+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Anda Perlu Tahu Fungsi Content Pruning Pada SEO

6 December, 2022   |   Ningsih

Anda Perlu Tahu Fungsi Content Pruning Pada SEO

Content pruning merupakan sebuah teknik terkait penghapusan konten usang / konten dengan sebuah kinerja rendah dari sebuah halaman untuk meningkatkan kinerja SEO secara umum. Jika Anda memiliki website dengan halaman blog di dalamnya, maka content pruning menjadi strategi SEO yang harus Anda lakukan.

Menambah dan memposting konten terbaru pada halaman web secara rutin memang akan memberi pengaruh positif untuk performa website Anda pada halaman mesin pencari. Namun harus Anda ingat, bahwa seiring dengan berjalannya waktu akan ada beberapa artikel di website Anda yang bisa menjadi usang dan tidak relevan dengan kondisi sekarang ini.

Pada sisi lain, Google sebagai search engine terbesar yang saat ini akan terus memprioritaskan konten yang berguna untuk user. Konten lama yang sudah usang dan Anda diamkan di dalam web bisa memberikan pengaruh buruk pada halaman web sehingga mengakibatkan penurunan peringkat pada halaman mesin pencari. Itulah sebabnya mengapa Anda perlu melakukan content pruning guna memastikan bahwa seluruh konten yang disediakan pada halaman website mempunyai kualitas yang baik. Jika Anda masih asing dengan teknik content pruning ini, berikut adalah penjelasannya.


Pengertian Content Pruning

Content pruning merupakan teknik SEO yang melibatkan penghapusan konten usang atau konten berkinerja yang rendah dari halaman website untuk meningkatkan kinerja SEO dengan menyeluruh. Harus Anda ketahui, bahwa konsep content pruning ini cukup sama dengan pemangkasan yang dilakukan pada pepohonan. Dengan melakukan pemangkasan dengan rutin pada cabang atau daun yang mati, maka Anda nantinya akan merangsang pertumbuhan dahan baru yang jauh lebih sehat serta masih produktif. Sama dengan pemangkasan konten yang telah dilakukan pada teknik content pruning. Dengan memangkas bobot konten yang tak bekerja lagi, maka website bisa memperoleh performa yang jauh lebih baik.

Saat Anda berencana untuk melakukan pemangkasan pada konten usang, Anda harus memperhatikan bahwa tidak semua konten yang lama memberikan pengaruh buruk pada website. Saat konten tersebut cukup relevan dan masih dapat membawa banyak traffic, maka Anda bisa mempertahankan artikel tersebut. Beberapa jenis konten yang umumnya dipangkas seperti:

- Konten dengan informasi yang telah usang

- Halaman yang tak lagi mendapatkan traffic atau engagement

- Halaman dengan konten duplikat

- Thin content atau konten yang tidak berguna untuk users


Mengapa Content Pruning Penting untuk Dilakukan?

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan Anda harus rutin melakukan pemangkasan konten. Berikut beberapa diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas website

Google selalu menghargai konten yang berkualitas. Oleh sebab itu, content pruning harus dilakukan untuk menghapus konten-konten lama yang telah usang, tak relevan, dan tidak mempunyai value lagi. Pemangkasan tersebut bisa menghilangkan risiko users membuka halaman berkualitas rendah yang bisa meninggalkan kesan negatif pada perusahaan Anda. Menghapus konten situs web yang berkualitas buruk pun bisa membuat Google menilai bahwa web Anda mempunyai kualitas yang baik sehingga berpengaruh positif pada peringkat web di mesin pencari.

2. Meningkatkan user experience

Salah satu alasan utama mengapa perlu dilakukannya pemangkasan konten, karena untuk menciptakan user experience yang lebih baik. Dengan rutin melakukan pemangkasan konten usang, Anda bisa mengarahkan users untuk bisa mengakses informasi terbaru dan akurat. Hal tersebut bisa membantu Anda saat menciptakan user experience yang lebih baik sebab konten yang disediakan sesuai dengan kebutuhan users.

3. Penggunaan crawl budget yang lebih baik

Setiap harinya, bot Google hanya bisa merayapi sejumlah halaman pada situs web Anda (Crawl Budget). Dengan menghapus “bobot mati”, Anda bisa membantu bot Google saat mengindeks lebih banyak konten yang berkualitas dan berpengaruh positif untuk kinerja SEO situs web Anda.
 

Seberapa Sering Content Pruning Harus Dilakukan?

Content pruning penting dilakukan secara rutin karena bisa mendorong Anda untuk melakukan analisis dan audit dengan lebih mendalam. Dari hasil analisis tersebut, Anda akan mendapatkan beragam insight yang menarik serta berguna bagi pemasaran konten di halaman web Anda. Beberapa informasi yang akan Anda peroleh seperti:

- Mendapat informasi tentang konten apa saja yang sudah sesuai dengan target audiens Anda.

- Anda bisa memahami jenis konten yang mempunyai value bagi users.

- Mengetahui jenis konten yang users minati.

Content pruning sebaiknya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh semua website baik itu dalam web yang berskala besar ataupun kecil. Seberapa sering pemangkasan harus dilakukan tergantung pada jumlah konten yang Anda punya.
Beberapa pakar menyarankan supaya Anda melakukan pemangkasan setiap 6 bulan sekali untuk situs website yang mempunya sekitar 1000 halaman. Sedangkan web yang lebih besar bisa melakukan pemangkasan setiap 3 bulan sekali. Anda pastinya dapat menyesuaikan saran tersebut supaya sesuai dengan kebutuhan website Anda yang sekarang ini. 


Bagaimana Cara Melakukan Content Pruning?

1. Inventarisasi dan audit konten

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah membuat daftar konten website. Daftar tersebut harus berisi informasi lengkap seperti link URL, tanggal publikasi, dan nama penulis artikel. Setelah itu, identifikasi kembali apa yang menjadi tujuan dari konten tersebut. Apakah mengarahkan traffic pada halaman layanan? atau untuk menginformasikan produk perusahaan? Informasi ini harus Anda cari tahu sebab Anda akan membutuhkannya saat memutuskan apakah perlu melakukan pemangkasan atau hanya perbaikan konten. 

Langkah selanjutnya, pakailah SEO tools yakni Google Search Console, Ahrefs, atau tools yang lain dalam mengaudit performa konten selama 12 bulan terakhir. Dengan menggunakan tools tersebut, kumpulkan data-data penting yang berhubungan dengan performa konten seperti:

- Berapa jumlah kunjungan serta konversi secara keseluruhan dari pencarian organik

- Jumlah click-through rate dari social media

- Jumlah backlinks berkualitas yang sudah diperoleh

- Duplikasi konten, dan lain-lain

Selain itu, Anda juga bisa memeriksa apakah konten tersebut menggunakan jumlah kata yang rendah dan berisi informasi yang sudah tak relevan. Setelah data-data tersebut Anda peroleh, Anda bisa mengidentifikasi konten atau artikel mana saja yang mempunyai kinerja yang rendah.

2. Tentukan batasan nilai untuk pemangkasan

Setelah mendapat daftar konten dengan informasi yang cukup lengkap, maka langkah berikutnya adalah memilih konten mana saja yang perlu dipangkas. Salah satu cara termudah dalam menentukannya adalah dengan membuat skor standar sebagai batasan nilai. Jadi, ketika ada konten yang mempunyai performa di bawah skor tersebut, maka Anda bisa memutuskan untuk menghapus atau memperbaiki konten tersebut.

Sebagai contoh, saat tujuan pembuatan konten adalah untuk mengarahkan traffic ke halaman layanan, Anda bisa melihat berapa rata-rata click-through rate (CTR) secara keseluruhan. Jika rata-rata seluruh konten memiliki click-through rate sebesar 3%, maka Anda bisa membuat skor standar sebesar 2.5% atau lebih rendah. Harus Anda perhatikan, bahwa untuk content pruning tahap awal ini sebaiknya Anda tidak terlalu ketat saat melakukan pemangkasan.

3. Buat keputusan untuk memangkas atau memperbaiki konten

Anda mempunyai dua pilihan yang bisa Anda terapkan pada konten-konten yang sudah lama yakni memangkas atau memperbaikinya. Sebagai contoh, semisal Anda memiliki sebuah artikel dengan performa CTR di bawah skor standar yakni sebesar 2%. Untuk menentukan apakah artikel tersebut perlu dipangkas atau diperbaiki, Anda harus menganalisis kembali data-data lain yang telah Anda kumpulkan seperti berapa jumlah kata yang dipergunakan, kelengkapan informasi konten, dan lain-lain. Pada data tersebut Anda akan memperoleh insight yang dapat memberikan penjelasan mengapa artikel tersebut tidak bisa memberikan performa yang baik.

Jika pada hasil analisis tersebut diketahui bahwa artikel tersebut masih relevan serta masih bisa diselamatkan, maka Anda bisa menyimpan konten tersebut. Perbaiki kualitas konten supaya performanya menjadi semakin baik. Tetapi jika diketahui bahwa konten tersebut ternyata tak bisa diselamatkan, maka tak jadi masalah jika memang Anda perlu menghapusnya dari halaman website. 

4. Mengevaluasi hasil content pruning

Seperti strategi SEO yang lain, Anda harus melacak hasil content pruning yang sudah Anda lakukan sebelumnya.
Anda bisa mengevaluasi performa web berdasarkan metrik yang sama seperti yang Anda pakai ketika melakukan content pruning. Jika Anda mengukur berdasarkan CTR dalam memilih konten yang akan dipangkas, maka lihatlah kembali apakah ada sebuah perubahan skor CTR rata-rata setelah pemangkasan dilakukan. 

Selain itu, salah satu tujuan utama dari content pruning merupakan untuk Search Engine Optimization (SEO). Jadi, perhatikan kembali metrik web traffic, peringkat, serta konversi web Anda secara keseluruhan. 
 

Kesimpulan

Google selalu ingin memberikan yang terbaik untuk para penggunannya. Oleh sebab itu, Google selalu memprioritaskan website-website yang mempunyai konten berkualitas serta berguna untuk para users saat memberikan peringkat di halaman mesin pencari.
Jadi, content pruning ini dapat menjadi salah satu strategi SEO yang harus Anda lakukan agar website milik Anda memperoleh visibilitas yang lebih baik di halaman mesin pencari. Di sisi lain, Anda juga harus selalu menyediakan konten-konten baru di halaman web Anda. Selain itu, supaya website bisa menduduki peringkat tertinggi, Anda pun perlu menerapkan berbagai strategi SEO yang lain mulai dari on page SEO, off page SEO, dan technical SEO.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda