+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Apa itu Return on Assets (ROA), Rumus, Fungsi, Manfaat, dan Faktor

5 November, 2022   |   Inggihpangestu

Mengenal Apa itu  Return on Assets (ROA), Rumus, Fungsi, Manfaat, dan Faktor

Bisnis dan perusahaan perlu mengetahui bagaimana menghitung laba atas aset untuk membantu menghitung tingkat efisiensi dengan mana uang beredar untuk membeli aset untuk pendapatan bersih. Return on Assets (ROA) adalah ukuran keuntungan yang diperoleh dalam sebuah perusahaan. Ini juga dapat dihitung dari rumus ROA. Dengan memahami ROA perusahaan, Anda dapat meningkatkan aktivitas operasional yang sedang berlangsung dan meningkatkan laba atas investasi Anda. Sering terlihat di perusahaan yang terlalu fokus pada margin keuntungan tanpa menghitung ROA mereka dengan benar. ROA sendiri membantu menilai perkembangan dan kemampuan perusahaan secara keseluruhan. Anda perlu mengetahui berapa banyak uang yang perlu Anda investasikan untuk mencapai sasaran penjualan dan margin keuntungan Anda. Ada ekonom yang menilai ROA sebagai uang dan aset, yang mengarah pada pembelian aset, aset, modal, dan biaya investasi.
 

Apa Itu Return on Assets


ROA adalah singkatan dari Return on Assets, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai metode pengembalian atau aset. Seorang ahli bernama Marudyanto mengatakan ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena mewakili seluruh aktivitas perusahaan. Secara sederhana, ROA adalah rasio yang mewakili rasio laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan dalam asetnya. Misalnya, Anda membutuhkan gerobak nasi goreng untuk menjual nasi goreng di jalan. Nah, ROA ini merupakan keuntungan dari penjualan nasi goreng dibandingkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli gerobak nasi goreng. Ekonom lain bernama Helly mengatakan bahwa semakin tinggi pengembalian investasi, semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan untuk setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Oleh karena itu, pengusaha sukses mengincar ROA tertinggi. ROA yang rendah berarti produktivitas perusahaan dagang rendah.
 

Definisi Return on Asset (ROA) Menurut Para Ahli


Ada beberapa pandangan pada definisi ROA oleh para ahli. Berikut merupakan beberapa definisi ROA menurut para ahli yaitu:

1. Menurut Kasmir (2014)

Bagi Kasmir, ROA merupakan rasio keuangan yang dapat menunjukkan imbal hasil atas penggunaan aset perusahaan.

2. Menurut Tandelilin (2010)

Menurut Tandelilin, ROA adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana suatu perusahaan dapat menggunakan seluruh aset atau asetnya untuk menghasilkan pendapatan bersih setelah pajak.

3. Menurut Fahmi (2014)

Menurutnya, ROA merupakan alat untuk mengevaluasi seberapa baik suatu modal investasi dapat diinvestasikan sehingga dapat menghasilkan imbal hasil yang sesuai dengan harapan investasi.

4. Menurut Sawir (2005)

Menurut Sawir, ROA merupakan rasio keuangan yg dipakai buat analisis mengukur kinerja bentuk manajemen perusahaan pada menerima keuntungan menyeluruh. Semakin tinggi nilai sebuah ROA dalam suatu perusahaan, semakin baik dan efektif jua perusahaan pada memakai aset.

5. Menurut Home & Wachowicz (2005)

Mereka mengatakan ROA adalah ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang tersedia.
 

Apa pentingnya menggunakan Return on Asset?


Ketika orang berbicara tentang Return on Assets, mereka berbicara tentang bagaimana sebuah perusahaan dapat atau dapat menggunakan asetnya secara efisien. Baik buruknya manajemen suatu perusahaan tercermin dari tinggi rendahnya persentase yang diperoleh dalam rumus Return on Assets. Namun, penggunaan Return on Assets ini hanya berlaku jika membandingkan dua perusahaan yang berbeda dan hanya jika beroperasi di sub-industri yang sama.
 

Rumus Return on Asset untuk Mengukur Efisiensi Perusahaan


Ada beberapa faktor yang diperlukan untuk menghitung laba atas investasi. Yaitu, laba bersih dan nilai total aset. Informasi tentang laba bersih biasanya terdapat dalam laporan laba rugi, yang hasilnya adalah total pendapatan dikurangi total biaya. Di sisi lain, total aset adalah aset di neraca. Dalam neraca ini, aset tersebut adalah kewajiban dan ekuitas. Kewajiban adalah kewajiban perusahaan atau kewajiban keuangan, dan ekuitas adalah jumlah yang nantinya dapat dikembalikan kepada pemegang saham. Puncak dan palung hasil perhitungan pengembalian aset dapat ditemukan dengan membagi laba bersih dengan total aset. Jadi rumus Return on Assets nya adalah:

Return on Asset = (Net Income : Total Assets) x 100%
 

Fungsi Return on Asset untuk Perusahaan


1. Menentukan Profitabilitas serta Efisiensi

Return on Assets menunjukkan jumlah holding per aset. Oleh karena itu, pengembalian investasi yang tinggi menunjukkan bahwa bisnis yang dilakukan lebih menguntungkan dan efisien.

2. Membandingkan Kinerja Antar Perusahaan

Perhatikan bahwa Return on Assets tidak boleh dibandingkan antar industri. Perusahaan di industri yang berbeda menggunakan aset dengan sangat berbeda. Misalnya, beberapa industri mungkin memerlukan pabrik, real estat, dan peralatan yang mahal untuk menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan perusahaan di industri lain. Perusahaan-perusahaan ini mungkin secara alami memiliki pengembalian aset yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memerlukan banyak aset untuk berfungsi. Oleh karena itu, pengembalian aset hanya dapat digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan dalam industri yang sama.

3. Menentukan Intensif Aset Perusahaan

Anda dapat menggunakan Return on Assets untuk mengukur intensitas aset bisnis Anda. Semakin rendah pengembalian aset, semakin kuat aset perusahaan. Contoh perusahaan padat aset adalah maskapai penerbangan. Semakin tinggi pengembalian aset, semakin sedikit padat modal perusahaan. Contoh perusahaan ringan adalah perusahaan perangkat lunak. Umumnya, pengembalian aset di bawah 5% dianggap sebagai bisnis padat aset, dan pengembalian aset di atas 20% dianggap sebagai bisnis aset rendah.
 

Manfaat Return on Asset Bagi Perusahaan


Setelah memahami apa itu dan arti dari rumus Return on Assets, kita akan membahas manfaat untuk bisnis Anda, antara lain:

1. ROA untuk Mengetahui Profitable dan Efisiensi Perusahaan

Return on assets yang tinggi merupakan tanda apakah suatu perusahaan dapat mencapai laba yang tinggi dan efisiensi yang baik. Hal ini penting mengingat perusahaan sangat membutuhkan investor. Oleh karena itu, informasi yang terkandung dalam Return on Assets menjadi tolak ukur penting bagi investor untuk tidak ragu-ragu ketika ingin berinvestasi.

2. Return on Assets Digunakan untuk Membandingkan Performa dengan Perusahaan Kompetitor

Seperti disebutkan di atas, Return on Assets hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan berbeda yang beroperasi di sektor atau bidang yang sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika investor menggunakan hasil perhitungan rumus Return on Assets sebagai metrik untuk membandingkan dengan pesaing mereka.
 

Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Assets (ROA)


Kasmir percaya Return on Assets memiliki faktor terpenting yang dapat mempengaruhi Return on Assets: margin laba bersih dan total perputaran aset. Jika ROA rendah, bisa juga karena margin keuntungan yang rendah, yang menyebabkan margin laba bersih rendah dan total perputaran aset tidak mencukupi. Munawir berpendapat bahwa tingkat Return on Assets juga dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama adalah rasio perputaran aset. Itu akan digunakan dari laba operasi. Kedua, margin keuntungan. Jumlah tersebut dicatat sebagai persentase dan penjualan bersih. Margin laba mengukur jumlah laba yang dihasilkan perusahaan dan dikaitkan dengan penjualan. Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, dan Return on Assets merupakan salah satu indikator profitabilitas. Faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi Return on Assets yaitu:

1. Perputaran Kas (Cash Turnover)

Dengan menghitung rasio perputaran kas, Anda dapat melihat efisiensi yang dimiliki perusahaan dalam menggunakan persediaan likuiditasnya untuk membantu mencapai tujuannya. Kasmir juga menjelaskan bahwa rasio penjualan tunai terhadap penjualan tunai digunakan untuk mengukur kecukupan modal kerja perusahaan untuk membayar tagihan dan mendanai proses penjualan perusahaan. Secara sederhana rasio ini digunakan untuk mengukur ketersediaan uang tunai untuk membayar. hutang dan biaya lain yang terkait dengan penjualan.

2. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kebijakan kredit suatu perusahaan, bentuk perusahaan dapat dilihat dari tingkat perputaran piutang. Sawir menjelaskan bahwa rasio perputaran piutang dapat digunakan untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menagih piutang selama periode waktu tertentu dan seberapa sering dana dapat diinvestasikan untuk menyerahkan piutang selama setahun. Tinggi atau rendahnya perputaran piutang tergantung pada jumlah modal yang diinvestasikan dalam piutang. Perputaran modal yang tinggi berarti pengembalian investasi yang cepat.

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Persediaan adalah item modal kerja yang diklasifikasikan sebagai item aktif dari kegiatan bisnis yang terus-menerus bersumber, diubah dan dijual kepada konsumen. Tingkat perputaran persediaan yang baik diperlukan untuk mempercepat pengembalian uang tunai dari penjualan. Kasmir juga menjelaskan tutupan stok yang digunakan untuk menentukan jumlah yang disimpan dalam stok bergilir sepanjang tahun. Pada dasarnya, perputaran persediaan mendorong atau mempercepat operasi perusahaan yang perlu dilakukan secara berurutan untuk memproduksi barang dan membuatnya tersedia untuk didistribusikan kembali kepada pelanggan.
 

Kelebihan dan Kekurangan Return on Assets (ROA)


Kelebihan dan kekurangan Return on Assets sebagai berikut:

1. Kelebihan Return on Assets

- Bandingkan dengan indikator industri untuk mengetahui posisi perusahaan Anda di industri. Ini adalah salah satu langkah dalam perencanaan strategis.

- Analisis ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal secara keseluruhan jika perusahaan telah menerapkan konsep akuntansi dengan baik. Hal ini sensitif terhadap segala sesuatu yang mempengaruhi situasi keuangan perusahaan.

2. Kekurangan Return on Assets

- ROA sebagai indikator tersegmentasi sangat dipengaruhi oleh metode penyusutan dan aset tetap.

- ROA dapat mengandung bias yang signifikan, terutama dalam kondisi inflasi. Selain itu, penyesuaian harga jual (kenaikan harga) cenderung meningkatkan ROA, sementara penetapan harga yang miring terus berlanjut untuk beberapa komponen biaya.
 

Contoh Perhitungan dari Rumus Return on Assets (ROA)


Contoh:

Ada dua perusahaan serupa. Perusahaan A dan Perusahaan B.

Perusahaan A memiliki total aset Rp400 juta dan laba bersih Rp60 juta. Sedangkan Perusahaan B memiliki total aset 300 juta rupiah dan laba bersih 50 juta rupiah.

Berdasarkan laba bersih, Perusahaan A tampaknya lebih menguntungkan karena laba bersihnya lebih tinggi. Tapi benarkah Perusahaan A lebih menguntungkan? Mari kita hitung

Return on Assets pada Perusahaan A

ROA = Laba bersih / total aset

ROA = (60.000.000 / 400.000.000) x 100%

ROA = 15%


Return on Assets Perusahaan B

ROA = (Laba bersih / total aset) x 100%

ROA = (50.000.000 / 300.000.000) x 100%

ROA =16,67%

Perhitungan ROA menunjukkan bahwa Perusahaan B lebih efisien daripada Perusahaan A

Berdasarkan perhitungan ROA, Perusahaan B tampaknya lebih menguntungkan daripada Perusahaan A meskipun Perusahaan B memiliki total aset yang lebih sedikit.

Sebaliknya, Perusahaan A tampaknya memiliki aset yang besar, tetapi kurang menguntungkan dibandingkan Perusahaan B. Oleh karena itu, tidak semua perusahaan dengan aset yang besar menghasilkan laba yang lebih besar.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda