+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Apa Itu AMP? Pengertian, Kelebihan dan Cara Menggunakannya

18 November, 2022   |   srimulia

Mengenal Apa Itu AMP? Pengertian, Kelebihan dan Cara Menggunakannya

Tahukah Anda kalau berdasarkan Google, 53% pengunjung akan meninggalkan website dengan load time lebih dari tiga detik? 

Tiga detik mungkin terdengar singkat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, coba bayangkan situasi di mana anda ingin mendapatkan respon secepatnya dan website tersebut tidak langsung terbuka sepenuhnya. 

Untungnya, pada tahun 2016  lalu, Google merilis solusi untuk hal ini. Google menyebutnya sebagai Accelerated Mobile Pages atau disingkat AMP. Teknologi Google AMP ini dapat membuka halaman website kurang dari satu detik saja, lho.

Jadi, pada artikel kali ini, akan membahas tuntas mengenai AMP. Mulai dari pengertian  AMP, kelebihan AMP Google bagi website Anda, serta tentu saja cara menggunakan Google AMP ini. Simak penjelasanya sampai selesai, ya!
 

Pengertian Google AMP


Google AMP (Accelerated Mobile Pages) adalah suatu teknologi yang dirancang agar halaman suatu website lebih cepat terbuka di perangkat mobile. Namun, tidak semua halaman bisa menggunakan AMP Google ini. 

AMP hanya dapat digunakan pada halaman yang berisi konten statis, Misalnya berita atau artikel saja. Jadi, Google AMP ini sangat cocok jika website anda merupakan situs website berita atau website artikel. 

Namun, Google AMP mirip dengan Facebook Instant Articles. Perbedaan yang paling mencolok adalah platform yang digunakan. Facebook Instant Articles ini menggunakan platform Facebook, sedangkan Google AMP menggunakan mesin pencari Google.

Google AMP bekerja dengan memanfaatkan tiga komponen, yaitu AMP HTML, AMP JavaScript, dan AMP Cache. Ketiga komponen ini bekerja sama untuk mengoptimasi halaman situs website agar lebih cepat dibuka di perangkat mobile. 

Ketiga komponen ini mematikan elemen-elemen website yang dapat memperlambat loading time halaman. Mulai dari animasi, pemberitahuan, bahkan plugin sekalipun. Selain itu, mereka juga menerapkan tindakan yang  secara otomatis mempercepat website. Seperti mengkompres inline CSS, iFrame sandboxing, dan lainnya. 

Hasilnya, membuat tampilan halaman Google AMP terlihat sederhana dan minimalis. Pada efeknya, halaman ini menjadi ringan dan cepat untuk diakses oleh  perangkat mobile. AMP Google mementingkan informasi agar dapat sampai ke pengunjung dengan cepat daripada tampilan yang sedap dipandang.
 

Kelebihan dan Kekurangan AMP


Walaupun dapat membuat halaman website dibuka secara instan, tetapi ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari Google AMP.

Kelebihan AMP

1. Gratis: Google AMP dapat digunakan siapa saja tanpa mengeluarkan biaya

2. Mobile friendly: AMP membuat website anda bisa terbuka lebih cepat di perangkat mobile, bahkan internet lambat sekalipun.

3. Membantu SEO: Loading yang cepat di perangkat mobile membantu SEO Anda
Meningkatkan user experience:Pengunjung mendapatkan apa yang mereka diinginkan dengan cepat sehingga membuat mereka puas.

4. Otomatis mengoptimasi gambar: AMP Google secara otomatis mengoptimasi berbagai elemen website, termasuk gambar.

5. Meringankan beban server: karena data AMP Google akan disimpan di Google AMP Cache

Kekurangan AMP

1. Tampilan minimalis: Google AMP otomatis menonaktifkan elemen yang memperlambat website seperti plugin, tema, widget, dan lainnya sehingga tampilan konten akan minimalis.

2. Banyak plugin dan widget yang tak berfungsi di AMP: Karena plugin dan widget dapat memperlambat load time, sehingga AMP Google menonaktifkannya.

3. JavaScript yang diatur oleh pemilik website banyak yang tak berjalan di AMP: JavaScript yang berpotensi memperlambat load time akan dinonaktifkan oleh Google AMP.

4. Kemungkinan menghilangkan beberapa iklan di halaman tersebut:Tidak semua iklan didukung AMP Google.
 

Cara Install Plugin AMP di WordPress


Untuk menggunakan Google AMP di WordPress cukup dengan menginstall plugin saja. Ada dua plugin Google AMP WordPress yang bisa digunakan, yaitu:

1. Menggunakan Plugin AMP Resmi

Plugin Google AMP WordPress yang pertama adalah AMP yang dapat anda download. Plugin ini adalah plugin resmi Google AMP untuk WordPress. Cara install plugin AMP Google ini juga sama dengan cara install plugin WordPress pada umumnya.
Setelah selesai install, aktifkan pluginnya dan AMP sudah otomatis dijalankan di website. Simple, bukan?

Anda juga dapat mengatur tampilan halaman AMP melalui menu Appearance > AMP. Tetapi, pengaturan tampilan di sini sangat terbatas di mana hanya bisa mengganti warna saja.

2. Menggunakan Plugin AMP for WP

Plugin Google AMP WordPress yang kedua bernama AMP for WP yang dapat anda download. Plugin ini bisa menjadi alternatif karena lebih banyak fitur daripada versi resminya. Seperti pilihan kustomisasi tampilan yang lebih lengkap, dapat menggunakan analytics selain Google Analytics, dll.

Anda dapat menginstall plugin AMP for WP seperti plugin WordPress biasanya. Jadi, setelah selesai menginstall, akan muncul tampilan setup. Setup adalah awalan untuk AMP di website. Masing-masing opsi yang dapat mengisinya sesuai kebutuhan. Berikut penjelasan dari opsi tersebut:

a. Website Type: Apa jenis website, apakah itu Blog, Toko Online, atau yang lainnya.

b. Where do you need AMP?: Anda dapat memilih lokasi penerapan AMP di website. Pada umumnya AMP digunakan untuk Post, tapi bisa juga memilih di homepage, halaman tertentu, atau archive sekalipun. Bahkan, juga bisa memilih seluruh website menggunakan AMP.

c. Design and Presentation: Anda dapat mengganti logo dan warna yang akan muncul di AMP.

d. Analytics Tracking: Di opsi ini, bisa memasukkan ID dari analytics yang digunakan. Misalnya Google Analytics, Facebook Pixel, dan lain sebagainya

e. Privacy Settings: Anda dapat menampilkan pemberitahuan kepada pengunjung mengenai penggunaan cookie di AMP.

f. Advertisement: Berisi pengaturan posisi iklan yang ditampilkan di AMP. AMP for WP menyarankan untuk menginstall plugin ini agar iklan tetap bisa muncul di AMP.

g. 3rd Party Compatibility: AMP secara otomatis mematikan plugin yang dapat memperlambat website, tapi dengan opsi ini anda bisa tetap menyalakan plugin tersebut di AMP.
 

Pastikan AMP Berjalan di Website Anda


Setelah selesai mengaktivasi AMP, sekarang anda memastikan bahwa AMP telah berjalan. Caranya mudah, Anda dapat mengeceknya dengan menambahkan /AMP di akhir url halaman website anda. Contohnya:

https://www.niagahoster.co.id/blog/cara-membuat-sitelink/ menjadi
https://www.niagahoster.co.id/blog/cara-membuat-sitelink/amp 

Jika situs website anda dapat diakses menggunakan akhiran /amp dengan tampilan sederhana, berarti AMP telah berhasil berjalan di website. Selamat! Sekarang hasil pencarian website anda di Google akan menampilkan tanda petir dan pengunjung bisa merasakan loading lebih cepat.
 

AMP vs. PWA


AMP dan PWA sama-sama diciptakan untuk meningkatkan pengalaman menjelajah internet di perangkat mobile. Keduanya membuat website menjadi mobile friendly sehingga dapat diakses lebih cepat.

Jadi, manakah yang terbaik untuk situs website anda? Tenang, akan menjelaskan perbedaan keduanya di bawah ini. Namun sebelum itu perlu dijelaskan terlebih dahulu apa itu PWA agar mendapat sedikit gambaran.

Progressive Web App atau PWA merupakan aplikasi yang dibangun dengan melakukan optimasi pada sebuah website. Optimasi ini dapat membuat website menjadi lebih cepat dan mampu memberikan pengalaman layaknya menggunakan aplikasi mobile.

Jadi, setelah anda tahu apa itu PWA akan membedakan AMP dan PWA dari tiga hal: Jenis Konten, SEO, Engagement, dan Kecepatan. dari penjelasan ini bisa membantu menentukan mana yang terbaik untuk website Anda.

1. Jenis Konten

AMP hanya dapat digunakan pada halaman website dengan konten statis seperti, artikel dan berita. Apabila situs  website anda berupa blog atau website berita, AMP ini sangat cocok digunakan.

PWA dapat digunakan untuk jenis konten apa saja. Mulai dari gambar, animasi, hingga video sekalipun. Oleh karena itu, jika website anda memiliki konten yang lebih dinamis dan interaktif, PWA ini menjadi pilihan terbaik.

2. SEO (Search Engine Optimization)

AMP lebih baik daripada PWA di sektor ini. AMP membuat situs website anda bisa memuat lebih cepat di hasil pencarian dengan tampilan yang ringan. Ini membuat situs website anda ramah untuk perangkat mobile, sehingga dapat membantu SEO.

Di sisi lain, meskipun PWA juga membuat situs website mobile friendly, tapi PWA tidak berdampak langsung kepada SEO. Karena, rumitnya JavaScript dalam PWA ternyata mempersulit proses indeks Google. Hal ini dijelaskan langsung oleh John Mueller yang menjabat sebagai Senior Webmaster Trend Analyst di Google saat menjawab pertanyaan di forum Google Webmaster.

3. Kecepatan

Karena konten dan tampilannya yang sederhana, kecepatan AMP lebih baik daripada PWA. Halaman AMP sepenuhnya terbuka kurang dari satu detik, seolah-olah situs website dapat dibuka secara instan begitu pengunjung mengkliknya.

Sedangkan kecepatan PWA tergantung dari banyaknya konten dan optimasi yang dilakukan oleh developer. Contohnya, PWA Tinder membutuhkan waktu 4.69 detik untuk bisa terbuka sepenuhnya, sementara PWA Uber hanya kurang dari tiga detik saja.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda