Pernahkah Anda mendengar ungkapan “setiap pembelian satu lini produk berarti Anda turut menyumbang biaya pendidikan bagi anak-anak miskin di pedesaan” atau malah tertarik untuk mengikuti program tersebut? Ini adalah pemasaran empatik, teknik pemasaran yang menggunakan empati untuk menarik konsumen. Empati adalah cara yang efektif untuk terhubung dengan konsumen. Anda perlu memahami emosi konsumen dan membuat mereka membayar produk/jasa yang Anda tawarkan Setiap keputusan yang diambil seseorang dipengaruhi oleh emosi yang mereka rasakan. Ini harus datang sebelum pemasaran, yaitu. membangun hubungan emosional dengan pelanggan. Setelah hubungan emosional dengan pelanggan terjalin, lebih mudah mengubahnya menjadi penjualan.
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang strategi pemasaran ini. Itu bagus, Anda tahu apa artinya empati. Empati secara harfiah mengacu pada kemampuan seseorang untuk merasakan situasi atau kondisi orang lain dari sudut pandangnya sendiri. Dalam hal ini, misalkan Anda melihat seorang korban bencana alam yang kehilangan keluarga atau rumahnya. Anda bisa merasakan betapa sedihnya orang itu. Akibatnya, Anda merasa tidak berdaya dan ingin menawarkan bantuan apa pun yang Anda bisa. Mungkin dengan memberinya makan atau pakaian, atau bahkan memulai penggalangan dana untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan sebagai modal untuk membangun tempat penampungan dasar bagi korban bencana alam. Nah, dari penjelasan singkat di atas, Anda pasti sudah memiliki gambaran tentang strategi empati marketing bukan? Sederhananya, empati pemasaran adalah metode pemasaran di mana Anda, sebagai pemilik bisnis, menggunakan empati konsumen untuk meningkatkan penjualan bisnis Anda. Jangan khawatir, ini tidak seburuk kedengarannya. Karena pada akhirnya, semua keputusan terkait pembelian kembali ada di tangan konsumen. Tugas Anda hanyalah membuat mereka membeli, bukan memaksa mereka dengan kampanye iklan yang berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah untuk menghubungkan brand perusahaan Anda dengan target konsumen untuk menciptakan engagement. Lalu apa saja contoh penggunaan empathic marketing itu sendiri? Kami memberikan beberapa contoh di bawah ini untuk memudahkan Anda memahaminya.
1. Menunjukkan bagaimana bisnis Anda saat ini Salah satu cara paling efektif untuk menerapkan strategi pemasaran empati adalah dengan menunjukkan kepada konsumen keadaan bisnis Anda saat ini. Anda bisa melakukannya dengan merekam seluruh operasi perusahaan, mulai dari proses produksi hingga distribusi ke konsumen. Selain itu, Anda juga bisa melaporkan kondisi bisnis yang sedang Anda alami di tengah situasi sulit seperti saat ini. Misalnya, jika Anda menjalankan bisnis di bidang kuliner, Anda bisa melihat bagaimana pandemi ini membuat Anda rugi besar. Dimana banyak bahan mentah yang membusuk atau harus dibuang karena sudah tidak segar dan tidak dapat digunakan lagi. Sebaliknya, Anda menawarkan diskon atau paket kepada pelanggan untuk produk yang Anda tawarkan. Tentunya hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan keuntungan yang didapat. Misalnya, jika sebelumnya Anda memiliki laba bersih 10% dari penjualan produk, kini Anda dapat menguranginya menjadi 5%. Tentu saja, selama itu masih menguntungkan bagi Anda, tidak masalah bukan? 2. Dapatkan konsumen terlibat langsung dalam proses Selanjutnya, Anda juga bisa mengajak konsumen untuk berpartisipasi dalam proses empatic marketing ini. Salah satu cara yang cukup ramai adalah dengan mendonasikan sebagian hasil penjualan produk Anda kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya, jika terjadi bencana alam di suatu daerah, Anda bisa mengajak konsumen untuk membeli produk Anda sekaligus berdonasi. Cara lain untuk melibatkan konsumen dalam proses pemasaran ini adalah dengan meminta kritik atau saran mereka tentang produk Anda. Hal ini dinilai efektif dalam menciptakan bonding dengan konsumen, karena secara tidak langsung Anda memberi mereka ruang untuk berpendapat terhadap perkembangan bisnis Anda ke depan. Tentu saja, Anda harus selalu menanggapi kritik atau saran, dan itu tidak boleh hanya formalitas. Kritik dan saran yang benar-benar bermanfaat harus diperhatikan dan kemudian ditindaklanjuti, agar pelanggan juga merasa bahwa yang penting bagi mereka didengarkan oleh brand Anda. Dengan cara ini, hubungan antara konsumen dan merek Anda akan semakin kuat di masa depan. 3. Ciptakan fleksibilitas dan inovasi purna jual Anda pasti pernah menemukan beberapa merek yang menawarkan jaminan uang kembali jika produk tersebut tidak memberikan manfaat yang diiklankan. Ini adalah inovasi purna jual yang mereka gunakan untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka layak untuk dicoba. Nah, Anda bisa mencobanya agar konsumen lebih banyak yang mencoba produk yang Anda jual. Cara ini sangat efektif untuk digunakan di berbagai industri. Misalnya, jika Anda membuka usaha makanan, Anda bisa menggunakan slogan “Garansi uang kembali jika tidak suka”. Tentunya ini berarti Anda harus benar-benar yakin bahwa makanan atau minuman yang Anda tawarkan memiliki rasa yang khas dan dapat dinikmati oleh banyak orang. 4. Sesuaikan metode pemasaran yang Anda gunakan Ada banyak cara berbeda untuk mendekati merek dan konsumen Anda. Dimulai dengan menggunakan media sosial yang mudah diakses oleh pelanggan untuk menciptakan inovasi produk atau penawaran yang sangat mereka butuhkan saat ini. Di masa pandemi saat ini, memperhatikan pelanggan sangat berarti bagi mereka. Hal ini memungkinkan Anda untuk memberikan hadiah barang dagangan kecil kepada pelanggan Anda untuk setiap pembelian produk yang memiliki nilai nominal tertentu untuk perusahaan Anda. Misalnya saja menawarkan masker resmi dari brand Anda, mengingat masker saat ini menjadi salah satu barang yang perlu dimiliki dan digunakan banyak orang.
Memanfaatkan empati konsumen di masa pandemi Selama pandemi, kondisi mental masyarakat mengalami tiga hal; takut, sibuk dan di luar kendali. Orang cenderung bergerak sesuai dengan psikologi yang mereka alami. Hal itu terbukti saat kasus pertama COVID-19 di Indonesia membuat masyarakat berbondong-bondong membeli masker tanpa pikir panjang. McKinsey juga mencatat bahwa di masa krisis, terutama selama pandemi COVID-19, konsumen memilih untuk membeli berdasarkan apa yang paling mereka butuhkan. Hal ini juga dikonfirmasi dalam sebuah studi oleh Marketing Diving. 56% pelanggan memilih produk yang menunjukkan empati konsumen selama masa-masa sulit. Dalam hal ini adalah pandemi COVID-19. Mengetahui bahwa pemasaran berdasarkan empati konsumen sangat efektif selama krisis pandemi, berikut adalah 4 contoh empati pemasaran untuk dicoba dalam bisnis Anda. Perkenalkan bisnis Anda kepada konsumen Salah satu cara untuk membangun empati pelanggan adalah dengan memberi tahu pelanggan tentang keadaan bisnis Anda saat ini. Bagaimana mengelola produk, kondisi bisnis Anda saat ini, tindakan kesehatan, proses kerja, Anda dapat mengkomunikasikan pengiriman kepada konsumen. Misalnya, jika Anda menjalankan bisnis pengemasan makanan, Anda dapat membuat kampanye media sosial secara langsung atau video untuk menunjukkan bagaimana Anda mengolah makanan untuk dijual dan bagaimana Anda mengemas produk Anda sesuai dengan kondisi karyawan