Dapatkan demo sistem ERP secara GRATIS beserta demo software ERP lainnya.
Pilih Solusi:
Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, beberapa strategi, metode dan budaya telah diimplementasikan dalam dunia industri manufaktur. Dua istilah yang mungkin masih asing bagi orang awam adalah lean manufacturing dan lean accounting. Istilah-istilah ini dikenal bekerja dalam penerapan budaya perusahaan manufaktur yang efektif serta proses akuntansi yang sedang berlangsung.
Lean manufacturing adalah strategi, metode atau budaya yang ditujukan untuk mencapai siklus produksi sesingkat mungkin. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengurangi persediaan yang dapat terbuang atau tidak terpakai (waste product). Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat stok yang tidak efisien dan memproduksi barang hanya untuk kebutuhan pelanggan. Manfaatnya adalah biaya yang lebih rendah, kinerja yang lebih baik, dan waktu atau siklus produksi yang lebih singkat. Prinsip lean manufacturing berbeda dengan prinsip umum perusahaan manufaktur. Pertama, perusahaan manufaktur besar cenderung berfokus pada efisiensi dan pemanfaatan mesin secara penuh, yang dapat memakan waktu dan meningkatkan persediaan. Namun, manufaktur ramping lebih tentang bagaimana perusahaan mengurangi persediaan yang tidak terpakai/terjual, karena merupakan "dosa" untuk memproduksi kelebihan persediaan. Taiichi Ohno, salah satu pelopor lean manufacturing di awal abad ke-20, pernah berkata: "Biaya (cost) tidak hanya harus dikurangi, mereka harus dirampingkan". Oleh karena itu, Lean Manufacturing bertujuan untuk mengurangi persediaan yang tidak terpakai/terjual, yang pada akhirnya juga mengurangi harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur.
Lean berarti perusahaan Anda harus mengadopsi filosofi dan praktik manufaktur ramping. Lean adalah praktik industri di mana fasilitas manufaktur berfokus pada pengurangan limbah untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Ada beberapa teknologi lean manufacturing yang dapat diadaptasi oleh perusahaan manapun untuk proses produksi yang berbeda, yaitu: 1. 5S Sistem 5S adalah metode organisasi yang berasal dari akronim Jepang lima kata: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Dalam penerjemahan berurutan, tujuannya adalah untuk meminimalkan, mengatur, menerangi, membakukan, dan melestarikan. Istilah tersebut berarti lima langkah untuk mengurangi produk limbah dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Langkah pertama melibatkan penghapusan elemen dan objek yang dianggap tidak perlu di ruang kerja. Selain itu, pekerja harus "mengatur" dengan memastikan bahwa selalu ada ruang untuk setiap benda atau barang yang diperlukan, dan benda-benda tersebut harus selalu berada di tempat yang teratur. Tujuan dari penerangan adalah untuk membersihkan tempat kerja secara teratur dan menjaga tempat kerja dalam kondisi sedemikian rupa sehingga selalu "bersih dan terang". Standarisasi diperlukan agar seluruh proses kerja dilakukan secara konsisten, sehingga setiap pegawai diharapkan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan job description yang telah diatur. Tahap akhir dirancang untuk mempertahankan dan memperkuat empat tahap sebelumnya. 2. Kaizen Istilah Kaizen adalah praktik bisnis yang berfokus pada perbaikan terus-menerus. Selalu ada ruang untuk evaluasi di Kaizen, dan karyawan harus selalu mencari peluang untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan mereka. Filosofi Kaizen juga menekankan bahwa ide setiap orang penting dan semua karyawan harus terlibat dalam proses pengembangan perusahaan. Perusahaan yang mempraktekkan Kaizen selalu menerima saran perbaikan atau perbaikan di area manapun dan tidak pernah mengeluh. Ini membantu menciptakan lingkungan dan budaya saling menghormati dan komunikasi terbuka. 3. Kanban Teknik Kanban mengandalkan semua jenis elemen visual untuk mengelola inventaris perusahaan. Sebagai contoh implementasi, kartu Kanban dapat ditempatkan di area yang terlihat dan strategis untuk memberi sinyal kepada pekerja kapan harus membuat atau mengisi kembali persediaan. Dengan proses ini, produk hanya dirakit dan diproduksi ketika ada permintaan konsumen dan perusahaan dapat mengurangi kerugian dan pemborosan produk. Metode Kanban menjadi sangat responsif dan efisien karena produk dibuat hanya untuk kebutuhan pelanggan, bukan untuk memprediksi kebutuhan mereka di masa depan.
Manfaat ini mencakup produktivitas yang lebih tinggi, layanan pelanggan yang lebih baik, waktu tunggu atau siklus produksi yang lebih singkat, semangat kerja karyawan yang meningkat, dan lingkungan kerja yang lebih aman. Setiap orang berkontribusi untuk mencapai tujuan terpenting dari produksi ramping, yaitu meningkatkan keuntungan.
Di samping aktualnya penerapan lean manufacturing, para ahli akuntansi juga mempercayai bahwa akuntansi itu sendiri dapat di”ramping”-kan, dan bahwa penerapannya dapat berkontribusi pada peningkatan profit, bukan hanya sekedar menghitungnya. Lean accounting merupakan konsep yang dirancang untuk lebih mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang telah menerapkan kinerja Lean Manufacturing. Proses lean accounting dapat meliputi pengorganisasian biaya dengan teknik value stream, mengubah teknik penilaian persediaan dan memodifikasi laporan keuangan untuk menginputkan informasi non-keuangan. Penerapan Lean Accounting pada dasarnya sesuai dengan PABU karena pelaporannya berbasis aktual dan biaya yang dilaporkan merupakan biaya aktual. Berbeda dengan pelaporan akuntansi konvensional yang masih menggunakan biaya standar yang masih harus dikonversikan ke dalam biaya aktual.
Akuntansi konvensional masih menggunakan penerapan biaya standar, activity-based costing, penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, dan penerapan lainnya yang dirasa masih kurang efisien. Sedangkan penerapan pada lean accounting menggunakan value stream costing. Gambaran sederhananya, metode value stream akan memotong alur pengiriman barang dari hulu ke hilir yang biasanya melewati beberapa departemen fungsional. Sehingga satu aliran dapat meliputi biaya penjualan dan pemasaran, produksi, desain, sampai ke pengumpulan uang kas dari pelanggan. Idealnya, setiap karyawan ditugaskan ke satu value stream dan alih-alih dibagi di beberapa departemen. Penilaian persediaan juga berubah dalam prinsip lean accounting. Karena fokus pada produksi hanya untuk pemenuhani permintaan pelanggan, kuantitas persediaan cenderung jauh lebih rendah daripada operasi manufaktur tradisional. Dengan demikian, penilaian persediaan di Laporan Neraca akan dilakukan lebih cepat.
Lean accounting cenderung lebih “realtime” alasannya yaitu laporan yang dihasilkan tidak harus menunggu tiap akhir minggu atau akhir bulan. Laporan dapat dengan mudah dihasilkan di tiap penghujung hari. Hal ini akan membuat proses evaluasi akan lebih efektif. Satu lagi perbedaan yang signifikan adalah akuntansi tradisional melihat dan menilai persediaan sebagai aset. Sedangkan lean accounting menilai persediaan sebagai kewajiban. Dengan kata lain, persediaan harus benar-benar dimanfaatkan dan jangan sampai menjadi waste product. Banyak perusahaan manufaktur besar maupun menengah sudah mengimplementasikan lean manufacturing dan lean accounting. Dengan kedua metode tersebut, diharapkan proses produksi perusahaan manufaktur dan pelaporan akuntansinya bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Ditambah dengan penggunaan software akuntansi, pencatatan dan pelaporan setiap transaksi perusahaan manufaktur Anda bisa berjalan lebih efektif dan semakin baik.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..