+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mari Mengenal Integrasi Vertikal: Jenis dan Contohnya Di Dalam Bisnis

9 November, 2022   |   Pojiah

Mari Mengenal Integrasi Vertikal: Jenis dan Contohnya Di Dalam Bisnis

Integrasi vertikal merupakan suatu integrasi yang paling banyak dilakukan, banyak sekali jenis perusahaan pada akhir-akhir ini. Sederhananya, integrasi vertikal merupakan suatu taktik yang mana perusahaan akan berperan sebagai supplier dan distributor yang sanggup mengendalikan nilai dan pula rantai pasokan usaha.
Integrasi vertikal ini sanggup dilakukan supaya dapat menaikkan efisiensi perusahaan menggunakan cara mengontrol proses, mengurangi porto dan pula menaikkan efisiensi perusahaan. Namun, sebelum melakukan integrasi vertikal, terdapat baiknya bagi Anda buat lebih dulu melakukan penelitian dan pula analisis SWOT. Karena, integrasi vertikal pun memiliki kelemahan, misalnya kapital yang biayanya tergolong sangat mahal.

Dalam perkembangan industri yang terjadi waktu ini, model taktik integrasi vertikal sanggup Anda lihat berdasarkan platform menonton film yang sangat populer ini dimulai menjadi usaha persewaan DVD yang menyita perhatian pengguna menjadi penyedia streaming online film berdasarkan studio ternama di dunia. Sadar bahwa mereka sanggup lebih menaikkan efisiensi menggunakan cara menciptakan konten sendiri, saat ini pun memakai contoh distribusi pada mempromosikan konten sendiri di samping itu ada beberapa acara program dan pula film berdasarkan studio yang lainnya.


Pengertian Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal merupakan taktik yang mana perusahaan menerima operasi usaha pada produksi vertikal yang mirip, sama halnya misalnya perusahaan, integrasi vertikal akan membantu perusahaan pada menekan porto dan pula menaikkan efisiensinya. Lebih tepatnya, taktik ini sanggup dilakukan waktu perusahaan merogoh hambatan atas beberapa langkah produksi maupun distribusi produk dan pula layanan jasa, integrasi vertikal sanggup dilakukan menggunakan dua cara, yakni backward integration dan pula forward integration.

Perusahaan yang melakukan perluasan usaha ke belakang dalam jalur produksi ke manufaktur sanggup menerapkan backward integration, sedangkan perusahaan yang memperluas jalur produksi ke distribusi sanggup melakukan forward integration. Integrasi vertikal adalah upaya untuk memperluas bisnis dengan memasuki lapisan lain dari rantai pasokan yang saat ini dimiliki atau dikendalikan oleh satu perusahaan ini karena merger, akuisisi, atau pertumbuhan organik.

Perusahaan berusaha untuk mengendalikan semua tahapan rantai pasokan, dari ekstraksi bahan baku hingga penjualan produk akhir, contoh integrasi vertikal adalah perusahaan manufaktur yang mengakuisisi pedagang atau pemasok bahan baku. Tujuan integrasi vertikal adalah untuk mengamankan rantai pasokan dan menangkap penciptaan nilai dan penciptaan keuntungan di setiap rantai nilai, strategi ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengelola pasokan dan penjualan dengan lebih baik, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
 

Jenis Integrasi Vertikal

Rantai pasokan mencakup berbagai perusahaan dan aktivitas, untuk perusahaan manufaktur, fase dimulai dengan ekstraksi sumber daya alam, produksi bahan baku, dan penjualan produk ke pelanggan akhir.

1. Rantai Pasokan Laptop
Industri barang konsumsi sementara itu kegiatan produksi dan penjualan bahan baku antara lain perusahaan. Perusahaan tidak memiliki kendali atas pemasok dan pedagang bahan baku karena mereka tidak memiliki saham. Perusahaan melakukan strategi integrasi vertikal untuk memperkuat pengelolaan pasokan dan penjualan bahan baku, tujuan utama adalah untuk mengurangi biaya produksi dan memastikan kualitas bahan baku dan pengiriman tepat waktu. Selain itu, perusahaan dapat memiliki kontrol lebih besar atas distribusi mereka, seperti pergudangan dan pengiriman produk ke pengguna akhir, secara umum integrasi vertikal dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan posisi perusahaan dalam urutan rantai pasokan.

2. Integrasi Vertikal Mundur
Integrasi Vertikal Mundur Kelas atas, dengan kata lain perusahaan memasuki pasar input tujuan utamanya adalah untuk memastikan pasokan input (spesifikasi dan tanggal pengiriman) untuk memastikan kualitas hasil akhir yang konsisten. Contoh integrasi vertikal ke belakang atau mundur adalah perusahaan minyak goreng yang mendirikan anak perusahaan kelapa sawit, atau dalam kasus lain, sebuah perusahaan mobil membeli sebuah perusahaan ban.

2. Integrasi Maju Vertikal
Integrasi Maju Vertikal adalah kebalikan dari Integrasi mundur di sini, perusahaan memperluas bisnisnya ke pasar hilir (distribusi atau ritel). Misalnya, produsen mobil membeli dealer mobil, tujuan integrasi vertikal ke depan adalah untuk memastikan pengiriman produk ke pelanggan tanpa merusak citra perusahaan selain itu, bisnis dapat menggali informasi dan mendapatkan umpan balik dari pelanggan mereka hal ini berguna untuk pengembangan produk baru dan penciptaan nilai.
 

Perbedaan antara integrasi vertikal dan horizontal 

Perbedaan antara integrasi vertikal dan horizontal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu integrasi vertikal dan integrasi horizontal, integrasi vertikal mengintegrasikan beberapa perusahaan pada berbagai tahap rantai pasokan (pemasok dan distributor), integrasi horizontal, di sisi lain, mengintegrasikan perusahaan dalam rantai pasokan yang sama (pesaing). Sebuah perusahaan mengakuisisi pesaing untuk integrasi horizontal kemungkinan lain adalah merger selain itu, perusahaan dapat mendirikan cabang di negara lain dengan bisnis inti yang sama.

Integrasi horizontal menciptakan perusahaan yang lebih besar dan kekuatan pasar yang lebih besar secara langsung dan melalui anak perusahaan, laba meningkat seiring pertumbuhan basis pelanggan perusahaan, meningkatkan kinerja penjualan dan skala ekonomi. Beberapa integrasi horizontal berhasil, beberapa gagal, kegagalan mungkin karena benturan budaya atau kegagalan untuk mensinergikan kompetensi inti pengambilan juga gagal karena biaya pengambilan lebih besar dari nilai pengambilan.

Dibandingkan dengan integrasi horizontal, integrasi vertikal kurang rentan terhadap kontrol pemerintah yang lebih ketat. Tidak ada kekuatan monopoli seperti integrasi horizontal, di sisi lain, dalam hal integrasi horizontal, akuisisi dan merger dengan pesaing harus mematuhi undang-undang anti monopoli. Keduanya meningkatkan kekuatan pasar dan rentan terhadap praktek anti-persaingan misalnya, di pasar duopoli, merger horizontal akan menjadi monopoli dan ilegal di beberapa negara.
 

Cara integrasi vertikal perusahaan

1. Sebagai bagian dari pertumbuhan internal
Perusahaan memasuki pasar distribusi atau input sebagai pemain baru, perusahaan mendirikan cabang baru, membangun fasilitas produksi dan mempekerjakan tenaga kerja sendiri biasanya lambat dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.

2. Alternatif yang lebih cepat adalah mendapatkan pemasok atau dealer
Strategi ini juga membantu menghindari pembelaan dan serangan balik kompetitif dari pesaing di pasar sasaran, pendatang baru meningkatkan pasokan di pasar, menekan harga dan keuntungan oleh karena itu, operator prihatin untuk mencegah hal ini. Selanjutnya, merger berarti dua perusahaan bergabung meninggalkan satu perusahaan yang masih hidup.

Misalkan pabrikan bergabung dengan dealernya, meninggalkan pabrikan sebagai entitas yang bertahan dalam hal ini, manajemen dan karyawan digabung menjadi pabrikan dan di bawah satu manajemen. Tidak seperti merger, akuisisi masih meninggalkan pengakuisisi dan perusahaan target sebagai dua entitas terpisah di bawah kendali independen setelah akuisisi, perusahaan target menjadi anak perusahaan pengakuisisi.


Keuntungan Integrasi Vertikal

Perusahaan biasanya mengadopsi strategi integrasi vertikal untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas jaringan suplai atau distribusi mereka, Manfaat integrasi vertikal yang mendalam yaitu sebagai berikut:

1. Omset dan profitabilitas tinggi
Bisnis dapat menciptakan lebih banyak keuntungan dan nilai di semua rantai pasokan, konsolidasi demi konsolidasi berarti mengkonsolidasikan penjualan dan keuntungan yang sebelumnya dinikmati oleh pemasok atau distributor.

2. Mengurangi biaya produksi
Di bawah satu kendali perusahaan dapat menghemat biaya dalam produksi, transportasi, kontrol kualitas yang masuk dan waktu pengiriman. Bisnis dapat memberikan penghematan biaya di sepanjang rantai pasokan (melalui harga yang lebih rendah) kepada konsumen. Pengurangan ketergantungan eksternal. Ini penting jika pihak eksternal dalam kesulitan keuangan atau kesepakatan gagal oleh karena itu, integrasi mengurangi gangguan dari pihak luar yang tidak dipercaya.

3. Posisi distribusi yang lebih kuat. 
Melalui konsolidasi, pengiriman dan distribusi di bawah kendali Perusahaan yang mungkin memiliki ruang untuk menegosiasikan spesifikasi kualitas, harga, atau persyaratan kredit. 

4. Mencari umpan balik pelanggan
Perusahaan menerima informasi pemasaran dan persaingan yang membantu mereka mengembangkan produk baru dan menawarkan produk unggulan. Meningkatkan keandalan misalnya, perusahaan meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pengiriman, produksi, dan penjualan untuk memastikan produk sampai ke pelanggan tepat waktu.


Kelemahan integrasi vertikal 

1. Mengalihkan perhatian perusahaan
Perusahaan memiliki berbagai bisnis non-inti, yang membuat proses koordinasi menjadi lebih kompleks, Anda kehilangan fokus pada bisnis inti bisnis yang berbeda memerlukan keterampilan yang berbeda untuk menciptakan nilai dan keuntungan.

2. Meningkatkan risiko
Memasuki bisnis baru berarti meningkatkan risiko bisnis sekaligus meningkatkan potensi keuntungan, manajemen menjadi lebih kompleks, proses menjadi lebih luas, birokrasi lebih kompleks, dan proses bisnis lebih sulit diatur dan dikoordinasikan ini juga mengurangi fleksibilitas perusahaan untuk menanggapi dinamika persaingan dan permintaan.

3. Modal besar diperlukan
Perusahaan perlu menginvestasikan sejumlah besar modal untuk mengakuisisi perusahaan lain atau mendirikan anak perusahaan, perusahaan sering mengumpulkan uang melalui utang untuk meningkatkan leverage keuangan mereka ketika konsolidasi tidak menciptakan nilai lebih
 

Cara Melakukan Integrasi Vertikal

Ada beberapa cara buat menerapkan integrasi vertikal, meskipun yang paling generik merupakan menggunakan membeli perusahaan yang mengelola aspek outsourcing menurut rantai pasokan atau lini produksi Anda. Cara lain merupakan menggunakan memotong tengkulak buat distribusi menggunakan menjual pribadi ke konsumen. Mengakuisisi perusahaan lain merupakan bisnis yang mempunyai arus kas buat membeli perusahaan secara pribadi, salah satu solusi buat kasus ini merupakan menerima pembiayaan bisnis, pilihan buat pembiayaan integrasi vertikal meliputi:

1. Kas atau laba perusahaan
Mungkin metode yang paling sederhana, namun membeli perusahaan menggunakan uang tunai pribadi yang selalu adalah pilihan buat bisnis kecil, pinjaman bisnis kecil pinjaman bisa membantu menemukan kapital yang diharapkan buat merampungkan akuisisi. Pembiayaan ekuitas perusahaan mungkin sepakat bahwa perusahaan yang diakuisisi dan pemegang saham menerima persentase menurut laba campuran selesainya penggabungan selesai.

2. Hutang penjual atau ekuitas penjual 
Alih-alih uang tunai atau pembayaran pada muka penuh, penjual bisa sepakat buat menaruh catatan penjual pada perusahaan yang dibeli beberapa tahun ke depan buat merampungkan pembelian, mereka pula sanggup menjanjikan ekuitas pada perusahaan baru. Ini merupakan opsi bagi perusahaan yang diakuisisi yang konfiden integrasi akan membentuk laba yang lebih akrab pada lalu hari. Hal ini pula memungkinkan perusahaan yang diakuisisi buat terus berpartisipasi pada operasi perusahaan baru.

3. Ekuitas partikelir atau investor partikelir
Anda mungkin bisa menemukan pihak ketiga yang mencari peluang investasi, industri yang mendapat manfaat menurut Integrasi vertikal, integrasi vertikal secara teoritis, setiap perusahaan yang mempunyai rantai pasokan bisa memperoleh manfaat menurut integrasi vertikal. Namun lantaran porto buat membeli perusahaan lain, integrasi vertikal merupakan taktik yang paling tak jarang terlihat pada perusahaan besar yang mempunyai pengembangan buat melakukan hal ini.
 

Contoh industri yang memanfaatkan integrasi vertikal 

1. Produksi Minyak
Pembuat minyak mempunyai beberapa tahapan proses produksi minyak, mulai menurut eksplorasi sampai ritel, hal ini memungkinkan mereka buat mengontrol harga minyak pada setiap termin dan menjaga harga supaya permanen kompetitif.

2. Industri Mobil
Seperti poly pembuat kendaraan beroda empat, Toyota mempunyai pabrik kendaraan beroda empat dan dealer kendaraan beroda empat. Pada akhir 2009, Toyota membicarakan planning buat sebagai perusahaan tunggangan listrik terintegrasi vertikal pertama, yang melibatkan pembangunan stasiun pengisian energi matahari buat mengisi tunggangan listrik mereka.

3. Ritel
Zara terintegrasi secara vertikal lantaran mereka mempunyai poly pabrik sandang mereka sendiri, hal ini memudahkan Zara buat menggunakan cepat menghasilkan dan memasukkan lini sandang baru ke toko mereka, memungkinkan mereka buat permanen berada pada zenit industri mode jalanan yang berkiprah cepat.

4. Teknologi
Teknologi menikmati keunggulan kompetitif dengan memproduksi banyak komponen untuk elektronik konsumennya. Integrasi vertikal memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol lebih besar atas setiap langkah proses produksi daripada pesaing mereka dan telah membantu perusahaan meningkatkan pangsa pasarnya sambil mempertahankan kualitas produknya.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda