Standar audit adalah bagian terpenting untuk mengetahui seperti apa keadaan sebuah perusahaan. Dalam hal ini akan menjadi sarana melakukan strategi dan mengevaluasi setiap hal yang diambil dalam keputusan perusahaan. Agar dapat mengetahui bagaimana kondisi sebuah perusahaan tersebut, tentu dibutuhkan laporan keuangan yang disusun oleh staf keuangan. Laporan tersebut berisi rincian dan juga transaksi perusahaan dalam jangka. Dengan waktu tertentu. Tentu saja laporan tersebut yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan. Dalam hal ini menjadi salah satu alasan mengapa menggunakan proses audit bagi perusahaan sangat penting. Untuk lebih Lanjut akan standar audit perusahaan tersebut, simak artikel berikut!
Berbicara tentang standar audit, ini adalah sebuah aturan yang ditetapkan agar bisa digunakan sebagai pedoman khusus untuk penilaian dan melakukan evaluasi. Evaluasi tersebut merupakan evaluasi mengenai laporan keuangan suatu perusahaan tersebut. Proses auditing juga bisa dianggap sebagai sebuah proses melakukan pemeriksaan dan juga penilaian evaluasi mengenai hasil laporan keuangan. Proses ini dilakukan oleh seseorang baik internal maupun eksternal. Langkah melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan tentu berpegang pada standar auditing yang ada untuk dijadikan acuannya. Acuan ini telah ditetapkan dan juga disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) beserta beberapa standar yang ada. Standar ini mencangkup laporan tentang standar umum, pekerjaan lapangan, dan juga pelaporan interpretasinya.
Jika hendak menjalankan sebuah audit dalam perusahaan, maka harus menerapkan pedoman audit atas laporan keuangan yang ada. Standar audit terdiri dari 10 standar yang mana dirinci dan membentuk sebuah pernyataan standar auditing (PSA). Beberapa standar ini mengharuskan agar hasil dari audit benar-benar berdampak pada kemanfaatan untuk perusahaan. Adapun beberapa standar audit diantaranya: 1. Competence atau Suatu Hal yang Mengharuskan Keahlian Point standar audit yang pertama masuk kedalam standar umum. Dalam melakukan sebuah audit, tentu dilakukan oleh seseorang yang keahlian dan juga pelatihan teknis yang cukup. Seorang auditor harus untuk bertindak sebagai seorang yang benar profesional dalam bidang akuntansi. Keterampilan tersebut bisa dengan menempuh pendidikan formal atau dengan pengalaman dalam mengikuti pelatihan. Pelatihan yang ada meliputi sebuah pelatihan kesadaran untuk mengembangkan keterampilan dalam berbisnis maupun kegiatan perusahaan. Seorang auditor diharuskan untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan persyaratan baru yang ada untuk prinsip akuntansi dan juga standar auditing. 2. Independence atau Tidak Terpengaruh Bagi seorang auditor, sangat penting untuk bersikap independen. Independen dalam hal ini yaitu tidak mudah terpengaruh oleh pihak manapun. Keberadaan sikap intelektual dan jujur perlu dijunjung tinggi oleh seorang auditor. Profesi akuntansi publik biasanya sudah mengetahui kode etik akuntan Indonesia agar bisa mendapat sebuah kepercayaan. Meskipun bersikap independensi ini termasuk dalam kategori mutu pribadi dan tidak masuk dalam hal yang tercantum khusus dalam persepsi auditing, Tapi sikap ini sangat penting untuk dipertahankan. Semakin seorang auditor mempunyai sikap baik, tentu hal tersebut berakibat pada kualitas yang ada. 3. Due Professional Care atau Tingkat Keprofesionalan Maksud dari standar yang satu ini adalah adanya sebuah sikap cermat dan seksama. Seorang auditor harus mempunyai keterampilan dan mampu mengembangkan keterampilan tersebut. Keterampilan dalam hal cermat dan seksama tersebut dapat mencerminkan seorang auditor yang profesional. Keprofesionalan akan mendukung keyakinan dalam melakukan evaluasi dalam laporan keuangan. 4. Adequate Planning dan Proper Supervision Pada bagian standar audit ini termasuk kedalam standar pekerjaan lapangan. Standar audit dalam kategori meliputi sikap dan juga pengetahuan seorang akuntan publik. Tentu saja hal ini bersangkutan dengan skill yang dimiliki. Maksud dari standar yang satu ini yaitu sebuah pekerjaan harus mempunyai rencana yang sangat baik. Dalam point ini menjelaskan bahwa seorang auditor memiliki penyerahan tanggung jawab. Bagian poin ini menjelaskan tentang penugasan tanggung jawab untuk merencanakan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. 5. Pemahaman yang Memadai Atas Struktur Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang satu ini berhubungan dengan langkah atau strategi dalam melakukan pekerjaan. Ilmu yang membedakan hasil dari audit yang dilakukan. Seorang auditor harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengendalian intern baik itu dalam prosedur maupun desain tentang laporan keuangan. Seperti halnya dengan arus kas yang mampu menjadi sarana perencanaan perusahaan dalam pengendalian aktivitasnya. 6. Bukti Audit yang Kompeten Sebagai hasil untuk melakukan evaluasi harus ada sebuah bukti. Tentu saja analisis laporan keuangan, dapat menghasilkan suatu pendapat. Pekerjaan oleh auditor untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan tentu berdasarkan evaluasi bukti audit. Bukti tersebut bersifat variatif dan tentu saja harus benar-benar objektif, relevan, dan tepat waktu. 7. Financial Statements Presented in Accordance atau Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi Pada poin sudah memasuki ke tahap pelaporan. Laporan ini sudah menjadi hasil akhir dari rangkaian standar audit. Tujuan dari standar ini adalah laporan audit harus menyatakan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam hal tersebut berisi konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik dalam akuntansi yang berlaku. Standar pelaporan yang satu ini mengharuskan auditor untuk menyatakan fakta dengan memberikan pendapat atas penyusunan laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap perusahaan dalam hal finansial. 8. Consistency In The Application atau Harus Konsistensi Bagaimanapun, hasil laporan auditor tentu harus menunjukkan, apakah ada ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi. Tujuan dari konsistensi ini adalah untuk memberikan jaminan daya sebanding terhadap laporan keuangan. Tujuan dari konsistensi ini adalah untuk mengungkapkan perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan. Dalam hal ini ditulis dalam sebuah paragraf penjelasan dalam laporan keuangan yang ada. 9. Isi Laporan Harus Dipandang Memadai dan Mencakup Semua Hal Mengenai standar audit yang ini merupakan bentuk laporan keuangan yang harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang memadai. Baik itu dari segi susunan, bentuk, isi laporan, serta catatan atas laporan keuangan maupun lampirannya. Seorang auditor harus mengkonfirmasi tentang beberapa hal yang diungkapkan ketika berhubungan dengan fakta-fakta saat dilaksanakan audit. Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dengan pernyataan klien dan mampu merahasiakan informasi yang masuk. 10. Expression of Opinion atau Pendapat yang Sesuai Laporan audit harus berisi secara keseluruhan dalam standar yang telah ditentukan. Dalam hal ini untuk menghindari kesalahan penafsiran seseorang. Standar pelaporan ini juga harus dikaitkan dengan laporan keuangan yang ada. Berhubungan ini dapat dilakukan ketika akuntan memberikan izin untuk memberikan dokumen atau laporan komunikasi tertulis. Seorang akuntan dianggap terafiliasi menyerahkan hasil laporan yang disusun kepada pihak lain.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan beberapa standar audit wajib untuk diterapkan agar memiliki perencanaan yang matang untuk perusahaan. Laporan keuangan baik dapat menunjukan stabilitas dan perkembangan perusahaan. Berbagai standar yang ada sebagai langkah dan pedoman harus diterapkan dalam melakukan audit terhadap suatu perusahaan. Dalam ketiga pengelompokan standar tentu tidak boleh dilewatkan satupun agar hasil audit benar-benar maksimal.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..