+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Pajak Saham, Pengertian, Tarif, dan Cara Pelaporannya

11 November, 2022   |   Pojiah

Mengenal Pajak Saham, Pengertian, Tarif, dan Cara Pelaporannya

Tarif Pajak dan Pelaporan Pajak ekuitas adalah istilah transaksional yang berkaitan dengan penjualan saham dan dividen yang diterima oleh investor. Tarif pajak adalah 0,1% untuk penjualan saham dan 10% untuk pendapatan dari dividen. Dalam sistem perpajakan Indonesia, siapa pun yang mematuhi aturan diperlakukan sebagai wajib pajak seseorang termasuk dalam kriteria wajib pajak jika orang tersebut menerima atau menghasilkan pendapatan, wajib pajak, termasuk investor, tidak lepas dari kewajiban perpajakannya kepada negara.

Setiap awal tahun, Anda harus mengajukan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) untuk tahun buku sebelumnya. Investor saham merupakan Wajib Pajak yang juga berkewajiban membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan melaporkannya dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan. Sebab investor dapat menerima penghasilan dalam bentuk dividen atas kepemilikan saham serta tambahan penghasilan berupa capital gain lantas, bagaimana ketentuan pemajakan dalam investasi saham? dan, berapa tarif pajak saham, hingga bagaimana cara melaporkan SPT tahunan-nya? Pajak.com akan mengulasnya dari pelbagai sumber dan regulasi mari kita simak penjelasannya.
 

Apa itu Saham?

Saham adalah salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer, menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham adalah tanda tangan kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perseroan terbatas atau perseroan terbatas. Dengan menyumbangkan modal ini, investor memperoleh hak untuk menerima pendapatan perusahaan, menuntut hak atas kekayaan perusahaan, dan berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 

Bagaimana dengan perpajakan saham?

Pajak saham adalah istilah yang berkaitan dengan perlakuan pajak atas transaksi yang dilakukan sehubungan dengan penjualan saham dan dividen yang diterima oleh investor. Kewajiban pajak investor muncul ketika pendapatan diperoleh dari penjualan saham atau ketika investor menerima dividen.
 

Berapa tarif pajak atas saham?

Kerangka hukum pengenaan pajak atas penghasilan dari penyertaan saham dan dividen diatur dalam Pasal 4 (2)(c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU HPP). Tambahan penghasilan dari penjualan saham dan dividen dikenakan pajak penghasilan di sisi lain, pengurangan pajak penghasilan untuk penghasilan dividen adalah 11% dari penghasilan bruto, mengacu pada Pasal 17 (2)(C) Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Tarif pajak penghasilan final yang dikenakan atas penjualan saham adalah 0,1% dari total nilai transaksi penjualan. Ini berarti bahwa pajak penghasilan final dikenakan atas penjualan saham terlepas dari apakah penjualan tersebut menghasilkan laba atau rugi. Ketentuan teknis pemotongan pajak yang bersifat final atas penjualan saham diatur dalam KMK 282 Tahun 1997, ayat ke-4 1. Peraturan tersebut mengatur bahwa pemotongan pajak akan dipungut oleh penyelenggara BEI melalui perantara pedagang efek pada saat transaksi penjualan diselesaikan.

Equity tax adalah istilah yang berkaitan dengan perlakuan pajak atas transaksi yang berkaitan dengan penjualan saham dan dividen yang diterima oleh investor, konsekuensi pajak investor terjadi ketika investor menyadari hasil dari penjualan saham atau ketika investor menerima dividen. Perlu diketahui bahwa tidak semua transaksi bursa saham dikenakan pajak. Hanya penjualan saham dan transaksi yang melibatkan pendapatan berupa dividen yang diterima investor yang dikenakan pajak. Artinya, transaksi pembelian tidak termasuk pajak saham.

Kerangka hukum pemungutan pajak saham tertuang dalam Pasal 4(2) Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Pemerataan Peraturan Perpajakan juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) 5 tabir surya terbaik yang aman untuk terumbu karang tahun 2022 Selain itu, aturan pajak saham diatur dalam Surat Keputusan (PP) Nomor 41 Tahun 1994 (Keputusan Nomor 14 Tahun 1997 tentang Pendapatan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa) sebagaimana diubah oleh ).

Sedangkan pelaksanaan pemungutan pajak atas penghasilan dari penjualan saham di bursa diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/1997. Pasal 1 (1) PP 14/1997 menyatakan bahwa penghasilan yang diterima atau diperoleh orang perseorangan atau badan hukum dari penjualan saham di bursa efek dikenakan pemungutan pajak penghasilan yang bersifat final juga, PPN atas perdagangan saham akan meningkat menjadi 11% mulai 1 April. Berikut jawaban dari BEI yang mengutip Klikpajak.id. Hal ini diatur dalam PP 14/1997 Pasal 1 ayat 2 A artinya, pajak penghasilan final akan dikenakan atas penjualan saham terlepas dari apakah penjualan saham tersebut menghasilkan laba atau rugi.

Ketentuan teknis mengenai pemotongan pajak atas penjualan saham ini diatur dalam 4 ayat (1) KMK 282/1997. Peraturan tersebut mengatur bahwa pemungutan pajak penghasilan final melalui pemotongan dilakukan dengan mengadakan pasar saham melalui pialang saham pada saat transaksi penjualan saham diselesaikan. Selain itu, kewajiban pajak muncul ketika investor menerima dividen. Seperti disebutkan diatas, pajak yang dikenakan adalah pajak penghasilan atau jenis pajak penghasilan. Untuk tarif pajak, pengurangan pajak penghasilan untuk penghasilan dividen adalah 10% dari penghasilan bruto, mengacu pada Pasal 17 (2) (C) Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pelaporan Pajak Ekuitas Untuk tujuan pelaporan pajak, pendapatan perdagangan ekuitas tidak mengubah jenis SPT tahunan yang dilaporkan investor. Hal ini diatur dalam Pasal 2 Pasal 2 Peraturan DJP. PER-34/PJ/2010 Petunjuk SPT Tahunan PPh dan Cara Pengisiannya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan. Peraturan ini telah beberapa kali diubah, terakhir dengan diterbitkannya Peraturan Komisioner Pendapatan No. PER-30/PJ/2017 (PER 30/2017).

Aturan tersebut menjelaskan penggunaan Formulir SPT Tahunan 1770S untuk melaporkan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final atau non-final. Namun, formulir ini hanya untuk digunakan oleh wajib pajak atau investor yang tidak memiliki penghasilan komersial atau wiraswasta dan tidak memiliki penghasilan dari luar negeri. Jika penanam modal memiliki penghasilan komersial atau wiraswasta dan penghasilan dari luar negeri, ia harus menggunakan Formulir SPT Tahunan 1770. Hal ini sesuai dengan paragraf pertama (1) PER 30 tahun 2017. DISPLAY Cara Penyampaian Pajak Ekuitas Berdasarkan peraturan yang berlaku, berikut ini adalah pemberkasan pajak Ekuitas.

1. Penggunaan Formulir SPT 1770-III SPT Tahunan PPh 1770-III ini memungkinkan Wajib Pajak orang pribadi untuk melaporkan penghasilan final dan/atau penghasilan final, penghasilan bebas pajak, dan penghasilan suami/istri kena pajak lainnya.

2. Memasukkan jumlah saham yang terjual untuk tahun berjalan Jumlah total saham yang terjual untuk tahun berjalan dimasukkan ke dalam kolom "Saham yang dijual di bursa". Tarif pajak final atas transaksi penjualan saham memberikan 0,1% dari total nilai transaksi penjualan saham. Misalnya, jika seorang investor membeli saham dengan investasi Rp 100 juta dan menjualnya pada harga pasar tahun tersebut, mereka akan menerima Rp 50 juta. Untuk transaksi ini, perhitungan pajaknya adalah Rp50.000 (Rp50 juta x 0,1%). Jumlah Rp 50.000 ini akan tercermin dalam pajak final sebagai pajak penghasilan yang belum dibayar.

3. Laporkan Total Dividen Pada kolom Dividen, laporkan total dividen yang diterima untuk tahun tersebut. Tarif pajak atas dividen bersifat final ketika 10% dari pendapatan dividen diperoleh. Contoh: Jika seorang investor menerima dividen sebesar Rp 1 juta pada tahun berjalan, perhitungan pajaknya menjadi Rp 100.000 (Rp 1 juta x 10%). Dari perhitungan tersebut, investor diwajibkan untuk melaporkan pajak atas dividen sebesar Rp 100.000 sebagai pajak penghasilan yang terutang. Dividen ini biasanya dipotong segera setelah dibayarkan kepada investor.

4. Pengumpulan Formulir 1770-IV Formulir 1770-IV ini digunakan untuk mencatat jumlah saham berdasarkan nilai pasar daripada biaya historis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, tingkat kepemilikan tercantum pada kolom Harta Pada.
 

Jenis Pajak Saham

1. Pajak Pusat
Pajak pusat hanyalah pajak yang dikenakan dan dikelola oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, pembayaran pajak ini masuk ke negara. Pajak daerah adalah jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah di tingkat negara bagian dan kabupaten atau kota. Pajak yang termasuk dalam kategori ini antara lain pajak kendaraan, biaya antar jemput kendaraan bermotor dan kendaraan air, pajak tembakau, pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame. Jika ada banyak jenis pajak, jenis pajak apa yang harus dibayar perusahaan? Pada umumnya badan-badan dikenakan pajak sebagai berikut:

2. Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak penghasilan, tunjangan dan pembayaran lainnya, pekerjaan atau jabatan yang dilakukan oleh orang pribadi yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri; Ditetapkan dalam format yang berkaitan terhadap layanan dan aktivitas. Perusahaan sebagai pemberi kerja wajib memotong pajak atas gaji karyawannya. Pengurangan ini dikreditkan dan dilaporkan setiap bulan. Perusahaan kemudian akan memberikan Formulir 1721 A1 kepada karyawan sebagai bukti pengurangan pajak penghasilan. Karyawan dapat menggunakan formulir tersebut untuk mengajukan pengembalian pajak penghasilan tahunan pribadi mereka.

3. Bagian 23 Pajak Penghasilan
Bagian 23 Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan dalam bentuk modal, jasa atau hadiah dan imbalan, tidak termasuk yang dipotong dari Pajak Penghasilan Pasal 23, pajak ini dikenakan atas transaksi yang terjadi. Antara pihak yang menerima pendapatan (penjual atau penyedia layanan) dan pihak yang memberikan pendapatan (pembeli atau penerima layanan). Pemberi Penghasilan memotong PPh 23 dari penghasilan yang dibayarkan kepada Penerima Penghasilan dan melaporkannya ke Pusat atau Negara.

4. Bagian 26 Pajak Penghasilan
Berbeda dengan PPh 21, Pasal 26 atau PPh 26 Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima dari Indonesia oleh Wajib Pajak luar negeri, kecuali bentuk usaha tetap di Indonesia tarif PPh 26 adalah 20%. Namun tarif pajak ini dapat berubah pada saat berlakunya P3B/P3B.

5. PPh Pasal 25
PPh Pasal 25 merupakan pajak penghasilan badan yang dicicil, hal ini mengacu pada pajak penghasilan yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan. Tujuannya adalah untuk membebaskan pembayar pajak, bisnis dan individu dari keharusan membayar pajak senilai satu tahun.

6. PPh Pasal 29
PPh Tahunan PPh Badan Apabila PPh 29 dicantumkan dalam SPT, maka perusahaan harus membayar pajak yang belum dibayar sebelum menyampaikan/melaporkan SPT Tahunan PPh.

7. PPh Pasal 4 (2)
PPh Pasal 4 (2) atau biasa disebut dengan PPh final adalah pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak atas berbagai jenis penghasilan yang diterima dan pemotongan pajak merupakan Hal yang bersifat final. PPh final ini juga tidak dapat dikurangkan dari pajak penghasilan yang masih harus dibayar PPN atau biasa disebut PPN adalah pajak yang dikenakan atas penjualan dan pembelian barang kena pajak atau jasa kena pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dan badan. Untuk pajak ini, pihak yang memungut, menyetor dan melaporkan PPN adalah penjual. Namun, pihak yang membayar PPN adalah konsumen atau pembeli akhir.

 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda