Analis kredit merupakan salah satu posisi yang menentukan keberhasilan perusahaan leasing atau perusahaan pemberi pinjaman kredit. Posisi ini menilai kualitas nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan, terutama situasi kondisi keuangan. Secara singkat, analis kredit adalah seseorang yang dapat mengkalkulasi resiko dan kemungkinan yang akan terjadi dalam proses pengajuan kredit. Nantinya, selama masa piutang, mereka juga akan memantau aktivitas kredit dan memastikan bahwa proses penagihan piutang berjalan dengan lancar. Mengingat semakin banyaknya perusahaan leasing yang hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup banyak orang, khususnya dalam hal pemberi pinjaman kredit, mari ketahui lebih lanjut mengenai apa itu analis kredit, tugas dan tanggung jawabnya, serta kemampuan dan keterampilan yang harus dimilikinya, Simak penjelasannya berikut ini!.
Sebutan analis kredit mengacu pada profesional keuangan yang menilai kelayakan kredit sekuritas, individu, atau perusahaan. Penilaian dapat dilakukan dengan meninjau histori keuangan, kredit, hingga keadaan kondisi keuangan untuk memperkirakan apakah peminjam dapat membayar pinjaman mereka ke depannya. Analis kredit juga didefinisikan sebagai profesi yang bertugas menganalisis data pinjaman dan pernyataan keuangan perorangan atau perusahaan untuk menentukan tingkat resiko peminjam yang berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjaman uang. Dalam hal ini, analis kredit juga bertanggung jawab menyiapkan laporan yang berisi informasi kredit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Bagi perusahaan yang akan memberikan kredit kepada calon debitur membutuhkan jasa profesional ini untuk menyelesaikan proses analisis kredit. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa uang yang dipinjamkan benar-benar bisa dikembalikan oleh peminjam dalam jangka waktu yang disepakati.
Berdasarkan pengertiannya, dapat terlihat seorang analis kredit mengemban beberapa tugas dan tanggung jawab yaitu: 1. Menganalisis Data Pinjaman Tugas utama seorang analis kredit adalah menganalisis data pinjaman dan laporan keuangan perorangan atau perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat resiko mereka yang terkait dengan peminjaman uang maupun perpanjangan kredit. 2. Membuat Perbandingan Keuangan Selanjutnya, analis kredit bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat perbandingan keuangan dengan menggunakan program komputer. Hal ini dilakukan untuk menilai situasi kondisi keuangan calon peminjam sehingga bisa disimpulkan apakah mereka layak untuk diberikan kredit atau tidak. 3. Memberikan Konsultasi untuk Calon Peminjam Seperti seorang konsultan, analis kredit juga harus bisa memberikan konsultasi pada calon peminjam, seperti menawarkan solusi apabila mereka mempunyai keluhan keuangan atau memeriksa transaksi keuangan dan kredit mereka. 4. Menyiapkan Laporan Analis kredit tentunya perlu menyiapkan laporan yang isinya mencakup tingkat risiko yang terlibat dengan perpanjangan kredit atau peminjaman uang. Data yang terdapat dalam laporan tersebut berguna apabila terdapat masalah pada debitur di masa mendatang. 5. Membandingkan catatan Likuiditas, Profitabilitas, dan Kredit Organisasi Terakhir, seorang analis kredit harus mampu membandingkan catatan mengenai likuiditas, profitabilitas, serta kredit suatu organisasi yang sedang dievaluasi, dengan organisasi yang serupa dalam industri dan lokasi geografis yang sama.
Pada dasarnya, hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang analis kredit adalah kemampuan dan keterampilan matematis. Namun, selain itu mereka juga dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan lain agar dapat bekerja secara lebih baik, yaitu: 1. Ilmu Dasar Akuntansi dan Keuangan Analis kredit harus menguasai ilmu dasar, prinsip, dan praktik ekonomi serta akuntansi. Mereka harus memahami cara kerja pasar keuangan, perbankan, laporan data keuangan, serta analisis yang mencakup analisis resiko, kuantitatif, maupun statistik. Oleh karena itu, para profesional di bidang ini pada umumnya memiliki latar belakang akademis di bidang keuangan, akuntansi, dan bidang sejenis yang terkait. 2. Penggunaan Komputer Seorang analis kredit akan sering bekerja dengan pengolahan angka. Di mana penggunaan tool atau software sangat membantu dan mempercepat proses pengerjaan, misalnya seperti SAS/SQL dan Python. Begitu pun tool yang sangat sederhana dari Microsoft Office, yaitu Microsoft Excel yang sangat memudahkan proses analisis data dengan cukup baik. Oleh karena itu, penting bagi seorang analis kredit untuk mampu menggunakan komputer dan beradaptasi dengan cepat penggunaan tool atau software tertentu. 3. Analytical Thinking Mengingat bahwa kredit merupakan hal yang sensitif karena berkaitan dengan uang, jadi kemampuan analytical thinking sangat diperlukan agar perhitungan dapat sesuai dan tidak merugikan kedua belah pihak. 4. Detail-Oriented Analis kredit harus memeriksa banyak pengajuan kredit dari klien. Pada umumnya, pengajuan kredit disertai dengan laporan keuangan klien. Dalam hal ini, pengajuan beserta laporan tersebut harus diperiksa dengan teliti. Dalam beberapa kasus, analis kredit juga harus datang untuk mengobservasi. Kegiatan tersebut memerlukan kemampuan dan memperhatikan detail yang baik untuk memastikan bahwa data yang didapatkan sesuai, tidak kurang, dan tidak salah. 5. Multitasking Kemampuan untuk mengerjakan banyak hal secara bersamaan merupakan keterampilan esensial yang wajib dimiliki oleh seorang analis kredit agar pekerjaan mereka dapat berjalan dengan cepat. Biasanya, mereka harus membuat laporan, memeriksa kelengkapan dokumen, melakukan survey langsung, hingga menganalisis dokumen keuangan setiap harinya. 6. Pemecahan Masalah Keterampilan memecahkan suatu masalah atau problem solving sangat dibutuhkan untuk posisi ini. Sebab, analis kredit diharapkan dapat membuat penanggulangan untuk setiap resiko yang telah dianalisis sebelumnya agar proses kredit klien dapat berjalan lancar dengan tanpa merugikan kedua belah pihak.
Ini merupakan prinsip yang paling krusial dalam perkreditan, khususnya bagi seorang debitur. Sebab, setiap tingkatan di dalamnya saling berhubungan dan dapat mempengaruhi pengajuan kredit. Prinsip 5C untuk analis kredit meliputi . 1. Character 2. Capacity 3. Capital 4. Collateral Prinsip 5P Selain prinsip 5C, terdapat prinsip 5P yang di dalamnya tentang lima poin berikut. 1. Party Merupakan metode penggolongan debitur dalam kelompok tertentu. Contohnya, kelompok karakter, kapasitas, kondisi, maupun modal yang dimilikinya. 2. Payment Menentukan kemampuan untuk membayar seorang debitur. Apakah debitur sanggup bayar atau tidak. Kemampuan membayar dapat dicek melalui data keuangan debitur. 3. Profitability Profitabilitas berbicara tentang keuntungan yang dapat dicapai, baik dari sisi debitur maupun kreditur. Perbandingan yang akan dilakukan adalah mengecek apakah sebaiknya kreditur memberikan kredit kepada debitur atau tidak sama sekali. 4. Purpose Tujuan debitur adalah untuk mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Apakah uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau adakah kaitannya dengan kegiatan sosial. Analis kredit perlu memastikan kembali kalau penggunaan dananya sesuai dengan tujuan semula. 5. Personality Merupakan kepribadian seorang debitur yang harus dibaca oleh analis kredit ketika seorang debitur mengajukan kredit. Terlepas dari kepribadian tersebut debitur terlihat seperti orang yang sudah melunasi pinjaman atau tidak. Prinsip 3R Prinsip yang terakhir adalah prinsip 3R, yaitu returns, repayment, dan risk bearing ability. Penjelasan dari ketiga prinsip ini sebagai yaitu: 1. Returns Merupakan penilaian terhadap hasil yang harus dicapai oleh debitur saat kreditur memberikan pinjaman. Apa hasilnya maksimal dalam arti menutupi biaya pelunasan kredit, membuat bisnis berkembang, atau malah sebaliknya? 2. Repayment Merupakan penilaian terhadap lamanya waktu pelunasan pinjaman yang dilakukan oleh debitur. Proses pelunasan dilakukan secara dicicil atau langsung dibayar lunas pada saat akhir periode? Analisis kredit yang macet perlu diterapkan di sini untuk menghindari terjadinya gagal bayar. 3. Risk Bearing Ability Kemampuan kreditur untuk menanggung risiko terburuk atas pinjaman yang diajukan oleh debitur. Jika usaha atau bisnis debitur berjalan dengan lancar, modal yang dimilikinya mumpuni, maka sangat kecil kemungkinan terjadi gagal bayar. Namun, pihak bank perlu melakukan analisis pemberian kredit terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa peran seorang analis kredit sangatlah besar bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Sebab, salah menilai dan mengkalkulasi resiko, perusahaan berpeluang untuk mengalami kerugian karena kredit yang macet. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk dapat mengelola keuangan dengan tepat.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..