupdate.
Apa Fungsi IHSG?
Setelah memahami apa itu IHSG dan proses terbentuknya, kali ini kita akan membahas beberapa fungsi IHSG, di antaranya:
1. Menunjukkan Pergerakan Pasar
Poin pertama fungsi IHSG adalah untuk menunjukkan pergerakan saham-saham sedang melantai di pasar modal. Melalui pergerakan saham-saham tersebut, pelaku pasar modal bisa menganalisa bagaimana gairah jual beli instrumen investasi di suatu negara secara real time.
Selain itu, pihak eksternal pasar modal seperti ekonom, pengamat, dan pemerintah bisa mendapat gambaran tentang seberapa menariknya negara bagi para penanam modal. Jika gairah investasi menurun, pemerintah bisa melakukan beberapa upaya seperti menaikkan suku bunga acuan, mempermudah regulasi investasi, dan sebagainya.
2. Menampilkan Tolak Ukur Kinerja Portofolio Efek
Fungsi IHSG yang kedua adalah menampilkan tolak ukur efek bagi para calon investor sebelum masuk ke pasar modal. Grafik IHSG menyediakan informasi tentang harga saham rata-rata yang bisa dijadikan benchmark bagi para investor dalam mengambil keputusan. Semakin tinggi harga saham per lot dibanding harga IHSG, maka semakin tinggi pula nilai saham tersebut di mata investor, begitupun sebaliknya.
3. Menunjukkan Estimasi Profit
Fungsi berikutnya grafik IHSG adalah memberikan estimasi profit terutama bagi calon investor. Persentase data dalam grafik saham IHSG dapat dijadikan standar untuk mengetahui berapa estimasi perkembangan investasi dalam pasar modal. Apabila harga saham IHSG rata-rata mengalami kenaikan 10% selama 6 bulan, maka dalam setengah tahun ke depan harga saham yang Anda beli bisa naik 10%.
4. Menjadi Produk Investasi Pasif
Fungsi IHSG yang terakhir adalah menjadi produk investasi pasif atau underlying assets. Saat melakukan proses jual beli instrumen, seorang investor dapat membeli beberapa lot saham berbeda dan menjualnya secara kolektif kepada orang lain. Penjualan saham kolektif ini umumnya menggunakan harga saham IHSG. Sehingga apabila harga IHSG meningkat, harga saham kolektif juga akan naik.
Setelah mengetahui fungsi IHSG , mari belajar membacanya. Anda dapat melihat grafik IHSG melalui aplikasi atau situs web tempat Anda berinvestasi. Saat IHSG sedang trending, IHSG sering dikatakan hijau atau bullish. Saat itu, investor disarankan menjual saham untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, investor juga dapat memilih untuk menahan (hold, not sell), dengan harapan harga saham akan terus meningkat dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Saham juga dikenal sebagai gelembung pasar saham. Gelembung pasar saham adalah peningkatan dramatis dalam harga beberapa saham yang tampaknya tidak biasa dan mungkin melebihi harga pasar saham. Peristiwa ini terjadi ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi. Untuk itu, investor perlu sadar diri, tidak serakah melihat potensi keuntungan saat IHSG naik, karena indeks bisa menggelembung, sehingga bisa terkoreksi.
Kebalikan dari uptrend adalah downtrend atau dikatakan berwarna merah (IHSG sedang turun). Saat IHSG jatuh, sebaiknya investor membeli saham dan menahan (hold, not sell) saham yang dimiliki saat ini dengan harapan harga saham akan meningkat di masa mendatang. Rekomendasi selanjutnya adalah stop loss, yaitu memutuskan untuk menjual saham pada saat harga saham relatif rendah untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Saat saham jatuh, investor tidak perlu panik, tetapi harus sabar menganalisis portofolionya lebih dalam. Tentu saja, setiap keputusan investasi harus didasarkan pada analisis fundamental, Sobat!
Anda perlu membeli saham pada waktu yang tepat untuk mendapatkan selisih nilai antara harga beli dan jual. Jika harga jual lebih tinggi, Anda akan mendapat untung atau menambah modal, sedangkan jika harga jual lebih rendah, Anda akan mengalami kerugian yang disebut capital loss. Sekarang mari kita coba mensimulasikan keuntungan saat menjual saham.
Saat saham turun, Bagus Attitude membeli 10 lot saham AAAA dengan harapan harga saham naik. Ingatlah bahwa satu lot saham terdiri dari 100 saham. Artinya, Bagus memiliki 1.000 saham. Saat harga saham naik, Bagus berniat menjualnya untuk mendapatkan keuntungan berupa capital gain. Simulasikan!
Cara Membaca IHSG
Informasi tentang IHSG mudah ditemukan di Internet. Namun, sebelum dipublikasikan, BEI terlebih dahulu harus menghitung IHSG berdasarkan bobot kapitalisasi pasar. Selain itu, berbagai pihak menggunakan hasil perhitungan tersebut dalam pengambilan keputusan.
Rumus IHSG, yaitu:
Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100
Nilai Dasar: kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Nilai Pasar: kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar.
IHSG dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu, memahami tren pergerakan IHSG adalah hal yang penting bagi pemodal, khususnya ketika hendak menentukan keputusan investasi saham.
Cara termudah untuk membaca IHSG adalah dengan melihat trend yang sedang bergerak. Jika IHSG melonjak dalam satu hari, investor sebaiknya tidak membeli saham tersebut. Namun jika IHSG turun, tentunya investor harus membeli saham tersebut dengan melakukan analisa fundamental.
Istilah-istilah Seputar IHSG
Dalam informasi IHSG sering muncul beberapa istilah. Memahami istilah-istilah tersebut tentunya dapat memudahkan investor untuk memahami data yang disajikan oleh IHSG. Istilah-istilah ini meliputi:
1. Portofolio
Portofolio saham dalam IHSG adalah kumpulan aset investasi yang berupa saham yang dimiliki perorangan atau perusahaan.
2. Likuiditas
Likuiditas dalam indeks saham adalah ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Likuiditas saham akan semakin tinggi apabila terdapat peningkatan frekuensi saham diperjualbelikan.
3. Fluktuasi
Fluktuasi IHSG adalah pergerakan naik turunnya harga saham secara kolektif dalam pasar modal.
4. Cut Loss
Cut loss yaitu peristiwa ketika investor memilih menjual instrumen investasinya dengan tujuan menghindari kerugian.
5. Buyback
Dalam indeks saham, buyback berarti pembelian kembali saham-saham perusahaan yang sudah dilepas ke publik. Hal ini dilakukan perusahaan karena beberapa alasan, salah satunya untuk memperbesar modal perusahaan.
6. Bubble
Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut kenaikan harga saham secara tiba-tiba dan sangat tinggi.
Indeks Saham Lainnya
Mengutip idx.co.id, selain IHSG, saat ini BEI memiliki 40 indeks saham, antara lain:
IDX80: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang sangat likuid dengan kapitalisasi pasar yang besar dan didukung oleh fundamental bisnis yang baik
LQ45: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang sangat likuid dengan kapitalisasi pasar yang besar dan didukung oleh fundamental bisnis yang baik.
BEI BUMN20: Indeks yang mengukur kinerja harga 20 saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan anak perusahaannya.
Jakarta Islamic Index 70 (JII70): Indeks yang mengukur kinerja harga 70 saham syariah dengan kinerja keuangan yang baik dan likuiditas perdagangan yang tinggi.
Faktor yang mempengaruhi IHSG
Dalam kinerja IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi IHSG. Faktor-faktor tersebut sering disebut sebagai psikologi IHSG. Sentimen IHSG dari pelaku pasar bisa membuat harga saham semakin fluktuatif.
Contoh sentimen IHSG adalah kondisi ekonomi Indonesia yang membaik. Hal ini dapat meningkatkan nilai saham dan mendorong investor untuk berinvestasi di pasar saham. Contoh lain dari sentimen IHSG adalah kondisi politik atau sosial yang menguntungkan. Secara umum, investor akan merasa lebih yakin dan aman jika kondisi di suatu negara sesuai. Sebaliknya, jika terjadi konflik lagi, umumnya investor akan menarik modalnya dan mencari tempat lain untuk berinvestasi.
Bagaimana nih sobat OCBC NISP? Memahami indeks harga saham gabungan? IHSG merupakan indikator yang dapat digunakan dan dilihat oleh setiap investor. Dengan mempelajari hal tersebut, semoga sahabat OCBC NISP dapat mulai berinvestasi atau meningkatkan hasil investasi saham masing-masing. Investasi yang sangat bagus!
Keuntungan dan Resiko Saham
Keuntungan Saham
Pada dasarnya, investor mendapatkan dua keuntungan saat membeli atau memegang saham
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dividen dibayarkan setelah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Apabila seorang pemodal ingin menerima dividen, ia harus memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu sampai kepemilikannya atas saham tersebut berkurang dalam jangka waktu ia diakui sebagai pemegang saham berhak menerima dividen.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya setiap pemegang saham menerima dividen tunai sejumlah Rp per saham – atau dapat juga berupa dividen tunai. artinya setiap pemegang saham menerima dividen sejumlah saham tertentu sehingga jumlah saham yang dimiliki pemodal bertambah seiring dengan pembagian dividen saham tersebut.
Keuntungan Modal
Keuntungan Modalatau Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual. Penambahan modal tersebut terbentuk dari perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham ABC dengan harga Rp3.000 per saham kemudian menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham, berarti investor tersebut memperoleh capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Resiko Saham
Sebagai instrumen investasi, saham mengandung risiko, antara lain:
Kerugian Modal
Kebalikan dari capital gain, yaitu kondisi dimana investor menjual saham kurang dari harga beli. Misalnya, saham PT. XYZ dibeli seharga Rp 2.000/saham dan kemudian harga saham tersebut terus turun hingga mencapai Rp 1.400/saham. Khawatir harga saham terus turun, investor menjual Rp 1.400 - sehingga rugi Rp 600 - per saham.
Resiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dipegang dinyatakan pailit oleh pengadilan atau perusahaan dibubarkan. Dalam hal ini, tuntutan pemegang saham didahulukan terakhir setelah semua kewajiban perseroan dapat dilunasi (dari hasil penjualan harta perseroan). Jika ada sisa dari penjualan aset perusahaan, sisanya akan dibagi rata di antara semua pemegang saham. Namun, jika aset perseroan tidak lagi tersedia, pemegang saham tidak akan menerima hasil likuidasi. Kondisi ini merupakan risiko terberat bagi pemegang saham. Untuk itu, seorang pemegang saham dituntut untuk selalu memantau perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam perdagangan surat berharga sehari-hari, harga saham berfluktuasi dalam bentuk naik atau turun. Pembentukan harga saham terjadi karena penawaran dan permintaan saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham dibentuk oleh penawaran dan permintaan atas saham tersebut. Penawaran dan permintaan ini didorong oleh banyak faktor, baik yang spesifik pada saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri tempatnya beroperasi) maupun faktor makro seperti suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan nirlaba. faktor ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, antara lain.
Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:
Tertarik berlangganan artikel seperti ini di email? Silahkan email anda dibawah ini!
Subscribe Now
This site is protected by reCAPTCHA and the Google
Privacy Policy
and
Terms of Service
apply.
Ciptakan Terobosan: Peluang Magang di Startup Teknologi yang Disruptif di Jogja
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..
Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak: Gaya Hidup Anak Muda di Era Digital
Baca Selengkapnya..
Super Apps dan Anak Muda: Mengapa Semua yang Kamu Butuhkan Ada di Genggaman
Baca Selengkapnya..
Peran Influencer dalam Pemasaran Digital
Baca Selengkapnya..
Peran Teknologi dalam Menghadapi Dinamika Lingkungan Bisnis: Studi Kasus Perusahaan Digital
Baca Selengkapnya..
Omnichannel Marketing: Meningkatkan Pengalaman Pelanggan dengan Integrasi Lintas Saluran
Baca Selengkapnya..
Pengaruh Generasi Z terhadap Tren Konsumsi
Baca Selengkapnya..
Esports: Karier Masa Depan atau Hobi Seru? Jawabannya di Tangan Gen Z dan Alpha
Baca Selengkapnya..
Revolusi Internet of Things (IoT) dalam Kehidupan Sehari-hari
Baca Selengkapnya..
Teknologi Quantum: Terobosan Menuju Kecepatan dan Akurasi Data
Baca Selengkapnya..
Transformasi Bisnis dengan Teknologi AI dan Otomasi
Baca Selengkapnya..
Ekonomi Kreator: Peluang Bisnis yang Dikembangkan oleh Gen Z dan Alpha
Baca Selengkapnya..
Robot, AI, dan Kita: Mengapa Generasi Baru Perlu Jadi Ahli Teknologi
Baca Selengkapnya..
Web 3.0 dan Blockchain: Peluang Baru untuk Transformasi Digital
Baca Selengkapnya..
Transformasi Digital di Era 5G: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan
Baca Selengkapnya..
Predictive Analytics dalam Bisnis: Meningkatkan Efisiensi dan Akurasi Prediksi
Baca Selengkapnya..
Peran Teknologi dalam Mengurangi Emisi Karbon dan Mengatasi Perubahan Iklim
Baca Selengkapnya..
Inovasi Teknologi Terkini yang Mengubah Lanskap Bisnis Modern
Baca Selengkapnya..
Peran Digital Twin dalam Manufaktur dan Pemeliharaan Prediktif
Baca Selengkapnya..
Pentingnya Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Baru
Baca Selengkapnya..
Customer Relationship Management (CRM): Memaksimalkan Efisiensi dan Kepuasan Pelanggan
Baca Selengkapnya..
Pengembangan Produk Digital: Metode Lean Startup untuk Bisnis Modern
Baca Selengkapnya..
Analisis Sentimen sebagai Alat Pemahaman Perilaku Konsumen di Era Digital
Baca Selengkapnya..
Tags
Saham ihsg
apa saham ihsg
indeks saham ihsg
Artikel rekomendasi untuk Anda
Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak: Gaya Hidup Anak Muda di Era Digital
Super Apps dan Anak Muda: Mengapa Semua yang Kamu Butuhkan Ada di Genggaman
Peran Influencer dalam Pemasaran Digital
Peran Teknologi dalam Menghadapi Dinamika Lingkungan Bisnis: Studi Kasus Perusahaan Digital
Omnichannel Marketing: Meningkatkan Pengalaman Pelanggan dengan Integrasi Lintas Saluran
Pengaruh Generasi Z terhadap Tren Konsumsi
Esports: Karier Masa Depan atau Hobi Seru? Jawabannya di Tangan Gen Z dan Alpha
Revolusi Internet of Things (IoT) dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi Quantum: Terobosan Menuju Kecepatan dan Akurasi Data
Transformasi Bisnis dengan Teknologi AI dan Otomasi
Ekonomi Kreator: Peluang Bisnis yang Dikembangkan oleh Gen Z dan Alpha
Robot, AI, dan Kita: Mengapa Generasi Baru Perlu Jadi Ahli Teknologi
Web 3.0 dan Blockchain: Peluang Baru untuk Transformasi Digital
Transformasi Digital di Era 5G: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan
Predictive Analytics dalam Bisnis: Meningkatkan Efisiensi dan Akurasi Prediksi
Peran Teknologi dalam Mengurangi Emisi Karbon dan Mengatasi Perubahan Iklim
Inovasi Teknologi Terkini yang Mengubah Lanskap Bisnis Modern
Peran Digital Twin dalam Manufaktur dan Pemeliharaan Prediktif
Pentingnya Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Baru
Customer Relationship Management (CRM): Memaksimalkan Efisiensi dan Kepuasan Pelanggan
Pengembangan Produk Digital: Metode Lean Startup untuk Bisnis Modern
Analisis Sentimen sebagai Alat Pemahaman Perilaku Konsumen di Era Digital
Back to top