+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Apa Itu Analisis Rasio Keuangan Didalam Perusahaan

5 November, 2022   |   Silfiya

Mengenal Apa Itu Analisis Rasio Keuangan Didalam Perusahaan

Di dalam menjalankan suatu bisnis tentu saja dibutuhkan analisis rasio keuangan yang tepat serta matang. Maka dari itu, sebuah perusahaan harus melaksanakan analisis terhadap rasio keuangan untuk mengetahui suatu kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah di bagian keuangan.
Selain itu, dengan adanya analisis rasio keuangan juga diperlukan bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan seperti kreditor, investor, serta pemerintah untuk mengetahui dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta perkembangan dari perusahaan tersebut.

Lalu, apa fungsi dari analisis rasio keuangan? Dan apa saja jenis serta metode yang digunakan untuk menganalisis rasio keuangan? Mari simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.


Apa Itu Analisis Rasio Keuangan?


Pengertian analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah suatu alat untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dengan berdasarkan data perbandingan yang ditulis di dalam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba rugi, serta arus kas dalam satu periode tertentu.

Hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode perusahaan dalam satu tahun. Hasil analisis setelah itu akan dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pedoman informasi untuk menentukan keputusan maupun kebijakan perusahaan di periode selanjutnya.
Analisis keuangan juga berada dalam balanced scorecard yaitu alat untuk mengukur kinerja perusahaan, seberapa efektif strategi yang sudah digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Kegiatan tersebut bukan hanya ditujukan kepada pihak manajemen, akan tetapi juga pihak lain seperti investor maupun kreditor. Bagi mereka, analisis rasio keuangan menjadi bahan penilaian seberapa sehat sebuah perusahaan tersebut pantas untuk mendapatkan suntikkan investasi maupun pinjaman dana untuk dikelola.


Jenis Jenis Rasio Keuangan


Di bawah ini merupakan jenis-jenis analisa rasio keuangan (financial analysis ratio) lengkap dengan rumus serta contoh perhitungannya:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Jenis rasio keuangan ini untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek.
Rasio likuiditas bisa dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut.

-Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Jika rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar bisa menutupi seluruh hutang lancar. Dapat dikatakan sehat apabila rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
Berikut rumus perhitungannya:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

-Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
Menunjukkan suatu kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar kewajiban maupun utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio tersebut menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu untuk menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik. Angka rasio tersebut tidak harus 100% atau 1:1. Meskipun rasionya tidak mencapai 100% akan tetapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
Rumus rasio keuangan cepat yaitu sebagai berikut:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%

-Rasio Kas (Cash Ratio)
Jenis analisis rasio keuangan yang membandingkan antara kas serta aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud yaitu uang perusahaan yang disimpan di kantor serta di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) merupakan harta lancar yang dengan mudah serta cepat bisa diuangkan kembali, bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio keuangan tersebut menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas jika dibandingkan dengan total aktiva lancar. Jika semakin besar rasionya maka akan semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai angka 100%.
Adapun rumus dari rasio keuangan kas yaitu sebagai berikut:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancar

2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio tersebut Anda bisa  mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Ada lima ukuran yang bisa digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, yaitu seperti di bawah ini:
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Yaitu ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Dibawah ini rumus rasio keuangan:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Netto x 100%

-Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Berbeda dengan gross profit margin, rasio untuk menghitung persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi seluruh biaya dan pengeluaran, termasuk bunga serta pajak.
Sederhananya, rasio tersebut mengukur tingkat kemampuan perusahaan di dalam mendapatkan laba bersih.

-Operating Income Ratio
Perhitungan tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan di dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Di bawah ini merupakan rumus rasio keuangan untuk operating income ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (HPP) – Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) / Penjualan Netto x 100%

-Earning Power of Total Investment
Mengukur kemampuan sebuah perusahaan di dalam mengelola modal yang dimiliki serta diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Perhitungan tersebut sebagai acuan investor maupun pemegang saham dalam mengukur tingkat keuntungan investasi yang ditanamkan dalam perusahaan.

Rumus rasio keuangan ini yaitu sebagai berikut:
Earning Power of Total Investment  = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Jumlah Aktiva x 100%
Return on Investment (ROI)
Menghitung kemampuan sebuah perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini yaitu laba bersih setelah pajak maupun earnings after tax (EAT)
Di bawah rumus rasio keuangannya:
Return on Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%

-Return on Equity
Kemampuan sebuah perusahaan di dalam mendapatkan laba bersih dengan berdasarkan ekuitas.
Di bawah ini rumus rasio keuangan untuk equity:
Equity = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Equity x 100%

-Return on Net Worth
Financial analysis ratio tersebut mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Di bawah ini rumus rasio keuangan untuk return on net worth:
Return on Net Worth = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x 100%
Perlu anda diingat, bahwa jika semakin tinggi nilai hasil perhitungan rasio profitabilitas maka akan semakin baik nilai keuntungan perusahaan.

3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana serta kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Terdapat dua jenis rasio solvabilitas yakni:

-Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio tersebut menunjukkan sejauh mana utang bisa ditutupi oleh aktiva. JIka semakin kecil rasionya maka akan semakin aman (solvable). Porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.

-Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Menunjukkan sebuah hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan,  besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri supaya beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Jika semakin kecil porsi utang terhadap modal, maka akan semakin aman.

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan memanfaatkan segala sumber daya yang dimilikinya. Di dalam financial ratio analysis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva. Dana lebih ini yang dimana dampak dari aktivitas rendah akan menjadi lebih baik apabila ditanamkan pada aktivitas yang lebih produktif.

-Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran hutang piutang digunakan untuk mengukur kualitas serta efisiensi tingkat perputaran piutang sebuah perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan tingkat penjualan dengan rata-rata piutang. Jika semakin tinggi rasionya, maka akan semakin baik kualitas serta efisiensi perputaran piutang perusahaan.

Di bawah ini merupakan rumus rasio keuangan untuk perputaran piutang:
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) = Penjualan / Piutang Rata-Rata x 100%
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur tingkat kualitas serta efisiensi perputaran persediaan sebuah perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu. Jika semakin tinggi rasionya, maka pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin efisien.
Di bawah ini merupakan rumus rasio keuangan untuk perputaran persediaan (inventory turnover):
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) = Penjualan / Persediaan x 100%

-Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini di gunakan untuk mengukur serta mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan. Sama seperti sebelumnya, jika semakin besar berarti akan semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetapnya.

Di bawah ini merupakan rumus rasio keuangan untuk perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) 
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%
Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)

Rasio ini juga akan melibatkan aktiva lancar serta aktiva tetap. Dimana semakin besar rasionya, maka akan semakin efektif perusahaan dapat memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi penjualan.

Di bawah ini merupakan rumus dari rasio keuangan ini:
Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover) = Penjualan / Total Aktiva x 100%
Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)
Rasio ini untuk mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam waktu satu tahun. Rumus rasio keuangan untuk perputaran rerata tagihan (average collection turnover) yaitu sebagai berikut
Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover) = Piutang x 365 / Penjualan x 100%

-Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yakni perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar terhadap suatu penjualan di dalam satu periode. Rumus rasio keuangan untuk perputaran modal kerja (working capital turnover) yaitu sebagai berikut
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) = Penjualan / (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) x 100%

5. Rasio Investasi (Investment Ratio)
Pengertian rasio investasi adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan di dalam memberikan kembalian  maupun imbalan kepada para pemberi dana, khususnya para investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari financial analysis ratio tersebut adalah mempunyai nilai manfaat bagi para investor sesuai dengan fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda