Tidak peduli seberapa banyak produk atau layanan yang Anda jual dan tawarkan, atau seberapa kecil atau besar bisnis yang Anda rintis saat ini, dalam kenyataannya tidak akan ada dua pelanggan yang sama persis perilakunya. Karena itu Anda harus mengenal apa itu Behavioral Segmentation. Dalam dunia bisnis penting untuk selalu mengidentifikasi tren dan pola antara pelanggan dan audiens target Bisnismu. Salah satunya yaitu dengan melakukan identifikasi segmentasi perilaku. Anda dapat memperoleh data dan informasi baru untuk mengubah, menjangkau, menargetkan, serta mempertahankan pelanggan dengan lebih efektif. Dalam artikel kali ini, kami akan mengajak Anda dalam mengenal lebih jauh Behavioral Segmentation dan memberikan contoh Behavioral Segmentation.
Neil Patel menjabarkan bahwa behavioral segmentation marketing adalah sebuah strategi yang menargetkan pelanggan berdasarkan tindakan spesifik yang mereka lakukan di website. Sehingga, nantinya marketer akan menggunakan segmentasi berdasarkan perilaku digunakan untuk menargetkan konsumen tertentu. Ketika menggunakan strategi ini tentunya marketer dapat menentukan target audiens yang lebih spesifik. Pasalnya, marketer akan mengambil informasi seperti dari riwayat penelusuran dan pencarian, IP, serta cookie untuk membangun profil dari user. Sehingga marketer bisa menyesuaikan penawaran yang paling sesuai dengan preferensi dari pelanggan tersebut. Segmentasi demografis dan psikografis dapat membantu marketer melihat siapa saja pelanggan itu. Namun, dengan segmentasi perilaku tentunya akan dengan mudah melihat apa yang sebenarnya sering dilakukan oleh pelanggan. Dalam segmentasi ini dapat meliputi pengelompokan pelanggan menurut: -Sikap pelanggan terhadap produk, brand, atau layanan. -Penggunaan mereka atas sebuah produk, brand, atau layanan. -Pengetahuan mereka mengenai brand dan apa saja produk yang disediakan. -Kecenderungan pembelian, seperti hanya membeli di acara khusus saja. -Jadi saat mengimplementasikan behavioral segmentation marketing tentunya marketer akan memiliki informasi yang lebih lengkap tentang audiens yang dimiliki. Tentu saja hal tersebut akan mempermudah saat membuat promosi produk atau layanan karena akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Sebelum mulai mengimplementasikan strategi behavioral marketing, sebaiknya ketahui dahulu apa saja jenis dari segmentasi yang satu ini. Dilansir dari Yieldify, terdapat 4 behavioral segmentation yang dapat membentuk profil pelanggan dengan lebih detail. Berikut ini simak penjelasannya: 1. Berdasarkan perilaku pembelian dan penggunaan Tipe pertama dari segmentasi perilaku dapat dilihat dari perilaku pembelian dan saat ia menggunakan website. Segmentasi berdasarkan perilaku pembelian tentunya akan lebih mudah untuk mengetahui seperti apa kebiasaan pelanggan ketika membuat keputusan untuk membeli produk. Tipe segmentasi ini juga akan memberikan marketer insights tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan pelanggan dari pertama kali melihat produk hingga akhirnya melakukan konversi. 2. Tipe segmentasi berdasarkan acara khusus tertentu Melalui segmentasi berdasarkan acara khusus ini tentunya marketer akan tahu apakah pelanggannya hanya berbelanja pada saat acara tertentu saja. Misalnya pada hari belanja online saja atau saat hari istimewa tertentu lainnya seperti Natal dan tahun baru. Mengelompokkan pelanggan dengan bentuk segmentasi ini tentunya akan mempermudah dalam melakukan proses penargetan. 3. Berdasarkan manfaat yang dicari Tipe behavioral segmentation yang satu ini merujuk pada pelanggan yang memilih produk dan layanan berdasarkan fitur dan solusi yang menurut mereka paling penting. Misalnya saat pelanggan secara konsisten memilih opsi dengan biaya rendah dari suatu penawaran. Tentu saja marketer bisa mengetahui bahwa harga adalah hal yang penting bagi mereka. Saat mengetahui apa manfaat yang dicari oleh pelanggan, marketer akan lebih mudah dalam menentukan penawaran yang tepat untuk mereka. 4. Segmentasi berdasarkan loyalitas pelanggan Segmentasi perilaku juga dapat dilihat dari segi loyalitas dari suatu pelanggan. Melalui tipe segmentasi ini akan diukur seberapa tingkat loyalitas pelanggan. Mulai dari seberapa seringnya mereka membeli produk sampai keterlibatan mereka dalam upaya marketing brand. Saat tahu informasi terkait seberapa loyalitas pelanggan, tentu saja akan memudahkan dan digunakan untuk mengoptimalkan campaign atau promosi di masa mendatang.
Bisnis memanfaatkan Behavioral Segmentation untuk meningkatkan efektivitas pemasaran, dengan menggunakan pengalaman pelanggan, berdasarkan kebutuhan, preferensi, dan tahap-tahap proses pembelian. Behavioral Segmentation memungkinkan Anda untuk hal-hal berikut: -Memahami sikap, perasaan, suka dan ketidaksukaan pelanggan. -Identifikasi pelanggan yang paling mungkin untuk membeli produk. -Visualisasikan kapan dan apa produk yang dibeli pelanggan. -Membuat berbagai konten, pesan, dan kampanye marketing yang relevan. -Mengamati tentang perubahan dan pola pertumbuhan untuk mengembangkan rencana pemasaran. -Identifikasi tren pembelian dan temukan ceruk dan pangsa pasar. -Dengan memahami tahap-tahap proses pembelian pelanggan tersebut, bisnis dapat merespons kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan lebih baik, mengidentifikasi peluang pemasaran terbaik, dan mengembangkan solusi yang lebih tepat bagi suatu bisnis. Variable Behavioral Segmentation Variabel Behavioral Segmentation yang perlu Anda pertimbangkan saat ingin mengkategorikan audiens bisnismu meliputi: -Manfaat dari produk atau layanan yang bisnis Anda tawarkan kepada pelanggan -Tingkat penggunaan dari produk atau layanan oleh pelanggan -Status loyalitas pelanggan -Tahap-tahap perjalanan pembelian produk yang dilakukan pelanggan -Ukuran segmen pasar bisnis Anda -Tingkat aksesibilitas bisnis Anda terhadap produk atau layanan yang Anda berikan -Berapa banyak ceruk pasar bisnis Anda Selanjutnya setelah mengenal Behavioral Segmentation berdasarkan variabelnya, mari pelajari beberapa cara mengelompokan Behavioral Segmentation berikut ini.
Ada cara untuk mengelompokkan pelanggan bisnis Anda berdasarkan perilaku. Berikut adalah mengenal Behavioral Segmentation dengan mengetahui cara mengelompokan Behavioral Segmentation. 1. Kebiasaan Membeli Kebiasaan membeli merujuk pada bagaimana pelanggan mendekati proses pembelian. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengkategorikan kebiasaan membeli (seperti membeli berdasarkan harga, atau membeli dengan rasa aman), tetapi menurut Henry Assael, seorang profesor pemasaran di New York, beliau mencantumkan 4 kategori utama kebiasan membeli: -Cari Yang Terbaik Ketika pelanggan melakukan pembelian tetapi mereka tidak tahu merek atau produk mana yang harus dipilih, mereka akan menggali dan menelusuri berbagai macam produk untuk dipilih. Singkatnya, mereka secara aktif melakukan riset dan berbelanja untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik. -Cari Variasi Ketika pelanggan puas dengan merek mereka tetapi ingin mencoba pilihan lainnya. Sebenarnya, pelanggan tidak perlu untuk mencoba merek lain, tetapi mereka suka menemukan hal-hal yang baru. Singkatnya, mereka puas dengan pembelian tetapi tetap terbuka untuk mencoba menggunakan pilihan yang lain. -Menginginkan Yang Lebih baik Ketika pelanggan senang dengan produk/layanan yang pernah mereka beli, tetapi mereka mengetahui ada pilihan lain yang mungkin akan lebih baik. Hal ini membuat mereka bingung apakah harus meninggalkan produk/layanan yang telah mereka gunakan sebelumnya dan mencoba sesuatu yang baru. Singkatnya, mereka puas dengan pembelian mereka tetapi masih berpikir ada sesuatu yang mungkin lebih baik di luar sana, meskipun sedikit khawatir tentang perubahan itu. -Kebiasaan Ketika seorang pelanggan puas dan mengenal suatu produk/layanan. Mereka akan terus kembali menggunakan produk/layanan tersebut tanpa terlalu memikirkan ulang kembali. Singkatnya, mereka setia pada produk tersebut dan tidak mempertimbangkan pilihan lainnya. 2. Tahap Perjalanan Pelanggan Tahap perjalanan pelanggan mengacu pada di mana pelanggan berada di saluran pembelian dan apa yang mereka kerjakan di sana. Jenis segmentasi perilaku yang satu ini melengkapi strategi pemasaran yang membangun siklus hidup pelanggan yang lebih besar. Kesadaran : Pelanggan merasakan bahwa mereka memiliki masalah ataupun kebutuhan. Keterlibatan : Pelanggan meneliti solusi atau produk potensial yang dapat membantu mereka. Evaluasi : Pelanggan mengetahui solusi atau produk apa yang mereka inginkan. Mereka akan mempertimbangkan merek mana yang terbaik. Pembelian: Pelanggan tahu persis apa yang mereka inginkan dan mereka pun bersedia untuk membeli. Setelah pembelian: Pelanggan telah melakukan pembelian dan membutuhkan dukungan pasca pembelian. Atau alasan yang memperkuat untuk membeli lagi. 3. Manfaat Pencarian Manfaat pencarian merujuk pada pelanggan yang berbelanja produk berdasarkan fitur dan solusi yang paling penting bagi mereka. Melalui produk yang dipilih pelanggan, Anda dapat mengetahui manfaat yang mereka cari. Misalnya, jika pelanggan berulang kali memilih opsi harga murah, Anda mungkin menyimpulkan bahwa harga adalah yang paling penting bagi mereka. Jika pelanggan berpartisipasi dalam webinar tentang produk yang menghemat waktu mereka, tetapi mengabaikan peningkatan kinerja, maka penghematan waktu dan alur kerja yang disederhanakan adalah yang paling penting bagi mereka. 4. Status Pengguna Status pengguna merujuk pada jumlah waktu yang dihabiskan pelanggan untuk suatu produk, serta seberapa sering mereka menggunakannya. Secara umum, Anda dapat mengkategorikan pelanggan berdasarkan tingkat keterlibatan mereka sebagai berikut: Pengguna berat: Pelanggan yang menghabiskan waktu paling banyak pada produk atau layanan yang sering digunakannya. Mereka adalah yang paling setia pada bisnis Anda dan kemungkinan besar akan membeli dari produk atau layanan bisnismu lagi. Pengguna Rata-rata: Pelanggan yang menggunakan produk sebentar saja. Mereka akan menggunakannya sesekali, tetapi tidak sering. Pengguna ringan: Pelanggan jarang menggunakan produk Anda. Mereka biasanya adalah pelanggan dari suatu event atau acara khusus, pengguna hanya membeli satu kali atau orang yang menyukai membeli sesuatu karena perasaan menginginkan mencoba variasi berbeda yang ingin mereka rasakan dari banyak merek yang berbeda. 5. Interaksi Merek Keterlibatan merek mengacu pada bagaimana pelanggan dapat berinteraksi dengan bisnis yang Anda miliki. Segmentasi perilaku jenis ini mengamati interaksi baik secara online maupun offline, termasuk aktivitas yang menunjukkan tingkat minat pelanggan terhadap suatu brand, seperti: Frekuensi pelanggan mengunjungi toko Seberapa sering pelanggan membeli? Produk yang telah dibeli pelanggan di masa lalu Seberapa sering pelanggan mengunjungi situs web? Sub halaman website yang sering dikunjungi pelanggan Webinar apa yang mereka hadiri atau materi apa yang mereka unduh? Frekuensi pelanggan berinteraksi dengan Fanpage Konten yang berinteraksi dengan pelanggan di Fanpage 6. Kebiasaan Belanja Kebiasaan belanja ini terkait dengan situasi dan pengetahuan tentang bagaimana pelanggan membelanjakan uangnya. Pada titik ini, jenis pelanggan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: -Berbelanja online vs. offline (langsung) -Selalu gunakan kupon saat berbelanja vs. jarang menggunakan kupon -Gunakan kartu anggota vs. bukan anggota -Ajak berbelanja saat kampanye vs. berbelanja random
Setelah Anda mengetahui jenisnya, Anda sekarang tahu cara menggunakan pemasaran segmentasi perilaku untuk menarik pelanggan yang lebih efektif. Ada empat cara laporan Alexa yang perlu diperhatikan pemasar. Berikut penjelasan lengkapnya. 1. Lakukan riset tentang audiens secara mendalam Hal pertama yang harus dilakukan adalah meneliti audiens. Tentu saja, riset pelanggan tidak dapat diabaikan sebelum menerapkan strategi pemasaran segmentasi perilaku. Melakukan wawancara, survei, dan mengumpulkan data tentang pelanggan untuk mengidentifikasi minat dan perilaku mereka memang suatu keharusan. Tentu saja, jika Anda sudah membutuhkan banyak informasi, lebih mudah untuk melakukan segmentasi pelanggan. 2. Buat buyer persona Pembeli adalah deskripsi rinci tentang pelanggan. Mulai dari niat membeli, kesulitan apa yang sering mereka hadapi saat menggunakan produk, hingga informasi demografis. Setelah penelitian audiens yang mendalam, tugas pemasar selanjutnya adalah mempelajari dan menganalisis informasi yang diterima. Hasil analisis tersebut kemudian dapat dijadikan acuan dalam membuat buyer persona yang dapat menggambarkan pelanggan secara detail. 3. Ciptakan customer journey map Setelah mengetahui informasi pelanggan, jangan lupa untuk membuat peta perjalanan pelanggan untuk memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan pelanggan. Untuk setiap persona pelanggan, buat peta perjalanan pelanggan di mana Anda dapat melihat bagaimana perilaku mereka saat menggunakan produk. Masalah ini sangat penting karena pengiklan dapat lebih memahami perilaku konsumen. 4. Kembangkan campaign behavioral marketing Setelah persona pembeli diidentifikasi dan peta jalan pelanggan telah dibuat, langkah terakhir dalam strategi pemasaran segmentasi perilaku adalah membuat kampanye. Kelompokkan audiens ke dalam kategori yang sesuai menggunakan berbagai jenis segmentasi perilaku. Kemudian buat kampanye yang paling sesuai dengan perilaku dan minat pelanggan. Sehingga proses pemasaran lebih efektif karena penawaran sesuai dengan preferensi mereka.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..