Traditional IT Infrastructure dikenal sebutan on-premise infrastructure. Perusahaan mendirikan Physical data centers di dalam lingkungan privat berupa bangunan departemen IT yang menampung data bisnis dan aplikasi. Model IT ini terdiri dari berbagai varian perangkat keras yang terhubung dengan jaringan tertentu melalui remote server on-site.
a) Memiliki Kontrol Penuh : Permasalahan, perubahan, pembaruan, dan perawatan basis menjadi tanggung jawab dari pegawai IT perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan tidak perlu memanggil tenaga kerja dari luar perusahaan yang dapat mengganggu data files rahasia bocor.
b) Memiliki Keamanan Tersendiri : Hanya beberapa pegawai perusahaan yang memiliki akses untuk masuk ke dalam departemen IT. Sehingga keamanan data perusahaan terjamin dan dilindungi oleh petugas keamanan.
c) Mampu Melakukan Custom penggunaan aplikasi dan Services yang dibutuhkan oleh perusahaan.
a) Terbatasnya Kapasitas Server : Perangkat Lunak On-premise tidak dapat menjamin performa server yang konsisten. Hal tersebut dapat menurunkan kinerja aplikasi.
b) Cenderung Boros Biaya : Seiring dengan perusahaan yang semakin berkembang, maka akan membutuhkan tempat penyimpanan data besar untuk membeli atau menyewa server.
c) Rawan terhadap Bencana Alam : Saat Data Centers terkena bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dan lain-lain, maka kemungkinan data files bisnis yang tersimpan akan hilang dan rusak.
Cloud Computing (komputasi awan) adalah suatu model penyediaan sumber daya komputasi atau teknologi informasi (penyimpan data, server, database, jaringan dan perangkat lunak) yang memungkinkan pelanggan dapat “menyewa dan menggunakan” sumber daya sesuai kebutuhannya (on demand) berbasis internet.
Sebelum adanya Cloud Computing, perusahaan biasanya membeli banyak servers dan hard drive untuk membuat suatu website yang dapat terus berjalan dan memantau lalu lintas akses tersebut. Dampak negatif yaitu awal modal perusahaan untuk mempersiapkan tersebut membutuhkan biaya yang mahal, proses troubleshooting yang cenderung menimbulkan konflik dengan tujuan bisnis dan, kebutuhan penyimpan yang besar seiring dengan tumbuhnya perusahaan.
Dibandingkan dengan menyimpan files di hard drive atau local storage device milik sendiri. Penyimpanan Komputasi Awan memungkinkan untuk menyimpan ke dalam sebuah database pusat. Selama perangkat elektronik terhubung dengan jaringan internet, pengguna dapat mengakses data dan perangkat lunak untuk dijalankan. Selain itu, Alasan perusahaan bisnis menggunakannya adalah dapat menghemat biaya, meningkatkan produktivitas, cepat, efisien, performa meningkat, dan keamanan yang dapat diandalkan.
a) Kemudahan dalam back-up files dan restore data.
b) Pengaplikasian Cloud dapat meningkatkan kolaborasi antar orang dalam grup dengan cepat dan mudah dibagikan files data yang tersimpan melalui metode shared storage.
c) Cloud dapat dengan cepat dan mudah mengakses informasi dimana saja, kapan saja di seluruh dunia menggunakan koneksi internet.
d) Komputasi awan dapat mengurangi biaya pengadaan hardware dan software perusahaan.
e) Dapat mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam perawatan dan pemeliharaan infrastruktur.
f) Banyak Cloud menawarkan beberapa fitur canggih yang berhubungan dengan keamanan data files yang tersimpan.
a) SaaS (Software as a Service) : Perangkat lunak aplikasi siap pakai yang di-hosting di cloud. Konsumen membayar biaya bulanan atau tahunan untuk menggunakan aplikasi lengkap dari dalam browser web, desktop, atau aplikasi seluler. Aplikasi dan semua infrastruktur yang diperlukan di-hosting dan dikelola oleh vendor SaaS.
Kelebihan SaaS
ð Tidak memerlukan instalasi dan perawatan.
ð Tidak ada biaya lisensi di muka.
ð Memiliki kemampuan akses aplikasi dari berbagai tempat di dunia.
ð Memiliki kemampuan akses dengan berbagai jenis perangkat (devices)
b) IaaS (Infrastructure as a Service) : layanan berbasis awan yang mengizinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya bisnis mereka, seperti network, servers, operating systems dan data storage tanpa perlu membeli perangkat hardware.
Kelebihan IaaS
ð Fleksibilitas yang tinggi.
ð Tidak terikat pada Bahasa Pemrograman tertentu.
ð Terjadi pengurangan secara drastis modal awal
c) PaaS (Platform as a Service) : layanan berbasis awan yang mengizinkan developers membuat, mengelola, mendistribusikan, dan melakukan test pengembangan aplikasi tanpa memikirkan software upgrades, sistem operasi, penyimpanan, atau elemen infrastruktur lainnya.
Kelebihan PaaS
ð Membutuhkan lebih sedikit modal awal.
ð Membutuhkan sedikit pengetahuan dan keahlian untuk mengembangkan aplikasi.
ð Hanya membayar sumber daya yang digunakan. Kebanyakan tagihan pembayaran dipengaruhi oleh Siklus CPU dan bandwidth yang diperlukan.
ð Penskalaan yang mudah dan cepat.
ð Kebutuhan pegawai yang dibutuhkan untuk perawatan perangkat lunak dapat berkurang drastis
a) Otentikasi Multifaktor : Sistem yang hanya mengizinkan pengguna tertentu mengakses cloud, yaitu dengan menggunakan metode pengamanan berlapis. Dengan metode ini, pengguna “dipaksa” membuktikan keaslian identitas lewat serangkaian Langkah.
b) Sistem Otomatis dalam Deteksi Anomali : Sistem pengawasan (monitoring) otomatis yang bisa mengecek tanpa henti selama 24/7. Teknologi ini dapat mendeteksi aktivitas tidak normal sehingga risiko kebocoran atau pencurian bisa segera terdeteksi.
c) Sistem Manajemen Akses : Sistem otorisasi (perizinan) dan manajemen akses terbatas dalam membantu mengurangi risiko penyalahgunaan data di cloud oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
d) Sistem Keamanan Cloud Terintegrasi : Sistem yang dilengkapi keamanan berlapis untuk kemudahan dalam mengamankan infrastruktur cloud. Contohnya seperti Imperva Cloud Data Protection yang menawarkan sistem keamanan data untuk lingkungan multi cloud, DBaaS, dan hybrid database secara terintegrasi.
a) Keamanan dan Privasi Data : Masalah Keamanan memungkinkan terjadinya pencurian identitas, pelanggaran data, infeksi malware, dan lain-lain. Hal tersebut dapat menggangu potensi hilangnya pendapatan perusahaan dan menurunnya reputasi akibat ketidakpuasan pengguna layanan aplikasi.
b) Manajemen Biaya: Jika ada penurunan kinerja aplikasi atau tiba-tiba terjadi lonjakan penggunaan, maka dapat berpotensi biaya tagihan akan naik.
c) Kurangnya Pengetahuan dan Keahlian : Bekerja dengan cloud proses yang sangat melelahkan karena kompleksitasnya dan permintaan yang besar untuk penelitian. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan keterampilan para profesional ini dapat secara aktif memahami, mengelola, dan mengembangkan aplikasi berbasis cloud dengan masalah minimum dan keandalan maksimum.
d) Interoperabilitas dan Fleksibilitas : Saat Perusahaan ingin memindahkan ke layanan Cloud lain, maka berpotensi untuk membuat ulang aplikasi yang dapat memakan waktu banyak. Kurangnya fleksibilitas untuk beralih dari satu cloud ke cloud lainnya karena kerumitan yang terlibat.
a) Meningkatkan permintaan untuk pendekatan hybrid dan multi-cloud.
b) Kecerdasan buatan akan meningkatkan efisiensi dari layanan cloud.
c) Permintaan terhadap perangkat cloud virtual akan meningkat secara signifikan.
d) Semakin banyak kolaborasi dan produktivitas yang akan digunakan secara luas dan merata.
e) Layanan peduli kesehatan untuk melanjutkan migrasi ke cloud semakin aman dan produktivitas.
f) Pertumbuhan penggunaan komputasi tanpa server semakin meningkat dan berkelanjutan.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..