Saat mengembangkan produk atau mengembangkan produk, salah satu hal yang harus Kamu perhatikan adalah pain point pelanggan. Karena dengan memahami pain point tersebut, Kamu dapat menciptakan produk yang menjadi solusi dari permasalahan yang dialami pelanggan Kamu. Kelemahan juga merupakan aspek penting dari kanvas proposisi nilai. Ini merupakan bagian penting dalam membantu memetakan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk. Setelah Kamu memahami hal ini, Kamu juga akan mendapatkan keuntungan dengan mempertahankan pelanggan setia yang terus menggunakan produk Kamu (loyalitas merek) dan meningkatkan retensi pelanggan. Peningkatan tingkat retensi pasti akan berdampak positif pada pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan bisnis di masa depan. Peluang bisnis Kamu bertahan lebih lama juga akan meningkat. Apa Itu Customer Pain Point Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa pain point adalah kesulitan yang dihadapi pelanggan selama perjalanan pelanggan atau dalam perjalanan menggunakan produk. Ada beberapa jenis pain point. Berikut adalah beberapa: 1. Support pain point Ini adalah situasi di mana klien atau klien tidak mendapatkan bantuan saat mencoba menyelesaikan proses. Misalnya, pembelian adalah langkah terakhir dalam corong penjualan. Ketika mereka tidak menemukan jawaban atas apa yang mereka cari dalam waktu tertentu, mereka dapat dengan mudah meninggalkan aplikasi atau situs web Kamu. Akibatnya, Kamu bisa kehilangan prospek atau bahkan berisiko meningkatkan churn pelanggan. 2. Process pain point Tipe kedua adalah pain point selama proses berlangsung. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi pelanggan karena prosesnya tidak optimal. Misalnya karena user interface yang kurang nyaman dan user experience yang kurang optimal. Karena perlu Kamu ketahui, 75% pelanggan cenderung beralih ke merek lain ketika mengalami kesulitan dalam suatu proses. Misalnya, sulit melakukan pemesanan karena antarmuka pengguna yang tidak responsif. Untuk mengantisipasinya, Kamu bisa mengoptimalkan user experience dalam menggunakan produk Kamu. Kamu juga dapat mengikuti survey CES (skor upaya pelanggan) untuk mengetahui seberapa sulit pengguna berinteraksi dengan merek Kamu. 3. Financial pain point Kategori ketiga adalah masalah keuangan. Ini terjadi ketika pelanggan menghabiskan terlalu banyak uang untuk suatu produk dan ingin mengurangi biaya tersebut. Sederhananya, pain point ini muncul ketika pelanggan memiliki masalah keuangan. Misalnya, biaya pendaftaran produk yang tinggi, biaya tambahan saat pembayaran, harga akhir yang kurang transparan, kenaikan harga beberapa produk, atau menjual lebih banyak produk. Cara Mengidentifikasi Customer Pain Point Setelah mengetahui jenis-jenisnya, bagaimana cara menentukan pain point pelanggan Kamu? Secara umum, ada dua cara untuk mengidentifikasi pain point yang bisa Kamu lakukan. Khususnya dengan riset pasar atau riset pasar kualitatif, serta riset penjualan kualitatif. Berikut penjelasannya masing-masing. 1. Riset pasar kualitatif Kamu dapat mengidentifikasi titik kesulitan melalui riset pasar kualitatif menggunakan data pelanggan dan peta perjalanan pelanggan. Dengan menggunakan data dan peta ini, Kamu dapat menemukan dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan Kamu dan masalah yang mereka hadapi. Peta perjalanan pelanggan juga akan memberi Kamu wawasan tentang pengalaman pelanggan saat berinteraksi dengan merek Kamu. Serta kesulitan yang mereka temui dalam proses interaksi. 2. Riset bisnis kualitatif Riset lain yang perlu Kamu lakukan adalah riset penjualan kualitatif. Ini adalah pencarian untuk mengungkap titik sakit itu melalui tim penjualan. Karena pada kenyataannya tim penjualan harus memiliki banyak informasi tentang pengguna dan kesulitan yang mereka hadapi. Karena tim sales akan sering bertransaksi atau berinteraksi dengan mereka secara langsung. Baik melalui direct marketing maupun digital marketing. Mereka juga akan melakukan pendekatan atau pitch komersial untuk menarik perhatian pelanggan dengan menjelaskan manfaat dan keunggulan produk. Jika pelanggan ragu untuk membeli produk karena merasa kehilangan manfaat atau nilai produk (nilai produk), tim penjualan akan mengetahuinya. Selain itu, tim penjualan juga dapat melakukan survei kepuasan pelanggan secara langsung atau memberikan kuesioner umpan balik pelanggan untuk mengetahui pendapat mereka tentang produk Kamu. Tips Menyelesaikan Masalah Customer Pain Point Setelah mengidentifikasi titik nyeri klien, langkah selanjutnya adalah mencari solusi atas titik nyeri tersebut. Saat diluncurkan dari Yesware, kunci sukses nomor satu dalam memecahkan masalah yang sulit adalah memastikan pelanggan Kamu tahu bahwa Kamu memahami masalah yang mereka hadapi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Kamu gunakan untuk mengatasi masalah pelanggan: 1. Jelaskan manfaat produk Tips pertama adalah menjelaskan keunggulan produk yang Kamu tawarkan. Jelaskan mengapa pelanggan harus memilih produk untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Sekaligus menunjukkan bahwa produk tersebut akan menjadi solusi untuk membantu mereka keluar dari masalah. Juga jelaskan keunggulan produk Kamu dalam persaingan. Kamu bisa memberikan contoh spesifik agar pelanggan lebih percaya. Misalnya, seorang pelanggan memiliki masalah pembersihan antara sofa yang kotor dan tempat berkembang biaknya kuman. Dealer peralatan pembersih dapat menawarkan penyedot debu dengan nosel fleksibel yang dapat menjangkau area yang sulit dibersihkan. 2. Gunakan bahasa yang mudah dipahami Tips selanjutnya adalah gunakan bahasa yang mudah dipahami. Saat mengusulkan solusi kepada pelanggan, gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Gunakan bahasa yang sederhana namun profesional untuk memberi pelanggan lebih percaya pada merek. Selain itu, pesan yang ingin disampaikan juga akan lebih natural. Ini tentang melihat poin rasa sakit pelanggan dan bagaimana mengidentifikasi dan mengatasinya. Pada dasarnya, mengidentifikasi pain point atau kesulitan yang pelanggan hadapi adalah hal yang wajib Kamu perhatikan. Sebab dengan mengetahui titik permasalahan tersebut, maka Kamu bisa memberikan solusi berupa produk yang bisa mengatasi kesulitan mereka. Selain menerapkan strategi ini, Kamu juga bisa memanfaatkan layanan digital marketing agency yang dapat membantu Kamu dalam mengembangkan bisnis. Beberapa strategi marketing yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat. Saat mengembangkan produk atau mengembangkan produk, salah satu hal yang harus Kamu perhatikan adalah pain point pelanggan. Karena dengan memahami pain point tersebut, Kamu dapat menciptakan produk yang menjadi solusi dari permasalahan yang dialami pelanggan Kamu. Kelemahan juga merupakan aspek penting dari kanvas proposisi nilai. Ini merupakan bagian penting dalam membantu memetakan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk. Setelah Kamu memahami hal ini, Kamu juga akan mendapatkan keuntungan dengan mempertahankan pelanggan setia yang terus menggunakan produk Kamu (loyalitas merek) dan meningkatkan retensi pelanggan. Peningkatan tingkat retensi pasti akan berdampak positif pada pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan bisnis di masa depan. Peluang bisnis Kamu bertahan lebih lama juga akan meningkat. Apa Itu Customer Pain Point Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa pain point adalah kesulitan yang dihadapi pelanggan selama perjalanan pelanggan atau dalam perjalanan menggunakan produk. Ada beberapa jenis pain point. Berikut adalah beberapa: 1. Support pain point Ini adalah situasi di mana klien atau klien tidak mendapatkan bantuan saat mencoba menyelesaikan proses. Misalnya, pembelian adalah langkah terakhir dalam corong penjualan. Ketika mereka tidak menemukan jawaban atas apa yang mereka cari dalam waktu tertentu, mereka dapat dengan mudah meninggalkan aplikasi atau situs web Kamu. Akibatnya, Kamu bisa kehilangan prospek atau bahkan berisiko meningkatkan churn pelanggan. 2. Process pain point Tipe kedua adalah pain point selama proses berlangsung. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi pelanggan karena prosesnya tidak optimal. Misalnya karena user interface yang kurang nyaman dan user experience yang kurang optimal. Karena perlu Kamu ketahui, 75% pelanggan cenderung beralih ke merek lain ketika mengalami kesulitan dalam suatu proses. Misalnya, sulit melakukan pemesanan karena antarmuka pengguna yang tidak responsif. Untuk mengantisipasinya, Kamu bisa mengoptimalkan user experience dalam menggunakan produk Kamu. Kamu juga dapat mengikuti survey CES (skor upaya pelanggan) untuk mengetahui seberapa sulit pengguna berinteraksi dengan merek Kamu. 3. Financial pain point Kategori ketiga adalah masalah keuangan. Ini terjadi ketika pelanggan menghabiskan terlalu banyak uang untuk suatu produk dan ingin mengurangi biaya tersebut. Sederhananya, pain point ini muncul ketika pelanggan memiliki masalah keuangan. Misalnya, biaya pendaftaran produk yang tinggi, biaya tambahan saat pembayaran, harga akhir yang kurang transparan, kenaikan harga beberapa produk, atau menjual lebih banyak produk. Cara Mengidentifikasi Customer Pain Point Setelah mengetahui jenis-jenisnya, bagaimana cara menentukan pain point pelanggan Kamu? Secara umum, ada dua cara untuk mengidentifikasi pain point yang bisa Kamu lakukan. Khususnya dengan riset pasar atau riset pasar kualitatif, serta riset penjualan kualitatif. Berikut penjelasannya masing-masing. 1. Riset pasar kualitatif Kamu dapat mengidentifikasi titik kesulitan melalui riset pasar kualitatif menggunakan data pelanggan dan peta perjalanan pelanggan. Dengan menggunakan data dan peta ini, Kamu dapat menemukan dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan Kamu dan masalah yang mereka hadapi. Peta perjalanan pelanggan juga akan memberi Kamu wawasan tentang pengalaman pelanggan saat berinteraksi dengan merek Kamu. Serta kesulitan yang mereka temui dalam proses interaksi. 2. Riset bisnis kualitatif Riset lain yang perlu Kamu lakukan adalah riset penjualan kualitatif. Ini adalah pencarian untuk mengungkap titik sakit itu melalui tim penjualan. Karena pada kenyataannya tim penjualan harus memiliki banyak informasi tentang pengguna dan kesulitan yang mereka hadapi. Karena tim sales akan sering bertransaksi atau berinteraksi dengan mereka secara langsung. Baik melalui direct marketing maupun digital marketing. Mereka juga akan melakukan pendekatan atau pitch komersial untuk menarik perhatian pelanggan dengan menjelaskan manfaat dan keunggulan produk. Jika pelanggan ragu untuk membeli produk karena merasa kehilangan manfaat atau nilai produk (nilai produk), tim penjualan akan mengetahuinya. Selain itu, tim penjualan juga dapat melakukan survei kepuasan pelanggan secara langsung atau memberikan kuesioner umpan balik pelanggan untuk mengetahui pendapat mereka tentang produk Kamu. Tips Menyelesaikan Masalah Customer Pain Point Setelah mengidentifikasi titik nyeri klien, langkah selanjutnya adalah mencari solusi atas titik nyeri tersebut. Saat diluncurkan dari Yesware, kunci sukses nomor satu dalam memecahkan masalah yang sulit adalah memastikan pelanggan Kamu tahu bahwa Kamu memahami masalah yang mereka hadapi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Kamu gunakan untuk mengatasi masalah pelanggan: 1. Jelaskan manfaat produk Tips pertama adalah menjelaskan keunggulan produk yang Kamu tawarkan. Jelaskan mengapa pelanggan harus memilih produk untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Sekaligus menunjukkan bahwa produk tersebut akan menjadi solusi untuk membantu mereka keluar dari masalah. Juga jelaskan keunggulan produk Kamu dalam persaingan. Kamu bisa memberikan contoh spesifik agar pelanggan lebih percaya. Misalnya, seorang pelanggan memiliki masalah pembersihan antara sofa yang kotor dan tempat berkembang biaknya kuman. Dealer peralatan pembersih dapat menawarkan penyedot debu dengan nosel fleksibel yang dapat menjangkau area yang sulit dibersihkan. 2. Gunakan bahasa yang mudah dipahami Tips selanjutnya adalah gunakan bahasa yang mudah dipahami. Saat mengusulkan solusi kepada pelanggan, gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Gunakan bahasa yang sederhana namun profesional untuk memberi pelanggan lebih percaya pada merek. Selain itu, pesan yang ingin disampaikan juga akan lebih natural. Ini tentang melihat poin rasa sakit pelanggan dan bagaimana mengidentifikasi dan mengatasinya. Pada dasarnya, mengidentifikasi pain point atau kesulitan yang pelanggan hadapi adalah hal yang wajib Kamu perhatikan. Sebab dengan mengetahui titik permasalahan tersebut, maka Kamu bisa memberikan solusi berupa produk yang bisa mengatasi kesulitan mereka. Selain menerapkan strategi ini, Kamu juga bisa memanfaatkan layanan digital marketing agency yang dapat membantu Kamu dalam mengembangkan bisnis. Beberapa strategi marketing yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..