+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Digital Marketing Metric Adalah Strategi Guna Meningkatkan Website Anda

14 November, 2022   |   Ningsih

Digital Marketing Metric Adalah Strategi Guna Meningkatkan Website Anda

Apakah anda pernah mendengar istilah mengenai digital marketing metric?
Digital marketing metrics merupakan kumpulan nilai yang digunakan dalam mengukur dan melacak kesuksesan untuk upaya pemasaran menggunakan digital marketing. Umumnya, pengukuran tersebut dilakukan dengan bantuan sebuah tool, yakni Google Analytics. Metric yang diukur dapat menjadi petunjuk apakah upaya digital marketing Anda telah berhasilJadi, Anda dapat menentukan strategi berikutnya.

Pada artikel ini akan sedikit belajar mengenai digital marketing terutama pada metrik-metriknya. Mari, simak pembahasannya..
 

Ketahuilah Digital Marketing Metric!

Digital marketing adalah strategi yang mempunyai banyak metric. Terdapat  beberapa kategori digital marketing metrics yakni:

- Website Traffic Metric
- Engagement Metric
- Conversion Metric
- Revenue Metric

Mari bahas beberapa digital marketing metrics berdasar empat kategori di atas:
 

Website Traffic Metric

Website traffic metric berfokus hanya untuk mengukur performa lalu lintas website sebagai pusat kegiatan bisnis online Anda. Apa saja digital marketing metrics-nya? 

1. Overall Traffic

Overall traffic merupakan jumlah keseluruhan traffic sebuah website. Baik dari direct traffic, organic traffic, paid search, affiliate, dan lainnya. Untuk mengetahui metric ini, Anda dapat menggunakan tool digital marketing yakni Google AnalyticsUbersuggest, dan lainnya.

Pada tab Acquisition, Anda akan mendapat informasi terkait jumlah user pada setiap harinya dalam grafik Sessions. Naik turunnya grafik bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi performa traffic website di hari tertentuSemakin tinggi traffic website Anda, akan semakin besar peluang konversi atau penjualannya. Pada grafik overall traffic bisa menjadi pijakan utama dalam menentukan strategi apa yang harus Anda ambil ke depannya.

2. Channel Metric

Traffic yang masuk pada website Anda bisa berasal dari beberapa sumber atau channel. Masing-masing channel bisa menyumbang banyak traffic, bisa juga tidak.
Beberapa jenis channel yang merupakan sumber traffic adalah:

- Direct – Traffic yang langsung mengarah pada website sebab pengunjung mengetikkan URL website Anda.
- Paid Search – Traffic dari iklan yang dipasang di halaman pencarian Google.
- Affiliates – Traffic dari rekan afiliasi Anda menggunakan link yang unik.
- Other – Traffic dari sumber di luar sistem Google, seperti email, media sosial, dan lainnya.
- Display – Traffic yang berasal dari display ads.

Dengan mengecek channel metric, Anda bisa memperkirakan sumber mana yang paling potensial menggiring traffic, dan mana channel yang membutuhkan perbaikanJika hal ini terjadi pada website Anda, yang harus Anda lakukan adalah terus menjaga branding bisnis. Anda bisa pula membangun upaya brand awareness tersebut melalui strategi content dengan optimasi SEO. Sebaliknya, jika sudah membangun upaya melalui paid search, namun tidak banyak traffic yang didapat seperti pada contoh, artinya strategi paid search Anda harus diperbaiki.

3. New vs Returning Visitor

Pengunjung website Anda terbagi menjadi dua tipe yakni: pengunjung baru (New) dan pengunjung yang sudah pernah datang sebelumnya (Returning).
New dan returning visitor akan dibedakan melalui historis kunjungan ke website. Jika menggunakan Google Analytics, contoh adalah seperti ini:
 
Data new vs returning visitor metric bisa memberi gambaran terkait seberapa berhasil upaya digital marketing hingga menambah jumlah visitor baru serta membuat visitor kembali lagi ke website.
Misalnya, Anda menjalankan email marketing. Ternyata banyak visitor baru dan returning visitor yang akan membanjiri website Anda. Artinya, marketing plan Anda berhasil mendapat respon positif dari audiens.
Mendapatkan visitor baru itu sangat penting, namun meningkatkan returning visitor juga memiliki banyak manfaat. Kemudian, apa sih tips dalam mendapatkan returning visitor?

- Berikan pengunjung pengalaman menyenangkan saat mengakses website Anda, misalnya dengan tampilan eye-catching, navigasi yang gampang, dan lainnya.

- Terus berikan konten terbaru supaya pengunjung selalu ingin kembali ke website Anda.

- Tingkatkan upaya email marketing dengan menawarkan konten-konten yang relevan pada kebutuhan audiens.

4. Exit Rate

Exit rate merupakan metric yang menunjukkan berapa kali visitor mengunjungi satu halaman ke halaman lain, sampai tibanya untuk meninggalkan website.
Misalnya, visitor masuk pada website dari landing page, kemudian ke halaman ebook, dan visitor meng-klik tombol download, saat diminta mengisi form ternyata visitor menutup halaman.
 
Exit rate bisa memberikan gambaran performa halaman website. Anda dapat melihat exit rate metric ini di tool digital marketing, seperti Google Analytics yang telah menempatkan exit rate sebagai salah satu indikator performa website.
 
Dari data exit rate, Anda bisa kembali mengevaluasi halaman yang paling sering ditinggalkan visitor. Contohnya, mengaudit dari segi kecepatan, tampilan, sampai memperbarui konten di halaman blog tertentu supaya lebih menarik.
 

Engagement Metric

Engagement metric bermanfaat guna mengukur interaksi antara audiens dengan digital marketing yang dijalankan. Beberapa digital marketing metric mengenai engagement, yaitu:

1. Bounce Rate

Bounce rate merupakan persentase visitor yang meninggalkan halaman website tanpa melakukan apapun. Baik untuk mengisi formulir, mengklik CTA, berlangganan newsletter, sampai melakukan pembelian.
 
Jika bounce rate tinggi, akan semakin kecil pula upaya Anda dalam menggiring konsumen untuk membeli produk atau sekadar mendapatkan leads. Karena, mereka sudah terlanjur pergi. Selain itu, kalau pengunjung berasal dari Google, maka website Anda akan dianggap tak cocok dengan kebutuhan audiens. Bisa-bisa Google tak akan merekomendasikan website Anda untuk kebutuhan serupa pada mesin pencari. Untuk itu, usahakan agar bounce rate rendah sangat penting.

Solusinya, Anda harus menemukan manakah halaman dengan bounce rate yang tinggi dan mulai mencari kenapa penyebabnya. Anda dapat membuatnya dalam sebuah prioritas berdasar yang paling tinggi. Setelah itu, barulah Anda dapat berupaya untuk menurunkan tingkat bounce rate dengan meningkatkan kecepatan website, akan membuat desainnya mobile friendly, dan lainnya.

2. Average Time on Page

Time on Page merupakan metric yang menunjukkan lamanya visitor berada di sebuah halaman website. Kemudian, bagaimana metric ini bisa berkaitan pada engagement? 
Saat Anda membuat sebuah konten blog dan audiens membaca konten tersebut sampai habis, hal itu menunjukkan sebuah engagement yang tinggi.

3. Pageviews per Session

Pageviews per session merupakan jumlah rata-rata halaman yang dilihat visitor dalam satu sesi kunjungan. 
Metrik ini dihitung saat seseorang berkunjung ke halaman situs Anda dan tak langsung keluar, melainkan masuk ke halaman-halaman lain di website Anda dahulu. Semakin banyak halaman yang dikunjungi dalam sekali akses, maka semakin tinggi juga angka pageviews per session. Bagaimana cara supaya pengunjung betah melihat lebih banyak halaman di situs website? Inilah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

- Membuat konten yang menarik, edukatif, serta mudah dipahami.

- Buat alur customer journey, sehingga Anda bisa mengetahui pola pikir dan memberikan konten sesuai kebutuhan visitor.

- Memanfaatkan link internal pada setiap konten, agar visitor bisa membuka banyak halaman dengan mudah.

- Maksimalkan responsif, supaya visitor nyaman saat mengakses halaman dari device apapun.

4. Impression

Impression merupakan metrik untuk mengukur total orang yang melihat konten Anda (viewers).
Dalam pengertian digital marketing, metrik ini dapat ditemukan pada semua channel marketing, seperti Facebook Ads, Google AdSense, Instagram Ads, dan website.
Dengan impressions, Anda nantinya akan mengetahui berapa kali halaman dari hasil penelusuran Google dilihat pengguna.

5. Engagement Rate

Engagement rate merupakan metrik untuk mengukur seberapa aktif visitor dengan konten yang dibuat Anda. Metrik ini dapat diterapkan untuk berbagai platform digital marketing. Yakni pada media sosial.
Engagement mengukur interaksi yang dilakukan oleh audiens terhadap bisnis Anda. Sebagai contoh, pada media sosial,  engagement rate akan mengukur metric yakni pada likes, comment, sharebukan hanya jumlah followers saja. Sedangkan pada website, engagement rate dikalkulasikan sesi yang melibatkan pengguna serta dibandingkan dengan pengunjung website.
 

Conversion Metric

Conversion mengukur banyaknya aksi dalam target konsumen sesuai dengan tujuan strategi bisnis Anda. Misalnya, membeli produk, mendaftar keanggotaan, dan lainnya. Ini dia digital marketing metric yang perlu diukur:

1. Click Through Rate (CTR)

Click Through Rate (CTR) merupakan rasio jumlah klik pada impression. Dengan metrik ini, Anda bisa mengukur seberapa persen efektif konten digital marketing Anda. 

2. Cost per Click (CPC)

CPC adalah digital marketing metric yang menghitung biaya yang harus Anda bayar untuk setiap klik di iklan Anda. Artinya, meskipun mampu mendapatkan klik sebanyak 484, biaya untuk mendapatkan klik pada iklan ke satu cukup tinggi yaitu $688. Sedangkan, pada iklan ke sepuluh hanya perlu $66 saja.

Apakah strategi Anda adalah menggunakan iklan dengan CPC termurah atau yang paling banyak mendatangkan klik? Apapun itu, selalu gunakan data dari marketing tools.

3. Cost per Lead (CPL)

Jika CPC dihitung berdasarkan click, CPL (Cost per Lead) menghitung biaya per leads atau user potensial. Maka dengan itu, Anda harus mempertimbangkan biaya yang  dikeluarkan untuk mendapatkan leads atau user potensial baru

4. Conversion Rate

Conversion rate merupakan metrik yang mengukur efektivitas landing page Anda dalam membuat pengunjung mengklik tombol CTA, melakukan pembelian, mendownload ebook, dan lainnya.


Revenue Metric

Sesuai namanya, revenue metric dipakai untuk menganalisa keberhasilan penjualan produk Anda. Setidaknya, ada tiga metric penting yang perlu Anda pahami:

1. Customer Acquisition Cost (CAC)

Customer Acquisition Cost (CAC) merupakan metrik guna mengukur biaya dalam mendapatkan seorang konsumen.

2. Return on Ad Spend (ROAS)

Return on Ad Spend (ROAS) merupakan metrik untuk mengukur keuntungan setelah memasang iklan dalam menjual produk.

3. Return on Investment (ROI)

Digital marketing metrics yang terakhir yakni Return on Investment (ROI). Dengan ROI, Anda bisa menghitung laba atas investasi dari digital marketing yang dijalankan Anda. Semakin tinggi ROI-nya, maka semakin besar pula keuntungan yang Anda raih.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda