Apa itu MLM dalam bisnis? MLM atau Multi Level Marketing merupakan salah satu bentuk pemasaran yang saat ini banyak dipraktekkan oleh banyak orang. Di Finlandia sudah banyak perusahaan yang menerapkan bisnis multi level marketing mulai dari makanan hingga kosmetik. Istilah lain yang sering digunakan untuk bisnis multi level marketing ini adalah pemasaran piramida atau pemasaran jaringan.
MLM atau Multi Level Marketing adalah sistem pemasaran yang menggunakan pelanggan sebagai jaringan distribusi. Dari asal kata multi memiliki banyak arti, level berarti tingkatan dan pemasaran adalah pemasaran, jadi multi level marketing adalah sistem pemasaran yang berjenjang dan banyak segi. Multilevel Marketing adalah sistem pemasaran yang digunakan untuk memberikan bonus kepada konsumen atau pelanggan sehingga mereka dapat langsung berpartisipasi sebagai penjual dan mendapatkan keuntungan di jalur afiliasi. Anggota MLM disebut mitra bisnis, distributor atau anggota. Selain itu mitra usaha ini mengajak pihak lain untuk menjadi anggota agar jaringan atau pasar pelanggan semakin luas dan luas. Keberhasilan mitra usaha dalam mengajak dan menambah anggota dapat meningkatkan omzet perusahaan sedemikian rupa sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, perusahaan menawarkan keuntungan kepada mitra bisnisnya dalam bentuk insentif berupa bonus.
1. Muslich (2015) berpendapat bahwa MLM adalah sistem pemasaran modern yang menggunakan jaringan distribusi yang dibangun secara permanen yang memposisikan pelanggan perusahaan sebagai tenaga pemasaran. Bisa dikatakan, MLM adalah sistem pemasaran berjenjang melalui jaringan distribusi yang menjanjikan baik bagi pelanggan maupun pemasar. 2. Menurut Harefa (2000), MLM adalah suatu sistem dimana suatu produk dijual atau dipasarkan langsung kepada konsumen, baik berupa barang maupun jasa, sehingga biaya distribusi yang ditimbulkan oleh barang yang dijual atau dipasarkan tersebut sangat kecil. , bahkan sampai nol. Dengan kata lain, bisnis MLM ini tidak memerlukan biaya distribusi. Selain itu, MLM tidak mengeluarkan biaya iklan, karena mitra bisnisnya memproses biaya iklan dan penjualan langsung dengan sistem berjenjang.
Beberapa hal yang membedakan bisnis Multi Level Marketing dengan bisnis konvensional, yaitu sebagai berikut: 1. Tenaga Penjualan. Dalam sistem MLM, pedagang itu sendiri adalah distributor, jadi distributor menjadi bos dan mempekerjakan diri mereka sendiri. Seperti bisnis tradisional, barang harus melewati produsen, distributor, pengecer, dan konsumen. 2. bagi hasil. Dalam sistem MLM, distributor diberi imbalan atas perbandingan langsung atas usaha mereka. Sebaliknya, pemilik, manajer, dan pengusaha mendapat untung di perusahaan tradisional. Pedagang juga mendapat keuntungan, tetapi dengan margin kecil. 3. penjualan produk. Semua penjualan MLM dilakukan secara langsung. Sebaliknya, konsumen toko tradisional baru bisa mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan berbelanja di toko tertentu.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Multi Level Marketing tersebut: 1. Sistem Binary Plan Sistem binary plan merupakan sistem pemasaran berjenjang yang mengutamakan pengembangan jaringan dengan dua kaki saja. Bonus yang Anda dapatkan semakin besar ketika Anda dapat menyeimbangkan jaringan. Namun, jika tidak ada kredit, bonus masuk ke perusahaan. Perusahaan Indonesia biasanya menerapkan pemasaran berjenjang menggunakan sistem perencanaan biner. Pelaku sistem MLM ini berkembang relatif lebih cepat, dan mitranya juga mendapatkan bonus yang lebih tinggi. Untuk memudahkan mendapatkan bonus tersebut, para affiliate dari perusahaan yang menjalankan sistem MLM ini biasanya menerapkan aturan sesuai dengan uang yang diberikan sebagai bonus untuk merekrut affiliate yang mereka undang. Sistem seperti itu terlihat seperti perdagangan manusia yang halus. Biasanya orang ini hanya menawarkan bonus besar di awal karir sebagai daya tarik dan bukti bahwa menjalankan bisnis MLM binary jenis ini sangat mudah. Namun nyatanya, sistem ini justru lebih menguntungkan bagi mereka yang bergabung lebih awal. 2. Sistem Matrix Sistem matriks MLM ini mengembangkan jaringannya hanya dengan tiga konsep garis depan, serta garis bawah. MLM jenis ini dirancang untuk mem-bypass sistem MLM biner, yang dipandang lebih seperti permainan untung-untungan. 3. Sistem Break Away Sistem MLM tipe Break Away ini mengembangkan jaringannya dengan mengutamakan keluasan. Bonus yang didapat mitra semakin besar ketika lini depan semakin banyak. Kerugian dari sistem ini, bagaimanapun, adalah agen harus mengurus semuanya sendiri. Selain itu, sistem ini memungkinkan downline mengungguli upline mereka. Awalnya bonus yang didapat partner memang kecil, namun bonus ini terus bertambah seiring naik levelnya. Umumnya perusahaan yang menerapkan sistem MLM ini mendapatkan bonus referral karena bonus member pertama dalam karir mereka sangat kecil.
Pertama, Anda akan disponsori oleh member atau distributor dari perusahaan MLM tersebut. Sponsor Anda adalah distributor yang sudah bergabung dengan perusahaan MLM tersebut. Tugas Anda hanya menjual produk perusahaan MLM tersebut dan mencari mitra bisnis baru sebanyak-banyaknya sebagai member untuk nantinya membangun jaringan yang besar. Membayar biaya partisipasi/pendaftaran. Mereka yang ingin bergabung harus membayar jumlah tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Biaya pendaftaran ini kemudian diberikan ke kantor pusat terdekat dan formulir yang telah didaftarkan dan diisi oleh calon anggota diantarkan. Setelah pembayaran uang, Distributor atau Anggota menerima berbagai layanan untuk menjual dan merekrut Anggota lain. Menandatangani kontrak atau perjanjian. Anggota yang telah membayar biaya pendaftaran harus menandatangani perjanjian yang mengikat perusahaan dan anggota. Anggota harus mengikuti berbagai peraturan yang telah ditentukan sedangkan perusahaan harus menawarkan produk, hadiah, layanan, dan bimbingan agar anggota dapat menjalankan bisnisnya dengan lancar. Setiap Anggota berhak untuk membeli berbagai produk Perusahaan dengan harga grosir atau eceran. Melakukan kegiatan penjualan produk. Selain itu, anggota harus menjual produk perusahaan kepada pelanggan potensial lainnya. Sebagian besar penjualan dilakukan secara langsung atau tatap muka, dimulai dengan rekomendasi khusus atau pendekatan praktis. Biasanya, setiap anggota menjelaskan produk perusahaan yang berbeda dan meyakinkan konsumen tentang manfaat, kegunaan atau kualitas sehingga calon konsumen siap untuk membeli produk tersebut. pengembangan jaringan. Selain bertanggung jawab untuk menjual produk perusahaan secara langsung kepada calon konsumen, anggota juga harus mengembangkan jaringan distribusinya seluas-luasnya. Untuk memperluas jaringan, anggota harus rajin mencari prospek ke depan. Beberapa strategi yang bisa digunakan untuk membangun prospek antara lain menebar jaring seluas-luasnya, meneliti setiap pasar, bertemu banyak orang, dan mampir sebagai agen. Jika anggota berhasil memperluas jaringannya, perusahaan menawarkan insentif berupa hadiah seperti potongan harga dan berbagai insentif lainnya. Strategi MLM ini sangat bergantung pada perkembangan jaringan dan semakin banyak member yang bergabung maka semakin besar pula bonus yang didapat.
Kelebihan Multi Level Marketing MLM bisa mendatangkan pendapatan pasif, yang terbukti sangat menjanjikan sebagai tambahan gaji tetap setiap bulan. MLM melatih setiap anggotanya untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya dengan para downline untuk membangun jiwa personal selling yang sangat kuat. perluasan relasi pada suatu bisnis. Kekurangan Multi Level Marketing Setiap anggota MLM bukanlah seorang pengusaha, hanya seorang pengikut yang ada dalam sistem hirarki yang kompleks di mana mereka biasanya memiliki sedikit kendali. Jadi mereka dikendalikan oleh sistem yang ada saat itu, dan tidak bisa bebas. MLM berdampak negatif terhadap sektor riil. Ketika banyak orang yang tertarik dengan MLM, semua aktivitas sektor riil akan terganggu, karena kecepatan uang di MLM hanya dalam batas perusahaan, dan produktivitas orang untuk bekerja keras pasti akan berkurang. MLM membuat banyak orang tidak mau menanamkan modalnya di sektor riil. Padahal kebutuhan modal sektor riil cukup besar. Negara tidak menjamin keamanan dana anggota sebelumnya yang berputar di sekitar bisnis MLM. Jadi ada kemungkinan uang member tidak akan dikembalikan.
Bisnis MLM kini telah berkembang dan banyak digunakan oleh beberapa perusahaan. Namun karena jumlahnya yang banyak, banyak orang yang tidak mengetahui jenis MLM yang akan ditekuni. Grameds perlu mengetahui ciri-ciri perusahaan MLM yang baik agar tidak tertipu oleh perusahaan MLM yang baik. Berikut ciri-ciri perusahaan MLM yang baik, simak penjelasannya. 1. Memiliki Produk maupun Jasa untuk Dijual Ciri pertama adalah perusahaan MLM harus menjual produk dan jasa. Produk yang dapat dipasarkan juga merupakan produk yang baik atau buruk. Jika ada penawaran bisnis MLM yang hanya berdasarkan uang, penawaran tersebut tidak boleh diterima sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut karena dapat mengindikasikan penipuan. 2. Memiliki Perusahaan yang Terdaftar Bisnis MLM juga merupakan bisnis yang tidak sembarangan atau asal-asalan, sehingga perusahaan yang melakukan bisnis MLM harus memiliki perusahaan yang terdaftar dengan jelas. Misalnya, perusahaan tersebut terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia atau APLI. Perusahaan MLM tidak hanya terdaftar di APLI, tetapi juga memiliki badan hukum tersendiri seperti perseroan terbatas (PT) dan kantor perwakilan. Perusahaan MLM juga harus memiliki alamat unik dan nomor telepon yang dapat dihubungi. 3. Harga Produk Masuk Akal Perusahaan yang menganut sistem bisnis MLM juga menawarkan harga yang wajar untuk produknya dan sesuai dengan kualitas produk tersebut. Jika produk yang akan dijual berkualitas tinggi dan bahan baku dasarnya berkualitas tinggi, maka wajar jika perusahaan menawarkan harga yang agak mahal. Namun, jika harga yang ditetapkan perusahaan mahal, namun kualitas produknya pas-pasan, maka bisnis MLM patut dicurigai. 4. Mendapat Untung yang Sesuai Sistem bisnis MLM ini tidak ditentukan oleh orang mana yang masuk terlebih dahulu atau belakangan. Jadi yang menentukan keuntungan yang diterima setiap anggota adalah tugasnya untuk memasarkan produk dan menarik pedagang lainnya. 5. Keanggotan Upline Dapat Membimbing Downline Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sistem bisnis MLM memiliki keanggotaan yang disebut naik turun. Anggota disebut Upline ketika mereka berhasil merujuk atau membujuk Distributor lain untuk menjadi Anggota baru. Upward Member yang menjadi Downward Member harus mereferensikan Member baru untuk melakukan bisnis MLM sebagai Upward Member. Jika ada perusahaan MLM yang menawarkan untuk bergabung tetapi tidak menasihati member yang baru pertama kali bergabung, maka bisnis MLM tersebut bukanlah bisnis MLM yang baik.
Dari asal kata multi memiliki banyak arti, level berarti tingkatan dan pemasaran adalah pemasaran, jadi multi level marketing adalah sistem pemasaran yang berjenjang dan banyak segi. Untuk memudahkan mendapatkan bonus tersebut, para affiliate dari perusahaan yang menjalankan sistem MLM ini biasanya menerapkan aturan sesuai dengan uang yang diberikan sebagai bonus untuk merekrut affiliate yang mereka undang. Tugas Anda hanyalah menjual produk perusahaan MLM tersebut dan mencari mitra bisnis baru sebanyak-banyaknya untuk menjadi member agar nantinya Anda bisa membentuk jaringan yang besar. Namun, apa pun strategi pemasaran yang Anda gunakan, Anda memerlukan sistem akuntansi yang bersih dan baik.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..