Di era modern saat ini, analisis value chain (value chain analysis) merupakan sebuah kegiatan yang harus bisa dijalankan oleh perusahaan secara rutin. Mengapa begitu? Karena, hal tersebut bisa mengukur nilai sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada customer. Teknik analisis ini juga dapat melihat pain points di dalam sales dan memberikan insight tambahan mengenai kualitas bisnis perusahaan. Apabila sebuah perusahaan gagal untuk melakukan hal ini, maka mereka akan kesulitan untuk bertahan dalam pasar bisnis modern yang sangat kompetitif. Nah, memangnya apa yang dimaksud dengan analisis value chain itu? Seperti apa konsep utama dan juga cara kerjanya? Mari, simak pemaparan lengkapnya dalam rangkuman di bawah ini!
Value chain atau rantai nilai adalah sebuah deskripsi menyeluruh mengenai nilai suatu produk atau layanan dari konsepsi produk sampai dengan pengirimannya ke pelanggan. Ini merupakan proses di mana sebuah perusahaan menciptakan nilai untuk para pelanggannya. Seringkali, sebuah perusahaan mengukur keberhasilan rantai nilai mereka dengan melalui margin keuntungan. Dengan menggunakan rumus margin keuntungan, maka bisnis bisa melihat dengan tepat berapa banyak nilai yang mereka tambahkan dari konsepsi produk sampai dengan penyelesaiannya. Pada umumnya, lebih banyak nilai tambah berarti lebih banyak juga keuntungan bagi perusahaan. Margin keuntungan merupakan nilai yang diciptakan dikurangi biaya untuk menciptakan nilai. Ahli teori ekonomi dan akademisi Michael Porter menciptakan istilah “value chain” di dalam bukunya tahun pada 1985 “Competitive Advantage.” Sejak Michael Porter menggambarkan value chain dalam teks tersebut, komunitas bisnis sudah menggunakan konsep tersebut secara luas. Setiap industri atau perusahaan bisa menggunakan analisis rantai nilai karena ini adalah model umum dan sangat mudah beradaptasi. Bahkan di dalam satu perusahaan, dalam berbagai departemen bisa menyesuaikan model sesuai dengan kebutuhan untuk dapat memenuhi tujuan mereka. Banyak sekali industri menggunakan analisis ini dan semakin sering melakukannya untuk studi rantai nilai global.
Tujuan dari penerapan rantai nilai yaitu untuk meningkatkan keuntungan sebuah perusahaan dengan meminimalisir biaya produksi. Fungsinya bagi produk yaitu untuk meningkatkan value dan pemanfaatan yang akan perusahaan produksi. Selain itu, fungsi lainnya antara lain seperti di bawah ini: -Memudahkan sebuah perusahaan untuk penelitian dan pengembangan terhadap produk mereka. -Membantu merancang sebuah produk sehingga produk akan menjadi berkualitas dan proses pemasarannya juga lancar. -Membantu sebuah perusahaan dalam proses produksi terutama terkait dengan efisiensi biaya dan jumlah produk. -Meningkatkan peluang pasar serta proses penjualan produk.
Value chain Porter mempunyai elemen-elemen yang jelas dan spesifik yang dipecah menjadi dua kategori. Analisis memprioritaskan sistem daripada departemen karena tujuan akhir dari analisis rantai nilai yaitu untuk dapat mengidentifikasi aspek sistem atau proses untuk perbaikan daripada keseluruhan departemen. Rantai nilai mengidentifikasi kegiatan sebuah bisnis umum dan bidang bantuan di mana mereka berfungsi di dalam dua kategori besar yang disebut utama dan dukungan: Utama Kategori utama dari value chain mempunyai lima subkategori: Logistik masuk: Proses ini berhubungan dengan logistik internal contohnya seperti menyimpan, menerima, serta mendistribusikan suku cadang atau bahan. Pemasok biasanya merupakan faktor kunci di dalam proses logistik masuk. Operasi: Proses-proses ini berkontribusi pada pergeseran dari bahan masukan mentah ke keluaran akhir yang siap untuk para pelanggan. Proses operasi biasanya internal. Logistik keluar: Di dalam proses ini mencakup langkah-langkah yang memasok produk ke pelanggan dari perusahaan Anda. Terkadang, proses ini melibatkan koneksi pengiriman eksternal sedangkan untuk logistik keluar perusahaan lain yaitu prosedur internal. Pemasaran dan penjualan: Proses ini berhubungan dengan persuasi para pelanggan untuk melakukan pembelian dari perusahaan Anda. Sebagian besar perusahaan mempunyai tim penjualan dan pemasaran internal. Layanan: Proses ini mencakup tindakan pasca pembelian atau dukungan yang diambil oleh perusahaan Anda untuk memaksimalkan kebahagiaan dan loyalitas pelanggan. Pendukung Di dalam kategori dukungan value chain, Porter mengidentifikasi empat bidang penting yaitu seperti di bawah ini: Infrastruktur perusahaan: Ini merupakan kegiatan yang mendukung penciptaan produk atau layanan, akan tetapi tidak harus berkontribusi secara langsung. Akuntansi, manajemen dan hukum merupakan contoh infrastruktur perusahaan. Manajemen sumber daya manusia: Kegiatan ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan karyawan maupun pekerja lain yang terlibat di dalam semua langkah rantai nilai. Pengembangan teknologi: Aktivitas ini mencakup seluruh proses dan prosedur teknologi yang digunakan oleh perusahaan Anda sebagai bagian dari rantai nilai. Pengadaan: Dan di dalam aktivitas ini mencakup setiap langkah yang diambil bisnis Anda untuk membeli bahan mentah yang diperlukan untuk membuat produk Anda.
Untuk anda yang belum tahu, competitive advantage merupakan aspek-aspek yang membuat produk sebuah perusahaan menjadi lebih unggul. Sebagai contoh, apabila sebuah perusahaan mempunyai produk dengan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya, maka hal tersebut bisa dikatakan sebagai competitive advantage. Nah, pada saat melakukan analysis value chain, sebuah perusahaan harus bisa mendapatkan keunggulan kompetitif di dua bidang, cost dan differentiation advantage. Hal tersebut diperlukan supaya perusahaan mengetahui manfaat yang diberikan sebuah produk serta mengenai pesaing dan penawaran mereka. Di bawah ini merupakan penjelasan singkat mengenai dua bidang competitive advantage di dalam analisis value chain. 1. Cost advantage Jenis competitive advantage pertama yang perlu ditemukan oleh perusahaan setelah melakukan analisis value chain yaitu cost advantage. Tujuan dari jenis keunggulan kompetitif ini yaitu supaya sebuah perusahaan menjadi penyedia produk dengan biaya terendah di industri. Sebuah perusahaan yang mempunyai cost advantage pada umumnya mempunyai efisiensi operasional yang cukup mumpuni. Mereka juga biasanya menggunakan bahan dan sumber daya berbiaya rendah yang mampu mengurangi harga keseluruhan produk atau layanan mereka. 2. Differentiation advantage Differentiation advantage merupakan jenis keunggulan kompetitif selanjutnya yang perlu didapatkan oleh perusahaan setelah menjalankan value chain analysis. Menurut HBSO, sebuah perusahaan yang mempunyai keunggulan ini akan mempunyai produk yang dapat dengan mudah dibedakan dari milik pesaingnya. Jenis keunggulan ini bisa diraih dengan memberikan produk atau layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan. Selain itu, sebuah perusahaan juga bisa meluncurkan inovasi produk yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Apabila perusahaan berhasil meraih keunggulan differentiation, maka mereka bisa menetapkan harga premium untuk produknya. Mengapa demikian? Karena, pelanggan tidak akan bisa menemukan produk atau layanan tersebut di tempat lain.
Untuk menerapkan analisis rantai nilai ke sebuah perusahaan Anda dan menemukan area untuk pertumbuhan dan peningkatan, maka ikuti langkah-langkah seperti di bawah ini: 1. Tetapkan prosedur yang diperlukan untuk setiap aktivitas utama Mulailah dengan mengidentifikasi prosedur yang diperlukan untuk setiap aktivitas utama. Contoh misalnya, pembuat furnitur akan mencantumkan proses mereka untuk mendapatkan bahan mereka di bawah logistik masuk dan proses pengiriman mereka di bawah logistik keluar. Lakukan ini untuk masing-masing dari lima kategori ini: logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta layanan. 2. Identifikasi prosedur yang diperlukan untuk setiap aktivitas pendukung Tetapkan seluruh proses yang diperlukan untuk aktivitas pendukung yang berlaku untuk aktivitas utama. Contoh misalnya, pembuat furnitur akan mencantumkan di bawah subkategori infrastruktur sebuah perusahaan bagaimana prosedur departemen akuntansi perusahaan mendukung logistik masuk, operasi, logistik keluar, dan lain sebagainya. Lakukan ini untuk seluruh aktivitas pendukung di dalam infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, serta pengadaan. 3. Analisis setiap proses untuk kemungkinan perbaikan Setelah Anda menetapkan setiap proses di dalam rantai nilai Anda, maka analisis masing-masing untuk kemungkinan peningkatan. Lihat di mana Anda bisa merampingkan proses, membuang langkah-langkah yang tidak perlu, atau merestrukturisasi komunikasi untuk dapat meningkatkan efisiensi dan nilai prosedur. Lakukan ini untuk setiap proses. 4. Temukan solusi yang produktif Sekarang setelah Anda mengidentifikasi area untuk perbaikan, temukan solusi realistis yang bisa Anda terapkan pada proses tersebut. Pilih beberapa area untuk ditangani dengan solusi konkret serta siapkan sistem pelacakan untuk membandingkan metrik setelah penerapan. 5. Terapkan temuan Terapkan sebuah solusi yang Anda pilih untuk proses Anda. Lacak metrik terkait untuk melihat bagaimana penyesuaian Anda meningkatkan nilai produk dan rantai nilai Anda secara keseluruhan.
Langkah utama untuk menjalankan analisis value chain yaitu meneliti masing-masing aktivitas primer dan support perusahaan. Walaupun demikian, bukan hanya itu saja tahap kerja di dalam value chain analysis. Prosesnya memerlukan penelitian serta waktu supaya bisa dikembangkan secara maksimal. Di bawah ini adalah langkah-langkah umum yang diperlukan untuk membuat analisis value chain. 1. Analisis nilai dan biaya kegiatan bisnis Menurut Strategic Management Insight, tahap kerja pertama di dalam analisis value chain yaitu meneliti nilai dan biaya kegiatan bisnis. Tim yang ditugaskan untuk membuat value chain analysis harus menemukan nilai yang diberikan kegiatan bisnis kepada para pelanggan. Di sini, mereka dapat membandingkan aktivitas tersebut dengan keunggulan kompetitif yang ingin dicapai. Mereka juga dapat melihat apakah aktivitas tersebut mendukung tujuan bisnis atau tidak. 2. Teliti value chain pesaing Langkah kerja yang berikutnya di dalam value chain analysis adalah meneliti value chain milik pesaing. Sejatinya, value chain analysis merupakan sarana untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya sebuah perusahaan melakukan penelitian mengenai keunggulan pesaingnya. Hal ini diperlukan agar mereka bisa menciptakan produk atau nilai yang mampu kalahkan kompetitor dengan lebih mudah. 3. Pahami persepsi pelanggan mengenai nilai Melansir dari Hubspot, memahami persepsi pelanggan mengenai nilai merupakan langkah penting di dalam analisis value chain. Inisiatif tersebut perlu dilakukan supaya perusahaan bisa menciptakan nilai yang selaras dengan kebutuhan pelanggan. Untuk dapat memahami persepsi pelanggan terhadap nilai, perusahaan bisa luncurkan survei atau kuesioner pada basis pelanggan mereka.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..