Jurnal penyusutan atau yang banyak dikenal dengan jurnal depresiasi adalah proses pencatatan laporan keuangan jurnal akuntansi pada akhir periode. Tujuan membuat jurnal penyusutan adalah untuk memungkinkan anda mengalokasikan pengeluaran ini dan memanfaatkan nilai aset untuk periode tertentu. Jurnal penyusutan adalah bagian dari jurnal akuntansi yang menyimpan jurnal penyusutan aset tetap agar perusahaan dapat memperoleh informasi tentang umur pakai atau nilai aktiva tetap. Nilai aktiva tetap ini bisa turun dan juga naik. Untuk penurunan nilai disebut beban atau pencatatan untuk jurnal depresiasi. Perusahaan dapat menggunakan jurnal ini untuk menggunakan nilai sisa asetnya. Selain itu, penurunan harga aset tetap hanya merupakan aset tetap yang terdiri dari bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain, tidak termasuk tanah. Namun, ada satu aset tetap yang tidak berkurang nilainya, melainkan bertambah nilainya, yaitu tanah. Aktiva tetap dalam bentuk tanah nilainya akan semakin lama akan semakin meningkat. Nilai aktiva atau aset tetap akan menjadi menurun seiring penggunaan aset tetap tersebut, sehingga dalam akuntansi disebut sebagai penyusutan aktiva tetap.
Penyusutan merupakan proses fundamental dimana dana yang dihabiskan untuk pembelian dikembalikan menjadi bagian berdasarkan output penjualan produk manufaktur. Pengurangan depresiasi akan dihapus dan dihitung setiap bulan ke biaya produk, pekerjaan, layanan, atau biaya penjualan. Maka, saat suatu produk mulai dijual, harganya termasuk bagian berdasarkan biaya aset permanen yg dipakai pada proses produksi dalam jumlah penyusutan. Dana ini dikembalikan ke perusahaan sesudah penjualan produk (dan penerimaan pembayaran dari pembeli). Dana yg diterima bisa menaikkan aset tetap (perbaikan, rekonstruksi, modernisasi) atau membeli fasilitas baru yang lebih modern. Penyusutan properti, pabrik, dan alat-alat tergantung dalam masa manfaat aset. Periode ini ditetapkan perusahaan secara independen, tergantung dalam jenis objek.
Berikut adalah berbagai faktor yang mempengaruhi akumulasi penyusutan yang harus dicatat dalam jurnal. 1. Harga perolehan (acquisition cost) Harga perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan dan dasar untuk menghitung depresiasi aktiva tetap berdasarkan periode akuntansi. Harga ini diperoleh dari jumlah uang yang digunakan untuk memperoleh aktiva tetap sampai tersedia untuk digunakan. 2. Nilai residu (salvage value) Taksiran nilai atau potensi arus kas masuk jika aktiva tersebut dijual saat penarikan atau penghentian (retirement) aktiva. Nilai sisa tidak selalu ada. Aktiva mungkin tidak memiliki nilai sisa karena tidak dijual selama periode penarikan sampai aset benar-benar rusak. Ini juga disebut besi tua. Ini tentu saja tidak dianjurkan. Diharapkan dapat mendaur ulang aktiva tersebut. 3. Umur ekonomis aktiva (economical lifetime) Sebagian besar aktiva mempunyai 2 macam umur yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur fisik dikaitkan menggunakan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih mempunyai umur fisik jika secara fisik aktiva tadi masih pada kondisi baik (walaupun mungkin telah menurun fungsinya). Sementara itu, umur fungsional umumnya dikaitkan menggunakan kontribusi aktiva tadi pada penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih mempunyai umur fungsional jika aktiva tadi masih menaruh kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih pada syarat sangat baik, namun belum tentu masih mempunyai umur fungsional. Dapat saja aktiva tadi tidak difungsikan lagi dampak perubahan contoh atas produk yg dihasilkan, kondisi ini umumnya terjadi dalam aktiva mesin atau alat-alat yg digunakan buat menciptakan suatu produk. Atau aktiva tadi telah tidak sesuai dengan jaman. Kondisi ini umumnya terjadi dalam jenis aktiva yg bersifat dekoratif misalnya furniture, hiasan dinding, dll. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan merupakan umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
Berikut ini metode penyusutan aktiva tetap. 1. Metode penyusutan garis lurus (straight line method) Metode penyusutan garis lurus merupakan metode untuk menghitung penyusutan aset tetap di mana beban penyusutan tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini adalah salah satu yang paling umum digunakan. Pada penerapan “Matching Cost Principle”, metode ini digunakan untuk menyusutkan aset-aset yang fungsionalnya tidak dipengaruhi besar kecilnya jumlah produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus yaitu: Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Umur Ekonomis 2. Metode penyusutan saldo menurun (double declining balance method) Metode penyusutan saldo menurun merupakan metode penyusutan aset tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku untuk tahun tersebut. 3. Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method) Dengan metode jumlah angka tahun, jumlah penyusutan atau depresiasi aktiva tetap setiap tahunnya semakin berkurang. 4. Metode penyusutan satuan jam kerja (service hours method) Pada metode ini, beban penyusutan tetap ditetapkan berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Rumus digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan menggunakan metode ini yaitu: Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Jam Jasa 5. Metode penyusutan satuan hasil produksi (productive output method) Berdasarkan metode ini, beban penyusutan aset tetap ditentukan berdasarkan jumlah satuan produk yang diproduksi selama periode yang bersangkutan. Penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga penyusutan setiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan perubahan hasil produksi. Penyusutan adalah salah satu risiko dalam penggunaan aset tetap, aktiva mengalami penyusutan, mulai penyusutan fungsi hingga nilai. Namun, adanya manajemen aset, perusahaan akan akan semakim mudah memonitoring penyusutan. Selain manajemen aset, anda juga dapat menjaga nilai aset dan menciptakan manajemen resiko. Rumus yang digunakan untuk menghitung akumulasi biaya penyusutan menggunakan metode satuan hasil produksi adalah: Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Hasil Unit Produksi
Berdasarkan pembahasa mengenai jurnal penyusutan di atas. Kita mengetahui bahwa jurnal penyusutan atau dikenal dengan jurnal depresiasi adalah proses pencatatan laporan keuangan jurnal akuntansi pada akhir periode. Tujuan jurnal penyusutan ini untuk memungkinkan anda mengalokasikan pengeluaran ini dan memanfaatkan nilai aset untuk periode tertentu. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan yang penggunaanya harus sesuai dengan kebutuhan.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..