Anda. Anda juga bisa memberi tahu konsumen kondisi apa yang sedang dihadapi bisnis Anda saat ini dengan membangun interaksi. Untuk empati Anda dan merek Anda untuk menjangkau konsumen Anda. Misalnya, jika Anda adalah bisnis layanan perangkat lunak, Anda dapat memberi tahu konsumen bahwa situasi COVID-19 akan memengaruhi saran di tempat. Jadi mereka menawarkan diskon kepada konsumen dan alat saran alternatif sebagai bentuk empati. Selain peristiwa dan keadaan, Anda juga harus secara terbuka menjelaskan bagaimana produk Anda akan menjangkau konsumen. Misalnya saat pengiriman barang, informasikan kepada konsumen bahwa barang bisa saja tertunda karena peraturan PSBB dan lain-lain. Libatkan konsumen secara langsung Cara terbaik untuk mengajarkan empati adalah dengan mempraktikkannya secara langsung. Anda dapat melibatkan konsumen Anda dalam proses bisnis Anda. Konsumen Anda dapat terhubung langsung dengan bisnis Anda dalam berbagai cara. Misalnya melalui pembelian grosir produk konsumen, dengan hasil penjualan produk tersebut disumbangkan ke rumah sakit. Anda juga dapat melibatkan konsumen dengan membuka saluran opini dan masukan pada produk atau strategi yang layak. Membuat konsumen merasa memiliki merek Anda adalah hasil mendasar dari membangun empati ke dalam strategi pemasaran. Format aftermarket untuk fleksibilitas dan keandalan Anda dapat menawarkan fleksibilitas kepada konsumen dengan berfokus pada produk layanan. Misalnya, melalui jangka waktu pembayaran yang diperpanjang, jaminan uang kembali, atau fleksibilitas pembayaran. Anda juga dapat menawarkan perawatan yang andal, misalnya dengan memperpanjang masa garansi, layanan 24/7 dengan konferensi video, dan layanan konsultasi gratis. Layanan purna jual atau purna jual yang handal dapat membangun empati yang baik bagi konsumen. Siapkan kampanye bisnis Anda Selama pandemi, orang biasanya stres dan cemas. Orang juga cenderung memilih produk yang paling cocok untuk mereka. Posisikan kampanye branding Anda sebagai konsumen. Buat pelanggan Anda mengatakan, "Kami berada di perahu yang sama" ketika mereka melihat kampanye merek Anda. Buat kampanye branding yang dapat membuat konsumen percaya bahwa Anda peduli. Anda dapat mencoba konten yang dapat dibagikan, iklan yang dipersonalisasi, dan konten komedi satir untuk kampanye branding Anda. Namun, perlu diingat bahwa kampanye yang Anda buat tidak boleh sensitif, apalagi jika diarahkan pada kondisi pandemi saat ini. Misalnya, jika Anda adalah perusahaan makanan dan sedang melakukan kampanye, lebih baik celupkan jari Anda ke dalam cabai! Kampanye semacam itu selama pandemi dapat memicu kebencian terhadap merek Anda, bukan empati.
Empati marketing merupakan nilai tambah yang dapat membuat orang melakukan sesuatu / mengambil peran mereka dalam memecahkan masalah sosial di lingkungan. Contohnya adalah jika Anda ingin membeli produk dengan spesifikasi yang sama, namun penjual menawarkan untuk mengikuti kampanye “Sebagian hasil penjualan akan disumbangkan untuk tenaga kesehatan melawan Covid 19”. Orang secara naluriah memilih membeli produk tersebut karena persamaan dan perbedaan harga yang tidak terlalu besar. Penjual dengan demikian berhasil menembus sisi emosional pelanggan. Empathic marketing juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan konsumen, karena konsep ini pada dasarnya menuntut kita untuk memposisikan diri kita sebagai pelanggan, memahami apa yang mereka butuhkan dan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Tenaga penjualan harus mampu memposisikan diri sebagai pemecah masalah yang mereka butuhkan.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..