+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mari Mengenal Apa Itu Native Advertising! Jenis Hingga Manfaatnya

24 November, 2022   |   Hilal

Mari Mengenal Apa Itu Native Advertising! Jenis Hingga Manfaatnya

Iklan banner seringkali mengaburkan konten sehingga menjadi gangguan bagi pengguna. Salah satu solusi untuk memperbaikinya adalah memasang Native advertising. Bagi yang berkecimpung di dunia digital marketing, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut.

Native advertising adalah pilihan yang tepat bagi pemasar untuk beriklan secara online. Alasannya adalah dengan menempatkan Native advertising, ini mengurangi gangguan yang dialami pengguna saat menjelajah internet.
 

Apa Itu Native Advertising


Native advertising dianggap lebih ramah pengguna daripada iklan spanduk. Menurut Share Through, native advertising adalah bentuk media berbayar dimana iklan ditampilkan dalam format tergantung platform atau tata letak penempatan media, mulai dari jenis font iklan hingga format gambar atau video.

Dalam pemasaran digital, bentuk periklanan ini sering digunakan oleh pemasar untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Kenapa begitu? Sebab, iklan ini memberikan pengalaman atau experience yang baik kepada para pengguna internet. Bahkan, bagi orang yang melihat iklan native, rasanya tidak perlu menonton iklan biasa, seperti halnya konten.

Misalnya, bentuk paling umum dari Native advertising yang mungkin kamu temui adalah konten berlabel "Iklan" atau "Bersponsor" saat menelusuri halaman Google.

Selanjutnya, kamu dapat menemukan contoh Native advertising lainnya di jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan lainnya. Saat kamu menemukan konten berlabel "konten bersponsor", itu disebut Native advertising.
 

Jenis-Jenis Native Advertising


Nah sekarang kita tahu bahwa native advertising adalah media iklan berbayar yang terkesan sangat user friendly. Tahukah kamu, iklan native ini hadir dalam berbagai variasi. kamu dapat menggunakan salah satu jenisnya agar sesuai sebagai iklan.

1. Promoted listings
Menurut Forbes, ad listing merupakan salah satu jenis native advertising yang sering kamu jumpai di situs e-commerce. Biasanya, iklan jenis ini akan menampilkan produk bersponsor dan ditempatkan berdasarkan kategori.

Misalnya, kamu pergi ke situs Amazon dan mencari perangkat elektronik. Kemudian, produk elektronik bersponsor juga akan muncul di halaman tersebut. Ini disebut iklan yang dipromosikan. Hal ini dilakukan agar produk jadi lebih dikenal oleh pelanggan.

2. Paid search ads
Jenis iklan native ini adalah jenis yang biasa kamu lihat di halaman pencarian Google. Saat ada konten berlabel "Iklan" atau "Bersponsor" di laman penelusuran Google, ini dikenal sebagai iklan penelusuran berbayar.

Biasanya iklan jenis ini muncul di peringkat teratas Google. Meskipun hampir seperti konten organik, kamu harus membayar Google untuk menampilkan iklan pencarian berbayar.

3. In-feed units
kamu pasti menemukan konten bersponsor yang muncul di halaman arahan situs web atau bahkan di timeline media sosial. Ya, itu disebut satuan energi

Unit dalam feed adalah jenis Native Advertising yang sangat ramah pengguna. Memang, iklan yang ditampilkan disesuaikan dengan pengalaman pengguna.

4. In-ad with native elements
kamu juga mungkin sering menjumpai iklan jenis ini di website. Hanya saja, iklan ini akan mengakomodir penerbit atau website saat ini. Sehingga kamu bisa menilai bahwa iklan dengan unsur natural ini tidak mengganggu tampilan layar saat kamu browsing internet.

5. Content recommendation engine widgets
Menurut Forbes, kamu akan sering menemukan jenis iklan ini di bagian bawah artikel di sebuah situs web. Biasanya di akhir artikel terdapat pesan “Recommended for you”. Biasanya, konten yang direkomendasikan adalah sesuatu yang mungkin kamu sukai.

Oleh karena itu, iklan ini cocok untuk pemasar yang menggunakan pemasaran konten untuk meningkatkan merek dan mendapatkan prospek. Pasalnya, ekstensi rekomendasi memudahkan untuk mendapatkan traffic dari website orang lain.

6. Custom ad
Laporan Zirca, iklan yang dipersonalisasi, atau iklan khusus adalah iklan kontekstual yang tidak selalu sesuai dengan format tertentu.

Contohnya adalah filter di Instagram atau Snapchat. Membuat filter baru adalah contoh iklan yang dipersonalisasi. Meskipun filter juga merupakan sarana berbayar, kamu tidak perlu khawatir karena antarmuka akan menyesuaikan antarmuka aplikasi agar ramah pengguna.
 

Manfaat Native Advertising


Native Advertising memberi pemirsa kemampuan untuk memasarkan produk dan layanan dengan cara yang tidak seperti iklan. Lebih mungkin untuk mendapatkan mengklik dan menghasilkan keuntungan lebih besar.

Berikut adalah beberapa manfaat yang terkait dengan Native Advertising:

1. Penempatan yang efektif
Native Advertising menempatkan produk dan layanan di tempat yang paling tidak diharapkan audiens mereka. Banyak pengguna internet belajar mengenali pola tampilan iklan. Mereka cenderung menghindari papan reklame sebanyak mungkin. Iklan jenis ini terlihat seperti postingan biasa, dan lebih ramah pengguna serta menarik daripada iklan pada umumnya.

2. Daya tarik merek
Menggunakan Native Advertising membuat merek lebih dipercaya oleh konsumen. Merek yang berfokus pada Native Advertising memiliki iklan yang lebih menarik. Alih-alih takut mengklik, pengguna ingin terlibat secara aktif dengan iklan dan mempelajari produk lebih lanjut.

3. Kemampuan untuk berbaur
Semakin banyak pemasar memilih jenis iklan ini karena kombinasinya yang bagus. Konsumen sering kali tidak menyadari bahwa mereka mungkin melihat iklan karena desain atau lokasinya. Saat iklan kurang mencolok, pengguna cenderung mengklik lebih banyak.

4. Dapatkan lebih banyak perhatian
Dalam industri yang mengutamakan metrik, performa Native Advertising rata-rata mengungguli iklan lain. Metode pengeposan ini menghasilkan lebih banyak penayangan, tingkat konversi yang lebih tinggi, dan keterlibatan yang lebih tinggi.

Ketika sebuah iklan berpasangan dengan baik dengan platform, itu menciptakan rasa aman. Tampilannya seperti konten lainnya, jadi jika menarik, pengguna akan merasa terdorong untuk mengklik.

5. Memberdayakan konsumen
Ketika konsumen memiliki masalah, mereka mencari solusi di Internet, bukan produk. Merek yang berfokus pada penyediaan pendidikan dan bantuan lebih berharga daripada merek yang tidak.

Misalnya, pengguna dapat menemukan solusi untuk masalah mereka di widget rekomendasi konten. Saat mereka membaca artikel yang tujuan utamanya adalah untuk menjual, artikel yang direkomendasikan akan memberi saran yang mereka butuhkan. Sekarang setelah mereka berada di situs, mereka cenderung memilih satu merek daripada yang lain saat membuat keputusan pembelian.
 

Dimana Native Advertising Digunakan?


Diumpan media sosial, iklan seperti ini beredar dan terjalin dengan konten biasa. Mereka dirancang agar terlihat seperti posting biasa agar tidak terlalu terlihat. Sama seperti pengguna yang dengan santai menjelajahi kiriman teman mereka, mereka melihat iklan tersebut seolah-olah itu adalah kiriman biasa dan bukan iklan. Ini menciptakan lingkungan di mana pengguna lebih cenderung memahami dan berinteraksi dengan postingan.

Native Advertising juga muncul di daftar pencarian dan iklan. Misalnya, saat pengguna menelusuri istilah di mesin telusur, dua hasil pertama mungkin berupa iklan. Struktur mereka memastikan bahwa mereka memasukkan hasil organik agar pengguna dapat membacanya seperti itu. Ini termasuk judul dengan kata kunci yang dicari dan ringkasan konten.

Bentuk lain dari native advertising muncul sebagai daftar saran. Mereka sering terlihat di blog sebagai artikel yang direkomendasikan. Mereka muncul seperti posting blog lainnya, dengan gambar, judul, dan ringkasan. Mereka memberikan ikhtisar tentang beberapa konten lain di situs dengan tautan. Dalam beberapa kasus, alih-alih menavigasi ke entri blog yang sudah ada, mereka mengalihkan ke situs web baru.
 

Penggunaan Native Ads Pada Konten


Menurut beberapa sumber online, perusahaan-perusahaan besar kini lebih suka menggunakan native ads daripada model iklan banner. Pasalnya, selain tidak mengganggu penonton, banyak orang yang menganggap native ads lebih efektif dibandingkan jenis iklan lainnya karena saat ini orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain di smartphone dan jenis iklan tersebut.

Saat diterapkan, format iklan Native dapat dioptimalkan untuk salinan iklan dan gambar. Teks iklan ini mencantumkan judul dan deskripsi singkat, sedangkan gambar adalah gambar yang terkait dengan teks iklan.

Judul yang menarik biasanya menghasilkan lebih banyak klik, tetapi tentu saja ada batasan yang harus diperhatikan pengiklan. Berikut cara judul di iklan native diatur:

1. Inti Konten yang Dipromosikan
Judul dan deskripsi merupakan inti dari konten yang akan dipromosikan, yang kemudian juga akan dioptimalkan dengan visual yang relevan. Judul ini dirancang sebagai pesan utama iklan untuk menjangkau audiens.

2. Penggunaan Bahasa yang Tepat
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sesuai dengan target audience. Dalam hal ini, jika target pasarnya adalah orang Indonesia, akan lebih baik jika materi promosinya menggunakan bahasa Indonesia agar lebih mudah diterima oleh audiens.

3. Arahan Call to Action
Dalam setiap iklan pasti kita menemukan Call-to-Action (CTA). CTA ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam menyusun sebuah headline. Di dalam Native ads perlu memberikan arahan kepada audiens untuk melakukan klik untuk mendapatkan informasi lebih lengkap terkait iklan yang dilihat oleh audiens.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda