+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mari Mengenal Apa Itu Pasiva Dalam Akuntansi

14 December, 2022   |   Silfiya

Mari Mengenal Apa Itu Pasiva Dalam Akuntansi

Pasiva merupakan sebuah istilah dalam akuntansi yang menunjukkan posisi modal dan utang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pada saat menjalankan usahanya. Apakah anda Ingin tahu lebih detail mengenai pasiva? Pada artikel ini akan mengulas mengenai pengertian dari pasiva, rumus, serta jenisnya. Mari, simak penjelasannya di bawah ini.


Apa Itu Pasiva?


Pasiva adalah sejumlah dana pinjaman dari seorang kreditur yang harus dibayar oleh perusahaan sesuai dengan kesepakatan. Komponen yang termasuk ke dalam liabilitas atau jenis pasiva yakni seluruh hutang yang sengaja dibuat dalam akuntansi perusahaan untuk meningkatkan aktivitas bisnis perusahaan. Di dalam neraca akuntansi perusahaan, hadirnya total pasiva lancar merupakan suatu penunjang di dalam sebuah periode akuntansi. Hasil perhitungan aktiva dan pasiva merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk memahami kondisi keuangan perusahaan. Data ini nantinya akan menunjukkan kestabilan serta prospek jangka panjang perusahaan. Selain itu, perhitungan ini juga dibutuhkan sebagai data transparansi bagi para pemegang saham.

 
Apa Itu Pasiva Lancar?


Pasiva lancar adalah hutang yang harus diselesaikan oleh sebuah perusahaan di dalam satu periode akuntansi atau satu tahun. Keputusan perusahaan berutang dalam bentuk pasiva yaitu untuk digunakan sebagai modal usaha yang di masa depan lebih cenderung akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Komponen yang termasuk kelompok pasiva yaitu utang atau liabilitas. Dengan berdasarkan jangka waktunya, kelompok pasiva ini terbagi menjadi utang jangka panjang (long term liabilities) serta utang jangka pendek (current liabilities). Di bawah ini merupakan informasi mengenai jenis pasiva.


Jenis-Jenis Pasiva


Pasiva merupakan kekayaan atau aset yang tidak memberikan suatu keuntungan. Dengan berdasarkan jangka waktunya pasiva terbagi menjadi dua jenis, yakni pasiva atau utang jangka pendek (current liabilities) dan utang jangka panjang (long term liabilities).

A. Utang jangka pendek (current liabilities)
Utang jangka pendek merupakan jenis utang yang seharusnya dibayarkan dengan cepat oleh sebuah perusahaan. Utang ini mempunyai target pembayaran paling lama satu tahun pembukuan. Utang jangka pendek terdiri dari beberapa kategori yaitu.

Utang dagang (account payable)
Utang dalam kategori ini muncul karena pembelian barang untuk kebutuhan operasional sebuah perusahaan. Perusahaan harus membayarkan utang ini kepada perusahaan rekanan atau supplier.

Utang wesel (notes payable)
Utang wesel merupakan jenis utang yang wajib dilunasi oleh perusahaan kepada pemberi pinjaman dana. Lama pembayaran mulai dari 30, 60, sampai dengan 90 hari.

Penghasilan yang ditangguhkan (deferred/unearned revenue)
Penghasilan yang ditangguhkan berupa kontraprestasi jasa perusahaan terhadap pihak ketiga. Penghasilan ini belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan, meskipun perusahaan sudah menerima pembayarannya. Sehingga, kondisi ini dianggap hutang.

Beban yang perlu dibayarkan (accrued interest payable)
Beban yang perlu dibayarkan merupakan jenis utang jangka pendek dan statusnya belum dapat dibayarkan secara lunas di periode waktu akuntansi tertentu. Contoh misalnya, beban gaji dan biaya sewa.

Utang gaji (salaries payable)
Utang gaji menjadi salah satu jenis utang jangka pendek, di mana sebuah perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar kepada karyawan. Akan tetapi, perusahaan belum bisa membayarkan jumlah utang tersebut.

Penghasilan yang ditangguhkan (deferred liability/credit) 
Penghasilan yang ditangguhkan lebih kepada pendapatan yang diperoleh di awal pada jasa, akan tetapi pada kenyataannya jasa tersebut belum dilakukan atau barang belum dikirimkan.

Utang pajak (tax payable)
Utang pajak juga termasuk utang jangka pendek. Utang ini menjadi bentuk kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Setiap aset perusahaan dalam bentuk yang telah digunakan atau terpakai jasanya menjadi utang.

Utang Dividen (dividends payable)
Utang dividen merupakan menjadi jenis utang jangka pendek dan termasuk ke dalam bagian laba perusahaan. Laba perusahaan ini diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. Karena laba ini belum dapat dibayarkan, maka dianggap sebagai utang.

B. Utang jangka panjang (long term liabilities)

Utang jangka panjang merupakan jenis utang yang tenggat waktu pelunasannya cenderung lebih lama. Di bawah ini merupakan tiga akun yang termasuk ke dalam kategori utang jangka panjang (long term liabilities).

Utang bank (bank loan)
Utang bank merupakan jenis utang jangka panjang berupa pinjaman bank yang didapatkan oleh sebuah perusahaan sebagai modal kerja. Pada umumnya  perusahaan memanfaatkan utang bank untuk hal strategis perusahaan. Contoh misalnya, penggabungan perusahaan atau untuk ekspansi.

Utang hipotek (mortgages payable)
Utang hipotek merupakan suatu jenis utang atau pinjaman perusahaan dengan jaminan berupa benda-benda tidak bergerak atau aset tetap milik sebuah perusahaan.

Utang obligasi (bond payable)
Utang obligasi merupakan surat utang yang dibuat dan diterbitkan oleh sebuah perusahaan pada saat ingin meminjamkan dana kepada perusahaan lainnya. Surat obligasi merupakan menjadi surat bukti bahwa pemegang surat obligasi sudah meminjamkan dana pada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.

Maka, bisa disimpulkan dari penjelasan di atas pasiva adalah beban perusahaan. Dalam hal ini pihak perusahaan wajib mengeluarkan uang. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa pengeluaran uang dalam bentuk pasiva bermanfaat terhadap bisnis yang sedang dilakukan pada saat ini dan berpotensi menghasilkan laba di masa yang akan datang.


Komponen dalam pasiva


Secara garis besar pasiva terdiri dari dua komponen utama yaitu utang (liabilities) dan modal (equity). Utang sendiri dibedakan menjadi utang jangka pendek yang disebut juga dengan utang lancar dan utang jangka panjang. Komponen di dalam pasiva ini berlaku untuk semua jenis perusahaan atau entitas bisnis baik bank maupun non-bank.

Utang (liabilities)
Utang merupakan komponen pasiva yang ditempatkan pada posisi atas di dalam sebuah neraca. Yang artinya, komponen ini dilaporkan lebih dulu daripada komponen modal. Utang bisa dipahami sebagai segala kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain atas setiap transaksi yang terjadi di masa lalu. Komponen utang di dalam pasiva dibedakan menjadi dua, yaitu utang lancar dan utang jangka panjang.

Utang lancar (current liabilities)
Utang lancar disebut juga utang jangka pendek, yakni kewajiban yang harus dibayarkan atau dilunasi sesegera mungkin. Masa berlakunya utang lancar atau utang jangka pendek ini umumnya kurang atau sama dengan satu tahun.

Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka panjang merupakan kebalikan dari utang lancar atau utang jangka pendek apabila ditinjau dari masa berlaku atau jatuh temponya. Utang jangka panjang merupakan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan yang pembayaran atau pelunasannya mempunyai jangka waktu yang relatif lebih lama. Adapun masa jatuh tempo utang jangka panjang umumnya lebih dari satu tahun.

Modal (equity)
Komponen modal di dalam pasiva dilaporkan setelah utang, sehingga posisinya ditempatkan di bagian bawah pada suatu neraca. Modal yang disebut juga sebagai ekuitas merupakan sumber daya internal perusahaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha serta meningkatkan kekayaan. Besaran modal mencerminkan tingkat kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Modal diperoleh dengan mengurangkan aktiva yakni seluruh aset dengan utang yang dimiliki perusahaan. Modal diperoleh dari selisih total aktiva yaitu seluruh aset dengan total kewajiban atau utang yang dimiliki perusahaan. Hasil dari selisih ini kemudian menjadi hak dari pemilik perusahaan.


Fungsi Pasiva dan Aktiva (Liabilities and Assets)


Di dalam laporan keuangan sebuah perusahaan, terdapat perhitungan rasio utang (pasiva) terhadap aset (aktiva) yang akan menghasilkan angka untuk menunjukkan modal (capital) yang merupakan hak milik perusahaan. Secara singkat, modal atau capital diperoleh dari selisih atau perhitungan nilai lebih dari total aktiva (aset) dengan kewajiban (utang) sebuah perusahaan. 
 
Dari sebuah laporan keuangan perusahaan, utang (pasiva) tidak melulu mempunyai artian performa buruk sebuah perusahaan. Dengan mengambil keputusan untuk berhutang dengan strategis, sebuah perusahaan bisa terus mengembangkan bisnisnya dengan konsisten. Karena itu, pasiva merupakan salah satu komponen paling penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam neraca akuntansi. Apabila dibarengi dengan pengelolaan aset (aktiva) dan utang (pasiva) yang baik, sebuah perusahaan mampu untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi badan usaha itu sendiri dan juga investornya.


Rumus Pasiva


Rumus liabilitas, utang, atau pasiva adalah seperti di bawah ini.

Aktiva = pasiva
Harta = utang + modal

Dalam hal ini harta merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berguna untuk menjalankan bisnis. Jadi, komponen yang termasuk ke dalam pasiva yaitu utang (utang jangka pendek dan utang jangka panjang) dan modal. Apabila dirangkum, rumus  liabilitas, utang, atau pasiva dapat diuraikan sebagai berikut:

Utang pada jangka pendek atau utang lancar
Utang usaha + utang gaji + utang listrik + utang sewa + utang wesel + dan lainnya

Utang pada jangka panjang
Utang bank + utang hipotek + utang obligasi

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda