+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mari Mengenal Backdoor Attack Hingga Cara Mencegahnya

6 November, 2022   |   Hilal

Mari Mengenal Backdoor Attack Hingga Cara Mencegahnya

Dalam lingkungan yang serba digital seperti saat ini terutama dibidang bisnis, perusahaan harus melakukan segala cara demi mencegah jenis cybercrime yang bisa saja terjadi pada sistem bisnisnya.

Salah satunya adalah backdoor attack atau serangan backdoor yang belakangan ini marak terjadi.

Banyak orang memahami bahwa backdoor merupakan portal tersembunyi pada sistem induk sehingga sistem induk tersebut mudah terserang malware. Hal ini searah dengan fakta bahwa serangan serta kejahatan internet bisa datang dari hampir semua sisi. Hal ini terkadang membuat pengelola website maupun sistem sulit untuk memastikan bahwa setiap sisi keamanan program telah terlindungi. Namun, terkadang backdoor juga memiliki tujuan yang baik salah satunya yang terpasang pada perangkat.

Perangkat ini bisa dimanfaatkan oleh pembuat software maupun hardware sebagai sarana yang sengaja dipasang untuk mendapatkan akses ke teknologi mereka untuk berbagai alasan dalam pengembangan.

Pada artikel ini, penulis akan mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan serangan backdoor, seberapa bahayanya serangan ini, dan bagaimana cara melindungi sistem, perangkat, maupun jaringan kamu.
 

Mengenal Backdoor


Secara umum, serangan backdoor merupakan jenis malware yang membantu hacker untuk mengakses sistem induk tanpa harus melewati persyaratan keamanan atau autentikasi jaringan. Jika diibaratkan, backdoor adalah sistem yang membuat “pintu masuk” alternatif ke perangkat, jaringan hingga software agar hacker memiliki akses jarak jauh ke resource seperti database dan juga server file.

Setelah backdoors terpasang di dalam sebuah jaringan, biasanya hacker bisa langsung mengintai sistem tanpa terdeteksi sambil menyebarkan malware di seluruh jaringan tersebut.

Tidak sama seperti beberapa cyber attack lain yang cara kerjanya terdeteksi seperti pada contoh ransomware atau phishing, backdoor merupakan sistem yang dirancang agar tidak terlihat atau tersembunyi dalam wujud software lain seperti melakukan penyamaran seperti file converter, pembaruan software bahkan suggested download.

Pada awal kemunculannya, backdoors tidak dipasang untuk tujuan jahat. Backdoors dari jenis non-kriminal berguna untuk membantu DevOps yang tidak bisa mengakses perangkat mereka karena adanya bug atau crash.
 

Cara Kerja Backdoor


Umumnya, backdoor merupakan malware yang diklasifikasikan sebagai Trojan. Trojan merupakan program komputer berbahaya yang berpura - pura menjadi program untuk mengirimkan sebuah malware, mencuri data, atau bahkan membuka “pintu belakang” di sistem kamu. Sebagai contoh, penjahat cyber crime kita sering kita anggap hacker akan menyembunyikan malware backdoors di dalam file converter yang bersifat gratis.

Namun, converter tersebut tidak berfungsi sesuai dengan semestinya. Selama proses pengunduhan converter, sistem downloader hacker rancang semata - mata untuk membuka backdoors pada sistem target tanpa diketahui oleh siapapun .

Dalam contoh lain, hacker akan menyembunyikan malware backdoors di dalam tools software bajakan. Begitu hacker berhasil memasuki sistem melalui backdoors tadi, mereka akan beralih menggunakan rootkit. Rootkit merupakan paket malware yang dirancang untuk menghindari deteksi serta menyembunyikan aktivitas internet dari pemilik sistem target dan sistem operasi.

Rootkit memberi hacker akses berkelanjutan ke dalam sistem yang terinfeksi. Ibaratnya, rootkit adalah sebuah “penahan pintu” yang membuat backdoor adalah celah keamanan yang selalu terbuka.
 

Cara Hacker Memasang Backdoor


Backdoors tidak hanya menyediakan pintu masuk tersembunyi bagi para hacker, tetapi ia juga menawarkan sejumlah strategi penyusupan yang lebih mudah dan juga efisien ketika digunakan.

Adapun teknik penyusupan yang hacker lakukan untuk mendapatkan akses ke perangkat maupun sistem kamu melalui backdoor diantaranya :

1. Port binding

Teknik ini sering digunakan sebelum firewall banyak digunakan pada sistem keamanan jaringan komputer. Port binding melibatkan konfigurasi informasi khusus untuk mengungkapkan dimana serta bagaimana pesan akan ditransmisikan lalu dikirimkan dalam jaringan.

2. Connect-back

Setelah firewall sudah mulai terpasang di banyak jaringan, hacker tak kehabisan cara dengan beralih menggunakan teknik connect-back. Fungsi teknik ini dalam menjalankan backdoor adalah untuk menghubungkan sistem target ke sistem server milik hacker itu sendiri. Connect-back juga memungkinkan koneksi balik dari server ke platform korban melalui port yang tidak dilindungi oleh firewall.

3. Connect availability use

Strategi ini melibatkan penggunaan beberapa sampel malware untuk menembus sebuah jaringan tanpa terdeteksi dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara ini memperluas celah hacker dalam mencuri data penting dan sensitif dari pemilik sistem target. Malware yang pertama yaitu “first-line backdoor” berfungsi sebagai platform untuk mengunduh sampel lalu yang kedua yang disebut “second-line backdoor” yang melakukan pencurian informasi yang sebenarnya.

4. Legitimate platform abuse

Menurut beberapa sumber, teknik ini sudah semakin banyak oleh para hacker gunakan karena hacker harus bekerja lebih keras guna menghindari sistem keamanan yang semakin canggih. Hacker menerapkan strategi ini guna menggunakan platform yang valid seperti blog dan menggunakannya sebagai penyimpanan data server.
 

Apa yang Bisa Dilakukan Hacker Dengan Serangan Backdoor


Melalui perkembangan berbagai cara pemasangan backdoors oleh hacker, backdoor merupakan metode yang terus berkembang menjadi lebih canggih namun semakin kompleks untuk dilakukan. Hanya saja, backdoors tetap melibatkan upaya pembobolan perangkat, firewall, serta jaringan keamanan sejenis.

Apabila sistem backdoor sudah terinstal pada sistem atau jaringan target, hacker dapat melakukan berbagai tindakan jahat diantaranya :

- Ransomware

Ransomware merupakan jenis malware yang dirancang untuk mengenkripsi file sekaligus mengunci komputer target. Ransomware akan menginfeksi perangkat lalu mencegah pemilik sistem untuk mengakses file pribadi kecuali jika mereka membayar sejumlah biaya.

Biasanya mereka perlu membayarnya dalam bentuk bitcoin atau uang digital.

- DDoS Attack

DDos atau Distributed Denial of Service merupakan upaya jahat untuk mengganggu serta membuat website atau layanan online tidak merespons request website yang sesungguhnya. Cara kerja DDoS dalam jaringan akibat backdoor adalah membanjiri traffic website sehingga server website down hingga tidak bisa digunakan lagi.

Traffic website bisa terganggu karena permintaan koneksi, paket palsu hingga pesan masuk yang terjadi secara terus menerus dalam beberapa waktu singkat.

- Spyware

Spyware merupakan malware yang akan memata - matai dan menyusupi sistem atau perangkat kamu. Spyware juga akan mengumpulkan hampir semua bentuk data, tidak terlepas dari informasi pribadi seperti informasi rekening bank atau kredit, pola kebiasaan browsing internet, hingga username dan password akun penting dari korbannya.

- Crypto-jacking

Jenis kejahatan lain yang bisa saja sistem kamu alami akibat adanya serangan backdoor adalah crypto-jacking. Jenis cybercrime ini akan bersembunyi di komputer maupun ponsel kamu lalu menggunakan sumber dayanya secara sembunyi - sembunyi untuk menambang mata uang online maupun cryptocurrency seperti bitcoin.
 

Cara Mencegah Backdoor


Dari penjelasan di atas, kamu sudah tahu jika backdoor merupakan malware yang berbahaya karena mereka didesain untuk sulit hingga bahkan tidak terdeteksi sama sekali dalam waktu yang lama.

Meski begitu, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menjaga perangkat atau sistem kamu aman dari serangan backdoors tersebut diantaranya :

1. Menggunakan Antivirus

Software antivirus yang canggih dapat membantu kamu untuk mendeteksi dan mencegah berbagai macam malware, contohnya trojan, crypto hackers, spyware, hingga rootkit yang sering digunakan oleh hacker dalam menyebarkan serangan backdoors.

Antivirus yang baik mencakup tools serta fitur seperti monitoring WiFi, firewall canggih, pelindung web, hingga pemantauan privasi mikrofon dan webcam untuk memastikan keamanan aktivitas online kamu. Dengan antivirus terbaik, kamu bisa dengan mudah mendeteksi serta menutup akses backdoors sebelum ia menginfeksi sistem atau perangkat kamu.

2. Lebih Berhati-hati Saat Mendownload File atau Software

Saat mendownload software, file, atau aplikasi, perhatikan ketersediaan permintaan izin (permission request) untuk menginstal aplikasi gratis apapun. Hal ini sebagai langkah antisipasi dengan adanya PUA (Potentially Unwanted Application) atau software, file, hingga aplikasi gratis yang tampaknya aman tetapi sebenarnya ilegal dan mengandung malware, termasuk backdoors.

Maka dari itu, langkah antisipasi termudah untuk menghindari backdoor merupakan pertimbangkan untuk menginstal software keamanan online dengan tools pendeteksi malware real-time. Selain itu, selalu unduh software, file, atau aplikasi apapun dari website resminya serta hindari mengklik situs download third-party untuk aplikasi apapun.

3. Manfaatkan Firewalls

Sebagian besar software antivirus sudah dilengkapi dengan firewall yang dapat membantu melindungi dari serangan seperti backdoors. Firewall dirancang untuk memantau semua traffic masuk maupun keluar di jaringan sehingga perangkat atau sistem kamu dapat menyaring cybercrime.

Misalnya, firewall dapat mengetahui ketika pengguna lain mencoba mengakses jaringan maupun perangkat kamu. Dengan begitu firewall akan spontan mencegah pengguna lain tersebut untuk masuk ke sistem kamu tanpa sepengetahuan kamu.

Firewall juga dapat diatur untuk memblokir aplikasi apa saja yang ada di perangkat kamu yang mana mencoba mengirim data sensitif atau pribadi kamu ke lokasi jaringan yang tidak diketahui.

4. Gunakan Password Manager

Password manager dapat membantu kamu untuk men-generate hingga menyimpan data login semua akun kamu sehingga kamu bisa login secara otomatis ke dalam sistem. Password manager menggunakan password utama atau master password untuk mengenkripsi database password kamu.

Jadi kamu tidak perlu mengetik password, email, atau username manual setiap kali login. Sehingga strategi ampuh dalam pencegahan backdoor adalah dengan menyimpan password di password manager lalu kemudian membuat master password.

5. Selalu Perbarui Sistem Keamanan

Hacker selalu menyalahgunakan kelemahan software yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas update atau pembaruan keamanan. Untungnya, para software developer sering menerbitkan fitur update untuk memperbaiki kerentanan dalam software sambil menyisipkan pengaturan fitur auto-update serta memberikan notifikasi pembaruan rutin.

Maka dari itu, aktifkan fitur auto-update karena penting untuk menjaga sistem operasi kamu selalu dalam versi terbaru agar terhindar dari serangan backdoor.
 

Manfaatkan Multi-Factor Authentications (MFA)


Multi-Factor Authentications (MFA) dirancang untuk meningkatkan keamanan perangkat atau sistem dengan mencegah upaya akses resource yang tidak sah. MFA mengharuskan kamu untuk mengkonfirmasi identitas dengan lebih dari satu cara saat mengakses aplikasi, website, atau software.

MFA menggunakan tiga elemen penting untuk membuktikan identitas kamu sebagai pemilik resmi, yaitu password atau pin, fingerprint, dan bahkan suara kamu.

Misalnya, saat kamu masuk ke akun dengan password, kamu akan mendapatkan notifikasi di ponsel yang meminta kamu untuk menyetujui permintaan.
 

Waspadalah Terhadap Serangan Backdoor Dari Sekarang!


Bila disimpulkan, backdoor merupakan segala jenis metode hacking dengan memasang suatu perangkat yang mana hacker dapat melewati langkah-langkah keamanan normal dan mendapatkan akses pengguna tingkat tinggi (alias akses root) pada sistem komputer, jaringan, atau aplikasi perangkat lunak.

Sekalinya backdoor diinstal pada perangkat atau sistem kamu, ia akan sulit terdeteksi karena dapat “beradaptasi” dengan lingkungan kerja sistem. Dan backdoor adalah sistem yang akan menciptakan cara bagi hacker agar bisa mengakses informasi pribadi kamu dan menginstal bentuk malware lainnya.

Untungnya setiap masalah pasti ada solusinya, seperti halnya langkah-langkah pencegahan di atas. Setidaknya dengan langkah-langkah pencegahan di atas, kamu bisa sambil memastikan apakah sistem kamu terindikasi serangan backdoor atau tidak.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda